Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mas`ud Thoyib
Jakarta: Padepokan Jawa Tengah TMII, 1989
306.42 MAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Duta Wacana University Press, 1992
306.42 RUW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
T.t.: Paguyuban Sutresna Wayang Rena Budaya, T.t.
791.53 RUW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nargis
"ABSTRAK
Studi mengenai perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di In_donesia sebelum kemerdekaan telah banyak ditulis,baik oleh sarjana Indonesia maupun sarjana asing. Studi yang telah dilakukan tersebut amat bermanfaat untuk mengetahui pasang surutnya peranan Islam dalam sejarah kebudayaan bangsa Indonesia.
Sesudah kemerdekaan, studi mengenai sejarah perkembangan kerajaan Islam belum banyak diungkapkan dan ini menarik minat para peneliti.
Banyaknya bekas-bekas kerajaan Islam tersebar di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia menunjukkan bahwa untuk penelitian bidang tersebut tersedia banyak bahan.
Kita ketahui bahwa pulau Jawa adalah pulau yang terpadat penduduknya di Indonesia dan mayoritasnya beragama Islam, pernah mempunyai beberapa kerajaan Islam seperti : Banten, Cire_ban, Demak, Pajang dan Mataram. Islam di pulau ini bercampur dengan budaya dan adat istiadat setempat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis mengadakan penelitian mengenai pengaruh Islam terhadap pelaksanaan...

"
1986
S13340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[?] PSWRB [?],
791.53 Pag r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yesy Wahyuning Tyas
"Skripsi ini berisi pembahasan tentang kandungan nilai dari makna simbolik Serat Tatacara Keraton yang merupakan bagian dari naskah Serat Abdi Dalem Keraton. Dibuat pada masa kepemimpinan Paku Buwono X. Tatacara yang diungkapkan dalam bentuk simbolik yang diberlakukan untuk para abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat selama bertugas di dalam keraton. Dengan metode teori Hermeneutik penulis melakukan analisis untuk mengungkap makna simbolik dan kandungan nilai di dalamnya, berdasarkan teori aktivitas sosial. Kandungan makna nilai digolongkan berdasarkan tiga hal: filosofis, religius dan profan. Hasil analisis menyatakan bahwa makna simbolik dan kandungan nilai di dalam Serat Tatacara Keraton merupakan kandungan intisari dari kebudayaan Jawa, sebagai kebudayaan yang adiluhung untuk memayu hayuning bawana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tradisi sungkem yang berlangsung sejak Sumuwun Paku Buwono Ke IV sampai sekarang masih dilaksanakanoleh kerabat Kraton karena mengandung nilai-nilai luhur yaitu menghormati dan memuliakan raja sebagai sesembahan para kawula....."
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susuhunan Pakubuwana IX
Semarang : Dahara Priza, 1991
899.222 PAK k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Moersid
"Masalah penelitian ini adalah relasi antara ruang, ritual, dan pemaknaan konsep kekuasaan oleh pendukung kultur Keraton Surakarta Hadiningrat Tujuan penelitian adalah mendeskripsilcan pemaknaan masyarakat di lingkungan keraton Surakarta Hadiningmt tentang ritual Tingalandalem Jumenengan. Selain itu juga dibuat deskripsl dari orientasi pelaksanaan ritual di dalam ruang pada saat ritual berlangsung. Setelah itu dibuat analisis struktur relasi antara ruang, ritual dan kedudukan raja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Metode pengumpulan data penelitian adalah wawancara mendalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi.
Temuan-temuan penelitian ini, yaitu (1) lokasi ritual yaitu pendapa Sasana Sewaka diteguhkan kesakralannya dengan tarian sakral Bedhaya Ketawang dan poros simbol kekuasaan yang berpusat di raja. Temuan penelitian ini menguatkan pendapat Ossenbruggen (1916), von Heine-Geldem (1982), Moertono (1985), dan Anderson (l99O), (2) ritual Tingalandalem Jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningmt merupakan sebuah upaya penguatan kekumsaan spiritual. Pada saat dimana konscp bins negara yang diterapkan kini hanya tinggal dalam artian simholik,karena Keraton Surakarta Hadiningrat kini tak lagi mcmpunyai kekuatan politik danbirokratis dalam konteks nasional, dcngan sendirinya raja hanya menjadi penguasa dalam aspek spiritual. Sebagaj kompensasinya, kekuasaan yang pudar harus diteguhkan melaiui ritual yang dilaKukan secara siklikal, (3) upaya penegasan KeKuasaan absolut, tunggal, dan tidak terbagi dinyatakan dalam ritual Tingalandalem Jumengan. Konsep ini disimbolisasikan dengan ungkapan ?Ngendi ana Surya Kembar tak ada dua matahari menerangi dunia, hanya ada satu yaitu raja yang duduk di tahta dhampar kencana. Kekuasaan merupakan esensi utama ritual Tingalandalem Jumenengan. Ritual ini menlpakan legitimasi kekuasaan raja dan menegaskan bahwa kekuasaan tidak terbagi, tunggal dan tidak ada dua penguasa.
Temuan penelitian ini menguatKan pendapat von Heine-Geldem (1982), Moertono (1985), dan Andemon (1990), (4) hadimya ruang temporal simbolik dalam hubungarmya dengan gerakan tarian salcral Beclhaya Ketawang menunjukkan adanya konsep ritual yang ?meruang?, yaitu mampu membentuk dan memberi makna pada ruang, menyatakan kekuasaan, mengkomunikasikan informasi dan menyimpan sistem-sistem nilai. Temuan penelitian ini ntienguatkan pendapat Mangunwijaya (1992) dan Rapoport (1979), (5) Ritual Tingalandalem Jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningrat menunjukkau adanya relasi antara Ruang, Ritual dan Konsep Kekuasaan. Struktur Ruang, tak bisa dipisahkan dari strulctur Ritual dan struktur Konsep Kekuasaau. Temuan penelitian ini menguatkan pendapat Lévi-Strauss (1963)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi uraian tentang tatacara mengadakan upacara ruwatan cara pedesaan, adapun yang diruwat adalah orang karubuhan dandang. Upacara dilakukan oleh dalang Ardaguna di kediaman Atmakarjana, seorang kamituwa di desa Maja, Pracimantara (Wanagiri). Di dalam teks ini diterangkan bahwa seseorang yang telah merobohkan dandang pada waktu dipakai untuk menanak nasi, maka orang tersebut harus diruwat. Tata cara ruwatan diatur dengan suatu ketentuan, antara lain: lakon wayang yang dipergunakan sebagai sarana meruwat adalah lakon Murwakala, yaitu kisah perjalanan Kala, anak Batara Guru mencari mangsa berupa manusia, salah satunya adalah orang yang telah merobohkan dandang tersebut. Dengan diadakan upacara ini, orang tersebut dapat terselamatkan dari ancaman Batara Kala. Naskah diperoleh Pigeaud dari Suparya di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1941. Keterangan referensi tentang upacara ruwatan dapat dilihat pada MSB/Pr.5, W.20a, 21; sedangkan tentang lakon Murwakala, dapat dilihat pada MSB/W.14,19,20b-c,22."
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.92-W 64.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>