Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Iqbal
"Telah dilakukan penelitian pemilihan lokasi tidur (sleepingsites) kukang jawa (NycticebusjavanicusE. Geoffroy, 1812) yang dilepasliarkan di kawasan hutan Gunung Salak Bogor, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemilihan lokasi tidur oleh kukang jawa. Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi tidur yang digunakan terdiri dari 9 individu pohon yang terdiri dari 6 jenis pohon yaitu Melastomamalabathricum, Mallotuspeltatus, Rhodamniacinerea, Euodialatifolia, Pinangacoronatadan Amomumlappaceum. Terdapat preferensi pemilihan pohon berdasarkan tinggi, akan tetapi tidak terdapat preferensi pemilihan pohon berdasarkan DBH. Persebaran lokasi tidur terbagi berdasarkan ketinggian lokasi pelepasliaran.

Study on sleeping sites selection of javan slow loris (Nycticebusjavanicus) has been conducted in the forest area of Mount Salak, Bogor, West Java. Objectives of this study is to understand sleeping sites selection by javan slow loris (Nycticebusjavanicus). Research was conducted during December 2010 until May 2011. The study noted nine trees consist of six species used by javan slow loris as sleeping sites which are Melastomamalabathricum, Mallotuspeltatus, Rhodamniacinerea, Euodialatifolia, Pinangacoronatadan Amomumlappaceum. There is preference while choosing the tree from the height, but there is no preference while choosing the tree from the DBH. Sleeping sites dissemination is related with the release sites altitude. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S345
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Septi Fauzi
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati preferensi posisi makan serta pemetaan pohon pakan kukang jawa Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812 di habitat aslinya, yaitu Talun Desa Cipaganti, Garut. Penelitian dilakukan pada bulan Maret- April 2017 menggunakan metode focal animal instantaneous sampling dan ad libitum dengan perolehan data lengkap dari 10 individu. Waktu total pengamatan perilaku yaitu berjumlah 5.429 poin dan selama 27.145 menit atau sekitar 452 jam. Diperoleh pula luas transek sabuk pada analisis vegetasi yaitu 80.000 m2. Selain itu diperoleh 351 titik pada pengamatan pemetaan pohon pakan.
Preferensi posisi makan tertinggi hingga terendah berturut- turut yaitu terminal, canopytop,under canopy, canopy, dan canopy branch dengan nilai rerata frekuensi penggunaan sebesar 133.5, 34, 33, 33, dan 28.5. Diketahui pula jenis pohon pakan yang paling sering digunakan oleh kukang jawa yaitu pohon kaliandra Calliandra callothrysus dan preferensi tersebut dipengaruhi oleh struktur pohon, jenis pakan, kandungan nutrisi pakan, dan musim. Hasil pemetaan pohon pakan menunjukkan nilai dominansi tertinggi terdapat pada pohon kaliandra Calliandra callothrysus dengan nilai sebesar 1.45 yang persebarannya mengelompok clumped.

Study about feeding tree preferences of javan slow loris has been conducted at Talun Cipaganti Village, Garut. This study aims to observe about feeding position preferences which javan slow loris likes most. This study was conducted on March April 2017 during 17.00 to 23.00 also between 23.00 to 05.00 using focal animal instantaneous sampling and ad libitum method use 10 individu javan slow loris. Total of observation time is 5.429 point during 27.145 minutes or around 452 hours. Also, wide of the transect is 80.000 m2.
