Ditemukan 298 dokumen yang sesuai dengan query
Telesphorus Krispurwana Cahyadi
Yogyakarta: Kanisius, 2010
282 KRI b (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Antonius Purwanto
"
ABSTRAK Gerakan Pembaharuan Karismatik Katolik merupakan gerakan yang paling cepat pertumbuhannya dalam Gereja Katolik. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk menghidupkan kembali peranan karisma-karisma Roh Kudus dalam kehidupan Gereja. Wujud nyata dari gerakan ini adalah terbentuknya kelompok-kelompok persekutuan doa pembaharuan karismatik di Paroki. Kegiatan utama kelompok persekutuan doa adalah penyelenggaraan acara persekutuan doa secara rutin. Studi ini berusaha untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong muncul, bertahan dan berkembangnya kelompok persekutuan doa serta untuk mengetahui sejauh mana kelompok tersebut telah mencapai tahap institusionalisasi.
Dengan menggunakan teori Berger-Luckmann dan metodologi penelitian kualitatif, studi ini difokuskan pada kelompok persekutuan doa Maria Bunda Perantara dan Fransiskus Asisi yang bertempat di Paroki Maria Bunda Perantara dan Paroki Hati Kudus, Keuskupan Agung Jakarta.
Hasil studi menunjukkan bahwa kelompok persekutuan doa bisa muncul, bertahan dan berkembang karena kelompok ini mampu memenuhi kebutuhan individu para anggotanya akan keselamatan. Orientasi gerakan pembaharuan karismatik katolik yang tidak menolak atau mengubah dunia (tatasosial yang ada), memudarnya bentuk kehidupan komunitas dan kurangnya intensitas interaksi antara para fungsionaris Gereja Katolik dengan umatnya merupakan faktor yang bersifat konduksif bagi muncul, bertahan dan berkembangnya kelompok persekutuan doa. Hasil studi juga menunjukkan bahwa telah ada proses habitualisasi dan tipifikasi maknamakna dunia pembaharuan karismatik di antara para anggcta kelompok persekutuan doa. Namun demikian, kelompok persekutuan doa belum mencapai tahap institusionalisasi. Kelompok persekutuan doa belum menjadi institusi.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sheen, Fulton J.
New York: McGraw-Hill, 1953
248.48 SHE l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bagus Achmad Faishal
"Gereja Katolik sebagai bangunan ibadah penganut agama Katolik sudah berdiri lama sejak masa kolonialisme bangsa Portugis dan Belanda di Pulau Jawa, namun pada masa awal pemerintahan Belanda, praktik agama Katolik sempat dihentikan dan kemudian pada abad ke-19 mulai berkembang lagi pasca pergantian tahta Raja Belanda. Setelah pergantian tahta oleh raja yang beragama Katolik, barulah didirikan gereja-gereja Katolik berukuran besar. Gereja Katolik yang dibangun pada abad ke-19 dan ke-20 tersebar di beberapa kota besar di Pulau Jawa, di dalamnya terdapat kaca patri sebagai komponen utama gereja Katolik. Kaca patri dapat berfungsi sebagai ornament atau sebagai alat untuk mempelajari agama. Kaca patri yang ada di dalam gereja Katolik ini menjadi daya tarik utama penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi isi keragaman penggambaran dari kaca-kaca patri yang ada di gereja-gereja Katolik di pulau Jawa yang didirikan pada masa kolonialisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai ragam penggambaran pada kaca patri yaitu motif tumbuhan, hewan, dan antropomorfik, yang semua itu merupakan penggambaran yang berhubungan dengan isi Alkitab baik kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Selain itu terdapat juga penggambaran yang tidak berdasarkan Alkitab namun berkaitan dengan teologi Katolik dan ada pula penggambaran yang mengandung unsur lokal (Jawa) yang maknanya belum dapat dipastikan hubungannya dengan teologi Katolik.
Catholic church as a place where the Catholics pray or having a sermon has been built since the colonialism era of the Portuguese and the Dutch within Java Island. In the early years of the Dutch governance, the practice of Catholicism was banned from public until the early of 19th century when a Catholic King in the Netherlands had claimed the throne, and so after that, the practice of Catholicism being brought back to the surface within the Dutch colony and the construction of Catholic church is permitted. The Catholic church that built in Java Island in 19th and 20th century are spread across the island. Inside it has stained glasses as one of the main components of Catholic church whether it is for an ornament or one of media for learning the religion. The stained glasses inside the Catholic church are the main topic of the research to understand and to identify all the variety of the contents of the stained glasses. The results shows that there are various of drawings related to Catholic theology which was brought from the Old Testament and the New Testament. There are also drawings that are not derived from the Bible but related with Catholic theology, nevertheless there are also various depiction of local (Javanese) elements that its meaning are not yet being confirmed and determined in the relation to Catholic theology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kerrigan, Michael
Wigston: Leicestershire Southwater, 2011
R 282.09 KER i
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Goddijn, Walter
Amsterdam: Elsevier, 1975
262.001 7 GOD d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Brigita Chikita Anggradiani Rosemarie
"Ketika kita berbicara mengenai kelompok sosial secara umum maupun kelompok agama secara khusus, kita juga akan berbicara mengenai nilai-nilai dari kelompok tersebut. Dalam tubuh Gereja Katolik, nilai-nilai yang dibawa oleh kelompok diejawantahkan melalui konsep communi atau persekutuan. Konsepsi ini dipelopori oleh Konsili Vatikan II, sebuah gerakan revolusioner yang dimulai oleh Gereja Katolik semenjak tahun 1962 hingga sekarang. Gerakan tersebut didasari oleh paham kolegialitas yang menghasilkan communio sebagai suatu konsepsi akan kehidupan menggereja yang ideal pada konteks masyarakat modern. Nilai-nilai tersebut tentunya tidak akan berjalan tanpa adanya penerus. Maka dari itulah, terdapat kaum muda Gereja Katolik yang berada di dalam organisasi kepemudaan Paroki atau OMK (Orang Muda Katolik).
