Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditha Puspo Wijayanti
"Jintan hitam (Nigella sativa L.) mengandung senyawa timokinon yang diketahui dapat menyebabkan relaksasi otot polos pada uterus sehingga dapat mengakibatkan peningkatan pendarahan haid dan dapat menyebabkan abortus spontan pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa biji jintan hitam terhadap perkembangan janin pada mencit bunting. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit betina bunting galur DDY berjumlah 24 ekor yang dibagi dalam empat kelompok secara acak. Kelompok I (kelompok kontrol normal) hanya diberikan larutan karboksimetilselulosa (CMC) 0,5%. Kelompok II, II, dan IV merupakan kelompok uji yang diberikan infusa biji jintan hitam dengan dosis berturut-turut 2,34 g/kg bb, 4,68 g/kg bb, dan 9,36 g/kg bb mencit. Perlakuan diberikan secara per oral setiap hari mulai dari hari ke-6 sampai dengan hari ke-15 masa kebuntingan. Mencit bunting dilakukan pembedahan pada hari ke-18 masa kebuntingan untuk dikeluarkan janinnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa infusa biji jintan hitam yang diberikan pada induk mencit yang sedang bunting tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin mencit dilihat dari kondisi fisik janin, seperti mata, telinga, ekor, jari, pendarahan pada kulit, serta struktur tulang belakang.

Black cumin (Nigella sativa L.) contain thymoquinone that are known to cause relaxation of smooth muscle of the uterus that can lead to increased menstrual bleeding and can cause spontaneous abortion on pregnancy. The aims of this study was to determine the effect of black cumin seeds infusa on fetal development of pregnant mice. This study was used 24 pregnant female mices strain DDY were divided into four groups randomly. Group I (normal control group) was only given a solution of carboxymethylcellulose (CMC) 0.5%. Group II, II, and IV are the test group that were given black cumin seeds infusa with consecutive doses of 2,34 g/kg body weight, 4,68 g/kg body weight, and 9,36 g/kg body weight. Treatment was given orally every day, from day-6 until day-15th of gestation period. Pregnant mice should have been surgeried on the 18th day of gestation period to take out the fetus. The results showed that there were not any significant effect on growth and development of fetal mice saw from the physical condition of the fetus, such as eyes, ears, tails, fingers, skin bleeding, and spinal structures from giving of black cumin seeds infusa to the pregnant mice."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S355
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Ayu Silvia N.
"Sari Akar Manis merupakan komposisi utama obat batuk hitam dimana penggunaan obat ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Indonesia, tetapi informasi mengenai peringatan pada kemasan obat kurang menyertai penggunaan untuk wanita hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian suspensi sari akar manis (Glycyrhhiza glabra) terhadap perkembangan janin pada mencit betina bunting. Mencit betina bunting galur DDY sebanyak 24 ekor dibagi acak menjadi 4 kelompok. Kelompok I diberikan larutan CMC 0.5 % dan kelompok II, III, dan IV berturut-turut diberikan dosis sari akar manis 1300; 2600; dan 5200 mg/kg bb/hari selama masa organogenesis mulai hari ke-6 sampai hari ke-15 kebuntingan.
Pada hari ke-18 kebuntingan, dilakukan laparaktomi terhadap mencit betina bunting dan janin dikeluarkan dari uterus. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah janin, adanya jumlah kematian dan resorpsi, jenis kelamin janin, penimbangan berat badan janin dan panjang janin. Kemudian dilakukan juga pengamatan secara visual terhadap adanya kelainan pada janin. Perkembangan tulang rangka diamati setelah pembuatan preparat tulang rangka dengan Alizarin Red S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari akar manis tidak memberikan pengaruh yang berbeda secara bermakna secara statistik tetapi menunjukkan adanya perdarahan di bawah kulit sebesar 10 % dan kelainan tulang rangka pada tulang rusuk janin sebesar 3 % dari seluruh mencit betina bunting yang diberi sari akar manis.

