Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127811 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Dewi Puspita
"Penyakit HIV-AIDS memunculkan beragam persepsi. Persepsi tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, pemahaman perawat tentang HIV-AIDS, dan pengalaman perawat. Penelitian dengan judul "Persepsi Perawat terhadap Pasien HIV-AIDS di RS Meilia Cibubur" dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi perawat terhadap pasien HIV-AIDS di RS Meilia Cibubur.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Responder adalah perawat rawat inap RS Meilia Cibubur dengan jumlah sampel 72 orang. Data dianalisa dengan menggunakan metode analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan prosentase.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat mempunyai persepsi positif tentang pasien HIV-AIDS (73,61%) dan sebanyak 26,39% mempunyai persepsi ngatif tentang pasien HIV-AIDS. Peneliti menyarankan untuk memperbanyak sampel pada peneliti selanjutnya agar mendapatkan hasil yang dapat digeneralisasi dan diharapkan pihak manejemen RS dapat melaksanakan peran pengarahan dan pelatihan bagi perawat agar kualitas asuhan keperawatan terhadap pasien HIV-AIDS lebih optimal.

HIV-AIDS diseases show a variety of perceptions. Perceptions can be influenced by the level of knowledge, the nurses understanding and experience on HVI-AIDS. Research with the title "Nurse Perceptions of the HIV-A.lI)S patients in the Meilia hospital Cibubu1"' conducted to obtain information on the perception of nurses towards HIV-AIDS patients in the Meilia hospital Cibubur.
This research design using a simple descriptive method. Sampling technique using simple random sampling. The respondent is a nurse Inpatient Meilia Hospital Cibubur sample with the number of people 72. Data analyzed using analysis with univariat Percentage and frequency distribution.
Results of research show the majority of nurses have a positive perception about HIV-AIDS patients (73.61%), and as much as 26.39% have a negative perception about HIV-AIDS patients. Researchers have suggested for further research on tl1e sample to get results that can be expected and generalized and the hospital management can implement the role of guidance and training for nurses so that the quality of nursing care to patients with HIV-AIDS can be more optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5840
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyatmi
"AIDS merupakan bentuk paling berat dari keadaan sakit terus-menerus yang berkaitan dengan injeksi HIV stima dari masyarakat dan petugas kesehatan masih trerjadi, salah satu kelompok petugas kesehatan tersebut adalah perawat.
Perawat adalah anggota multidisiplin yang memberikan perawatan kepada pasien HIV/AIDS Pemberian perawatan yang optimal kepada pasien HIV/AIDS hanya dapat diberikan apabila perawat mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang HIV/AIDS. Dengan pengetahuan yang baik pula diharapkan perawat mempunyai Persepsi positif dalam merawat pasien HIV/AIDS.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan Persepsi perawat dalam merawat pasien HIV/AIDS. Penelitian ini diadakan di Rumah Sakit Internasional Bintaro pad a bulan mei 2008.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif koreIasi dengan jumlah responden 118. Dari analisa data didapatkan p sebesar 0, 02. Nilai ini lebih kecil dari a yang sudah ditetapkan sebesar 0, 05.
Hasil menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan persepsi perawat dalam merawat pasien HIV /AIDS. Dari penelitian ini diharapkan perawat dapat menyadari bahwa dengan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi pelayanan yang diberikan pada pasien HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5676
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tahan Uji Astuti
"Aids merupakan penyakit inveksi yang disebabkan oleh virus HIV dimana proses penularan dan penyebarannya dewasa ini semakin meluas. Penanganan HIV/AIDS membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak mengingat fénomena gunung es yang ada pada penderila HIV/AIDS saal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anrara tingkat pengetahuan dan persepsi lerhadap HIV/AIDS Desain penelitian yang digunakan deskripsi korelasi dengan sampel sebanyak 97 orang pengunjung di rumah sakit Internasional Bintaro, Tangerang pada bulan Mei 2008. Dari hasil analisa P value sebesar 0, 018. Nilai ini Iebih kecil dari alfa yang ditetapkan sebesar 0, 05. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi terhadap HIV/AIDS Harapan dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan pengunjung rentang HIV/AIDS dan peningkatan persepsi pengunjung menjadi persepsi yang positif terhadap HIV/AIDS
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5701
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Muryani
"Penyakit HIV/AIDS memunculkan persepsi yang beragam. Persepsi tersebut tergantung pada tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa tentang HIV/AIDS, selain itu terpaparnya siswa-siswi dengan lingkungan (keluarga, sekolah, dan teman sebaya) serta berbagai media cetak maupun elektronik juga mempengaruhi pembentukan persepsi.
