Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sebagai makhluk sosial individu tidak terlepas dari stressor. Setiap individu akan berusaha mengatasi stressor tersebut dengan respon perilaku dan emosional melalui suatu mekanisme koping. Pada umumnya mekanisme koping yang digunakan adalah negosiasi, konfrontasi, perbandingan positif, devaluasi tujuan, substitusi, denial, supresi dan proyeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola koping yang umumnya digunakan oleh sibling yang memiliki saudara dengan gangguan jiwa yang dirawat di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Desain yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Pemilihan sampel dilakukan dengan random sederhana di empat ruangan yang paling sering dikunjungi oleh keluarga klien. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 36 responden. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan tabulasi data untuk melihat proporsi pola koping yang digunakan oleh setiap responden. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola koping yang paling banyak digunakan oleh sibling adalah yang berfokus pads masalah (81,3%). Sedangkan sumber koping yang paling banyak digunakan berasal dart sistem nilai dan keyakinan (84,7%). Rata rata usia responden adalah lebih dart 30 tahun (47,2%). Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik pada sibling dengan usia remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5422
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberhasilan tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh keberhasilan tumbuh
kembang pada tahap sebelumnya. Apabila orang tua tidak dapat melalui krisis pada
tumbuh kembang normal anak yang seharusnya mendapat perhatian dari orang tua,
seperti reaksi sibling rivalry, maka anak dapat mengalami gangguan tumbuh kembang di
masa yang akan datang. Penelitian ini berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya reaksi sibling rivalry pada anak yang terdiri dari faktor eksternal (positif dan
negatif). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya reaksi sibling rivalry pada anak dengan
menggunakan desain deskliptif eksploratif. Jumlah responden pada penelitian ini adalah
7 orang dan menggunakau teknik purposive sampling. Alat pengumpul data berupa
kuesioner yang terdiri dari 18 item yang diberikan kepada orang tua yang memiliki anak
usia 1-3 tahun dan memiliki adik infant. Hasil penelitian menunjukkan 57% pendidikan
responden adalah SMA/SMEA dengan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga
100%. Sebanyak 28,6% responden terdapat anggota keluarga lain yang tinggal dalam
satu rumah. Hasil analisa data dengan uji analisa deskriptif mean terhadap 7 orang
responden menunjukkan bahwa terjadinya reaksi sibling rivalry dipengaruhi oleh faktor
eksternal (positif dan negatif). Persiapan orang tua terhadap toddler untuk meminimalkan
terjadinya reaksi sibling rivalry mempengaruhi penerimaan toddler terhadap adiknya. Hal
ini ditunjukkan dengan sekitar 89% responden selalu mengharapkan kelahiran toddler,
sekitar 100% responden menyarankan tidak mendapat kesulitan dalam menjawab
pertanyaan toddler tentang kehamilannya dan reaksi sibling yang ditampilkan 86%
toddler tidak menjadi pendiam/biasa saja setelah memiliki adik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5209
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ratna Wulan
"Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan menganalisis pelaksanaan aplikasi manajemen asuhan keperawatan pada keluarga dengan koping inefektif melalui pendekatan model adaptasi Roy di Ruang Arimbi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Terapi psikoedukasi keluarga dan terapi keluarga triangles diberikan kepada 8 keluarga. Hasil yang ditemukan adalah bahwa terapi psikoedukasi keluarga dan terapi kelompok triangles efektif untuk meningkatkan koping keluarga. Terapi psikoedukasi keluarga dan terapi keluarga triangles direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada keluarga dengan koping inefektif.