Succus liquiritie is a major compotition for cough medicine where the usage in Indonesia is very common but information of warning on the package are not include pregnant women.
This study was performed to examine the influence of succus liquritiae suspension on the development of mice s fetuses. Twenty four pregnant mices strain DDY were divided into 4 groups. First group were administered by CMC 0.5 % and the second, the third and the four of group were administered by succus liquritiae with the dosage are : 1300; 2600; and 5200 mg/kg body weight/day which administered during organogenesis period from gestation day 6 to 15.
Laparactomy were performed on day 18 of gestation. The observation were made starting from number of fetuses, number of death and resorption, sex of fetuses, weight body and crown-rump of fetuses. The Observation continued with disorder and complitness of fetuses visualy. Skeletal development were observed after skeleton preparation using Alizarin Red S.
The Result of this study showed that succus liquritiae did not influence the development of fetuses statiscally but did showed hemorrhage 10 % and skeletal development disorder at the fetuses s rib 3% to the pregnant mice that administered by succus liquritiae."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S964
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diba
"Candida glabrata adalah spesies kedua yang terisolasi pada kandidiasis oral setelah Candida albicans. Nigella sativa (jintan hitam) dilaporkan memiliki efek antijamur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efek antijamur ekstrak biji Nigella sativa terhadap viabilitas Candida glabrata. Candida glabrata ditambahkan ke dalam 96 microwell plate yang telah dilapisi saliva buatan kemudian dipajankan dengan ekstrak biji Nigella sativa 6.25%-50% dan amphotericin B 250 mg/ml. Dilakukan pengujian viabilitas Candida glabrata dengan uji MTT. Viabilitas Candida glabrata lebih rendah setelah pamajanan dengan ekstrak biji Nigella sativa dibandingkan kontrol negatif. Viabilitas Candida glabrata semakin menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak biji Nigella sativa.

Candida glabrata is the second most frequently isolated species from Oral Candidiasis, after Candida albicans. Nigella sativa (black cumin) is reported has antifungal effect. This research was to analyze Nigella sativa antifungal effect Seeds’ extract to the Candida glabrata viability. Candida glabrata was added on 96-microwell plate that had been coated with artificial saliva and exposed to 6.25-50% Nigella sativa seeds’ extract and amphotericin B 250 mg/ml. Candida glabrata viability was determined by MTT assay. Candida glabrata viability was lower after exposed by Nigella sativa seeds’ extract than negative control. Candida glabrata viability was decreased with increasing Nigella sativa seeds’ extract concentrations."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Darmawan
"Latar belakang : Nigella sativa dilaporkan memiliki efek antijamur terhadap Candida albicans. Candida albicans adalah jamur yang menyebabkan kandidiasis oral.
Tujuan : Menganalisis efektivitas antijamur ekstrak biji Nigella sativa terhadap viabilitas Candida albicans.
Metode : Candida albicans ditambahkan pada 96-microwell plate yang telah dilapisi saliva buatan, kemudian dipaparkan ekstrak biji Nigella sativa dengan konsentrasi 6.25%-50% dan amphotericin B 1µl (250mg/ml) sebagai kontrol positif. Viabilitas Candida albicans dihitung dengan uji MTT.
Hasil : Nilai optical density Candida albicans lebih rendah setelah pemberian ekstrak biji Nigella sativa dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan.
Kesimpulan : Viabilitas Candida albicans setelah dipaparkan ekstrak biji Nigella sativa turun dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan dan viabilitas Candida albicans menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak biji Nigella sativa.

