Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76902 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggita Purie W.
"Berkas radiasi yang jatuh pada permukaan tubuh pasien yang tidak rata atau miring menghasilkan distribusi isodosis yang berbeda dengan standar distribusi yang diperoleh pada permukaan yang rata, saat dilakukan penyinaran pada sudut normal. Pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan mencari profil berkas untuk setiap kemiringan sudut saat penyinaran. Kemiringan sudut yang digunakan sampai dengan sudut 60⁰ untuk teknik SAD dan SSD. Sebuah asumsi dibuat yaitu pergeseran berkas geometri yang dihasilkan akibat sudut miring yang diberikan tidak melebihi 2mm.

A radiation beam striking an irregular or sloping patient surface produces an isodose distribution that differs from the standard distribution obtained on flat surfaces with a normal beam incidence. An approach is used to address this problem with looking for the beam profile for oblique angles of beam incidence. Applicable for angles of incidence up to 60⁰ for SAD (Source Axis Distance) and SSD (Source Surface Distance) techniques. An assumption is made that the friction of beam geometry that result of oblique angles does not more than 2mm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Reinhold Publishing Corporation, 1960
546.623 COB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amilita Medisa Rizky Dharmayanti
"Penelitian mengenai polikristalin perovskite manganite telah dilakukan, material Nd0,7Sr0,3Mn(1-x)CoxO3 (x = 0; 0,03; 0,05; 0,07 dan 0,1) disintesis dengan menggunakan metode sol–gel kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan Xray Diffractometer dan menunjukkan bahwa doping cobalt pada sampel tidak menyebabkan perubahan struktur kristal yaitu orthorhombic dengan space group Pnma. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy menunjukkan bahwa terjadi perubahan ukuran grain yang membesar pada saat didoping cobalt sebesar 3% dan 7% akibat penurunan interaksi double exchange (DE). Hasil pengujian dengan menggunakan Vibrating Sampe Magnetometer menunjukkan penurunan magnetisasi pada saat diberikan kenaikan doping cobalt. Selain itu, saat diuji dengan cryogenic magnetometer, sampel dengan doping cobalt 7% menunjukkan nilai resistivitas yang tinggi yang ditunjukkan dengan pergeran puncak yang dipengaruhi oleh adanya ion Co3+ yang menyebabkan terpisahnya charge transfer sepanjang ikatan Co – O – Co.

Polycrystalline perovskite manganite Nd0,7Sr0,3Mn(1-x)CoxO3 (x = 0; 0,03; 0,05; 0,07 dan 0,1) material has been synthesized using sol – gel methods. It was observed under the X-ray Diffractometer and shows that different amount of cobalt doping on the sample caused the crystal structure to remains the same, which is orthorhombic with Pnma space group. The characterization using Scanning Electron Microscopy indicated the changed of the grain in the sample which grow larger when cobalt was doped for 3% and 7%, it is due to the lower double exchange (DE) interaction. Furthermore, the result from Vibrating Sampe Magnetometer denote that the magnetization is decreasing caused by the increase amount of cobalt doping in the sample. Moreover, from the cryogenic magnetometer measurement, sample with cobalt doping of 7% shows the high resistivity indicate by the shifting peak which influenced by Co3+ ion that affects the charge transfer integral along the Co – O – Co bond."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kobalt klorida dapat digunakan sebagai senyawa yang dapat menimbulkan kondisi mimikri hipoksia tanpa kadar rendah oksigen di dalam tubuh, dan menstabilkan hypoxia inducible factor-1α. Kami memutuskan untuk mengobservasi apakah terdapat regulasi ekspresi renin oleh HIF-1α. Dengan demikian kami menyelenggarakan beberapa penelitian untuk memastikan kemungkinan dan memulai dengan penelitian induksi tikus secara intraperitoneal kobalt klorida (CoCl2) untuk membangkitkan kondisi mimikri hipoksia dan mendapatkan konsentrasi dan pola ekspresi HIF-1α dan mRNA.