Penelitian ini melihat sebuah proses konstruksi sosial yang terjadi dalam tubuh Gereja Katolik melalui konstruksi nilai-nilai communio atau persekutuan terhadap OMK itu sendiri. Penelitian ini menemukan bagaimana dalam tubuh kelompok agama sendiri, terdapat ketidakseragaman di dalam sub-kelompoknya, yang mana hal ini berpengaruh pada proses konstruksi tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini diharapkan dapat merepresentasikan kondisi kaum muda serta kelompok agama di tengah dinamika masyarakat perkotaan serta konteks masyarakat modern.
When we`re talking about social groups in general or religious groups in specific manner, we`ll also be talking about the groups` values. In Catholic Church, the values carried by the group are projected through the concept of communio or communion. This concept was pioneered by a revolutionary movement of Catholic Church from 1962s until now, Second Vatican Council. Such movement was based by the idea of colegiality which surfacing communio as the concept of ideal Church life in the context of modern society. Those values wouldn`t be succeed without successors. Hence the existence of Catholic Youths through OMK (Orang Muda Katolik) which also the internal part of Youth Organizations in the Parish.This research seeks the proccess of social construction emerged in the very own Catholic Church through the construction of the values of communio to OMK. This researh also finds how diversities are found in a religious group`s sub-groups, which resulting in the whole proccess of social construction itself. The conclusion of this research is hoped to represent the both youths and religious groups` condition in the middle of the urban society`s dynamics in the context of modern society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45227
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Glenn Dinov Harun Pangestu
"Gereja Katolik Santo Yoseph merupakan sebuah bangunan peribadatan yang terletak di Matraman, Jakarta Timur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek arsitektural bangunan gereja ini Melalui pendekatan arkeologi, penelitian ini menganalisis struktur, desain, dan elemen-elemen arsitektural gereja untuk memahami konteks budaya dan religius yang membentuk pembangunan gereja tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara arsitektur dengan praktik ibadah dan peran gereja dalam kehidupan beragama. Metode dalam penelitian ini melibatkan analisis arkeologi yang dikemukakan oleh Sharer dan Ashmore. ata primer dan sekunder dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkapkan makna dan fungsi yang terkait dengan aspek arsitektur gereja Santo Yoseph Matraman. Konsep-konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simbolisme arsitektur gereja, makna ritus keagamaan, dan hubungan antara ruang fisik dan praktik keagamaan. Mengungkapkan bahwa komponen-komponen arsitektur bangunan tersebut memiliki makna-makna yang relevan dengan aktivitas keagamaan, seperti simbolisme dalam fasad, denah, lantai, dan fasad bangunan. Selain itu, komponen-komponen arsitektur tersebut juga berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan, termasuk perayaan Ekaristi, Prosesi Sakramen Mahakudus, dan Ziarah Maria Fatima.
Santo Yoseph Catholic Church is a worship building located in Matraman, East Jakarta. The aim of this research is to determine the architectural aspects of this church building. Using an archaeological approach, this research analyzes the structure, design and architectural elements of the church to understand the cultural and religious context that shaped the construction of the church. This research also aims to determine the relationship between architecture and worship practices and the role of churches in religious life. The method in this research involves archaeological analysis proposed by Sharer and Ashmore. Primary and secondary data were collected and analyzed to reveal the meaning and function related to the architectural aspects of the Santo Yoseph Matraman church. The theoretical concepts used in this research include the symbolism of church architecture, the meaning of religious rites, and the relationship between physical space and religious practice. Revealing that the architectural components of the building have meanings that are relevant to religious activities, such as symbolism in the facade, floor plan, and building facade. Apart from that, these architectural components also play an important role in supporting various religious activities, including the celebration of the Eucharist, the Procession of the Blessed Sacrament, and the Pilgrimage of Mary Fatima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Kanisius , 1993
808 BAL
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Boelaars, Hubb J.W.M.
Yogyakarta: Kanisius, 2005
282 BOE i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library