Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F.X. Rahyono, 1956-
"ABSTRAK
Ujaran secara garis besar dibentuk oleh dua unsur, yakni unsur segmental dan unsur supraseginental atau prosodi. Unsur suprasegmental merupakan unsur nonsegmental yang menyertai realisasi pengujaran unsur-unsur segmental itu. Hadirnya unsur nonsegmental dalam pengujaran unsur-unsur segmental itu menunjukkan bahwa unsur segmental dan unsur supraseg__nental bersama-lama membentuk makna sebuah ujaran. Intonasi sebuah ujaran_Vyang merupakan salah satu perwujudan prosodi_Vmemiliki pola-pola tertentu dalam menampilkan ""makna"" tertentu pula, antara lain menyatakan modus kalimat. Perbedaan intonasi modus-modus kalimat direalisasikan dengan perbedaan yang tipis atau sebaliknya direalisasikan dengan kontras intonasi yang sangat mencolok. Bahasa Jawa, yang merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia, kiranya merupakan objek penelitian intonasi yang sangat menarik. Penelitian intonasi bahasa Jawa ini berpeluang untuk mengambil peran dalam pengembangan penelitian fonetik bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa daerah lain di Indonesia. Tujuan pertama penelitian ini adalah menemukan pola intonasi kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif dalam ragam bahasa Jawa yang digunakan di dalam keraton Yogyakarta. Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk menemukan ciri signifikan yang menandai kontras modus-modus kalimat itu. Penemuan ciri-ciri yang menandai kontras modus ini diharapkan memberikan gambaran yang menunjukkan bahwa sebuah pola"
2003
D1590
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Keraf, Gregor
"Dalam rangka udjian Sardjana Sastra pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia Djurusan Bahasa Indonesia, kami mendapat kepertjajaan untuk menindjau kembali persoalan Intonasi. Persoalan Intonasi tidak bisa terlepas dari persoal_an Bahasa sebagai suatu kesatuan jang kompleks. Masalah Bahasa, termasuk djuga masalah praktis dalam melajani keperluan manusia sehari-hari, dapat dikatakan ham_pir sama tuanja dangan tertjiptanja manusia2 pertama. Dalam mempertahankan eksistensinja terhadap tantangan2 sekitar, serta dalam usaha menerobos semua halangan2, mengikuti se_mua situasi jang bergerak madju dan jang berlain-lainan tjorak-ragamnja dari djaman kedjaman manusia selalu berusa_ha dengan berbagai tjara, beraksi dengan segala matjam po_tensi jang dapat dikembangkan. Bahasa, kode-kode berupa bunji2 udjaran jang tersusun rapih dalam suatu sistim jang dynamis kompleks, lahir dalam pergulatan mempertahankan ek_sistensinja itu. Bahasa itu lahir, dan bertumbuh. Bahasa itu hidup dan berkembang. la berkembang terus dari waktu kewaktu sesuai dengan persoalan2 jang dihadapi pemakai2nja. Pada mulanja manusia hanja memupuk dan mengembangkan bahasa; persoalan jang mereka hadapi hanja berkisar pada soal praktis: dapat mempergunakan bahasa itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S10878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Irawan
"Penelitian ini bertujuan (1) mencari prototipe intonasi kalimat deklaratif dan interogatif berpola SVO, (2) mencari ambang kontras akustik intonasi kalimat deklaratif dan interogatif, dan (3) mengkaji sejauh mana variasi pola intonasi kalimat deklaratif dan interogatif berterima sebagai tuturan yang baik atau wajar. Di konstituen subjek prototipe intonasi kalimat deklaratif diawali oleh alir nada turun landai kemudian diakhiri oleh alir nada naik. Kontur di konstituen verba ditandai oleh alir nada turun di seluruh konstituen. Kontur di konstituen objek diawali oleh alir nada naik-turun kemudian diakhiri oleh naik-datar. Prototipe intonasi kalimat interogatif di konstituen subjek dikarakterisasi oleh alir nada naik landai-naik-datar. Kontur di konstituen verba ditandai oleh alir nada turun di seluruh konstituen. Kontur di konstituen objek diawali oleh alir nada turun kemudian diakhiri oleh alir nada naik-datar. Ambang kontras deklaratifinterogatif terjadi ketika rentang alir nada akhir kontur (P3 dan P4) sebesar 14,63st hingga 16,63st. Ambang kontras interogatif-deklaratif terjadi ketika rentang alir nada akhir kontur (P2 dan P3) sebesar 7,27st hingga 9,27st. Pola intonasi kalimat deklaratif yang diakhiri oleh alir nada naik, datar dan turun berterima sebagai tuturan yang wajar. Pola intonasi kalimat interogatif yang berterima wajar adalah tuturan dengan alir nada akhir naik. Intonasi kalimat deklaratif dan interogatif yang diakhiri oleh alir nada naik di akhir konstituen subjek berterima sebagai tuturan yang wajar, sedangkan alir nada datar atau cenderung datar kurang berterima sebagai tuturan yang wajar.