Back ground : Nigella sativa has antifungal effect against Candida albicans. Candida albicans is a fungi that causes oral candidiasis.
Objective : To analyze the antifungal effectiveness of the extract of Nigella sativa seed on the viability of Candida albicans.
Methods : Candida albicans was added on 96-well plate that had lined been by artificial saliva and exposed by the extract of Nigella sativa seed 6.25%-50% and amphotericin B 1µl (250mg/µl) was used as positive control. The viability of Candida albicans was determined by MTT assay.
Result : The optical density value of Candida albicans after exposed by the extract of Nigella sativa seed was lower than the negative control.
Conclusion : The viability of Candida albicans after exposed by the extract of Nigella sativa seed was decreased than the negative control and viability of Candida albicans was decreased as increasing concentrations of the extract of Nigella sativa seed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"[Di Indonesia, penyakit menular akibat infeksi virus dan bakteri masih
mendominasi penyebab kematian bersama dengan non communicable disease.
Salah satu bakteri yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas tinggi serta
resistensi terhadap berbagai antibiotik yaitu bakteri gram negatif, Pseudomonas
aeruginosa.Karena itu diperlukan suatu alternatif antibiotik untuk infeksi bakteri
ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek antibakteri dari ekstrak
Nigella sativa Linn. terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FKUI dengan desain penelitian
eksperimental secara in vitro menggunakan metode sumuran. Penelitian
menggunakan lima konsentrasi berbeda dari ekstrak Nigella sativa Linn. yaitu 1
g/ml, 0.5 g/ml, 0.25 g/ml, 0.125 g/ml, 0.0625 g/ml dibandingkan dengankontrol
positif yaitu antibiotik siprofloksasin dengan konsentrasi 1 mg/ml dan kontrol
negatif yaitu akuades. Penelitian dilakukan dua kali dengan masing-masing empat
pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat efek antibakteri dari
Nigella sativa Linn. terhadap Pseudomonas aeruginosa., Of all the causes of death in Indonesia, communicable diseases caused by
bacterial and viral infections, along with the non communicable diseases, have
been the leading causes of death. The gram negative bacteria, Pseudomonas
aeruginosa, is one of the causes of high morbidity, mortality, and antibiotic
resistance. For that reason, we need to find another alternative antibiotic choice
for infections caused by this bacteria. The aim of this study is to assess the
antibacterial effect of the Nigella sativa Linn.extract towards Pseudomonas
aeruginosa. This in vitro experimental trial was done in Laboratorium
Mikrobiologi FKUI using the agar welldilution method. This study used five
different concentration ofNigella sativa Linn.extract: 1 g/ml, 0.5 g/ml, 0.25 g/ml,
0.125 g/ml, 0.0625 g/ml. Ciprofloxacin 1mg/ml was used for the positive control
and aquades was used for the negative. The trials were done twice with four
repetitions. The results showed no antibacterial effects of Nigella sativa
Linn.extract towards Pseudomonas aeruginosa.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tunru Insan Sosiawan
"Nigella sativa L. dilaporkan memiliki berbagai efek farmakologis termasuk sebagai anti parasit. Pengujian efek antimalaria dari ekstrak air biji N. sativa
secara invivo terhadap mencit (Mus musculus) yang diinfeksi parasit malaria Plasmodium berghei NK65 telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah pengujian mikroskopik dengan pewarnaan Giemsa terhadap sampel darah hewan uji. Penentuan kadar NO dengan metoda spektrofotometri dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak air biji N. sativa terhadap kadar NO mencit yang terinfeksi parasit malaria P. berghei NK65. Ekstrak air biji N. sativa
diberikan kepada mencit yang terinfeksi parasit malaria dalam periode 20 hari untuk mengetahui efek pemberian ekstrak air tersebut terhadap kelangsungan hidup (survival life) mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air biji N. sativa dapat menurunkan jumlah parasit malaria P. berghei NK65 dan menurunkan kadar NO pada hewan coba pada dosis yang digunakan. Pemberian ekstrak air biji N. sativa pada dosis 100μg/kgBB memberikan efek relatif lebih baik terhadap kelangsungan hidup mencit yang diinfeksi P. berghei NK65 dibanding dosis lain. N. sativa dapat menghambat jumlah parasit dan kadar NO. NO dapat berfungsi sebagai anti parasit pada kadar tertentu, apabila kadarnya terlalu kecil fungsi sebagai antiparasitnya tidak optimal, namun jika kadarnya terlalu tinggi akan bersifat merusak karena sifat radikal bebasnya.

Abstract
Nigella sativa L. has been reported to exhibit many pharmacological
effects, including anti-parasitic properties. This study investigated the anti-malarial effects of a water extract of N. sativa seed in Mus muculus mice infected with the Plasmodium berghei NK65 parasite. The method used was to take a blood parasitaemia count, following the use of Giemsa dye, determining the level of nitric oxide in mice that were infected with P. berghei malaria, using the spectrophotometric method, and determining their survival rate after 20 days of being infected with P. berghei malaria. The results showed that the decrease in the number of parasita
emia and the level of nitric oxide in subjects treated with doses of N. sativa was significant (p < 0.05). Further results showed that P. berghei-infected mice that were given 100 μg/kg of body weight had a better chance of survival. The conclusion is that the provision of N. sativa may reduce the
number of malaria parasites and reduce levels of NO. The decrease in the number of parasites may be caused by an immune mechanism, through the regulation of NO levels (lower levels of NO), due to the influence of the anti-oxidant effects of N. sativa. Survival rates of the mice did not show significant results with reduced levels of parasitaemia and NO. This is likely to be because the levels of NO in this group were below the threshold levels at which NO can function as an anti-parasitic. It is alleged that, while NO can function as an anti-parasitic at certain levels, at lower levels its function as an antiparasitic is not optimal. On the other hand, if the levels are too high, damage will result, because of the nature of free-radicals. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran], 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Evasari
"Penelitian ini ditujukan untuk menetapkan kadar thymoquinon dalam ekstrak biji jinten hitam. Biji jinten hitam mengandung senyawa alkaloid, terpen, antrakinon dan saponin. Analisis kualitatif thymoquinon dilakukan menggunakan KLT dengan 5 variasi pengembang yaitu : toluen : kloroform (85 :15); toluen : etil asetat (90 :10); kloroform : isopropanol : diklorometan (2:1:2); diklorometan dan kloroform : etanol : asam asetat glasial (94 :5 :1). Namun fase gerak yang terbaik adalah toluen : kloroform (85:15) dengan Rf 0,47. Penarikan thymoquinon dalam biji jinten dilakukan dengan cara maserasi. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode KCKT. Kondisi kromatografi menggunakan kolom C18 (25cm x 4,6mm x 5μm) dengan fase gerak metanol-air-2 propanol (70:25:5 v/v), laju alir 1 mL/menit dan terdeteksi pada 254 nm. Limit deteksi dari metode ini adalah 0,05 ppm sedangkan limit kuantitatif sebesar 0,17 ppm. Kadar thymoquinon berturut-turut pada ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan preparatif heksan adalah 0,3718% ± 0,0308%, 0,297% ± 0,0219%, 0,02335% ± 0,0019% dan 0,029105% ± 0,0106% Uji perolehan kembali berturut-turut pada ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan preparatif heksan sebesar adalah 100,915% ± 0,686%, 100,41% ± 0,75%, 0,4933% ± 0,003818% dan 41,855% ± 0,707%.