Result shows that the highest and lowest feeding position which loris like is at terminal TE, canopytop CT, under canopy UC, canopy C, dan canopy bottom CB with average value is 133.5, 34, 33, 33, dan 28.5. Besides, we can see that feeding tree which has the highest frequency is red calliandra Calliandra callothrysus. Factors that influence preferences is tree structure, feeding item, feeding nutrition, and season.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Polontalo, Fidya Yolanda
"Telah dilakukan penelitian terhadap perilaku stereotipe kukang jawa (Nycticebus javanicus) di kandang Pusat Rehabilitasi Satwa International Animal Rescue (IAR), Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis dan frekuensi perilaku stereotipe pada kukang jawa, melihat hubungan frekuensi stereotipe dengan masa rehabilitasi, jenis kelamin dan interaksi sosial antar individu sebagai informasi pendukung program rehablitasi kukang jawa di IAR. Metode focal animal sampling digunakan untuk mengamati perilaku sembilan belas individu kukang jawa pada pukul 18.00--06.00 WIB selama bulan Mei--Juli 2010. Rata-rata sembilan belas kukang jawa menghabiskan 12,27% waktu nokturnalnya untuk melakukan perilaku stereotipe. Jenis perilaku stereotipe yang ditunjukkan ialah pacing, circular pathway, weaving. Frekuensi stereotipe ditemukan memiliki korelasi dengan frekuensi perilaku sosial. Masa rehabilitasi dan jenis kelamin tidak menunjukkan korelasi dengan frekuensi stereotipe.

Study of stereotypic behavior on captived Javan slow loris (Nycticebus javanicus) has been conducted in International Animal Rescue (IAR), Bogor. Objective of this study is to identify types and frequency of stereotypic behavior from nineteen captived javan slow loris, to examine correlation of social interaction, time of rehabilitation and sex with the frequency of stereotypic behavior as an information to support javan slow lorises rehabilitation program. Focal animal sampling method was used to observed nineteen individuals from 6 pm to 6 am during May--July 2010. Approximately 12,27% of nineteen javan slow lorises time budget?s was spent for stereotypic behavior. Social interaction show a negatif correlation with stereotypic behavior. Sex and time of rehabilitation have no correlation with stereotypic behavior. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Anjani Saktiono
"Perilaku kewaspadaan pada kukang (Nycticebus javanicus) kandidat rilis sangatlah penting agar dapat mengetahui tanda-tanda keberadaan predator, sehingga dapat bertahan hidup setelah dilepasliarkan ke alam. Pemberian perlakuan berupa suara beberapa predator diharapkan dapat memicu perilaku kewaspadaan kukang kandidat rilis terhadap predator. Penelitian mengenai respons kukang jawa kandidat rilis terhadap suara elang brontok (Nisaetus cirrhatus) dan ular sanca (Phyton molurus) telah dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan respons dan pengaruh suara predator terhadap perilaku kewaspadaan kukang jawa kandidat rilis menggunakan suara dari elang brontok (Nisaetus cirrhatus) dan ular sanca (Phyton molurus). Penelitian dilakukan pada bulan bulan Mei – Juni 2020 selama tiga pekan, dengan empat hari pengamatan setiap pekan. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dengan interval waktu 10 (sepuluh) menit tanpa jeda dan ad libitum. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian kukang jawa kandidat rilis dan responsnya terhadap suara predator. Objek penelitian yaitu dua pasang kukang jawa dan dua individu kukang jawa yang berada di 4 kandang rehabilitasi terpisah. Hasil pengamatan menunjukkan respons kewaspadaan yang teramati adalah alert (secara aktif mengamati lingkungan), back away (berjalan mundur dengan mata tetap mengawasi sekitar.), freeze (diam tanpa gerakan selama beberapa detik), dan scanning (mengamati sekitar sambil berjalan mengelilingi kandang). Berdasarkan Uji Wilcoxon yang dilakukan pada α = 0,05 hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan antara perilaku praperlakuan dan pascaperlakuan suara predator. Hal tersebut diasumsikan karena suara predator kurang menyediakan stimulus yang dapat memengaruhi perubahan perilaku harian kukang jawa kandidat rilis pada praperlakuan dan pascaperlakuan secara signifikan.

