Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Kurniasih
"ABSTRAK
Bermain merupakan sarana belajar utama bagi anak prasekolah. Bermain memberi
kesempatan pada anak untuk berinteraksi langsung dengan suatu obyek sehingga membantu
mereka memahami berbagai konsep dan mengalami emosi positif yang berkaitan dengan
obyek. Jadi, disusun hipotesa bahwa bermain dapat dijadikan metode pembentukan sikap
positif terhadap membaca pada anak TK yang terdiri dari dua aspek, yaitu aspek kognitif
(konsep tentang membaca) dan aspek afektif (perasaan suka terhadap membaca).
Anak yang baru belajar membaca perlu mengetahui konsep-konsep tentang apa
yang dipelajarinya agar tidak mempersepsi kegiatan tersebut sebagai sesuatu yang asing dan
misterius. la perlu memiliki konsep tentang apa itu membaca, bagaimana cara kerjanya, serta
tujuan dan manfaat yang bisa didapat. Anak perlu memiliki perasaan suka terhadap membaca
agar anak rela dan antusias mempelajari dan menerapkannya. Jadi secara keseluruhan, sikap
positif mendukung dan mempermudah pembelajaran membaca sekaligus membimbing anak
ke arah kegemaran membaca.
Efektivitas metode bermain umuk membentuk sikap positif terhadap membaca diuji
secara eksperimental dengan nonrandomized pre-posttest control group design. Dua puluh
empat anak TK B menjadi subyek penelitian, 12 sebagai kelompok eksperimen dan 12
sebagai kontrol. Kelompok eksperimen mengikuti program bermain selarna 15 hari dengan
Iama tiap sesi sekitar 30 menit. Kegiatan bermain bersifat terarah dan terbimbing dengan
melibatkan unsur bacaan atau kegiatan membaca. Pengukuran jumlah konsep akurat tentang
membaca dan perasaan suka terhadap membaca diukur pada seluruh subyek sebelum dan
sesudah program dijalankan.
Pengujian gain score dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan peningkatan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada aspek kognitif maupun aspek
afektif. Dengan demikian bermain terbukti efektif untuk membentuk sikap positif terhadap
membaca pada anak TK.
Meskipun hasil tersebut mendukung hipotesa yang diajukan, penelitian ini memiliki
kendala keterbatasan generalisasi. Jumlah sampel yang kecil dan tidak dilakukannya
randomisasi mengandung kemungkinan sampel kurang representatif terhadap populasi. Jadi
generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada bagian populasi anak TK yang mempunyai
karakteristik relatif sama dengan sampel penelitian."
1997
S2668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Yus
Jakarta: Kencana Prenada Media , 2011
372.218 ANI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Wahyuni
"Taman Kanak-kanak R.A Madinatun Naja merupakan sekolah pra-formal dengan dominasi kegiatan eksplorasi luar ruangan dan rutinitas makan bersama sebagai satu rangkaian setiap harinya. Sehingga rutinitas mencuci tangan bukan lagi merupakan sebuah pembelajaran namun sudah menjadi suatu kebutuhan. Penelitian ini meneliti seberapa efektif penyuluhan dilakukan kepada murid-murid dengan kisaran usia 4-6 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest- Posttest with Control Group. Terdapat 3 populasi penelitian : Play group, TK A, dan TK B. Penelitian dilakukan terhadap perubahan perilaku mencuci tangannya pada sebelum (Pre-test) dan sesudah (Post-test) dilakukan penyuluhan pada tiga waktu pengamatan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan penyuluhan yang dilakukan memberikan perubahan perilaku mencuci tangan yang signifikan pada ketiga populasi penelitian dan tingkat inisiatif mencuci tangan pada populasi TK B paling tinggi dibanding populasi lainnya dengan metode penyuluhan yang efektif yaitu diskusi dua arah.