This study aims to analyze the implementation of nursing care management applications on to the family with inefective coping using Roy adaptation model approach at Arimbi ward Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor. Family psychoeducation therapy and triangles therapy provided to 8 families. The results of Family psychoeducation therapy and triangles therapy were found effective to increasing family coping. Family psycho education therapy and triangles therapy are recommended as therapy of nursing specialist at the family with ineffective coping."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Motivasi merupakan suatu dorongan yang berasal dari motif sosial, tugas, dan fisik yang dapat membuat orang melakukan sesuatu tindakan (Potter & Perry, 2001). Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan siress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri (Smart & Sundeen, 1998). Pasien yang menderita gagal ginjal tahap terminal tentunya harus menjalani hemodialisa seumur hidup, dalam mengatasi permasalahan tersebut individu akan melakukan berbagai macam cara untuk mengatasinya, motivasi dari keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah dalam menggunakan mekanisme koping sepern yang dikatakan Potter & Perry, 2001. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan pemberian motivasi oleh keluarga terhadap mekanisme koping yang digunakan pasien yang menjalani hemodialisa sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme koping yang digunakan oleh pasien yang mendapat motivasi dari keluarga, mekanisme koping yang dlunakan oleh pasien yang tidak mendapat motivasi dari keluarga, dan ada atau tidaknya hubungan antara motivasi yang diberikan keluarga terhadap penggunaan mekanisme koping pada pasien yang rnenjalani hemodialisa. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi, dilakukan pada 52 pasien yang menjalani hemodialisa di RSPAD GATOT SOEBROTO pada tanggal 27 November sampai dengan 19 Desember 2006, Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berjumlah 40 pertanyaan. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan statistik korelasi Pearson hasilnya terdapat hubungan yang erat (F 0,7l2) antara pemberian motivasi dengan penggunaan mekanisme koping pasien yang menjalani hemodialisa."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5478
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Syafitri Widianti
"ABSTRAK
Pada awalnya kompetisi atau persaingan merupakan bagian dari hidup
manusia. Pada awalnya persaingan yang terjadi antara saudara kandung bertujuan
untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua. Bagaimana seorang
anak mengembangkan tingkah laku kompetitif tergantung dari sikap orang tua
dan masyarakat dalam memandang kompetisi, apakah mendukung atau tidak
mendukung terjadinya suatu kompetisi (Medinnus & Johnson, 1969).
Menurut Scheinfeld (1973), sekolah merupakan salah satu media yang
memiliki pengaruh dalam menengahi perbedaan dan kompetisi di antara anak
kembar dengan memisahkan mereka ke dalam kelas yang berbeda. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk melihat gambaran kompetisi yang terjadi pada remaja
kembar identik ketika mereka berada pada satu kelas dan ketika berada pada pisah
kelas dan bagaimana pengaruh kompetisi terhadap kegiatan belajar dan prestasi
belajar mereka di sekolah, serta faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya
kompetisi.
Subyek yang dipilih adalah remaja kembar identik yang pernah berada
pada satu kelas dan pisah kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
kasus dengan melakukan wawancara terhadap enam orang subyek (3 pasang
remaja kembar identik).
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kompetisi yang
terjadi pada subyek adalah kompetisi dalam hal berprestasi di sekolah. Kompetisi ini terjadi karena adanya sikap membandingkan dari teman, guru atau orang tua
dalam masalah prestasi belajar. Perbandingan dalam masalah fisik atau masalah
lainnya tidak menimbulkan kompetisi pada subyek. Faktor utama yang
mendorong subyek untuk berkompetisi adalah keinginan untuk mendapatkan
prestasi yang lebih baik atau paling tidak sama baiknya dengan saudara
kembamya. Pada umumnya adanya perasaan kompetisi juga menjadikan subyek
menjadi lebih bersemangat dalam belajar, walaupun belum tentu meningkatkan
prestasi seperti yang dicapai saudara kembarnya. Subyek juga merasa
berkompetisi dengan saudara kembamya ketika mereka berada pada satu kelas
karena lebih sering diperbandingkan dan kondisi yang mereka hadapi sama."
1998
S2682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi Ningsih
"Wanita Indonesia pada masa sekarang ini, khususnya di Jakarta kebanyakan tidak lagi tinggal dirumah sebagai pengurus rumah tangga dan anak, tetapi ikut aktif bekerja diluar rumah untuk meningkatkan karir dan penghasilan mereka. Wanitapun banyak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya serta mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Namun di dalam masyarakat Indonesia seorang wanita yang bekerja tetap diharapkan untuk berperan sesuai dengan fungsi utamanya di dalam keluarga yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai istri. Oleh karena itu jika wanita mengkombinasikan perannya didalam pekerjaan dan juga keluarga, hal ini seringkali menimbulkan stres.