Behavior of alertness in rehabilitant slow lorises (Nycticebus javanicus) is very important in order to know the signs of predators, so that they can survive after being released into the wild. It is hoped that the provision of treatment in the form of the sound of several predators can trigger the rehabilitant's alert behaviour towards predators. Research on the response of the rehabilitant javan slow loris to the sound of changeable hawk-eagle (Nisaetus cirrhatus) and phyton (Phyton molurus) have been carried out at the Indonesian Foundation for Natural Rehabilitation Initiation (YIARI), Bogor. This study aims to determine the differences in response and influence of predatory sounds on alert behaviour of rehabilitant javan slow lorises using sounds from changeable hawk-eagle (Nisaetus cirrhatus) and phyton (Phyton molurus). The study was conducted in May - June 2020 for three weeks, with four observation days each week. The method used is continuous scan sampling with time intervals of 10 minutes without pauses and ad libitum. Recording is carried out on the daily activities of the rehabilitant javan slow loris and the response against the sound of predators. The object of the study were two pairs of javan slow lorises and two individual javan slow lorises in 4 separate rehabilitation cages. The results of the observations show that the observed alertness responses are alert (actively observing the environment), back away (walking backwards with keeping an eye on the surroundings), Freeze (silence without movement for a few seconds), and scanning (observing the surroundings while walking around the cage). Based on the Wilcoxon test carried out at α = 0.05, the result is that there is no difference between pre-treatment and post-treatment of predatory sounds. This is assumed because the sound of predators less influences daily behaviour change of rehabilitant javan slow loris on pre-treatment and post-treatment significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arba Kenanga
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati aktivitas travelling pada aktivitas harian N. javanicus serta respon aktivitas travelling N. javanicus terhadap faktor lingkungan yaitu, kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya bulan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2017 di Desa Cipaganti, Garut, dengan total 456 jam observasi dan 5.935 data observasi. Metode yang dilakukan adalah focal animal instantaneous sampling. Subjek penelitian berupa 16 ekor N. javanicus. Melalui pengamatan diperoleh bahwa sanya bila suhu meningkat maka aktivitas travelling N. javanicus ikut meningkat berbeda dengan kelembaban bila kelembaban meningkat maka aktivitas travelling turun, sedangkan intensitas cahaya bulan memiliki pengaruh terhadap aktivitas travelling N. javanicus namun tidak secara signifikan.

The research has been conducted to observe the activity of travelling on daily activities of N. javanicus and the response of N. javanicus travelling activity to environmental factors that is, humidity, temperature, and moonlight intensity. The study was conducted from March to April 2017 in Cipaganti Village, Garut, with a total of 456 observation hours and 5,935 observation data. The method used is focal animal instantaneous sampling. The subjects were 16 N. javanicus. Result of observation, it is found that when the temperature increases, the travelling activity of N. javanicus also increases different from the humidity when the humidity increases, the travelling activity decreases, whereas the moonlight intensity has an correlation on N. javanicus travelling activity but not significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harry Kartiwa
"Gunung Salak merupakan ekosistem alami dan salah satu bagian dari ekosistem pulau Jawa yang masih tersisa. Gunung Salak mempunyai peranan penting dalam penyedian jasa-jasa lingkungan bagi masyarakat di Jawa Barat terutama di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), dan Sukabumi. Gunung Salak juga merupakan kawasan yang secara ekonomi penting bagi peningkatan pendapatan daerah. Kelestarian manfaat ekonomi tersebut sangat tergantung pada kelestarian ekosistem Gunung Salak.
Dalam pengelolaan kawasan konservasi seringkali menglami kendala-kendala, baik internal maupun eksternal, seperti: gangguan dari pencurian kayu, perburuan liar, dan lain-lain. Masyarakat lokal (masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Salak) maupun masyarakat Jawa Barat secara keseluruhan, berperan penting dalam pelestarian ekosistem Gunung Salak.
Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Mengetahui potensi social-ekonomi, sosial-budaya masyarakat lokal kawasan Gunung Salak dan potensi sumberdaya alam ekosistem Gunung Salak; 2) Mengetahui peranserta/partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan Gunung Salak; 3) Mengetahui persepsi, sikap dan prilaku masyarakat terhadap pengelolaan kawasan Gunung Salak, sebagai dasar pengembangan partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak untuk menekan dan mengendalikan kerusakan ekosistem kawasan Gunung Salak; 4) Mengembangkan model/konsep partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan Gunung Salak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Pengambilan data masyarakat dilakukan dengan menggunakan model Rapid Rural Appraisal (RRA). Pemilihan responden sebagai unit terkecil penelitian dilakukan secara acak sederhana / Simple Random sampling.
Partisipasi masyarakat lokal sekitar kawasan dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak telah dilaksanakan oleh masyarakat kampung Tapos, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, dengan program tumpangsari yang mereka lakukan di areal hutan Perum Perhutani KPH Bogor atas dasar kesepatan bersama. Program tumpangsari tersebut berhasil mengalihkan kegiatan/aktivitas masyarakat lokal yang bersifat destruktif (berburu burung, menebang potion, dan lain sebagainya) menjadi kegiatan yang bersifat konstruktif, selain itu masyarakat lokal juga memantau dan menjaga kelestarian ekosistem kawasan Gunung Salak pada umumnya, dan Elang Jawa khususnya.
Dengan diterapkannya sistem agroforestri tersebut dalam pengelolaan kawasan Hutan Lindung Gunung Salak, masyarakat dan Perum Perhutani dapat sama-sama merasakan hasilnya untuk kesejahteraan hidup mereka bersama, dalam hubungan yang sating diuntungkan satu sama lainnya. Pengembangan partisipasi masyarakat lokal sekitar kawasan dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak merupakan hal yang perlu diwujudkan dalam suatu tindakan pengelolaan terpadu demi terwujudnya kelestarian ekosistem Gunung Salak yang selaras dengan pembangunan yang berkelanjutan. Dari hasil analisis dan pembahasan dalam tesis ini, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Masyarakat lokal sekitar kawasan Gunung Salak memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya yang baiklpositif, yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan dan pelestarian ekosistem kawasan Gunung Salak; 2) Partisipasi masyarakat lokal sekitar kawasan Gunung Salak yang bersifat destruktif (penangkap burung) dapat diubah menjadi bersifat konstruktif (menjaga dan melestarikan Elang Jawa). Partisipasi tersebut masih dapat ditingkatkan dan dikembangkan, dad yang bersifat pasif menjadi aktif; 3) Masyarakat lokal sekitar kawasan Gunung Salak memiliki persepsi, sikap dan prilaku yang balk terhadap sumberdaya hutan ekosistem kawasan Gunung Salak, juga memiliki motivasi yang tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak; dan 4) Model/konsep partisipasi yang sesuai dan tepat untuk diterapkan dan dikembangkan pada masyarakat lokal sekitar kawasan Gunung Salak adalah sistem agroforestri kompleks.
Saran penulis dalam tesis ini, adalah sebagai berikut: 1) Pengelolaan paradigma baru yang menerapkan sistem agroforestri kompleks perlu ditumbuhkembangkan dalam sistem pengelolaan di seluruh kawasan Gunung Salak khususnya dan di seluruh kawasan konservasi umumnya; 2) Pihak pengelola kawasan Gunung Salak harus mampu mengakomodasi kepentingan semua pihak (kepentingan bersama), tidak hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Pelaksanaan pengelolaan tersebut harus berjalan pada alur yang sesuai dengan kaidah-kaidah ekonomi kerakyatan dan kaidah ekologis, demi terwujudnya kelestarian ekosistem kawasan Gunung Salak dan kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan pembangunan yang berkelanjutan.

Mount Salak is one of Java Island's natural ecosystems left. It plays a vital role in providing environmental services to communities in West Java especially ones in Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) and Sukabumi. Mount Salak?s is also economically important in generating regional income. Sustainability of economical benefit depends a great deal on the conservation of Mount Salak?s ecosystem.
