Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dan Mugisidi
"ABSTRAK
Karbon aktif dari tempurung kelapa dimodifikasi dengan menggunakan natrium
asetat dengan konsentrasi 3%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 30% dan dipergunakan pada
kolom penyerapan untuk mempelajari penyerapan ion tembaga dan campuran ion-
ion Cu, Ni dan Cr. Air limbah sintetis yang mengandung ion Cu(I1) diailirkan melalui
karbon aktif tanpa modifikasi dan yang telah dimodifikasi. Penyerapan karbon alctif
sebelum dan sesudah modifikasi mengikuti model kinetika Avrami. Karbon aktif
tanpa modifikasi mampu menyerap hingga.20 mg ion Cu(II) dan hasil penyerapan
yang tertinggi didapat dari karbon aktif yang dimoditikasi dengan menggunakan
15% nanium asetat yaim 45 mg inn Cu(ll) mu 2,2 kan dibandingkan dengan karbon
aktif tanpa modifikasi. Setelah regenerasi dengan menggutamakan 20% NaOH, karbon
aktif yang telah dimodifikasi mampu menyerap ion Cu(II) hingga mencapai 60 mg
ion Cu(II) atau 3 kali karbon aktif yang tidak dimodifikasi. Pada penyerapan ion-ion
campuran, karbon aktif yang telah dimodifikasi lebih selektif terhadap ion Cu(II)
dan ion Cr(Vl) daripada terhadap ion Ni(ll`).

ABSTRACT
Activated carbon Hom coconut shell was modified with natrium acetate at
concentrations of 3%, 5%, 10%, 15%, 20% and 30%, and used in a fixed-bed
column to study the adsorption of copper and mixed Cu-Ni-Cr ions. Synthetic
wastewater containing Cu(II) ions was passed through plain activated carbon and
modified activated carbon. The adsorption of ion Cu(lI) onto activated carbon fit
with Avrami kinetics model. Plain activated carbon was able to adsorb 20 mg of
Cu(II), and the highest adsorption capacity was found for the activated carbon
modified by treatment with 15% natrium acetate, which adsorbed 45 mg of .Cu(II) or
2.2 times as much as the plain activated carbon. After regeneration with 20% NaOH,
activated carbon modified by treatment with 15% natrium acetate was able to adsorb
60 mg of Cu(II) or 3 times as much as the plain activated carbon. In the case ofa
mixed ion solution, the absorbent was more selective for Cu(ll) and Cr(Vl) ions than
Ni(Il) ions."
2007
D1232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Ginanjar Agustiar
Universitas Indonesia, 2007
TA1432
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Ranaldo
"Pemisahan ion tembaga dengan karbon aktif modifikasi sodium asetat dan asetilaseton sudah dilakukan, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi karbon aktif terhadap ion Cu baik dengan sistem batch dan sistem kolom.
Modifikasi dimulai dengan merendam 55 gr karbon aktif dengan 100 ml 0,6M sodium asetat dan 100 ml 0,6M asetilaseton selama 3 hari, setelah 3 hari karbon aktif dipisahkan dan dikeringkan pada suhu 500C selama 24 jam untuk modifikasi dengan sodium asetat sedangkan modifikasi asetilaseton dikeringkan pada suhu kamar selama 1 jam sebelum digunakan sebagai penyerap.
Proses dilakukan dengan sistem kolom dengan berat sample 15 gr, debit 2 ml/mnt dan keluaran diambil setiap 7,5 menit, sistem batch dilakukan dengan berat sampel 3 gr dengan volume sampel 50 ml diaduk dengan kecepatan 300 rpm selama 20 menit.
Modifikasi sodium asetat sistem kolom terjadi peningkatan kapasitas sebesar 47% dan sistem batch terjadi peningkatan sebesar 234% bila dibandingkan dengan yang tidak dimodifikasi, Modifikasi asetilaseton sistem kolom terjadi penurunan kapasitas sebesar 85% dan sistem batch terjadi peningkatan sebesar 8% bila dibandingkan dengan yang tidak dimodifikasi.
Modifikasi sodium asetat sistem batch terjadi peningkatan kapasitas sebesar 209% bila dibandingkan dengan modifikasi asetilaseton, sedangkan pada sistem kolom terjadi peningkatan kapasitas sebesar 878%.

The adsorption of copper ion by sodium acetate and acetylacetone modified active carbon had been conducted; the purpose of this research is to increase the active carbon?s copper ion adsorption capacity using batch system and column system.