Penelitian dengan judul "Persepsi siswa terhadap bahaya HIV/AIDS di SMK Amaliyah, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan". Dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi siswa terhadap bahaya HIV/ AIDS di SMK Amaliyah, Srengseng Swah, Jakarta Selatan.
Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif sederhana. Tekhnik pengambilan sampel simple random sampling dengan jumlah sampel 65 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan prosentase.
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif (69,4 %), pengetahuan yang baik (56,5 %), lingkungan yang positif (61,3 %), dan terpapar sumber informasi dengan baik (61 ,3 %),"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5295
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reuwpassa, Jauhari Oka
"Jumlah kasus HIV yang semakin meningkat setiap tahunnya. Status gizi pada penderita HIV/AIDS merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2012.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cros seksional, sampel dihitung menggunakan rumus satu proporsi sehingga diperoleh jumlah sampel 96 responden. Sampel dipilih dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dan data diperoleh dari catatan rekam medis pasien.
Dari 91 pasien, proporsi pasien yang berstatus gizi baik atau lebih 74% dan gizi kurang 26%. Prevalensi Rasio (PR) untuk variabel jumlah T-CD4 11,88 (CI85% 1.683-83,911), status hemoglobin (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), umur (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), jenis kelamin (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), pendidikan (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), pekerjaan (PR=1,283, 0,683-2,580), status pernikahan (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), status ART (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), lama ART (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), Infeksi oportunistik (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), pengguna narkoba (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) dan konsumsi alkohol (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274).
Pasien yang memiliki status gizi baik atau lebih, lebih banyak dibandingkan pasien yang memiliki status gizi kurang. Penelitian lebih lanjut tentang status gizi masih perlu dilakukan.

The numbers of HIV cases are increasing every year. Poor nutritional status in patients with HIV/AIDS is one of the issues.
The purpose of this study to know the description of the nutritional status of patients with HIV/AIDS in RSUPN Cipto Mangunkusumo 2012.
Design study in this research is cross sectional. The numbers of respondents were 96 samples. The sample was selected by simple random method (simple random sampling) and data collected from medical records of patient.
Of 91 patients, the proportion of patients who were normal or overweight BMI 74% and 26% were underweight. Prevalensi Rasio (PR) for each variable T-CD4 (PR=11,88, CI85% 1.683-83,911), hemoglobin status (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), age (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), sex (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), education status (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), work status (PR=1,283, 0,683-2,580), marital status (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), ART status (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), ART duration (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), opportunistic infection (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), illicit drugs (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) and alcohol consumption (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274).
The amount of patients with good nutritional status more than patients with less nutritional status and patients with more nutrition. More research on the nutritional status still needs to be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Semakin meningkatnya angka prevalensi orang dengan HIV-AIDS (ODI-IA) memicu terbentuknya persepsi negatif dan diskriminasi terhadap ODHA. Persepsi negatif dan diskriminasi terhadap ODHA dapat menjadi penghalang utama bagi pencegahan HIV-
AIDS dan dapat rnenghambat seseomng untuk melakukan tes HIV-AIDS. Hal tersebut juga menyebabkan penderita tidak menginformasikan tentang penyakitnya pada orang lain dan tidak berperilaku yang bertujuan untuk mengurangi resiko penularan HIV-