Metode: Dua puluh empat ekor tikus dibagi menjadi 4 grup: kontrol, 2, 8, dan 24 jam inkubasi pasca injeksi intraperitoneal 30 mg/kg berat badan CoCl2. Setelah tikus dikorbankan, organ ginjal digunakan untuk pemeriksaan parameter berat ginjal, kadar RNA, kadar protein HIF-1α (ELISA) dan mRNA renin (RT-PCR). Hasil: Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rasio berat ginjal/berat badan tikus, namun secara statistik tidak bermakna (p > 0,05). Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna kadar protein HIF-1α antar kelompok (p > 0,05). Ekspresi relatif mRNA renin meningkat tajam (30 x kontrol), mulai pada 8 jam inkubasi pasca induksi intraperitoneal CoCl2 dan terus meningkat sampai inkubasi 24 jam (2465 x kontrol). Korelasi antara protein HIF-1α dan ekpresi relatif mRNA renin menggunakan analisis Pearson menunjukkan positif kuat (R = 0,91) (p = 0,09). Kesimpulan: Terdapat kemungkinan yang besar bahwa gen renin diregulasi oleh HIF-1α.

Background: Cobalt chloride can be used as an agent to stabilize hypoxia inducible factor-1α (HIF-1α) and to imitate hypoxia without low levels of oxygen inside the body. We intended to investigate if there was any regulation of renin expression by HIF-1α. Therefore, we conducted several studies to clarify this possibility starting with the induction of hypoxic mimicry in rats by intra-peritoneal (IP) injection of cobalt chloride (CoCl2) to obtain the levels and pattern of HIF-1α and renin mRNA and protein expression.
Methods: Twenty-four rats were randomly divided into four groups, control group and incubation groups 2, 8, and 24 hours after intra-peritoneal injection of 30 mg CoCl2 per kg BW. After the rats were sacrificed, kidneys were excised, weighed and kidney weight compared to BW. Tissue parameters were measured such as RNA concentration, HIF-1α protein by ELISA, and renin mRNA by RT-PCR.
Results: Differences between the groups in the ratios of kidney weight to BW and in the concentrations of HIF-1α protein were statistically not significant (p > 0.05). Relative expression of renin mRNA increased markedly starting 8 hours after CoCl2 IP injection (30 times over controls) and further rising until 24 hours (2465 times over controls). Correlation between HIF-1α and renin mRNA by Pearson analysis was strongly positive, but not significant (R = 0.91; p = 0.09).
Conclusion: Renin gene regulation in renal hypoxic mimicry strongly correlates with HIF-1α
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Adelina
"Pengompleksan CoII (d') terhadap ligan 1,10-Fenantrolin (Fen) dan 4,7--Dxmetil-1,10-Fenantrolin(Dmfen)memperlihatkan karakteristik yang berbeda dengan pengompleksan MnII (d5) terhadap ligan yang sama. Demikian juga halnya dengan pengompleksan kedua jenis logam tersebut dalam kompleks campurannya dengan ligan rodanida (NCS). Studi terhadap spektra ultraungu-tampak, inframerah, dan sifat magnet kompleks, menerangkan secara lebih terperinci mode pengikatan kompleks. Melalui metode perbandingan mol, diperoleh stoikiometri kompleks M : L = 1 : 3. Spektra ligan terkompleks dalam CoL3 2' di daerah ultraungu memperlihatkan pergeseran batokromik dan kenaikan nilai e, yang secara tidak langsung menunjukkan terjadinya MLCT (Metal Ligan Charge Transfer). Spektra kompleks tersebut di daerah ultraungu dekat-tampak berasal dari transisi elektron MLCT (t,, -* 71*) dan d-d. Fenomena yang sama tidak jelas diamati pada MnL3'+. Ikatan Mn-L lebih lemah ditandai dengan pergeseran batokromik yang amat kecil di daerah ultraungu. Di daerah ultraungu