Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihaloho, Eva Beatrix
"Studi ini membahas pendegradasian plastik biodegradableberbahan dasar campuran pati dan polietilen selama pengujian dengan metode uji reaksi enzimatik, konsorsia mikroba dan pengomposan. Oleh karena polimer plastik konvensional sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme lingkungan maka diperlukan evaluasi biodegradabilitas ketika merancang polimer plastik baru untuk pemakaian plastik biodegradable. Biodegradabilitas plastik berbahan dasar pati tersebut diukur melalui bentuk fisik dan penurunan berat plastik tersebut yang direpresentasikan oleh hasil pengamatan secara kasat mata dan persentase degradasi. Pengujian dengan metode uji reaksi enzimatik menggunakan enzim αamilase dan konsorsia mikroba dilakukan dalam skala laboratorium. Proses pengomposan diikutsertakan dalam pengujian untuk mengetahui proses degradasi/dekomposisi plastik biodegradableberbahan dasar pati di lingkungan pengomposan. Hasil pengujian menunjukkan enzim αamilase mendegradasikan pati di dalam plastik berbahan dasar pati sebesar 18,74% untuk inkubasi selama 18 jam pada suhu 60°C. Hasil uji media cairan menggunakan konsorsia mikroba menunjukkan persentase degradasi plastik berbahan dasar pati tertinggi sebesar 34,43% pada minggu uji ke8 menggunakan konsorsia mikroba BioSAFERO. Sedangkan pada pengujian pengomposan persentasi degradasi tertinggi sebesar 26,14% pada minggu uji ke6.

This study discusses about the degradation of biodegradable plastics made from a mixture of starch and polyethylene during the test with the test methods of enzymatic reactions, microbial consortia and composting. Because of the conventional plastic polymers are difficult to be degraded by environment microorganisms it is necessary to evaluate biodegradability of plastic when designing new polymers for the use of biodegradable plastics. Biodegradability of plastic made from starch was measured through physical shape and weight decreasing of plastic which is represented by the observation by naked eyes and the percentage of degradation. Testing method with enzymatic reaction using αamylase enzyme and microbial consortia conducted in laboratory scale. The composting process is included in the testing to find out the process of degradation/decomposition of starchbased biodegradable plastics in composting environments. The test results showed the αamylase enzyme in degrading starch in starchbased plastics by 18.74% to inbucation for 18 hours at 60°C. The results of liquid media using microbial consortia shows the degradation percentage of starchbased plastic high of 34.43% for eight weeks test using BioSAFERO microbial consortium. While the testing of composting highest degradation percentage of 26.14% on the test to six weeks."
2011
S593
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vica Yunar
"Plastik konvensional yang saat ini beredar di Indonesia merupakan plastik yang sulit terurai di alam sehingga dapat menyebabkan permasalahan lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan solusi dengan mengganti plastik konvensional menjadi plastik biodegradable, yang salah satunya adalah plastik biodegradabel berbahan dasar campuran pati dengan polietilen. Pada skripsi ini membahas pendegradasian yang terjadi pada plastik biodegradabel berbahan dasar pati yang di uji dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode ASTM G21-09, uji mikroorganisme dan uji lapangan.
Hasil pengujian menggunakan 5 jenis kapang uji berdasarkan metode ASTM G21-09 menunjukkan bahwa pertumbuhan kapang dapat melingkupi 85% permukaan benda uji setelah 2 minggu. Kemudian pengujian mikroorganisme alami menghasilkan berat akhir benda uji setelah 8 minggu pengujian sebesar 71% dengan mikroorganisme air danau, 68% dengan mikroorganisme air sungai dan 56% menggunakan mikroorganisme tanah. Pada pengujian ini tidak menghasilkan perubahan bentuk benda uji. Sedangkan pengujian lapangan menghasilkan berat akhir benda uji setelah 8 minggu pengujian sebesar 0% pada perendaman air sungai dan air danau dan 58% pada penguburan di dalam tanah. Pada pengujian ini terjadi perubahan bentuk benda uji.

Conventional plastics, which are widely used in Indonesia, do not easily decompose in nature and as a result may cause environmental concerns. Therefore a solution is needed to change from conventional plastics to a more biodegradable form of the similar material, one of which is plastic made from a mixture of starch with polyethylene. This thesis discusses the degradation that occurs in starch-based biodegradable plastics as tested using three different methods: the ASTM G21-09 method, microorganism testing, and field testing.