AIDS. Penelitian yang berjudul “Persepsi Rernaja RW O5 Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara terhadap ODHA” bertuj uan untuk mendapatkan gambaran persepsi remaja RW 05 kelurahan Papanggo kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara terhadap ODHA. Desain penelitian yang digunakan adaiah metode deskriptif sederhana dengan jumlah sarnpel total populasi sebesar 68 orang yang diperoleh melalui metode sampel acak sederhana (simple random sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil analisa data menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang HIV-AIDS (52,9%), sebanyak 58,8% remaja memiliki nilai dan kepercayaan positif terhadap ODHA dan lebih dari separuh remaja memiliki persepsi positif terhadap ODHA (51,5%)"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5609
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratrieh Nurmala Dewi
"Data surveilan nasional HIV dan AIDS departemen kesehatan mengindikasikan penularan HIV/AIDS yang terus meningkat. Terdapat 12-19 juta orang rawat untuk terkena HIV. Dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS sering diinformasikan tentang penggunaan kondom namun sampai saat ini masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi remaja tentang penggunaan kondom sebagai upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS. Desain yang digunakan deskriptif dengan pendekata cross sectional. Karakteristik responden adalah mahasiswa Universitas Indonesia Depok yang berusia antara 17-24 tahun. Sampel dalam penelitian ini yaitu 96 oresponden dipilih melalui purposis sampling. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh mahasiswa memiliki persepsi yang buruk tentang penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS. Peneliti merekomendasikan agar perawat dapat berperan aktif memberikan edukasi kepada remaja mengenai penyakit HIV/AIDS dan kondom. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5606
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Estie Puspitasari
"Latar Belakang: Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Pengetahuan tentang karakteristik dan prediktor mortalitas dapat membantu dalam penatalaksanaan pasien. Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor prediktor mortalitas di Indonesia belum ada.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor prediktor mortalitas pasien HIV/AIDS dewasa yang dirawat inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada pasien rawat inap dewasa RSCM yang didiagnosis HIV/AIDS selama tahun 2011-2013. Data klinis dan laboratorium beserta status luaran (meninggal atau hidup) dan penyebab mortalitas selama perawatan diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dilakukan pada tujuh variabel prognostik, yaitu jenis kelamin laki-laki, tidak dari rumah sakit rujukan, tidak pernah/putus terapi antiretroviral (ARV), stadium klinis WHO IV, kadar hemoglobin <10 g/dL, kadar eGFR <60 mL/min/1,73 m2 dan kadar CD4+ ≤200 sel/µL. Variabel yang memenuhi syarat akan disertakan pada analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Dari 606 pasien HIV/AIDS dewasa yang dirawat inap (median usia 32 tahun; laki-laki 64,2%), sebanyak 122 (20,1%) baru terdiagnosis HIV selama rawat dan 251 (41,5%) dalam terapi ARV. Median lama rawat adalah 11 (rentang 2 sampai 75) hari. Sebanyak 425 (70,1%) pasien dirawat karena infeksi oportunistik. Mortalitas selama perawatan sebesar 23,4% dengan mayoritas (92,3%) penyebabnya terkait AIDS. Prediktor independen mortalitas yang bermakna adalah stadium klinis WHO IV (OR=6,440; IK 95% 3,701 sampai 11,203), kadar hemoglobin <10 g/dL (OR=1,542; IK 95% 1,015 sampai 2,343) dan kadar eGFR <60 mL/min/1,73 m2 (OR=3,414; IK 95% 1,821 sampai 6,402).
Simpulan: Proporsi mortalitas selama perawatan sebesar 23,4%. Stadium klinis WHO IV, kadar hemoglobin <10 g/dL dan kadar eGFR <60 mL/min/1,73 m2 merupakan prediktor independen mortalitas pasien HIV/AIDS dewasa saat rawat inap.

Background: Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) is a big problem that threatening in Indonesia and many countries in the world. The knowledge on the characteristics and prediction of outcome were important for patients management. There are no studies on the predictors of mortality in Indonesia.
Objective: To determine the predictors of mortality in hospitalized adult patients with HIV/AIDS in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia.
Methods: We performed a retrospective cohort study among hospitalized adult patients with HIV/AIDS in Cipto Mangunkusumo Hospital between 2011-2013. Data on clinical, laboratory, outcome (mortality) and causes of death during hospitalization were gathered from medical records. Bivariate analysis using Chi- Square test were used on the seven prognostic factors (male sex, not came from referral hospital, never/ever received antiretroviral therapy (ART), WHO clinical stage IV, hemoglobin level <10 g/dL, eGFR level <60 mL/min/1.73 m2 and CD4+ count ≤200 cell/µL). Multivariate logistic regression analysis was performed to identify independent predictors of mortality.
