Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 464 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Williams, Paul
London: Routledge, 1989
294.3 WIL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suzuki, Beatrice Lane
Ontario: Macmillan, 1969
294.3 SUZ m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asvaghosa, Arya Bhadanta
Jakarta: Lembaga Penerbit Pustaka Suci Mahayana, 1988
294.392 ASV m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dutt, Nalinaksha
London: Luzac, 1930
294.3 DUT a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bhiksu Dutavira
Jakarta: Pustaka Suci Mahayana, 1985
294.392 DUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
Jakarta: Kosa Kata Kita, 2016
811 MAN j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reichelt, K.L.
Shanghai : The Commercial, 1934
172 R 20
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
"Sejarah panjang hubungan sosial budaya Indonesia dan Malaysia telah memperlihatkan bahwa kedua bangsa ini
memiliki akar tradisi sosial-budaya yang sama. Ikatan emosional itu ternyata sama sekali tidak terganggu selepas
Perjanjian London tahun 1824 yang disepakati pemerintah kolonial Inggris dan Belanda. Meskipun perjanjian ini secara
politik telah membelah Kerajaan Melayu ke dalam dua wilayah politik yang berbeda, yaitu Singapura (Temasek) dan
Johor berada di bawah kekuasaan Inggris sedangkan Riau dan Lingga berada di bawah kekuasaan Belanda, hubungan
sosio-kultural masyarakat di wilayah semenanjung itu tetap berlangsung baik dan sama sekali tidak terganggu oleh
keputusan politik kedua pemerintah kolonial itu. Bahkan, ketika terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia, masyarakat di
wilayah itu tetap mondar-mandir melakukan hubungan sosial, budaya, dan perdagangan. Gerakan budaya ternyata
begitu penting bagi masyarakat di kawasan ini. Hal itu pula yang terjadi menjelang kedua negara memperoleh
kemerdekaan.
For a long period, the Indonesian and Malaysia relationship has proved the single root of socio-cultural tradition. Yet,
the London Treaty 1824, an agreement between the British and Dutch colonials, failed to split the emotional bond
between the two nations. Although this treaty successfully divided the Malay Kingdom into two different political
region, where Singapore (Temasek) and Johor was politically put under British rule while Riau and Lingga was put
under the Dutch, the socio-cultural communication among the people in those areas remained undisturbed by the
political decision of the two colonial rulers. Even, during the Indonesia-Malaysia confrontation period, the people were
persistently busy keeping their own business in the social, cultural and trade affairs. Hence, specifically since the day
prior to their independence, the cultural movement is considerably significant for the people in this region."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Liu, Cheng
Singapore: Pearson/Prentice Hall, 2005
624.15 LIU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siebert, Eleanor D.
New York: McGraw-Hill, 1982
540 SIE f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>