Test results using five types of test mold that are based on the ASTM G21-09 and indicate that the mold growth may cover 85% of the surface of the specimen after two weeks. Afterwards, natural microorganism testing produced a final weight for the specimen after eight weeks of testing. The results were 71% with lake microorganisms, 68% with river microorganisms and 56% using microorganisms from soil. These tests did not produce a change in the shape or form of the specimen. While field testing produced the final weight of the specimen after 8 weeks at 0% after submersion in river and lake water, specimen buried in soil was at 58%. The specimen changed form during this experiment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1349
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadia Rahmawati
"Ampas singkong merupakan limbah padat singkong yang tidak dimanfaatkan lagi, dengan penambahan PVac sebagai perekat dan gliserol sebagai plastisizer diharapkan mampu menghasilkan plastik biodegradable yang mudah terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kekuatan tarik dari plastik biodegradable berbahan dasar ampas singkong. Ampas dan PVac divariasikan dengan perbandingan 9:1; 8:2; 7:3 dan 6:4. Hasil pengujian tarik menunjukkan, plastik 6:4 mempunyai kekutan tarik 0.1019 ± 0.339 dan regangan maksimum 26.178%. Sedangkan plastik 9:1 kekuatan tarik dan regangan maksimumnya, 0.1659 ± 0.035 dan 22.386%.

Cassava waste can be used with the addition of PVac (as bonding agent) and glycerol (as plastisizer) to make a biodegradable plastics. This research investigated the physical characteristic and tensile strength of cassava waste based biodegradable plastics. Cassava waste and PVac ratio were varied into 9:1, 8:2, 7:3 and 6:4. Tensile test showed that 6:4 ratio, tensile strength 0.1019 ± 0.339 and maximum strain 26.178%. Furthermore 9:1, tensile strength and maximum strain were 0.1659 ± 0.035 and 22.386%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunda Amalia
"Plastik yang terbuat dari bahan-bahan petrokimia sulit diuraikan oleh mikroba dan pada akhirnya terjadi penumpukan dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan plastik biodegradable yang mudah diuraikan. Kitosan merupakan salah satu polimer alami yang mempunyai kemampuan sebagai agen antimikroba. Dengan penambahan bahan lain seperti nanoselulosa dan agen antimikroba lain diharapkan dapat menyempurnakan sifatsifat dari kitosan tersebut. Dalam penelitian ini telah berhasil dibuat plastik film dari bahan kitosan dan nanofibril selulosa dari serat daun nanas dengan penambahan minyak kencur sebagai agen antimikroba. Nanofibril selulosa (NFS) yang digunakan dalam penelitian ini diisolasi dari serat daun nanas dengan perlakuan kimia dan mekanik menggunakan alat Ultra Fine Grinding. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan NFS terhadap sifat mekanik, laju transmisi uap air, sifat optik dan thermal serta efek penambahan minyak kencur terhadap sifat antimikroba dari film komposit. Pengamatan TEM terhadap nanofibril selulosa (NFS) menunjukkan ukuran diameter fibril sekitar 20 nm. Penambahan NFS meningkatkan nilai kuat tarik, meningkatkan kristalinitas dan menurunkan nilai laju transmisi uap air dari film komposit kitosan. Selain itu juga dilakukan analisa XRD, UV-Vis, TGA, SEM dan FTIR terhadap film komposit. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antimikroba terhadap film komposit yang telah ditambahkan minyak kencur. Dari pengujian tersebut dihasilkan daya inhibisi pada bakteri E. coli dan S. aureus tersebut meningkat dengan penambahan minyak kencur ke dalam film komposit.