Results: Among 606 hospitalized HIV/AIDS patients (median age 32 years; 64.2% males), 122 (20.1%) were newly diagnosed with HIV infection during the hospitalization and 251 (41.5%) on ART. Median length of stay was 11 (range 2 to 75) days. There were 425 (70.1%) patients being hospitalized due to opportunistic infection. In-hospital mortality rate was 23.4% with majority (92.3%) due to AIDS-related illnesses. The independent predictors of mortality in multivariate analysis were WHO clinical stage IV (OR=6.440; 95% CI 3.701 to 11.203), hemoglobin level <10 g/dL (OR=1.542; 95% CI 1.015 to 2.343) and eGFR level <60 mL/min/1.73 m2 (OR=3.414; 95% CI 1.821 to 6.402).
Conclusions: In-hospital mortality rate was 23.4%. WHO clinical stage IV, hemoglobin level <10 g/dL and eGFR level <60 mL/min/1.73 m2 were the independent predictors of in-hospital mortality among hospitalized patients with HIV/AIDS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Mariana
"[ABSTRAK
Latar Belakang : Penggunaan efavirenz dan rifampisin secara bersamaan menjadi suatu tantangan dalam penanganan HIV/AIDS-Tuberkulosis. Rifampisin sebagai penginduksi enzim pemetabolisme efavirenz dapat menurunkan kadar plasma efavirenz, dan dapat menyebabkan gagal terapi HIV.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rifampisin terhadap kadar plasma efavirenz dan viral load viral load pasien HIV/AIDS-Tuberkulosis yang telah mendapat terapi antiretrovirus 3-6 bulan. Metode : Penelitian ini mengukur kadar efavirenz dan viral load pasien HIV/AIDS yang mendapat antiretroviral berbasis efavirenz dosis 600 mg/hari setelah 3-6 bulanterapi dan pasien HIV/AIDS-Tuberkulosis dengan terapi antiretroviral yang sama dan terapi antituberkulosis berbasis rifampisin di RSPI Prof. DR Sulianti Saroso, hasilnya akan dibandingkan. Hasil : Subjek penelitian berjumlah 45 pasien, terdiri dari 27 pasien kelompok HIV/AIDS dan 18 pasien kelompok HIV/AIDS-Tuberkulosis. Pada pemeriksaan kadar plasma efavirenz didapat median (min-maks) kelompok HIV/AIDS 0,680 mg/L (0,24-5,67 mg/L), median (min-maks) kadar plasma kelompok HIV/AIDS-Tuberkulosis 0,685 mg/L (0,12-2,23 mg/L), berarti tidak terdapat perbedaan kadar plasma efavirenz yang bermakna secara statistik antara kedua kelompok (MannWhitney, p=0,480). Proporsi pasien dengan viral load ≥ 40 kopi/ml pada kelompok HIV/AIDS sebesar 51,9%, sedangkan pada kelompok HIV/AIDS-Tuberkulosis sebesar 72,2% (ChiSquare, p=0,291), tidak terdapat perbedaan proporsi pasien yang viral load < 40 kopi/ml maupun ≥ 40 kopi/ml antar kelompok. Tidak terdapat perbedaan secara statistik (Chi Square, p=0,470) antara proporsi pasien yang mempunyai kadar subterapetik dalam kelompok, dengan hasil viral load < 40 kopi/ml (45,2%) maupun ≥ 40 kopi/ml (54,8%). Kesimpulan: Kadar plasma efavirenz maupun viral load pasien HIV/AIDS-Tuberkulosis yang mendapat antiretroviral bersama antituberkulosis berbasis rifampisin tidak berbeda bermakna dengan pasien HIV/AIDS setelah 3-6 bulan terapi antiretroviral.