dekat-tampak tidak diamati transisi elektron MLCT. Transisi di daerah ini ditandai dengan intensitas yang sangat lemah yang berasal dari transisi d-d Mn" dalam MnL22+. Penentuan stoikiometri kompleks campuran M:L:NCS dilakukan dengan metode perbandingan mol dengan dua pendekatan, yaitu penambahan NCS secara bertahap masing-masing dalam kompleks ML,2+ dan Diperoleh kesimpulan yang sama, yaitu stoikiometri kompleks M:L:NCS = 1:2:2. Spektra inframerah yang berasal dari kristal kompleks ML,(NCS), memperlihatkan bahwa NCS mengikat Co" dan Mn" melalui sisi N Keberadaan sisi basa S yang bebas dibuktikan melalui penambahan Hgri. Pergeseran u ke daerah 2100 cm-l mengindikasikan terjadinya pengikatan Hg-S. Nilai µof masingmasing kompleks ML,(NCS)2 menunjukkan bahwa konfigurasi elektron ion pusat, Co" dan Mn', dalam kompleks tersebut adalah spin tinggi. Hal ini berarti ligan tidak menyumbang banyak terhadap kekuatan medan ligan. Konfigurasi spin tinggi menjawab lemahnya intensitas transisi elektron MLCT pada masing-masing kompleks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T8140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Raihan Adhika
"Bijih nikel laterit merupakan cadangan utama nikel di dunia. Salah satu negara yang mengandung bijih ini adalah Indonesia. Bijih nikel laterit Indonesia umumnya dalam jenis limonit. Mineral utama yang terkandung dalam limonit adalah goetit. Mineral ini mengandung unsur utama besi dengan unsur-unsur pengotor, antara lain nikel dan kobalt. Studi penelitian terkait pelindian limonit telah dikembangkan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kadar akhir nikel dan kobalt. Hasil pengujian XRD menunjukan adanya senyawa nikel dan kobalt yang dihasilkan dalam pelindian. Hasil pengujian AAS menunjukan persentase kadar akhir nikel dan kobalt bernilai negatif. Konsentrasi berpengaruh terhadap fluktuasi kadar akhir nikel dan kobalt.

Nickel laterite ore is a primary nickel reserve on Earth. One of the countries that contain this kind of ore is Indonesia. Indonesian nickel laterite ore is commonly a limonite type. The main mineral consisted in limonite is goethite. This mineral is composed of a substantial component of iron along with impurity elements, among them are nickel and cobalt. Research studies concerning limonite leaching have been developed in order to determine the effect of NaOH concentration on nickel and cobalt. The XRD test result has shown the existence of nickel and cobalt compounds created in leaching. The AAS test result has shown that the final content percentages of nickel and cobalt are negative. Concentration has affected the fluctuation of final contents of nickel and cobalt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Santosa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan tekanan gas oksigen dan propana pada pelapisan baja dengan bahan pelapis Wolfram Carbide/Cobalt dengan menggunakan metode HVOF. Untuk itu digunakan XRD, SEM, dan EDAX. Morfologi struktur permukaan digunakan SEM, sedangkan untuk mengetahui komposisi digunakan EDAX selanjutnya XRD digunakan untuk mengetahui struktur dan fasa kristal dengan bantuan program RietAn (Rietfeld Analysis). Dari analisis XRD diperoleh bahwa struktur dan komposisi fasa sangat bergantung pada ratio tekanan antara oksigen dan propana. Fasa-fasa yang dominan dalam lapisan ini adalah WC dan Co. Namun fraksi fasa ini berbanding terbalik dengan ratio tekanan oksigen dan propana. Ratio tekanan oksigen dan propana juga mempengaruhi tingkat difusi atom Cobalt dalam kristal WC.