Plastics made from petrochemiccal materials are difficult to degraded by microbes and ultimately build up and pollute in the environment. Therefore, we need to developed a biodegradable plastic which is easy to degradate by nature. Chitosan is one of the natural polymer that has the ability as an antimicrobial agent. The addition other material such as nanoselulose and other antimicrobial agents, it is hoped that it can improved the properties of chitosan film. In this research, we have successfully made film plastic from chitosan and nanofibril cellulose material from pineapple leaf fibers with the addition of Kamepferian Galanga L essensial oil as an antimicrobial agent. Nanofibril cellulose (NFS) used in this study was isolated from pineapple fiber with chemical and mechanical treatments using Ultra Fine Gridning tool. This research is to study the effect of NFS addition to mechanical, optical, water vapour transmission rate, thermal properties and also the effect of Kamepferian Galanga L essensial oil to antimicrobial properties of composite film. The TEM observation of cellulosic nanofibrils (NFS) shows fibril diameter is around 20 nm. The addition of NFS increases the tensile strength, crystallinity and water vapor transmission rate of the chitosan composite film. In addition analysis of XRD, TGA, SEM and FTIR of composite films were also performed. Furthermore, the antimicrobial activity has been conduct the composite film with the addition of Kamepferian Galanga L essensial oil. From the test the inhibitory zone of E. coli and S. aureus bacteria is increased by adding Kamepferian Galanga L essensial oil into composite film."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Saefumillah
"Kopolimerisasi cangkok asam akrilat pada film polietilen kerapatan rendah (LDPE) dengan metode ozonisasi untuk pembuatan membran penukar ion telah berhasil dilakukan. Ozonisasi dilakukan pada film LDPE yang telah dialiri udara pada temperatur 50°C dalam penangas gliserol selama 1 jam. Pengaruh parameter percobaan terhadap persen kopolimerisasi cangkok dipelajari melalui variasi waktu ozoniasasi, ketebalan film, konsentrasi asam akrilat, temperatur, waktu reaksi dan penambahan garam Mohr dan asam sulfat. Karakterisasi sifat film polietilen (PE) awal dan PE yang telah dikopolimerisasi cangkok dengan asam akrilat (PE-g-AA) dilakukan dengan mengamati perubahan ketebalan (thickness meter), morfologi penampang lintang (SEM), spektrum absorpsi infra merah (FTIR), titik leleh (DSC), stabilitas termal (DTAITGA), kristalinitas (XAD), serta kapasitas dan selektivitas penukaran ion (AAS).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa parameter reaksi pada film LDPE 50 µm, diperoleh kondisi reaksi yang menghasilkan persen kopolimer cangkok yang tinggi dengan waktu ozonisasi 30 menit, waktu reaksi 60 menit, konsentrasi asam akrilat 40 %, temperatur 110°C. Pada percobaan dengan penambahan garam Mohr dan asam sulfat, persen kopolimer cangkok yang dihasilkan menjadi menurun. Film PE-g-AA memiliki ketebalan yang lebih besar dibanding film PE awal. Pengamatan dengan SEM menunjukkan bahwa ketebalan bagian film PE yang mengalami kopolimerisasi Bangkok semakin meningkat dengan meningkatnya persen kopolimerisasi cangkok Pada film PE-g-AA dengan persen kopolimerisasi cangkok sekitar -160 %, kedua jenis film menunjukkan ketebalan bagian yang tercangkok relatif sama, 18,8 um pada kedua sisi film LDPE awal 50 gm dan 16,8 gm pada kedua sisi film LDPE awal 100 gm. Spektrum absorpsi FM menunjukkan munculnya gugus karbonil dan gugus hidroksil yang berasal dari asam akrilat yang dikopolimerisasi cangkok.
Kurva termogram DSC PE awal dan PE-g-AA menunjukkan penurunan entalpi pelelehan dan munculnya dua puncak endotermis baru, sedangkan titik leleh tidak banyak berubah. Kurva termogram DTAITGA menunjukkan stabilitas dekomposisi termal film PE-g-AA yang menurun dari pada film PE awal. Kurva difraktogram Sinar-X menunjukkan penurunan kristalinitas film PE-g-AA dibandingkan dengan PE awal, sejalan dengan meningkatnya persen kopolimerisasi cangkok. Kapasitas penukaran ion Cue pada pH 4,0 meningkat sejalan dengan meningkatnya persen kopolimerisasi cangkok. Kapasitas penukaran ion tertinggi diperoleh pada persen kopolimerisasi cangkok 317,69%, sebesar 7,72 meklg. Pada pH 4,0-6,0 film PE-g-AA lebih selektif terhadap ion Cu`t dan pada ion Ni'+ dan Coy .