Modification is preceded with immersing 55gr active carbon with 100ml 0.6M sodium acetate and 100ml 0.6M acetylacetone for 3 days, after 3 days active carbon is separated and dried at 50oC for 24 hr for modification with sodium acetate; whereas, for modification with acetylacetone, active carbon is dried at room temperature for 1 hr before being used as adsorbent.
Process was conducted using column system with sample weighing 15gr, flow rate 2ml/mnt and effluent was obtained every 7.5mnts; whereas, batch system was conducted with sample weighing 3gr, sample volume 50ml mixed with velocity 300rpm for 20mnts.
Modification with sodium acetate resulted with increase in adsorption capacity as much as 47% using the column system and 234% using the batch system when comparing to the unmodified active carbon.
Modification with acetylacetone resulted with decrease in adsorption capacity as much as 85% using column system and; however, increase in adsorption capacity as much as 8% using batch system when comparing to the unmodified active carbon.
Modification with sodium acetate resulted with increase in adsorption capacity as much as 209% using batch system and 878% using column system when comparing to modification with acetylacetone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Srinova Zuliana
"Keberadaan logam kromium di lingkungan dapat memberikan dampak negatif, terutama dalam bentuk ion kromat [Cr(VI)] yang bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kulit manusia. Ion imprinted polymer adalah material yang digunakan untuk menyerap ion kromat secara selektif. Pada studi ini dilakukan sintesis kromium-ion imprinted polymer menggunakan monomer 4-vinil piridin dan stirena dengan variasi pengikat silang etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) dan metilen bis akrilamida (MBA) dan 2,2’– azobis isobutyronitrile (AIBN) sebagai inisiator.
Proses polimerisasi pada studi ini menggunakan metode presipitasi dengan pendekatan kopolimerisasi rantai lurus. Langkah pertama pada studi ini yaitu melakukan preparasi kopolimer liniear dari 4-vinil piridin dan stirena. Langkah kedua, yaitu melakukan preparasi ion imprinted polymer dan non imprinted polymer sebagai pengontrol dimana digunakan ammonium dikromat dan metanol yang masing-masing berfungsi sebagai template dan pelarut. Proses pelepasan menggunakan HNO3 4 M terhadap hasil sintesis Cr2O7-IIP dilakukan untuk mengelusi ion Cr2O72-, sehingga didapatkan rongga spesifik (template) yang berfungsi sebagai situs pengenalan.
Studi adsorpsi pada penelitian ini meliputi pengaruh volume, pH, konsentrasi dan waktu kontak yang diamati. Selanjutnya ditentukan isoterm adsorpsinya yang dilihat dari pengaruh konsentrasi. Pada studi ini digunakan FTIR, AAS dan SEM-EDX untuk karakterisasi. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan FTIR tidak ditemukan gugus vinil C=C hal ini menandakan bahwa proses polimerisasi telah berhasil. Untuk studi adsorpsi menggunakan AAS didapatkan hasil serapan dan kapasitas retensi maksimum yang lebih tinggi untuk ion imprinted polymer dibandingkan dengan non imprinted polymer dengan persen adsorpsi sebesar 26,15%untuk IIP dengan crosslinker EGDMA dan 57,59% dengan crosslinker MBA, sedangkan untuk NIP sebesar 16,81% dengan crosslinker EGDMA dan 15,36% dengan crosslinker MBA. Selanjutnya, dari karakterisasi menggunakan SEM-EDX dapat dilihat bahwa IIP sebelum leached mengandung komponen Cr yang lebih banyak dibandingkan dengan IIP setelah leached.

The presence of metal chromium in the environment can has some negative impacts, especially in form of chromate [Cr (VI)] ion which is carcinogenic and can cause severe health problem. Ion imprinted polymer is a material that used to measure the concentration of chromium in purpose to studying the selective absorption chromate ion. In this study the synthesis of chromium-ion imprinted polymer is using 4-vinyl pyridine monomer and styrene with a variety of crosslinking of ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) and methylene bis acrylamide (MBA) and 2,2'- azobis isobutyronitrile (AIBN) as an initiator.
Polymerization process in this study was using the method of precipitation with a straight chain copolymerization approach. The first step that we did in this study was prepare the linear copolymer of 4-vinyl pyridine and styrene. The next step that we do was prepare the ion imprinted polymer and non imprinted polymer as a controller which used ammonium dichromate and methanol, each of which serves as a template and a solvent. Leaching process using 4 M HNO3 performed on the results of the synthesis of Cr2O7-IIP conducted to elute ions Cr2O72-, so we get a specific cavity that serves as a recognition site.