Salah satu bidang kerja yang seringkali terdapat banyak stafnya mengalami stres adalah perawat, oleh karena itu perawat sering dikatagorikan sebagai profesi yang menimbulkan stres. Dalam kondisi stres, dikhawatirkan perawat tidak dapat menjalankan perannya secara optimal, oleh karena itu perawat diharapkan dapat mengatasi stres yang dialami. Hal ini menyebabkan ia melakukan penyesuaian diri. Penyesuaian diri ini apabila ditujukan khusus pada keadaan atau situasi yang dirasakan menantang, mengancam, atau membebani sumber daya yang dimiliki seseorang serta menimbulkan emosi-emosi negatif maka penyesuaian diri ini disebut sebagai Coping.
Coping merupakan usaha dalam bentuk kognisi dan perilaku untuk mengatasi tuntutan eksternal dan internal yang dinilai melebihi sumber daya penyesuaian yang dimiliki seseorang. Coping dibedakan menjadi dua yaitu Problem Focused Coping merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi atau meyelesaikan masalah yang dihadapi, sedangkan Emotion Focused Coping merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi ketegangan dan perasaan yang tidak menyenangkan yang timbul dari kesulitan atau masalah yang sedang dihadapi.
Dari penelitian selanjutnya Coping berhasil dikembangkan menjadi delapan strategi baru dari Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping yaitu tiga strategi yang tergolong dalam Probel Focused Coping adalah Tindakan berhati-hati, Tindakan Instrumental, dan Negosiasi, kemudian empat strategi yang tergolong dalam Emotion Focused Coping adalah Melarikan diri, Minimization, Menyalahkan diri sendiri, dan Mencari makna, serta satu strategi yang merupakan kombinasi dari Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping adalah Mobilisasi dukungan. Namun pemilihan jenis Strategi Coping yang dilakukan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor Sosio Demografi, Tipe Kepribadian, dan faktor Kontekstual.
Penelitian ini dilakukan terhadap 155 orang perawat di RS. Fatmawati dan RS. Pondok Indah, untuk mengetahui Bagaimana pemilihan Strategi Coping wanita berperan ganda, khususnya perawat di dua Rumah Sakit Jakarta, serta hubungannya dengan faktor Sosio Demografi, Tipe Kepribadian, dan Faktor Kontekstual.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa faktor Sosio Demografi, Tipe Kepribadian, dan Faktor Kontekstual, berhubungan secara signifikan dengan pemilihan Strategi Coping wanita berperan ganda. Namun yang memberi sumbangan terbesar dari ketiga faktor tersebut adalah Faktor sosio demografi yaitu penghasilan dan pendidikan, kemudian Faktor Kontekstual, baru Tipe Kepribadian.
Selain itu penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemilihan Strategi Coping yang ditampilkan wanita berperan ganda di RS. Fatmawati dan RS. Pondok Indah. Responden di RS. Fatmawati umumnya cenderung menggunakan Strategi Emotion Focused Coping (EFC) yaitu Menyalahkan diri sendiri, dan mencari makna; serta kombinasi antara Problem Focused Coping (PFC) dan EFC yaitu melakukan dukungan mobilisasi. Sedangkan responden di RS. Pondok Indah cenderung menggunakan Strategi Problem Focused Coping (PFC) yaitu tindakan instrumen, tindakan berhati-hati, juga negosiasi; bahkan yang menarik di RS Pondok Indah cenderung pula menggunakan Strategi Emotion Focused Coping (EFC) yaitu Menyalahkan diri sendiri, dan mencari makna.
Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut maka disarankan : (1) Sebaiknya dilihat pula gambaran stres yang dialami oleh wanita berperan ganda, agar diketahui jenis atau intensitas stressor yang dialaminya, sehingga pengukuran coping akan lebih terarah dan spesifik. (2) Bagi yang ingin melakukan penelitian yang sama disarankan untuk membuat alat ukur Strategi Coping yang lebih spesifik, dan mempertimbangkan karakteristik budaya masyarakat Indonesia. (3) bagi yang berminat melakukan penelitian lanjutan disarankan agar membandingkan dengan jenis pekerjaan lain sehingga terlihat variasi pemilihan Strategi Copingnya. (4) Bagi pengembangan Sumber Daya Manusia, dalam hal rekruitmen karyawan, khususnya wanita berperan ganda perlu diperhatikan penghasilan yang tinggi dan pendidikan tinggi , agar mereka dapat langsung memecahkan masalahnya yang berkaitan dengan peran gandanya, sehingga akan mempengaruhi efektiftas dan produktifitas kerjanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit kanker dewasa ini dirasakan semakin menonjol dibandingkan dengan
masa 20-30 tahun yang lalu. Dilihat dari banyaknya Iaporan bahwa penyakit kanker
cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif.