Ion Exchange Membrane : Synthesis and Characterization of Acrylic Acid Grafted Onto Low Density Polyethylene (Ldpe) Film by Ozonization MethodGraft copolymerization of acrylic acid (AA) as ion exchange membrane into low density polyethylene (LDPE) film has been studied by using ozonization methode. The ozonized PE was treated with aqueous solution of AA.. The percentage of grafting was determined as fnnctiot of ozonization period, film thickness. monomer concentration. temperature and reaction period. PE- AA f i l m n was characterized by FTIR. SEM, DSC. DTAITGA, XRD and exchange capacity and selectivity towards Cti2 . co 2+ and Ni + ions.
It gas result that the highest of graft copolymerization percentage attained lirr LDPE film with 50 tun thickness within 30 minutes ozonization period, 60 minutes reaction time, 40% acrylic acid and 110"C. The experiment with Mohr salt and sulfuric acid addition showed the decrease of graft copolymerization percentage. With SEM photo PE and PE-g-AA film, it was observed that the increase of' percentage of grafting is followed by the increase of film thickness. 1=TRR spectra showed characteristic of absorption band on wavelength 1730 cni Ibr stretching vibration carbonyl group (C=0) and 3000-3500 cm l for stretching vibration of hydroxyl group (O--1) for both from acrylic acid grafted onto polyethylene film.
The DSC thermogram curve of PE and PE-g-AA film showed the decrease of the melt-enthalpy and appeared two endothermic peaks at 230"C and 350"C. The TGA thermogram curve showed the decrease of stability of thermal decomposition for PE-g-AA than PE film. From X-ray difTractogram curve was showed the decrease of crystalinity of PE-g-AA than PE film. High exchange capacity towards Cu2 + ion was shown. PE-g-AA film with degree of grafting of 317.69% showed exchange capacity of 7,72 meg/g and the binding copper ions were distributed homogenously in the film surface. Good selectivity towards Cu" ion was attained at p1-i range 4.0-6,0 with coefficient of distribution 1.80.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Srifiana
"Mikrokapsul merupakan partikel kecil mengandung zat aktif yang dikelilingi oleh suatu bahan penyalut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul yang mengandung ketoprofen dengan menggunakan dua metode yaitu koaservasi dan semprot kering kemudian mengkarakterisasi mikrokapsul tersebut. Pragelatinisasi pati singkong (PPS) digunakan sebagai bahan penyalut pada metode koaservasi dan pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt) digunakan sebagai bahan penyalut pada metode semprot kering. Mikrokapsul yang diperoleh dari kedua metode tersebut kemudian dikarakterisasi meliputi rendemen proses, bentuk dan morfologi, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, indeks mengembang, analisis gugus fungsi, dan profil pelepasan obat. PPSFt yang digunakan memiliki derajat subsitusi sebesar 0.0541 dan larut dalam medium basa. Mikrokapsul yang dibuat dengan metode koaservasi memiliki bentuk yang tidak sferis dan berongga dengan efisiensi penjerapannya sebesar 20.27% ± 1.82. Sementara itu, mikrokapsul yang dibuat dengan metode semprot kering memiliki bentuk yang hampir sferis dengan permukaan cekung dan memiliki efisiensi penjerapannya sebesar 80.22% ± 9.18.
Hasil pelepasan obat menunjukkan bahwa selama 8 jam sebesar 8% ketoprofen dilepaskan dalam pH 1.2 dan sebesar 18% dilepaskan dalam pH 7.4 dari mikrokapsul yang dibuat dengan metode koaservasi. Sementara itu, ketoprofen dilepaskan selama 8 jam sebesar 5% dalam pH 1.2 dan 25% dilepaskan dalam pH 7.4 dari mikrokapsul yang dibuat dengan metode semprot kering. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mikrokapsul yang dibuat dengan kedua metode tersebut dapat menahan pelepasan obat sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sediaan lepas lambat.