Adsorption studies of this research include the influence of the volume, pH, concentration and contact time were observed. Furthermore, the adsorption isotherm determined viewed from the influence of the concentration. In this study FTIR, AAS and SEM-EDX are used for characterization. Based on the results of characterization using FTIR not found vinyl group C = C. It indicates that the polymerization process has succeeded. The results of adsorption studies using AAS have maximum retention capacity higher for ion imprinted polymer compared with non imprinted polymer with the percent adsorption of 26.15% for IIP with EGDMA and 57.59% with MBA, while for NIP 16.81% with EGDMA and 15.36% with MBA. Furthermore, the result characterization using SEM-EDX seen that IIP before leached contains higher Cr than the IIP after leached.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S29831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana M.
"ABSTRAK
Metode ekstraksi adalah suatu metode pemlsahan yang sudah lama digunakan untuk
tujuan pemlsahan. Metode ini bersifat sederhana dan mudah dikerjakan. Percobaan kali ini
bertujuan untuk memisahkan Cr (HI) dan Zn (U) dengan menggunakan metode ekstraksi
pelarut. Sebagai ligan pengkompleks digunakan asam salisilat sedangkan pelarut organik yang
digunakan adalah butanol.
Penentuan stokiometri kompleks dilakukan secara spektrofotometrik dengan
menggunakan metode perbandingan mol. Keberhasilan ekstraksi diukur dengan harga %E,
yang dihitung berdasarkan harga D (distribusi) , yaitu suatu harga yang menunjukkan
perbandingan antara konsentrasi logam di pelarut organik dengan konsentrasi logam di pelarut
air, setelah dilakukan ekstraksi. Pengukuran konsentrasi logam di air ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Di dalam fasa air interaksi antara Cr^"^ dan asam salisilat menghasilkan senyawa
kompleks Cr[(Hsal)2(H20)4]"^ sedangkan interaksi antara HSal dengan 2h menghasilkan
senyawa kompIeksZn[Hsal]2. Nilai pH optimum bagi ekstraksi Cr (III) berada pada pH 3
dengan harga % E =65,18% sedangkan pH optimum bagi ekstraksi Zn (II) terjadi pada pH
5 dengan harga %E=54,03 %
Terbentuknya kompleks Cr[(Hsal)2(H20)4]'^ dan Zn[HS^l] ditandai dengan
terbentuknya spektra yarig memiliki karakteristik berbeda dengan kharakteristik spektra
Cr(III), spektra ZnQl) ataupun spektra asam salisilat bebas.
Penambahan asam perklorat ke dalam ekstraksi Cr dan Zn salisilat menyebabkan harga
%E bagi Cr (III) meningkat menjadi 65,43% sedangkan harga %E bagi Zn (11) tidak
mengalami perubahan. Ini membuktikan bahwa asam perklorat yang ditambahkan mampu
menjadi pasangan ion bagi kompleks .
Harga rata-rata %E total Cr (HI) dari dua kali ekstraksi dari lima larutan campuran
Cr (III) dan Zn (II) adalah 88,044% sedangkan harga rata-rata %E total Zn (II) adalah
39,15% .

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prianda Diani
"Telah dilakukan uji teratogenitas Nat'iuñi. difeni1hi dantoin (Na-DPH) pada mencit strain Biomedis, bertujuan untuk memprediksi sensitivitas strain mi terhadap pemberian obat.Berat badan mencit antara 20-25 grain,berumur 2,5 bjlan.Dosis yang digunakan 50 mg/kg BB atau 100 mg/kg BB dan kontrol,dilarutkan dalam larutan 0.05% NaOH,diberikan secara intraperitoneal.Mencit yang hamil dibagi seca-ra random menjadi 12 subke1ompok.0bat diberikan selarna 3 hari dalam periode organogenesis pada hari ke 6 - 8; 9 - 11; 12.- 14 kehamilan serta dosistunggal pada hari ice 12kehamilan.Pemeniksaan fetus dilakukan setelah histerektomi pada hari ice 18 kehamilan.Dihitung jumlah fetus hidup tanpa cacat,yang. mengalami resorpsi dan mati intrauterus serta fetus cacat I yang dilihat secara rnakroskopik.Dianalisa juga berat badan mencit selama kehamilan.
Dengan analisa statistic (Fisher test) menunjukkan pa
ngaruh bermakna terhadap prevalensi cacat bawaan dibandingkan keiompok.kontroi Tidak terdapat
pengaruh bermakna obat terhadap berat badan mencit selama kehamilan.