(Tjindarbumi, 1994).
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa setiap tahun dijumpai paling sedikit
ada 9 juta kasus kanker baru, dimana 5 juta diantaranya berasal dari negara-negara
berkembang dan dari 5 juta orang yang meninggal karena kanker, 3 juta orang berasal
daari negara berkembang (Tjindarbumi, l994.). Di Indonesia saat ini diperkirakan
minimal terdapat 150 penderita kanker untuk setiap 100.000 penduduk per tahun
(Tjindarbumi , 1994).
Berdasarkan penelitian laboratorium, perempuan Iebih banyak terserang kanker
daripada laki-laki ( Tjindarbumi, 1994). Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan
pada wanita adalah kanker payudara ( Cancer Control First Report, 1993). Di Indonesia,
kanker payudara adalah kanker yang paling banyak terdapat pada wanita setelah kanker
mulut rahim ( Data Histopatologi Kanker di Indonesia, 1990).
Kanker payudara merupakan penyakit yang ditakuti oleh semua wanita. Bukan
saja karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya, tapi jenis kanker ini
menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi wanita yang menderita karena adanya
resiko di lakukannya operasi pengangkatan payudara bagi si penderita.
Jika seorang wanita harus kehilangan payudaranya, dimana berfungsi sebagai
sumber ASI bagi bayi, juga sebagai simbol kewanitaan, keindahan dan merupakan organ
seksual sekunder akan mengalami masalah-masalah psikologis seperti rendah diri,
merasa tidak lengkap sebagai wanita, dan pandangan-pandangan negatif lain tentang
dirinya ( Gates, 1983) yang dapat berdampak pada hubungan seksual dengan suami atau
masalah dalam hubungan sosial dangan orang lain ( Gates, 1983). Untuk mengatasi
masalah dan tekanan yang dihadapi, wanita penderita kanker payudara mengembangkan
beberapa strategi penyesuaian diri (Gates, 1983) Strategi penyesuaian diri yang
digunakan ialah penyesuaian fisik dan mental (Gates, 1983).

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan
menyeluruh mengenai bagaimana wanita penderita kanker payudara menyesuaikan diri
dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Mengingat penelitian ini ingin mengetahui
tentang pengalaman dan penghayatan pribadi, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara
mendalam. Peneliti mengkhususkan untuk meneliti wanita kanker payudara yang telah
menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) dengan alasan, masalah-masalah
yang dihadapi oleh mereka lebih kompleks dan beragam, yang disebabkan hilangnya
organ kebanggaan mereka. Peneliti tidak membatasi usia subyek, karena ingin melihat
bagaimana penyesuaian diri wanita penderita kanker payudara tidak hanya pada subyek
dengan usia produktif saja, agar dapat dilihat perbedaannya sehingga memperkaya
penelitian.
Dari tujuh subyek yang berhasil diwawancarai, penulis menemukan bahwa
masalah-masalah yang paling banyak dialami subyek adalah masalah penurunan konsep
diri karena hilangnya payudara dan rambut akibat kemoterapi serta masalah menurunnya
aktivitas seksual. Selain itu juga ada masalah-masalah iain seperti masalah gangguan
dalam hubungan sosial, gangguan dalam hubungan dengan anak, serta gangguan pada
aktivitas pekerjaan.Selain itu juga muncul masalah dalam biaya pengobatan. Beberapa
masalah tersebut dihayati subyek sebagai sesuatu yang stressful.
Masalah masalah yang dihadapi subyek mempengaruhi strategi penyesuaian
dirinya. Pada saat didiagnosa menderita kanker, subyek cenderung melainkan
penyesuaian diri dengan melakukan mekanisme pertahanan diri seperti penolakan
terhadap penyakitnya dan berusaha untuk tidak memikirkannya. Masalah-masalah yang
timbul setelah menjalani mastektomi , terutama penurunan konsep diri diatasi subyek
dengan melakukan penyesuaian untuk mengembalikan konsep dirinya seperti memakai
penyangga payudara, memakai wig (penyesuaian Esik) mencari informasi tentang
penyakit yang dan penyesuaian kognitif seperti mencari makna positif dari penyakit
yang dideritanya dan mengembalikan self-esteemnya dengan membandingkan dirinya
dengan orang lain yang kurang beruntung (penyesuaian kognitif). Penyesuaian subyek
terhadap masalah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan sosial dari orang lain.