Madinatun Naja Kindergarten is a pre-formal school with domination of outdoor exploration and routines activities such as eats together as a sequence activity every day. Therefore, routine hand washing shall be no longer as learning but shall become a necessity. This research is to show effectiveness of counseling to students at the range age 4-6 years. This research method is pretest and post test experimental with control group. There are three populations as a sample: Play group, Kindergarten A and B. In this research, we observe behavior of hands washing before and after counseling in three observations. The most effective was kindergarten B compared to other sample populations. Meanwhile, the most effective method in that population was two way discussions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Hapsari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Rizkiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas program pelatihan KASTURI (Sikap Positif Guru Inklusi) untuk meningkatkan sikap positif terhadap pendidikan inklusif pada guru Taman Tanak-Kanak (TK) inklusi. Desain penelitian ini adalah two-group pretest-posttest design. Partisipan dari penelitian ini adalah guru dari dua TK Negeri inklusi yang berbeda, yang dibagi menjadi kelompok kontrol (n=6) dan kelompok eksperimen (n=7). Pelatihan KASTURI berlangsung selama 5 hari dalam 1 sesi pembuka, 5 sesi materi, dan 1 sesi penutup. Topik yang dibahas dalam pelatihan in adalah konsep pendidikan inklusif, siswa berkebutuhan khusus, collaborative work, empati, dan Individualized Education Program (IEP). Untuk mengetahui efektivitas program pelatihan KASTURI, sikap guru diukur dengan menggunakan alat ukur the Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES) oleh Mahat (2008) dan diadaptasi untuk guru PAUD (Rizkiah & Kurniawati, 2019). Hasil analisis efek perbedaan skor pre-test dan post-test MATIES VI antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kedua kelompok di semua komponen sikap guru, yaitu kognitif (p=0,000), afektif (p=0,008), dan konatif atau perilaku (p=0,000). Terdapat peningkatan skor yang signifikan pada kelompok eksperimen sesudah diberikan pelatihan pada komponen sikap kognitif (Mean Difference/MD=6,286; p<0,05), sikap afektif (MD=9,143; p<0,05) dan sikap konatif (MD=4,714; p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa program pelatihan KASTURI efektif untuk meningkatkan sikap positif guru TK terhadap pendidikan inklusif. Implikasi dari temuan ini dibahas dalam kaitannya dengan hasil penelitian- penelitian lain yang relevan dan saran bagi intervensi untuk guru TK inklusi di Indonesia.

This study aimed to examine the effectiveness of the KASTURI (Positive Attitude of Inclusive Teachers) training program for inclusive kindergarten teachers. The study used a two-group pretest-posttest design. The participants were teachers from two different inclusive public kindergartens, divided into a control group (n = 6) and an experiment group (n = 7). The KASTURI training lasted for 5 days, which consisted of 1 opening session, 5 training sessions, and 1 closing session. Topics delivered in the training were related to the concept of inclusive education, students with special needs, collaborative work, empathy, and Individualized Education Programs (IEP). Teachers’ attitudes were measured by Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES) by Mahat (2008), adapted for preschool teachers (Rizkiah & Kurniawati, 2019). Analysis on pre-test and post- test scores of MATIES VI between study groups showed significant difference (p <0.05) between the two in all three components of teacher’s attitudes, namely cognitive (p = 0.000), affective (p = 0.008), and conative or behavioral component (p = 0.000). Experiment group’s attitude scores increased significantly in the cognitive (Mean Difference / MD = 6.286; p <0.05), affective (MD = 9.143; p <0.05) and conative component ( MD = 4.714; p <0.05). These findings show that the KASTURI training program is effective in enhancing inclusive kindergarten teachers’ positive attitude towards inclusive education. The implications of these findings are discussed in relation with other relevant studies and intervention suggestions for inclusive kindergarten teachers in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khadijah
"Rendahnya keberanian mengambil risiko dapat menghambat guru TK dalam mengembangkan diri, memanifestasikan potensi kreatifnya dengan mencoba pendekatan pembelajaran baru, menciptakan lingkungan belajar yang inovatif, menarik, menyenangkan, dan mudah dipahami. Melalui keberanian guru dalam mengambil risiko, guru TK dapat mengembangkan pemahaman pada self-concept, self-esteem, dan self-efficacy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan pengambilan risiko dalam meningkatkan pemahaman guru TK mengenai pengembangan keberanian mengambil risiko. Sampel dilakukan kepada 36 guru TK dengan teknik purposive sampling. Metode penelitian ini menggunakan desain one group pre-test post-test. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur pengambilan risiko yang dikembangkan oleh peneliti dan diukur sebelum, sesudah, serta dua pekan setelah pelatihan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Repeated Measures ANOVA. Pendekatan pelatihan menggunakan experiential learning dengan menggunakan berbagai metode seperti permainan, diskusi, dan psikoedukasi. Pelatihan dilakukan selama dua hari yang terdiri dari 3 sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan “Pengambilan Risiko” efektif dalam meningkatkan pemahaman guru tentang mengembangkan keberanian mengambil risiko dalam proses pengajaran, yaitu dengan tingkat signifikansi 0,019. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah untuk mengembangkan program pelatihan serupa bagi guru, serta sebagai dasar bagi sekolah untuk merancang kebijakan yang mendukung pengambilan risiko dalam proses pengajaran.