The teratogenicity of Diphenyihydantoin Sodium (DPH -
Na) has been investigated on Biomed.is strain mjce,in order
to predict the sensitivity of 'this strain against DPH-Na.
The average body weight of the 2.5 months female mice were
20 to 25 gramThe dosages of 50 rag/kg B.W. or 100 mg/kg B.W
in 0.05% NaOH solution
were used, they were given intraperitoneally.
The pregnant mice were randomly devided into 12
sub groups based on the treatment schedule. Thedrug-were
given three days in their organogenesis period i.e on the
6th to 8th; 9th to llth;.i2tho 14th of gestation day and
a single dose on the 12th day.Fetus examination was carried
out after mice laparotomy on the 18th day of. pregnancy. The
numbers of all living and intact dead fo&tuses with resorption
a.nh foetuses with congenital anomalies were observed
and recorded.Thë weight gain along the pregnancy were also
analised.With statistical analyses (Fisher test) it was
shown that there were significant effect of PR-Na on the
congenital anomalies prevalence compared to the-control
group (p<0.05)-.There were significant effect (Fisher test),
of the administering days on the cleft palate prevalency
that were on the 9th - 11th;. 12th; 12th -.14th of gestation
day (p<0.05).There were also significant effect (Chi square
test)orte medicine on the resorption and intrauterine
deaths of all the groups (p<0..05).The effect of DPH-Na on.'
the weight gain along the pregnancy was not significant
(Anova two way test).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratiwi
"ABSTRAK
Keberadaan komponen sulfur dalam bahan bakar merupakan masalah lingkungan yang cukup serius dimana pembakaran bahan bakar yang mengandung komponen sulfur akan menghasilkan gas SO2. Komponen sulfur dalam bahan bakar juga merupakan racun bagi katalis yang digunakan pada kendaraan bermotor. Cara umum yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar yaitu dengan desulfurisasi. Desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu Zeolit, Gamma Alumina dan Karbon Aktif. Percobaan pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan impregnasi adsorben dengan variasi konsentrsi ion Cu dan uji kemampuan adsorpsi menggunakan larutan ion sulfida dan minyak solar . Hasil impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS, karakteristik adsorben ditentukan dengan metode BET, penentuan kadar sulfida dengan titrasi dan karakteristik minyak solar dengan FTIR . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Cu yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap . Hasil BET menunjukkan kemampuan adsorpsi karbon aktif paling tinggi dibandingkan gamma alumina dan zeolit karena memiliki luas permukaan yang paling besar yaitu 745,317 m2/g. Karbon aktif ? Cu memiiki kemampuan adsorpsi ion sulfida paling tinggi hal ini ditunjukkan dengan kadar ion sulfida yang terserap 920, 34 ppm dalam waktu 12 jam. Hasil FTIR pada minyak solar yang diberikan adsorben yang telah terimpregnasi ion Cu menunjukkan pengurangan luas area pada puncak di bilangan gelombang 2670 cm-1pada vibrasi S-H thiols, artinya bahwa kadar sufur pada minyak solar mengalami penurunan.

ABSTRAK
The existence of sulfur in diesel fuel is an environmental problem where the combustion of fuel containing sulfur compounds will produce SO2 gas. Components of sulfur in the fuel is also poison for catalyst used in motor vehicles.Common way has been done to reduce sulfur in fuels is by deulfurization. Desulfurization process is using adsorption method. The adsorbent used Zeolite, Gamma Alumina and Activated Carbon. The experiment of sulfur reduction conducted by impregnation the adsorbent with various concentration Cu ion and capacity of adsorption using sulfide ion solution and diesel fuel .The results of impregnation determined by AAS, characteristics of the adsorbent determined by BET method, determination of sulfide by titration and characteristics functional groups of diesel fuel by FTIR. The results showed that the higher concentration of Cu ion is used, the more ions are adsorbed.The results of BET shown the adsorption capacity of activated carbon is the highest compared with gamma alumina and zeolite, the surface area is 745.317 m2 / g .Activated carbon - Cu has the highest adsorption capacity showed by the levels of sulfide ion adsorbed 920, 34 ppm within 12 hours. FTIR results on diesel fuel given adsorbent which has been impregnated Cu shown the reduction in the peak area, the wave number 2670 cm-1 in S-H thiols vibration, meaning that the levels of sulfur on diesel fuel was decreased.
"
2016
S64237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Vyatry Anggraini
Depok: Universitas Indonesia, 1998
TA839
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>