The purpose of this research is to understand the influence of changing oxygen pressure and propane by using HVOF process of coating steel with Wolfram Carbide/Cobalt powder. XRD, SEM, and EDAX techniques have been utilized. SEM is used to study the morphologic structure of surface, but EDAX is used to know the composition of phase, and XRD is used to find out the structure and crystals phases by applying RietAn (Ristfeld Analysis) program. From XRD analysis, we find that structure and composition phase depend on the ratio of oxygen and propane?s pressure. The majority phases in this coating are WC and Co. The mass of fraction is indirect proportional to the ratio of oxygen and propane?s pressure. Therefore, the ratio of oxygen and propane influences the diffusion level of Cobalt (Co) in the Wolfram Carbide (WC) crystal structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21368
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Hamijaya
"Rangkaian penelitian yang dilakukan merupakan investigasi yang didasarkan dari literatur yang tersedia. Menganalisa sebuah proses produksi mixed hydroxide precipitate (MHP), yang diawali dengan proses proses pelindian atmosferik yang menghasilkan pregnant leach solution (PLS), dilanjut dengan multi-stage iron removal yang bertujuan untuk mengurangi pengotor besi yang terdiri dari dua tahapan. Pada tahapan pertama, PLS akan dititrasi dengan kalsium karbonat (CaCO3) dengan kadar 25 wt% hingga pH 2 tercapai, setelah itu, sampel dipanaskan hingga 90oC selama 2 jam. Pada tahapan kedua, sampel dititrasi dengan CaCO3 berkadar 12,5 wt% hingga pH 2 tercapai, selanjutnya dipanaskan hingga temperatur 90oC selama 1 jam. Recovery total besi, nikel, kobalt, aluminium dan mangan dengan proses multi-stage iron removal masing-masing mencapai 23,711%, 57,395%, 34,202%, 50,048%, 14,201%, dimana hasil ini cukup baik namun tidak memuaskan karena loss nikel dan kobalt >1%. Hal ini kemungkinan terjadi karena selektivitas pengendapan yang rendah akibat penambahan agen pengendap yang terlau banyak. Terakhir, ditutup dengan proses presipitasi PLS yang telah direduksi kadar besinya, pada fase ini PLS hasil iron removal dititrasi dengan magnesia (MgO) dengan kadar 20 wt% hingga mencapai pH 7. Hasil yang diharapkan ialah terjadinya separasi antara pengotor dengan MHP yang mengandung banyak Ni dan Co. Namun, penelitian ini menemukan beberapa beberapa parameter yang menghalangi terjadinya separasi antara MHP dan pongotornya. Meningkatnya viskositas larutan pasca titrasi, dan tidak terjadinya separasi merupakan tanda dari tingginya derajat kejenuhan larutan. Kurang optimalnya proses pereduksian besi turut mempengaruhi tidak terjadinya separasi pada proses presipitasi yang membuat magnesia tidak bereaksi dengan Ni dan Co.

The series of research carried out is an investigation based on the available literature. Analysing a production process of mixed hydroxide precipitate (MHP), which begins with an atmospheric leaching process that produces a pregnant leach solution (PLS), followed by multi-stage iron removal which aims to reduce iron impurities which consists of two stages. In the first stage, PLS will be titrated with calcium carbonate (CaCO3) at a level of 25 wt% until pH 2 is reached, after that, the sample is heated to 90oC for 2 hours. In the second stage, the sample is titrated with CaCO3 at a level of 12.5 wt% until pH 2 is reached, then heated to a temperature of 90oC for 1 hour. The total recovery of iron, nickel, cobalt, aluminium and manganese with the multi-stage iron removal process reached 23.711%, 57.395%, 34.202%, 50.048%, 14.201%, where these results were quite good but not satisfactory due to loss of nickel and cobalt >1%. This may be due to the low selectivity of precipitation due to the addition of too much precipitating agent. Finally, with the PLS precipitation process where the iron content has been reduced, in this phase the iron removed PLS is titrated with magnesia (MgO) with a concentration of 20 wt% until it reaches pH 7. The expected result is separation between impurities and MHP which contains a lot of Ni. and Co. However, this study found several parameters that prevented the separation between MHP and its impurities. The increase in the viscosity of the solution after the titration, and the absence of separation is a sign of the high degree of saturation of the solution. The less than optimal iron reduction process also affects the absence of separation in the precipitation process which makes magnesia not react with Ni and Co"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Nanda Annisa
"Pelapisan pada paduan aluminium menggunakan kobalt bertujuan untuk melindungi paduan aluminium dari korosi pada berbagai kondisi lingkungan. Pelapisan aluminium menggunakan metode elektrodeposisi yang prosesnya mudah dan hemat biaya. Lapisan hasil elektrodeposisi dipengaruhi oleh beberapa parameter salah satunya variasi kuat arus. Pada penelitian ini akan dilakukan pelapisan kobalt pada substrat paduan aluminium dengan variasi arus 50 mA, 100 mA dan 150 mA. Peningkatan kuat arus dapat meningkatkan ketahanan korosi dan meningkatkan ketebalan lapisan. Lapisan hasil elektrodeposisi dengan pengaruh variasi arus dapat diamati struktur kristalnya menggunakan XRD. Morfologi permukaan lapisan hasil elektrodeposisi dengan pengaruh variasi arus diamati dengan mikroskop optik. Lapisan dengan ketebalan paling tinggi adalah sampel dengan kuat arus 150 mA yaitu 20 μm. Peningkatan arus pada elektrodeposisi menyebabkan lapisan kobalt menjadi lebih tebal. Pengujian sifat korosi pada lapisan kobalt dilakukan menggunakan metode LSV. Sifat korosi lapisan kobalt hasil elektrodeposisi dengan peningkatan arus menurunkan laju korosi. Sampel dengan kuat arus 150 mA mempunyai laju korosi sebesar 0,063 mm/tahun.