The research intends (1) to look for intonation prototype of declarative and interrogative sentence with the pattern SVO, (2) to look for contrastive acoustic threshold of intonation between declarative and interrogative sentence, and (3) to study intonation variations of declarative and interrogative as a normal speech. Intonation prototype of declarative at subject constituent started by gradual fall pitch movement and closed by rise pitch movement. Verb constituent characterized by fall pitch movement. Object constituent characterized by rise-fall pitch movement and ended by rise-level pitch movement. Intonation prototype of interrogative begins with gradual rise-rise-level pitch movement. Verb constituent characterized by fall pitch movement. Object constituent characterized by riselevel pitch movement. Contrastive acoustic threshold of declarative-interogative occurs when the pitch range (P3 dan P4) of the final pitch movement is 14,63st until16,63st. Contrastive acoustic threshold of interogative-declarative occurs when the pitch range (P2 and P3) of the final pitch movement is 7,27st until 9,27st. Declarative intonation pattern which is ended by rise, level, and fall is acceptable as normal speech. Interrogative intonation pattern of normal speech is ended by rise pitch movement. Declarative and interrogative intonation which ended by rise pitch movement at the end of subject constituent is acceptable as normal speech. However, level or close to level pitch movement is less acceptable as normal speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28702
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tristanti Dyan Anggraini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
499.221 RAG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Houben, Vincent J.H.
Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003
959.82 HOU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Lisnasari Agustina
"Cirebon yang dikenal sebagai salah satu pusat kerajaan Islam dan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa pada masa Ialu, telah meninggalkan jejak yang merefleksikan keadaan tersebut melalui berbagai benda peninggalan yang masih bertahan hingga kini. Berhagai penelitian dan kajian terhadap peninggalan tersebut telah banyak dilakukan untuk mengusut gambaran kota Cirebon pada masa lalu.
Tulisan ini mempunyai tujuan yang sama, namun dengan memberikan detail pada artefak ragarn hias keraton sebagai salah satu unsur bangunan yang turut mernberikan kesan kemegahan pada bangunan tersebut. Dengan mengambil fokus penelitian pada pengidentifikasian penggambaran ragam bias di Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, pada kajian ini penulis mencoba menggambarkan sisi lain dan ragam hias yang diukirkan di Keraton Kasepuhan dan Kanoman, yaitu dengan menitikberatkan pada kesaniaan cara penggambaran dan keletakan ragarn hias.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggamharkan kecenderungan penggambaran ragam bias di kedua keraton tersebut. Ragan hias yang diukirkan pada kedua bangunan keraton tersebut terdiri dari empat jenis. yaitu ragam bias yang berjenis tumbuhan, binatang, geometri dan alam Keempat jenis ragarn hias tersebut diukirkan pada berbagai komponen bangunan seperti tiang, dinding, atap, gapura dan sebagainya dengan kayu atau lepa sebagai media ukirannya. Cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dilalui dengan dua tahap. Tahap pertama bertujuan untuk memperoleh garnbaran tentang cara penyusunan motif hias dalam satu desain. Sedangkan tahap kedua bertujuan untuk memperoleh ciri khas penggarnbaran dan peletakan ragam hias pada masing-masing keraton tersebut.
Kesimpulan yang didapat dari basil penelitian ini cukup menarik. Berdasarkan cara penggambarannya, ragam bias di Keraton Kasepuhan dan Kanoman dapat dibedakan menjadi dua macam_ yaitu pola tunggal dan pola majemuk. Pola tunggal mempunyai ciri adanya satu motif yang diulang, sedangkan pola majemuk mempunyai ciri adanya penggabungan bermacarn-macam motif dalam satu desain. Berdasarkan keletakannya, terdapat kesamaan dalam peletakan motif luas pada masing-masing komponen bangunan. Dan kesimpulan tersebut terlihat adanya suatu keteraturan. Keteraturan tersebut ditunjukan dengan adanya suatu pola yang sama dalam penggambaran dan keletakan motif hias di Kasepuhan dan Kanoman. Suatu keteraturan yang dapat dirnaknai sebagai suatu kebiasaan yang terdapat pada masyarakat pendukungnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Dewi
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pola intonasi bahasa Indonesia penyiar RRI dan SK telah dilakukan sejak bulan Agustus 1995 - Mei 1996. Tujuannya ialah untuk mendeskripsikan pola intonasi berdasarkan pola kalimat bahasa Indonesia penyiar RRI dan SK secara fonetik akustik, menginventarisasi, dan mengetahui kecenderungannya. Dari kedua stasiun radio tersebut, dipilih masing-masing satu program siaran yang kurang lebih sama jenisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam kedua program siaran tersebut pada saat diudarakan di radio. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih akurat dan alami. Cara perekaman dan pengolahan data dijelaskan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola intonasi yang terdapat dalam bahasa Indonesia penyiar RRI adalah 211, 221, 222, 241, 321, 322, 431, dan 432, sedangkan pola intonasi yang terdapat dalam bahasa Indonesia penyiar SK adalah 121, 123, 124, 131, 141, 224, 231, 234, 341, 414, 431, dan 432. Bahasa Indonesia penyiar..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S10860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Seta Aji
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai ragam bahasa yang ada pada surat-surat Keraton Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari surat-surat yang disimpan di Keraton Yogyakarta tahun 1941-1963. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kosakata yang dijadikan penanda ragam bahasa. Adapun ragam bahasa itu dipengaruhi oleh kedudukan atau status sosial penutur. Penelitian ini menggunakan teori mengenai ragam bahasa yang ditinjau dari segi pemakainya, khususnya kedudukan atau status sosial penutur (Mansoer Pateda, 1994). Selain itu, teori kebahasaan yang membahas kelas kata (Wedhawati dkk, 2006) juga digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kosakata yang memiliki ragam bahasa. Hal itu berdasarkan kedudukan atau status sosial penutur dan kawan tutur pada surat.

ABSTRACT
The focus of this study is about the variety of language ​​that exist in the letters of Keraton Yogyakarta. Sources of data in this study came from the letters stored in Keraton Yogyakarta in 1941-1963. This study aims to determine the words used as a marker of language variations. As for, the variety of languages ​​are influenced by the position or social status of the speaker. This study uses the theory of the variety of language ​​in terms of the uses, especially the position or social status of speakers from Mansoer Pateda (1994). In addition, the class of words theory from Wedhawati et al (2006) are also used. The method of this study is descriptive qualitative. The results showed that there are some words that have variety of language. It was based on the position or social status of speakers."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>