Subyek yang mendapat dukungan sosial Iebih dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap penyakitnya.
Yang menarik dari penelitian ini, ternyata tidak semua subyek menganggap
bahwa terhentinya aktivitas seksual sebagai suatu masalah. Ternyata reaksi subyek
terhadap penyakitnya tidak selalu negatif, ada juga subyek yang besyukur ternyata ia
masih diingatkan lmtuk menjaga kesehatannya melalui penyakit yang dideritanya.
Peneliti juga menemukan bahwa dukungan sosial tidak selamanya membantu subyek
dalam menyesuaikan dirinya, tapi juga dapat menimbulkan stres seperti perhatian orang
yang berlebihan terhadap penyakitnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengubah variabel
penyesuaian diri, misalnya meneliti mekanisme pertahanan diri pada wanita penderita
kanker payudara atau rnerubah subyek penelitian , misalnya meneliti penyesuaian diri
pada wanita kanker payudara usia muda atau yang belum menikah."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sawitri Sjah
"Dalam penelitian ini, yang dimaksud kekerasan domestik adalah tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Di Indonesia, saat ini, masalah kekerasan domestik telah menjadi masalah sosial yang serius yang ditandai dengan semakin meningkatnya laporan statistik mengenai kasus tersebut, dan banyaknya pemberitaan di media massa yang mengungkap mengenai masalah kekerasan domestik.
Akibat dari kekerasan domestik tentu saja dialami oleh para istri yang menderita baik secara fisik maupun psikologis. Disamping itu, anak-anak merekapun tidak luput dari akibat kekerasan domestik tersebut. Namun demikian, banyak istri yang bertahan atau harus bertahan dalam perkawinan rnereka karena berbagai sebab. Untuk itu, mereka harus melakukan coping terhadap tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami mereka.
Ada tiga belas jenis strategi coping yang dikembangkan oleh Carver, Scheier, dan Weintraub (1989) yang dapat digunakan oleh istri dalam menangani masalah kekerasan domestik tersebut, yang dapat dibagi atas strategi coping Problem- Focused Emotion-Focused (yang termasuk dalam strategi coping yang efektif) dan strategi coping maladaptif (yang mempakan strategi coping yang kurang efektif). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku coping istri dalam menghadapi tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami.
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai istri yang teIah mengalami tindak kekerasan fisik dari suaminya dan masih bertahan dalam perkawinannya. Pemilihan subyek penelitian menggunakan metode purposif sampling.
Dari penelitian kualitatif ini diperoleh hasil bahwa keempat orang istri dalam penelitian ini umumnya melakukan strategi coping yang termasuk dalam Problem-Focused Coping dan Emotion-Focused Coping. Namun pada awalnya, tiga orang istri sernpat melakukan strategi coping yang maladaptif selama beberapa waktu. Jadi ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh istri dalam menangani tindak kekerasan suami. Karena istri memutuskan untuk bertahan daiam perkawinannya, istri tetap dapat berusaha untuk mengurangi atau bila mungkin, menghentikan tindak kekerasan suami. Jadi istri tidak secara pasif menerima saja segala perlakuan suami tanpa berusaha mencari cara untuk menanganinya.
Penelitian lanjutan dapat dilakukan terhadap subyek istri yang mengalami kekerasan domestik dan masih bertahan dalam perkawinannya, dengan lebih memperhatikan jangkauan lapisan sosial ekonomi, sehingga diharapkan dapat lebih terlihat keanekaragaman cara penanganan yang dilakukan istri, yang mungkin berbeda-beda, karena adanya perbedaan status sosial ekonomi.