A lack of risk-taking courage can hinder a kindergarten teacher's personal development, limiting the expression of their creative potential through new teaching approaches and the creation of an innovative, engaging, enjoyable, and easily comprehensible learning environment. By fostering teachers' courage to take risks, kindergarten teachers can develop an understanding of self-concept, self-esteem, and self-efficacy. This study aims to determine the effectiveness of risk-taking training in enhancing kindergarten teachers' understanding of developing risk-taking courage. The sample consisted of 36 kindergarten teachers selected through purposive sampling. This study employs a one-group pre-test post-test design. The effectiveness was measured using a risk-taking assessment tool developed by the researchers, evaluated before, immediately after, and two weeks post-training. Data analysis was performed using Repeated Measures ANOVA. The training approach utilized experiential learning through various methods, including games, discussions, and psychoeducation. The training was conducted over two days, comprising three sessions. The findings indicate that the “Risk-Taking” training is effective in enhancing teachers' understanding of developing risk-taking courage, with a significance level of 0.019. These results can serve as a scientific reference for developing similar training programs for teachers and as a foundation for schools to design policies supporting the implementation risk-taking in the teaching process."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathiffida Noor Jaswandi
"Penerimaan anak reguler terhadap anak dengan disabilitas sejalan dengan pengetahuan anak mengenai disbailitas. Upaya dalam menumbuhkan penerimaan terhadap anak dengan disabilitas adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai disabilitas melalui buku cerita bergambar mengenai disabilitas. Penyusunan buku bergambar dalam penelitian ini berisi mengenai informasi yang berkitan dengan disabilitas. Tokoh dalam buku cerita bergambar yang telah disusun digambarkan sebagai tokoh disabilitas dengan memberikan karakteristik khusus pada disabilitas yang dikenalkan dalam konten buku. Pembacaan buku cerita bergambar mengenai disabilitas dengan menggunakan teknik bercerita dialog reading. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas buku cerita bergambar. Dalam meningkatkan pengetahuan anak usia 5-6 tahun mengenai disabikitas. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang diberikan achievement test. Pengukuran terhadap pengetahuan anak mengenai disabilitas tersebut dilakukan pada saat pretest dan posttest serta follow-up 1 minggu setelah diberikan intervensi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada anak usia 5-6 tahun setelah dilakukan pembacaan buku cerita bergambar mengenai disabilitas.

Acceptance of regular children to children with disabilities is in line with the childs knowledge of disability. Efforts to foster acceptance of children with disabilities is to provide knowledge about disability through picture books about disability. The compilation of picture books in this study contains information related to disability. The figures in the illustrated story books that have been compiled are described as disability figures by giving special characteristics to the disabilities introduced in the book content. The reading of a picture story book about disability using reading dialogue storytelling techniques. This study aims to examine the effectiveness of picture story books. In increasing the knowledge of children aged 5-6 years about disability. Measuring instrument used to measure the level of knowledge based on knowledge provided by the achievement test. Measurement of children's knowledge about disability is done at the pre-test and post-test and follow-up 1 week after the intervention is given. The results obtained indicate that there is an increase in knowledge in children aged 5-6 years after reading a picture story book about disability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfadilah
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini timbul trend baru di kalangan masyarakat
(khususnya orang tua dari anak usia taman kanak-kanak), dimana aspek
kognitif anak mendapat perhatian yang lebih besar untuk dapat dikembangkan
pada pendidikan taman kanak-kanak (TK), dibandingkan aspek fisik dan
psikososial.
Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan Ahman
pada tahun 1998 (dalam Syaodih, 1999), yang mengungkap bahwa
ketidakmampuan bersosialisasi dan emosi merupakan permasalahan yang
seringkali dihadapi oleh anak sekolah dasar kelas awal. Selain itu ada pula
penelitian lain yang dilakukan oleh Tim Peneliti dan Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani, Depdiknas. (www.depdiknas.go.id), terhadap 500 murid
kelas 2 sekolah dasar di lima wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini mengungkap
bahwa kemampuan motorik murid kelas 2 sekolah dasar masih kurang
memadai.
Tes masuk Sekolah Dasar (SD) merupakan pemicu terbesar
timbulnya fenomena ini. Ketika anak mengikuti tes masuk sekolah dasar yang
dijadikan parameter utamanya adalah kemampuan anak dalam hal-hal yang
bersifat skolastik, seperti membaca menulis dan berhitung.
Hal ini menyebabkan orangtua memiliki harapan yang tinggi
terhadap anak untuk pencapaian aspek kognitif yang optimal, sehingga anak
tidak lagi menemui kesulitan pada saat mengikuti pendidikan di SD.