Unfortunately, most of the time the management of conservation area faces many internal and external constraints such as illegal logging, illegal hunting, etc. The local community living in Mount Salak?s area as well as communities in West Java as a whole is of significant role in the conservation of Mount Salak?s ecosystem.
Objectives of the research are as follow: 1) to have knowledge on social-economic and social-culture potentials of local community living in Mount Salak?s area as well as natural resource potential of Mount Salak?s ecosystem; 2) to have knowledge on existing local community participation in managing Mount Salak?s area; 3) to have knowledge on local community's perception, attitude, and behavior toward conservation of Mount Salak, as the basis of development of local community participation in order to controlling and mitigating the degradation of Mount Salak?s ecosystem; 4) to develop local community participatory management of Mount Salak?s area.
The correlation-descriptive method was used in this research. Data from the community was gathered using Rural Rapid Appraisal (RRA) model. Respondent sampling was conducted using Simple Random Sampling technique. The community of Kampung Tapos, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor has been implementing the local community participation in the management of Mount Salak?s area, by conducting simple agro forestry (tumpangsan} in protected forest area based on the mutual agreement with Perum Perhutani KPH Bogor. This program successfully altered destructive activities (bird hunting, illegal logging, etc.) into constructive ones such as conserving of Mount Salak?s ecosystem as a whole and Javan Hawk Eagle in particular.
Implementation of simple agro forestry in the management of Mount Salak?s protected forest enables the local community and Perum Perhutani KPH Bogor to gain mutual benefit. Furthermore, the development of local community participation in the management of Mount Salak?s area needs integrated management. It is necessary in order to bring the sustainability of Mount Salak?s ecosystem into reality. Conclusion of the research are as follow: 1) Local community (community based) in Mount Salak?s area have good knowledge and potentials of social-economic and social-culture that may be useful for management and conservation of Mount Salak?s ecosystem; 2) The destructive participation of local community can be changed into constructive one and it may still be increased and developed; 3) Local community have good perception, attitude, and behavior toward biodiversity of Mount Salak?s forest as well as good motivation for participating in the management of Mount Salak?s area; and 4) The complex agro forestry system may be implemented & developed in management of Mount Salak?s area.
Based on the result above, it is suggested that: 1) implementation of agro forest system (complex agro forestry) is necessary to the management of Mount Salak?s area; 2) the executive of Mount Salak?s area management (Perum Perhutani) should have the ability to accommodate interests of every stakeholder. Management of Mount Salak?s area must meet the principles of ecology and people economy in order to bring conservation of Mount Salak?s ecosystem and community welfare into reality in accordance with sustainable development concept.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T3500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zakiyyah Elsalam
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap daerah jelajah kukang jawa Nycticebus javanicus di Talun Desa Cipaganti, Garut. Penelitian dilakukan selama 450 jam yaitu pada bulan Maret - April 2017 dari pukul 17.00--05.00 WIB. Metode focal animal instantaneoous sampling digunakan untuk mencatat seluruh perilaku dari 3 individu kukang jawa jantan dewasa dalam interval waktu 5 menit tanpa jeda. Data GPS dan data suhu lingkungan serta kelembaban udara diambil bersamaan dengan pengambilan data perilaku. Kukang jawa ditemukan pada berbagai ketinggian 1348 m di atas permukaan laut mdpl - 1518 mdpl. Luas daerah kukang jawa berkisar antara 1,90 ha - 20,35 ha.
Hasil menunjukkan bahwa luasan daerah jelajah kukang jawa berbanding lurus terhadap kenaikan suhu lingkungan. Luasan daerah jelajah kukang jawa berbanding terbalik terhadap kenaikan kelembaban udara. Pola distribusi pemanfaatan area pada first shift lebih luas dibandingkan dengan pola distribusi pemanfaatan area pada second shift. Adanya tumpang tindih overlap pada daerah jelajah dua kukang jawa disebabkan karena dua kukang jawa tersebut berada dalam satu kelompok unit yang sama sehingga menempati daerah yang sama.