ABSTRACT
Background: Concomitant use of efavirenz and rifampicin is a challenge in the treatment of HIV/AIDS-Tuberculosis infection. Rifampicin may decrease plasma concentration of efavirenz through induction of its metabolism, and could lead to HIV treatment failure Objective: To determine the effect of rifampicin-containing tuberculosis regimen on efavirenz plasma concentrations and viral load in HIV/AIDS-Tuberculosis infection patients who received efavirenz-based antiretroviral therapy. Methods: plasma efavirenz concentrations and HIV viral load were measured in HIV/AIDS patients treated with 600 mg efavirenz-based antiretroviral for 3 to 6 months and in HIV/AIDS-Tuberculosis infection patients treated with similar antiretroviral regimen plus rifampicin-containing antituberculosis in Prof. DR. Sulianti Saroso, Hospital Jakarta, Indonesia, The results were compared Results: Forty five patients (27 with HIV/AIDS and 18 with HIV/AIDSTuberculosis infections) were recruited during the period of March to May 2015. The median (min-max) efavirenz plasma concentration obtained from HIV/AIDS group [0,680 mg/L(0,24 to 5,67 mg/L] and that obtained from HIV/AIDSTuberculosis group[0.685 mg/L (0.12 -2.23 mg/L)] was not significantly different (Mann-Whitney U test, p = 0.480) .The proportion of patients with viral load ≥ 40 copies/ml after 3-6 months of ARV treatment in the HIV/AIDS group (51.9%), and the HIV/AIDS-Tuberculosis group (72.2%) was not significantly different (Chi Square test, p = 0.291). There was no significant difference (Chi Square, p=0,470) between the proportions of patients with subtherapeuticefavirenz plasma concentration in the groups with viral load < 40 copies/mL (45,2%) and ≥ 40 copies/mL (54,8%) Conclusions: Plasma efavirenz concentrations and viral load measurements in HIV/AIDS-Tuberculosis patients in antiretroviral and rifampicin-containing antituberculosis regimen were not significantly different with those in HIV/AIDS patients in 3 to 6 months antiretroviral therapy., Background: Concomitant use of efavirenz and rifampicin is a challenge in the treatment of HIV/AIDS-Tuberculosis infection. Rifampicin may decrease plasma concentration of efavirenz through induction of its metabolism, and could lead to HIV treatment failure Objective: To determine the effect of rifampicin-containing tuberculosis regimen on efavirenz plasma concentrations and viral load in HIV/AIDS-Tuberculosis infection patients who received efavirenz-based antiretroviral therapy. Methods: plasma efavirenz concentrations and HIV viral load were measured in HIV/AIDS patients treated with 600 mg efavirenz-based antiretroviral for 3 to 6 months and in HIV/AIDS-Tuberculosis infection patients treated with similar antiretroviral regimen plus rifampicin-containing antituberculosis in Prof. DR. Sulianti Saroso, Hospital Jakarta, Indonesia, The results were compared Results: Forty five patients (27 with HIV/AIDS and 18 with HIV/AIDSTuberculosis infections) were recruited during the period of March to May 2015. The median (min-max) efavirenz plasma concentration obtained from HIV/AIDS group [0,680 mg/L(0,24 to 5,67 mg/L] and that obtained from HIV/AIDSTuberculosis group[0.685 mg/L (0.12 -2.23 mg/L)] was not significantly different (Mann-Whitney U test, p = 0.480) .The proportion of patients with viral load ≥ 40 copies/ml after 3-6 months of ARV treatment in the HIV/AIDS group (51.9%), and the HIV/AIDS-Tuberculosis group (72.2%) was not significantly different (Chi Square test, p = 0.291). There was no significant difference (Chi Square, p=0,470) between the proportions of patients with subtherapeuticefavirenz plasma concentration in the groups with viral load < 40 copies/mL (45,2%) and ≥ 40 copies/mL (54,8%) Conclusions: Plasma efavirenz concentrations and viral load measurements in HIV/AIDS-Tuberculosis patients in antiretroviral and rifampicin-containing antituberculosis regimen were not significantly different with those in HIV/AIDS patients in 3 to 6 months antiretroviral therapy.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Luthfiana
"Skripsi ini membahas tentang perilaku berisiko HIV/AIDS pada pekerja bangunan di Proyek World Class University. Salah satu kontributor utama penyebaran global HIV adalah migrant workers Tujuannya untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan dengan desain Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja yang ada berjumlah 316 orang, dan sampel yang diambil berjumlah 100 orang. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret-April tahun 2012. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik individu, pengetahuan dan sikap tidak ada hubungan dengan perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS. Pengetahuan dengan p=0,865 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS.

This thesis discusses the risk behaviors of HIV / AIDS on the construction workers at the World Class University Project. One of the main contributors to the global spread of HIV are migrant workers. Aim to find out if there is relationship of knowledge, attitudes and risk behaviors of HIV / AIDS. The research was conducted by Cross Sectional design with quantitative approach. The study population was all workers who have totaled 316 people, and samples taken of 100 people. Retrieval of data held in March-April 2012. Data analysis included univariate and bivariate analysis. These results indicate that individual characteristics, knowledge and attitudes no association with risk behaviors for HIV / AIDS. Knowledge with p = 0.865 showing no significant relationship between knowledge of risk behavior for HIV / AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>