Harapan orangtua bagi kehidupan anak di masa mendatang
merupakan salah satu faktor terpenting yang mempenganihi keberhasilan
belajar anak Oleh karena itu agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik
bagi anak TK, ada baiknya orangtua memahami terlebih dahulu akan
karakteristik anak dan tujuan program pendidikan TK.
Berdasarkan petunjuk teknis proses belajar mengajar di TK
kemampuan skolastik bukanlah tujuan utama dari program pendidikan TK
(Depdikbud, 1999). Tujuan utamanya adalah membantu mempersiapkan anak memasuki sekolah dasar. Untuk itu dalam menerapkan pendidikan TK,
hendaknya disesuaikan dengan tugas perkembangan anak prasekolah yang
mencakup 3 aspek perkembangan yang dikemukakan oleh Paf)alia & Olds
(2001), yaitu aspek fisik, kognilif dan psikososial.
Hal yang akan diungkap dalam penelilian ini adalah apakah
orangtua lebih mengharapkan aspek kognilif untuk dapat dikembangkan
dalam pendidikan TK, dibandingkan aspek fisik dan psikososial?".
Instnimen yang digunakan dalam penelilian ini adalah kuesioner
harapan orang tua terhadap pendidikan pada TK. Instrumen ini disusun sendiri
oleh peneliti berdasarkan program berdasarkan 3 aspek perkembangan yang
dikemukakan oleh Papalia (2001), yaitu aspek fisik, kognilif dan psikososial.
Penelilian dilakukan pada 127 orang responden (orangtua) dari 4 buah TK di
Jakarta dan sekilamya, Kuesioner tersebul dapat disampaikan kepada
responden dan dikembalikan lagi kepada peneliti berkat kerjasama dengan
pihak guru kelas.
Hasil analisis data yang diperoleh dari uji statislik (ANOVA satu
arah) menunjukkan bahwa aspek fisik memiliki perbedaan yang signifikan
dengan aspek kognilif dan psikososial, sedangkan aspek kognilif dan
psikososial menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (Ho diterima).
Ini berarli harapan orangtua terliadap pengembangan aspek
kognilif sama besamya dengan aspek psikososial. Sedangkan aspek fisik
dianggap kurang penting oleh orangtua untuk dapat dikembang^n pada
pendidikan TK."
2002
S2863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Mayangsari
"Keterbukaan terhadap pengalaman baru akan membantu meningkatkan kualitas pengajaran pada guru taman kanak-kanak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan “Menjadi Guru Terbuka” dalam meningkatkan pemahaman guru Taman Kanak-Kanak mengenai keterbukaan terhadap pengalaman baru. Partisipan penelitian adalah 38 guru Taman Kanak-Kanak. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur keterbukaan yang dikembangkan oleh peneliti dan diukur sebelum pelatihan, sesudah pelatihan dan dua minggu pasca pelatihan. Pengolahan data menggunakan ANOVA repeated measure. Pendekatan pelatihan menggunakan experiental learning dengan menggunakan berbagai metode seperti permainan, role play, diskusi dan ceramah. Pelatihan dilakukan selama dua hari yang terdiri dari empat sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan “Menjadi Guru Terbuka” efektif meningkatkan pemahaman guru tentang keterbukaan terhadap pengalaman baru, yaitu dengan tingkat signifikansi 0.019. Meskipun demikian, efek pembelajaran relatif tidak menetap. Beberapa faktor didiskusikan lebih lanjut. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah untuk mengembangkan program intervensi yang serupa pada guru Taman Kanak-Kanak untuk membantu meningkatkan kualitas pengajaran.

Openness to new experiences will help improve the quality of teaching in kindergarten teachers. The aim of this research is to determine the effectiveness of the "Becoming an Open Teacher" training in increasing Kindergarten teachers' understanding of openness to new experiences. Research participants were 38 Kindergarten teachers. Measurement of effectiveness was carried out using an openness measuring tool developed by researchers and measured before training, after training and two weeks after training. Data processing uses ANOVA repeated measures. The training approach uses experiential learning using various methods such as games, role plays, discussions and lectures. The training was carried out over two days consisting of four sessions. The research results showed that the "Becoming an Open Teacher" training was effective in increasing teachers' understanding of openness to new experiences, with a significance level of 0.019. However, the learning effects are relatively less persistent. Several factors are discussed further. The results of this research can be used as a scientific reference for developing similar intervention programs for Kindergarten teachers to help improve the quality of teaching."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode pencitraan sedi diterapkan oleh guru TK dan bagaimana citraan anak didik terhadap pesan pendidikan yang termuat dalam media seni...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>