Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Franciscus Van Ylst
"Perkembangan Ilmu Pemerintahan di Indonesia sejak jaman kemerdekaan hingga saat sekarang ini mengalami proses anomaly yang ditandai oleh pemikiran tentang llmu Pemerintahan oleh para sarjana dari berbagai bidang kompetensi, seperti: hukum, sosiologi, administrasi, dan bahkan ilmu teknik. Semua berkontribusi dan memberi karakter terhadap Ilmu Pemerintahan yang berakibat timbulnya polemik dan kontroversi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D1670
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus Van Ylst
"Perkembangan Ilmu Pemerintahan di Indonesia sejak jaman kemerdekaan hingga saat sekarang ini mengalami proses anomaly yang ditandai oleh pemikiran tentang Ilmu Pemerintahan oleh para Sarjana dari berbagai bidang kompetensi, seperti: hukum, sosiologi, administrasi, dan bahkan ilmu teknik. Semua berkontribusi dan memberi karakter terhadap llmu Pemerintahan yang berakibat timbulnya polemik dan kontroversi.
Disertasi ini merupakan suatu upaya penelitian dari penulis untuk memahami Ilmu Pemerintahan Secara epistemologs, dengan menggunakan metodologi hermeneutika yaitu untuk memahami (verstehen) dan menjelaskan (erldciren) tentang paradigma, metodologi, ruang lingkup dan batas-batas pengetahuan tentang ilmu itu sendiri.
Thesis Sratement, penulis dalam disertasi ini adalah: Ilmu Pemerintahan bukanlah ilmu epistemologi positivistik, dan bukan juga ilmu dengan epistemologi pragmatis instrumental, melainkan ilmu dengan epistemologi kritis yang berkarakter interdisipliner dan multidisipliner. Bertolak dari Thesis Statement tersebut, penulis menjelaskan tahapan perkembangan epistemologi berdasarkan teori-teori dari: Moritz Schlick, dkk., Karl R. Popper, dkk., Thomas Kuhn dan Habermas, sebagai kerangka pemikiran.
Pengaruh positivisme logis dalam Ilmu Pemerintahan terlihat dengan sangat nyata pada proses kegiatau ilmu pengetahuan, seperti: paradigma, prinsip, metodologi dan analisa yang digunakan untuk melakukan problem solving. Tinjauan kritis tentang karakteristik dan identitas keilmuan yang dilakukan oleh penulis dengan melihat secara kronologis perkembangan epistemologi dari abad pertengahan sampai sekarang ini, dimulai dari: epistemologi positivistik, epistemologi pragmatis dan epistemologi kritis.
Schlick, dkk. melalui Lingkaran Wina mengemukakan konsep demarkasi ilmu pengetahuan. Artinya, garis batas antara wilayah ilmu pengetahuan dan bukan wilayah ilmu pengetahuan. Lingkaran Wina, membagi antara pernyataan yang bermakna (meaningful dan pernyataan yang tidak bermakna (meaningless) dengan menggunakan metode verifikasi. Suatu pernyataan yang dapat diveriikasi dan terbukti kebenarannya, maka pernyataan tersebut adalah ilmiah dan sekaligus menunjukkan kebenaran korespoudensi. Untuk ha]-hal yang tidak bermakna, seperti: Tuhan, jiwa, abadi, dan norma dengan menggunakan metode verifikasi menghasilkan kebenaran yang tidak dapat dibuktikan, karenanya dimasukan ke dalam wilayah bukan ilmu pengetahuan.
Popper, dalam bukunya The Logic of Scientdic Discovery lebih menitikberatkan kepada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan alam dan kemudian dikembangkan lebih jauh mengenai ilmu pengetahuan yang objektif dalam bukunya Objective Knowledge atau dikenal dengan konsep ?tiga dunia?. Pemikiran Popper mengenai demarkasi ilmu pengetahuan, adalah: suatu pernyataan dapat diuji, apakah ada dalam wilayah ilmu pengetahuan atau bukan? Tidak melalui metode verifikasi melainkan menggunakan metode falsifikasi. Artinya, suatu teori yang dapat disangkal dengan pengalaman.
Thomas S. Kuhn, dalam bukunya the Structure of Scientific Revolutions menolak pandangan Popper yang dianggapnya tidak sesui dengan fakta. Menurut Kuhn tidak pernah terjadi upaya empiris melalui proses falsiflkasi suatu teori, melainkan terjadi melalui satu perubahan yang sangat mendasar atau Inelalui suatu revolusi ilmiah. Paradigma ilmiah adalah sebuah model untuk pengembangan ilmu pengetahuan normal dan dirasakan memuaskan dalam menjelaskan fenomena yang terjadi. Paradigma Kuhn, memiliki kepentingan pragmalis dan bersifat instrumental, dalam pengertian memberi tuntunan model untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Jurgen Habermas, berpendapat kebenaran pernyataan dengan mencari kesesuaian dengan realitas the correspondence theory of truth) dan kebenaran yang diperoleh dengan melihat hubungan (correspondence), keteguhan (coherence) dan konsistensi antara pemyataan yang satu dengan pemyataan yang lain, semuanya amat ditentukan oleh paradigma berpikir tunggal subjek rasio. Inilah yang oleh Habermas, dalam bukunya The Theory of Communicative Action, dikatakan ada kekuasaan lain yang disembunyikan, dan kekuasaan itu adalah bentuk dari paradigma ganda sebagai pemahaman timbal balik melalui kebenaran intersubjektivitas.