Research has been conducted to know the effect of environmental factors on home range of slow loris Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812 at Talun Cipaganti Village, Garut. The study was conducted for 450 hours in March 2017 April 2017 from 17 00 p.m. to 05 00 a.m. The focal animal instantaneous sampling method is used to record 3 adult male slow loris within 5 minute intervals without interlude. GPS data, ambient temperature and relative humidity data was collected at the same time with behavior observations. Pattern of utilization distribution area became wider at the first shift than at the second shift. Javan slow loris were found at different altitudes 1348 m above sea level asl - 1518 m asl. Slow loris home range is about 1.90 ha - 20.35 ha.
The results show that size of home range directly proportional with ambient temperature while size of home range inversely proportional with relative humidity. There is an overlap between two home range of slow loris which is caused by these two loris is in the same unit so they live in the same area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prescillia Rindang Putri
"Telah dilakukan penelitian mengenai penggunaan habitat dan aktivitas harian kukang jawa Nycticebus javanicus di talun Desa Cipaganti Garut Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan habitat dan respon kukang jawa yang hidup di habitat modifikasi manusia. Metode kuarter Point Centered Quarter digunakan untuk mengambil data habitat dan metode focal animal instantaneous sampling digunakan untuk mengamati perilaku kukang jawa.
Hasil analisis habitat menunjukkan bahwa kukang jawa dapat mempergunakan berbagai jenis habitat dengan tingkat gangguan yang bervariasi Kukang jawa secara signifikan lebih sering melakukan perilaku aktifnya pada kategori ketinggian 1 5 9 m pada bagian tengah pohon dan menggunakan substrat berukuran sedang. Penggunaan ketinggian tersebut diduga karena paling banyak terdapat konektvitas pohon. Bagian tengah pohon dengan substrat ukuran sedang diduga lebih tertutup tajuk sehingga memberikan keamanan Kukang jawa juga tercatat mampu menggunakan substrat permukaan tanah dan substrat modifikasi manusia dalam berpindah tempat.

Research about the habitat use and behavior of javan slow lorises Nycticebus javanicus in talun Desa Cipaganti Garut Jawa Barat have been conducted. The research purpose is to assess habitat use and responds of javan slow lorises toward human dominated habitat. Point Centered Quarter PCQ method was used to record the habitat survey and the behavior was recorded using focal animal instantaneous sampling.
Habitat survey showed that the javan slow lorises able to use varied type of habitat with different level of disturbances Javan slow lorises significantly perform their active behavior in 1 5 9 m height category using middle part of the tree and medium size branches. Use of the particular height was estimated as 1 5 9 m height category have the connectivity suitability that can support lorises in travel. Whist the middle part of the tree with medium branches offered security due its dense canopy Javan slow lorises also recorded using the ground and human modified substrate for traveling when needed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Mirmanto
"kajian permudaan alami di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat telah dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap pola dan proses ekologi serta suksesi hutan. sebanyak 27 petak (10 m x 10 m ) telah di dan pada setiap petak dilakukan pengukuran terhadap anakan pohon ( diameter 2-5 cm), yang meliputi diameter setinggi 20 cm di atas tanah, tinggi dan posisi di dalam setiap petak. setiap jenis yang tercatat dibuat spesimen bukti ekologi, untuk identifikasi jenis. dalam 27 petak tercatat sebagai jenis dominan 73 jenis anak pohon , yang terdiri atas 51 marga dan 29 suku. macaranga triloba tercatat sebagai jenis dominan hanya pada 9 petak, sedangkan 4 jenis lainnya kurang dari 5 petak. ini menunjukan danya penyebarann jenis tertentu pada habitat tertentu pula, menunjukan adanya ketertarikan antara keberadaan suatu jenis dengan habitattertentu. ketinggian tempat dan penutupan kanopi diduga sangat berpengaruh terhadap terbentuknya tipe komunitas."
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, 2014
580 BKR 17:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>