Aluminum plating uses an electrodeposition method which is an easy and cost-effective process. The electrodeposition result layer is influenced by several parameters, one of which is the variation of current strength. In this research, cobalt coating will be carried out on aluminum alloy substrates with current variations of 50 mA, 100 mA and 150 mA. Increasing the current strength can increase corrosion resistance and increase the thickness of the coating. The electrodeposition result layer with the influence of current variations can be observed using XRD. The surface morphology of the electrodeposition results with the influence of current variations was observed using an optical microscope. The layer with the highest thickness was the sample with a current of 150 mA, which was 20 μm. The increased current in the electrodeposition causes the cobalt layer to become thicker. Testing of the corrosion properties of the cobalt layer was carried out using the LSV method. The corrosion properties of the cobalt layer resulted from electrodeposition with increasing current decreasing the corrosion rate. A sample with a current of 150 mA has a corrosion rate of 0.063 mm/year."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Edgard Jodi
"Baja ODS dengan penambahan Y2O3 memiliki ketahanan yang baik dalam ketahanan temperatur tinggi, sedangkan kobalt juga memiliki sifat mampu mempertahankan kekuatan mekanik paduan pada temperatur tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan baja ODS Fe-20Cr-5Al dengan penambahan partikel Y2O3 1 dan unsur Co dengan variasi kandungan 0.5 , 1 , 1.5 , dan 2 melalui metalurgi serbuk, dengan tujuan untuk melihat struktur mikro menggunakan mikroskop optik, SEM, serta kekerasan. Sampel dibuat menggunakan metode High Energy Milling, dilanjutkan kompaksi metode uniaxial, dan Arc Plasma Sintering APS selama 4 menit. Sampel dikarakterisasi menggunakan Optical Microscope dan Scanning Electron Microscope untuk mengetahui pembentukan struktur mikro yang terjadi, dan dilakukan penembakan Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy EDS untuk diketahui kandungan unsur pada daerah tertentu, serta pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell E. Hasil perobaan menunjukkan bahwa paduan Fe-20Cr-5Al-1Y2O3 Co , ditinjau dari tahapan persiapan APS yang dilakukan, didapatkan waktu optimum proses mechanical alloying adalah 8 jam dengan tekanan kompaksi 20 tonF, dimana dengan kedua variabel tersebut, didapatkan distribusi dan dispersi serbuk serta porositas green body yang paling optimal. Struktur mikro paduan setelah sinter diketahui kaya Fe dan Cr disertai dispersi dan distribusi Co dan Y2O3 yang merata. Penambahan Co kadar rendah menurunkan kekerasan paduan, dan pada kadar 2 , baru didapatkan peningkatan kekerasan.

ODS Steel, with addition of Y2O3, has a high temperature stability, and for cobalt, it also has the ability to maintain the high temperature strength of its alloy. In this research, Fe 20Cr 5Al 1Y2O3 is used as the base material, with addition of 0.5 , 1 , 1.5 , and 2 addition of cobalt, and fabricated through powder metallurgy using high energy milling HEM to mechanically alloyed the powder, pressed using uniaxial pressing method, and sintered using arc plasma sintering APS method for 4 minutes. Their microstructures, hardnesses, and high temperature oxidation resistances are then checked and tested using optical microscope, SEM, EDX, and Rockwell E hardness test equipment. Result shows that the effective variables for HEM mechanical alloying duarion and uniaxial pressing method pressure, in order, are 8 hours and 20 tonF, which give the alloy the best combination of powder distribution, dispersion, and lowest porosity for its green body with the most effective energy and time required. Microstructures of alloy after sintered show Fe and Cr rich phase with an uniform distribution of cobalt and Y2O3. The addition of 0.5 1.5 Co decrease the hardness of the alloy, and the addition of 2 Co increases the hardness of this ODS steel alloy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>