Habermas mengatakan untuk mencapai masyarakat komunikatif yaitu masyarakat yang komunikasinya terbuka dan berkedudukan sejajar, dapat mempertahankan dan memiliki sebuah ruang bebas dari diktatur dan pemaksaan, anggota-anggota masyarakatnya toleran serta menghormati martabat semua anggotanya sebagai manusia bersama-sama mewujudkan kemampuan berkomunikasi dengan sejajar disertai bebas dari tekanan-tekanan.
Habermas, berpandangan bahwa tindakan komunikasi (communicative action) adalah jalan yang diterima sebagai sarana untuk menciptakan masyarakat yang komunikatif. Paradigma timbal balik atau masyarakat komunikasi, dapat terwujud jika semua agen yaitu: ilmu pengetahuan, pemerintah, ilmuwan, dan tokoh-tokoh masyarakat seoara sadar menjadi peserta dalam melakukan tindakan komunikasi untuk tidak mengejar kepentingan-kepentingan individual (seperti dalam masyarakat kapitalis) tetapi berupaya untuk mencapai keberhasilan dalam menyeimbangkan semua kepentingan untuk mencapai tujuan bersama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D901
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jujun S. Suriasumantri
Jakarta: Gramedia, 1986
306.4 JUJ i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suryadharma Ali
Malang: UIN-maliki press, 2013
297.77 SUR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amin Abdullah
Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2003
121 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Al-Qur'an sebagai kalimat Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Kitab ini tidak hanya mengajarkan tentang kepercayaan, ibadah, hukum dan moralitas, namun juga mendeskripsikan tentang hal-hal yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Dalam al-Qur'an ada beberapa istilah seperti al nazr, al fikr, al aql dan al qalb yang berkaitan dengan beberapa bentuk metodologi ilmiah. Metodologi ilmiah yang telah digunakan oleh para ilmuan dan para filosof adalah metode observasi, metode pemikiran rasional dan metode intuitif. Di sisi lain, al-Qur'an menyebutkan bahwa penggunaan metode-metode ini bertujuan untuk memperoleh kebenaran dalam upaya memperkuat iman."
KONSTAIN 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yaswin Iben Shina
"
ABSTRAK
Hingga abad 20 ini umat Islam merupakan umat yang tertinggal dibandingkan dengan umat-umat lain di dunia dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Ismail Faruqi, ketertinggalan atau malaise (kelesuan) tersebut dapat dilihat dalam tiga bidang yaitu politik, ekonomi, dan religi-kultural. Dalam bidang politik, umat Islam merupakan umat yang terpecah-belah ke dalam berbagai kelompok dan kepentingan yang menimbulkan konflik intern di dalam tubuh umat Islam. Dalam bidang ekonomi umat Islam masih tertinggal dibandingkan dengan umat-umat lainnya. Umat Islam belum mempunyai kemampuan untuk memproduksi sendiri barang-barang kebutuhannya. Umat Islam masih menggantungkan kehidupannya pada produksi Barat. Dalam bidang religi_kultural, abad-abad kemunduran Islam menyebabkan buta huruf, kebodohan, dan takhyul, menyebar di antara Muslim.
Inti dari malaise ini, masih menurut Faruqi, adalah ketertinggalan umat Islam dalam bidang pendidikan. Pendidikan modern di dunia Islam--menurut Faruqi-terpisah menjadi dua bagian antara pendidikan agama dan pendidikan modern. Faruqi kemudian mengajukan jalan keluar dari kondisi keterpecahan ini dengan pembenahan sistem pendidikan. Langkah utama yang diambil sistem ini adalah penyatuan dua sistem pendidikan antara sistem pendidikan modern dengan sistem pendidikan agama. Setelah terjadi penyatuan dua sistem, langkah selanjutnya adalah memasukkan visi islam ke dalamnya. Visi Islam yang dimaksud adalah kewajiban mempelajari peradbaan Islam dan Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Islamisasi Ilmu Pengetahuan adalah sebuah proyek untuk memasukkan pandangan-dunia (world View) dan nilai-nilai Islam ke dalam tubuh ilmu pengetahuan modern dari Barat yang membawa nilai-nilai non-Islam di dalamnya.
Pemasukan nilai ke dalam ilmu pengetahuan seperti yang dilakukan dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan memicu perdebatan dalam wilayah epistemologis (filsafat ilmu pengetahuan). Terdapat dua aliran dalam memandang nilai dalam ilmu pengetahuan. Aliran pertama adalah aliran yang memandang bahwa ilmu pengetahuan bebas nilai (value free). Aliran ini diwakili oleh Positivisme. Aliran kedua memandang ilmu pengetahuan tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai karena sudah tercakup dalam ilmu pengetahuan. Aliran ini diwakili oleh teori Kritis khususnya teori Kepentingan dari Habermas dan Pluri-Metodologi dari Feyerabend.
Dari tanggapan kedua aliran tersebut Islamisasi Ilmu Pengetahuan mendapatkan masukan dalam metodenya. Dari teori Kritis dan Pluri-Metodologi, Islamisasi Ilmu Pengetahuan mendapatkan keabsahannya sebagai metode altematif dari metode tunggal Positivisme. Sedangkan kritik Positivisme memberikan masukan kepada Islamisasi Ilmu Pengetahuan untuk membangun metodenya secara lebih sistemis sesuai daripada sekedar kampanye pemasukan nilai-nilai terhadap ilmu pengetahuan.
"
1997
S13444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Laxman Sanjaya Pendit
Jakarta: JIP-FSUI, 2003
020.72 PUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>