This research is carried to determine the content of thymoquinone in black seed extract. Black seed contains alkaloid, terpene, anthraquinone and saponin. Qualitative analysis of thymoquinone was done using TLC with 5 eluents i.e.: toluene : chloroform (85 :15), toluene : ethyl acetate (90 :10), chloroform : isopropanol : dichlormethane (2:1:2); dichlormethane and chloroform : ethanol : acetic acid glacial (94 :5 :1). The best mobile phase is toluene: chloroform (85:15) with Rf 0.47. Thymoquinone in black seed was extracted with maceration method. Quantitative analysis of thymoquinone was done using HPLC method. Condition of chromatography using C18 column (25cm x 4,6mm x 5μm) with a mixture of methanol-water-2 propanol (70:25:5 v/v) as mobile phase, at flow rate 1 mL/min, detection at 254 nm. Detection limit of this method is 0.05 ppm while quantitative limit is 0.17 ppm. The concentration of thymoquinone in ethanol extract, hexane fraction, ethyl acetate fraction and preparative hexane were 0.3718% ± 0.0308%, 0.297% ± 0.0219%, 0.02335% ± 0.0019% and 0.029105% ± 0,0106% respectively. A result of the recovery test in ethanol extract, hexane fraction, ethyl acetate fraction and preparative hexane were 100.915% ± 0.686%, 100.41% ± 0.75%, 0.4933% ± 0.003818% and 41,855% ± 0,707% respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merrie Natalia
"Minyak jintan hitam merupakan salah satu produk herbal yang berpotensi dalam bidang pengobatan. Salah satu manfaatnya adalah sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan minyak ini menjadi sediaan nanoemulsi gel, kemudian diuji stabilitas fisik dan aktivitas antibakterinya. Minyak diformulasikan menjadi sediaan nanoemulsi gel dalam beberapa konsentrasi, yaitu 5, 7, dan 9%. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan penyimpanan pada temperatur ruang (25°C + 2°C), temperatur tinggi (40°C + 2°C), temperatur rendah (4°C + 2°C), uji sentrifugasi, dan cycling test. Uji aktivitas antibakterinya menggunakan metode cakram dan hasilnya dianalisis secara statistik menggunakan metode ANOVA, kemudian dilanjutkan uji BNT bila ada perbedaan bermakna dengan bantuan software PASW® Statistics 18.
Hasil yang diperoleh berupa nanoemulsi gel berwarna kuning jingga, translusen, tidak terjadi pemisahan fase, dan memiliki ukuran globul di bawah 1 mikrometer. Sediaan ini stabil pada penyimpanan temperatur ruang (25°C + 2°C) dan temperatur rendah (4°C + 2°C). Sediaan ini memiliki zona hambatan yang lebih kecil dibandingkan minyak jintan hitam (ada perbedaan bermakna atau P < 0,01). Selain itu, ada perbedaan bermakna antara zona hambatan sediaan blanko negatif dengan sediaan yang mengandung minyak jintan hitam (P < 0,01).

Black cumin oil is one of the herb products that have potential treatment. One of the benefit is it has an antibacterial activity. The purpose of this research was to formulate this oil into nanoemulsion gels dosage forms, and then tested the physical stability and antibacterial activity. Black cumin oil was formulated into nanoemulsion gels in various concentrations, which were 5, 7, and 9%. Physical stability test was conducted by storage at room temperature (25°C + 2°C), high temperature (40°C + 2°C), and low temperature (4°C + 2°C), centrifugation test, and cycling test. Antibacterial activity assay uses disk method and the results were statistically analyzed using ANOVA and if there were significant differences among inhibiting zones, followed by LSD test with PASW® Statistics 18 software.
The results showed that orange yellow and translucent nanoemulsion gels, which no phase separation occurs, and they have globule size below 1 micrometer. Nanoemulsion gels are stable at room temperature (25°C + 2°C) and low temperature (4°C + 2°C). Nanoemulsion gels have inhibiting zone was smaller than the black cumin oil (P < 0,01). In addition, there were significant differences between the inhibiting zone of blank negative and the inhibiting zone of preparations containing black cumin oil (P < 0,01).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43091
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>