Dapat pula dilakukan penelitian terhadap pasangan (suami-istri) yang telah berhasil mengatasi masalah kekerasan domestik dalam rumah tangganya, untuk melihat tindakan-tindakan/langkah-langkah apa saja yang telah mereka lakukan dalam menangani rnasalah mereka, yang mungkin dapat ditiru/diikuti oleh pasangan-pasangan lain yang memiliki masalah yang sama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiyatun Homisah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khafidah Kumala Sari
"Futterman dan Jones (1998) mengatakan bahwa banyak wanita mengeluhkan depresi tengah baya pada gaat perimenopause yang disebabkan oleh penuninan dan fluktuasi tingkat hormon dan perub^an tengah baya lainnya. Gejala-gejala perimenopause yang disebabkan adanya perubahan-perubahan dan fluktuasi tingkat hormon ovari tersebut antara lain adalah mood swings, kecemasan, irritability, mudah meneteskan air mata, menurunnya kemampuan untuk mengingat, hot flush, dll. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala di atas dan menganggap gejala-gejala tersebut sebagai sesuatu yang berbahaya atau mengancam serta menimbulkan perasaan terganggu dan tidak nyaman, tentunya akan termotivasi atau berbuat sesuatu untuk mengatasi efek yang ditimbulkan oleh gejala-gejala perimenopause tersebut. Hal inilah yang tercakup dalam coping. Masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku coping yang digunakan wanita untuk mengatasi stress yang ditimbulkan oleh gejala-gejala perimenopause.
Penelitian ini juga ingin mengungkapkan apakah ada perbedaan dalam jenis coping yang digunakan antara wanita yang bekeija dan yang tidak bekeija untuk mengatasi stress yang ditimbulkan oleh gejala-gejala perimenopause. Wanita yang bekeija diharapkan lebih banyak menggunakan problem focused coping. Selain itu penelitian ini juga ingin mengungkapkan perilaku coping apakah yang dirasakan paling efektif baik bagi wanita yang bekeija maupun yang tidak bekeija. Alat yang digunakan untuk melihat gejala-gejala perimenopause dibuat berdasarkan hasil elisitasi dan daftar gejala oleh Futterman & Jones dan Warga. Pilihan jawaban yang tersedia adalah ya dan tidak. Sedangkan untuk mengukur tingkat stress yang ditimbulkan oleh gejala digunakan skala l-7.Alat yang digunakan untuk mengukur perilaku coping adalah COPE inventory yang dikembangkan oleh Carver dan Scheier (1989). Alat ini terdiri dari 53 item yang terdiri dari 3 dimensi, yaitu problem focused coping, emotion focused coping dan perilaku coping tidak adaptif. Pilihan jawaban yang disediakan adalah ya dan tidak. Sedangkan untuk mengukur efektifitas coping. digunakan skala 1 sampai 7.
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita bekerja dan yang tidak bekeija, yang berusia 45-55 tahun, yang sedang berada pada masa perimenopause. Jumlah subjek yang bekeija sebanyak 30 orang dan yang tidak bekerja beijumlah 32 orang. Untuk melihat gambaran perilaku coping dan efektifitas perilaku coping tersebut digunakan teknik statistik untuk mendapatkan rata-rata {mean). Sedangkan untuk melihat apakah ada perbedaan antara wanita yang bekeija dan yang tidak bekeija dalam penggunaan jenis coping digunakan rumus t-test. Uji reliabilitas dan analisis item dari alat coping menggunakan koefisien Cronbach alpha dan metode konsistensi internal dan. Dengan Koefisien Cronbach Alpha yang dihasilkan, maka dapat dikatakan reliabilitas coping ini sedang cenderung tinggi.
Dari hasil perhitungan rata-rata diketahui bahwa jenis emotion focused coping adalah jenis coping yang paling banyak digunakan baik pada wanita bekeija maupun yang tidak bekeija. Jenis coping yang dirasakan paling efektif adalah emotion focused coping. Dari hasil perhitungan t-test yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang secara statistik signifikan ddam skor emotion focused coping antara wanita yang bekeija dan yang tidak bekeija, yang mana wanita yang tidak bekeija memiliki skor yang lebih besar. Hal ini berarti wanita yang tidak bekeija lebih banyak menggunakan jenis emotion focused coping dibandingkan dengan yang bekeija. Dari hasil perhitungan t-test yang dilakukan juga diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang secara statistik signifikan dalam skor problem focused coping dan perilaku coping tidak adaptif antara wanita bekeija dan yanng tidak bekerja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>