Microcapsules are a small particles containing a core material surrounded by a coating or shell. The aim of this study was to prepare microcapsules containing ketoprofen by coacervation and spray drying methods, and then characterize them. Pregelatinized cassava starch (PCS) and pragelatinized cassava starch phthalate (PCSPh) were used as coating materials in coacervation and spray drying microencapsulation, respectively. The obtained microcapsules were then characterized, including its yield, shape and morphology, drug-loading efficiency, particle size distribution, swelling index, functional group analysis, and drug release profile. The used PCSPh had substitution degree of 0.0541 and dissolved in basic aqueous medium. Microcapsules prepared by coacervation method were a irreguler shaped and hollow surface and the entrapment efficiency was 20.27% ± 1.82. Otherwise, the spray dried microcapsules showed a nearly-spherical-shape with biconcave surface and the entrapment efficiency was 80.22% ± 9.18.
The release study results showed that within 8 hours ketoprofen released from the coacervation microcapsules at pH 1.2 and pH 7.4 were 8% and 18%, respectively. Besides, ketoprofen released from spray-dried microcapsules within 8 hours at pH 1.2 and pH 7.4 were 5% and 25%, respectively. In conclusion, the microcapsules prepared by both methods could extent the drug released, thus it may be possible to be used for a sustained release device.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericco Janitra
"Penelitian mengenai plastik biodegradable sebagai pengganti plastik konvensional telah banyak dilakukan. Pada penelitian ini pati singkong digunakan sebagai matriks plastik dan dikombinasikan dengan hibrid filler yang terdiri dari CMC eceng gondok dan Polivinil Alkohol (PVA). CMC eceng gondok terlebih dahulu disintesis melalui tahap isolasi selulosa eceng gondok dan tahap reaksi sintesisnya. Kedua filler tersebut ditambahkan untuk meningkatkan properti mekanik dari plastik biodegradable. Pertama, gliserol sebagai plasticizer bersama dengan CMC eceng gondok dan PVA akan didispersikan dalam air demineralisasi dengan bantuan ultrasonic processor. Kemudian, pati singkong dimasukkan kedalam campuran lalu dipanaskan sampai kondisi gelatinasinya tercapai. Campuran tersebut dicetak dan dikeringkan menggunakan oven.
Hasil penelitian menunjukkan persentase optimum filler yang digunakan agar menghasilkan kekuatan mekanik yang tinggi adalah 30% dari massa pati dilihat dari nilai kuat tarik dan modulus young sampel 1,5 PVA. Komposisi hibrid filler yang menghasilkan bioplastik paling kuat adalah 50% PVA dan 50% CMC eceng gondok dilihat dari hasil uji mekanik sampel 5PVA : 5CMC, dengan kuat tarik 16,19 MPa dan modulus young 197,97 MPa. Hasil soil burial test selama 6 hari, menunjukkan PVA menurunkan laju degradasi dari plastik berbasis pati singkong sebesar 8,3%, sementara CMC eceng gondok meningkatkan laju degradasi plastik berbasis pati singkong sebesar 5,66%.

Research about the biodegradable plastic as a subtutite of the conventional plastic have been be conducted since a few years ago. In this research, cassava starch are used as the matrix of the plastic and are combined with the hibrid filler that consist of CMC water hyacinth and PVA. CMC water hyacinth first synthesized through a phase of water hyacinth cellulose insulation and synthesis reaction stage. Both of the filler are added to improve mechanical properties of the biodegradable plastic. First, gliserol as a plasticizer together with CMC water hyacinth and PVA are dispersed in demineralized water use ultrasonic processor. Then, cassava starch are poured into the mixture then it is heated until the gelatination condition is reached. That mixture is casted and dried use oven.
The result showed the optimum percentage of filler that is used to produce a high mechanical strength is 30% of the massa of starch views of the value of tensile strength and Young?s modulus of 1,5PVA sample. The composition of hybrid filler that produces the most powerful bioplastic is 50% PVA and 50% CMC water hyacinth seen from the results of mechanical tests of samples 5PVA : 5CMC, with a tensile strength of 16,19 MPa and 197,97 MPa Young?s modulus. results of Soil Burial Test for 6 days, showed PVA reduce the rate of degradation of cassava starch ?based plastics by 8,3%, while CMC water hyacinth increase the degradation rate of cassava starch ? based plastics by 5,66%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Catur AI
"ABSTRAK
Dailzm memasuéi era cfigitafrsasi efeétronié cénvasa ini, Eeéutufian aléan yerangkat yang semaéin 'ringéas dim sedérnamz sa-ngat cfiperfukan.
;$a&1H satu yenuryang yarangéat tersefiut ada&li jléisxfef TCB (iprintecf Circuit 1?0¢I1'¢{). De-ngan _fungsinya seéagai _pengfiantar arus dalizm trap -ra-ngéaian tan_pa teguutus -maéa cfifiutuliéan suatu, meaG`a Eondiaétor tetryvi ma-myu menwnulii yersyaratan f£EeEsi6f£¥ta_s yang diéatufiéan. Dengan 5erEe'm1'5angnya teén0[ogi1feEayasaye1-mu/éaan, Eita mamjm menguéafi syfat yermuéaan !ém5a1'an _pQu*i£ _pofietdén tramyarant aizri z1saEzto?r vnevyadi Eomfuétm' dimgan meézyfsfan niéef secara céétroéas d21n|d"r12ugut.?an c£angan yelhyisan tem.6aga seccrra eié Etrqplating.
Da&zm menentu§an Ee6c1'liasi!21n_prosas_pe.f£z}>isan terse5ut, 6e5e'raya Eamfisi dizlam tafzayan /Eritis seyertiyrases etsa, etéétroézs dim e!2zE1~rry:»&zting Harus diyerliatiéan. ftsa seéagai takap a1vaIyersfa_pan untufi ?rruzmEentu£
_porfporiyermuéaan se6agai tempat iliatan inti fbgam Eatafis c&Ln c£é£tro&s seéagai ta£a_pa:n yengendayan niéef sefanjutnya sangat diyengaruhi oféii -waétu dim temperafur. iE£éEtrry:&1ting yang c{i£21£u»?an untué memyerteéaf éayzlsa-n fiasif dizri eléétrolés sangat cfiyengarulii oléh Eesarnya rapat arus yang rfgamaéan.
?r0ses etsa yang 5er@5x1ian aléan menye-:6a5»?an distorsiyaaia samye(
yang dayat menye5a5Ean yecafmya fuvrlf l21_p11s°an niéel' yang ter5ent?u§.
Troscs elkétroéizs yang Eurang a§an mengfasifian Jve(2z._pz1ran yang Ewrang 'merata yada yermuéaan. Troses efeiit-rqplizting cééngan rapat arm' yang Eurang aéan 'n1engfiasi{Ean Qzyvisan tem6aga yang tidafi mzrata, secézngéan rayat ara.: yang terlizfu Eesar aléan -menyeéaééan Qzyxlvan tamyaé teréaéan.
Dari Rasifpencfitian, didayatéan Eaii-wa iionrfsi qptimum proses etsa yang cfiéléuéanpah temyeratur 60-65°C afwapai é1@1??I. waétu. 6 menit ofengan anémya Eefii&zngan Eerat se5esar 0,0045 gram. ?Untu.E _proscs eéétrofes yang ¢{i&1EuEanyad21 tem_peratur 40-4 5"C1 éandisi cyatimum clicapai zfafam ?waétu 3 menit ciimgan Eerat Qyofsan ni.?e£` yang cGH.a_si{Qan seéesar 0,0021 gram. Sedangfian untulé _proses e[e.?t'rcyJ&¢ting yang a"z£21EuEan seézma IS menit, »E0nd`|.si qptimum dica_pa.i cléngan menggu.na§an rapat arus seéesar 0,04 A/c~m=.

"
2001
S41565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pretty
"Agregat ringan buatan HDPE adalah agregat ringan yang mempunyai berat jenis (specific gravity) ringan, dibuat dari hasil daur ulang plasik shampo HDPE. Agregat ini dapat digunakan sebagai pengisi beton ringan menggantikan fungsi agregat ringan alami.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh berat jenis agregat ringan sebesar 0,949, absorpsi sebesar 1,681%, nilai keausan agregat sebesar 5,16%. Dari Beton ringan yang dihasilkan dengan campuran agregat ringan hasil daur ulang botol shampo HDPE, diperoleh nilai kuat tekan rata-rata beton sebesar 10,162 kg/cm2, nilai kuat tarik 1,282, nilai modulus elastisitas 4684,48 dan nilai poisson - s ratio sebesar 0,151. Berdasarkan nilai diatas agregat ringan daur ulang plastik shampo HDPE dapat diaplikasikan sebagai pengisi untuk beton ringan struktural ringan."
2009
S50477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>