Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144063 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Sri Haryanti
"Jumlah perokok pada remaja menunjukkan angka yang mernprihatinkan. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) World Health Organizations (WHO) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa 31,3 anak-anak usia 13 sampai 15 tahun di Indonesia sudah merokok. Pada tahun 2007 dalam GYTS, jumlah perokok usia 13 sampai 18 tahun di Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja di SMK Mandiri Depok. Metode yang digunakan adalah deskriptif sederhana yang diambil secara quota sampling. Penelitian dilakukan di SMK Mandiri Depok.
Penelitian menggambarkan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku merokok pada remaja adalah faktor orang tua. Hal ini terlihat 76,5% responden menyatakan orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok.

Number of smokers on adolescent have reached a concerning level. In 2006, Global Youth Tobacco Survey (GYTS) World Health Organizations (WHO) indicated that 37.3% of I3 to 15 years old children in indonesia had smoked. In 2007, GYTS indicated that young smoker in Indonesia had occupied first rank in Asia.
The purpose of this research is to lcnow about the factors that related to smoking behavior of students on SMI( Maudiri Depok with simple descriptive method. The respondent were taken by quota sampling.
The result of this research shows that the parents are the most influential factor in smoking behavior on adolescent. This can be seen from the percentages of students, which is 76.5%, were stated that parents have a really big influence to smoking behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5761
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marsito
"Kelompok remaja sangat besar kontribusinya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat seperti melakukan tindakan tidak merokok. Oleh karena itu fungsi keluarga sangat memegang peranan dalam mengendalikan tindakan merokok bagi remaja. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskreptif korelasi dengan pendekatan cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi fungsi keluarga yang terbagi menjadi lima fungsi keluarga yaitu fungsi efektif, fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi reproduksi. dan fungsi kesehatan dengan perilaku remaja merokok di SMA/SMK Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 220 remaja dengan kriteria siswa yang masih duduk di bangku sekolah SMA/SMK Kecamatan Gombong yang merokok penentuan sampel dilakukan dengan cara closter random sampling. Analisis data yang dilakukan meliputi univariat, bivariat (uji Chi Square) dan multivariate (uji regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi keluarga yang berkontribusi terhadap perilaku remaja merokok adalah fungsi sosial (p value =0,000) fungsi ekonomi (p value =0,003). fungsi reproduksi (p value=0,004), dan fungsi afektif (p value=0,008). Sedangkan variabel fungsi keluarga yang paling dominan berkontribusi terhadap perilaku remaja merokok adalah fungsi sosial dan fungsi ekonomi keluarga, oleh karena itu diperlukan komitmen orang tua/keluarga untuk dapat menerapkan fungsinya di keluarga dalam mengasuh anak remajanya, dan dapat mempertimbangkan karakleristik perkembangan remaja. Perawat komunitas berperan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga baik kepada orang tua untuk dapat melakukan fungsi keluarga secara tepat pada remaja dan memberikan infoemasi yang dibutuhkan remaja sesuai dengan tugas perkembangannya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T21864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Ni Putu
"Remaja dalam pertumbuhan dan perkembangan merupakan kelompok berisiko terjadi perubahan perilaku: merokok, agresif dan seksual. Perubahan tersebut berhubungan dengan karakteristik remaja dan keluarga, serta pola asuh keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik remaja, keluarga, pola asuh. dan hubungan antara karakteristik remaja, keluarga dan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja: merokok, agresif dan seksual pada siswa SMA dan SMK di Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 263 pasang responder, yaitu remaja dan orang tua.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian besar remaja jenis kelamin laki-laki, 60,1%, keaktifan organisasi 67,3% aktif, dan 46,8% remaja berperilaku merokok, agresif dan seksual yang tidak baik. Terdapat hubungan antara jenis kelamin remaja, keaktifan remaja dalam organisasi dan ekstra kurikuler dengan perilaku remaja: merokok, agresif dan seksual (p<0,005). Ditemukan hubungan antara pendidikan ibu, pendidikan bapak, pendapatan keluarga, dalam keluarga ada yang merokok, tipe keluarga dan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja: merokok, Agresif, dan seksual (p<0,05).
Dari analisis multivariat terdapat 5 variabel berhubungan dengan perilaku remaja, yaitu: jenis kelamin, keaktifan remaja dalam organisasi dan ekstra kurikuler, pendidikan ibu, dalam keluarga ada yang merokok, dan pola asuh keluarga. Pendidikan ibu merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku remaja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik remaja dan keluarga serta pola asuh keluarga sangat berhubungan dengan perilaku remaja: merokok, agresif dan seksual. Saran yang dapat disampaikan adalah meningkatkan kegiatan UKS pada siswa SMA dan SMK dengan prioritas remaja laki-laki, meningkatkan asuhan keperawatan keluarga, dan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam menangulangi masalah merokok, agresif dan seksual di Kecamatan Bogor Barat.

Adolescence is the age group with the risk of changes in behaviors, such as: smoking, aggressiveness, and sexual. These changes are related with characteristics of adolescence and family, as well as parenting. The adolescence in this study is the students of High School in West Bogor Sub-District. This study is aimed to identify the relationship of adolescence's and family's characteristics, and parenting with adolescence's behaviors: smoking, aggressiveness and sexual of High School Students in West Bogor. This study is a quantitative study, using the cross sectional approach. The total samples in this study were 263 couples, consisted of students and their parents.
The results of the study showed that most of the students in the sample (60.1%) were male; about 67.3 percent of them active in organization, and 46.8 percent had a bad behaviors in terms of smoking, aggressiveness, and sexual. There were significant relationship of sex and organization activities of the students with their behaviors (p<0.005); parent's education, family income, the presence of smoking family members, family type, and parenting, with the behaviors of the adolescence (p<0.05).
The results of multivariate analysis showed that 5 variables were significantly related to the adolescence's behaviors. Those independent variables were sex, organization activities, mother's education, the presence of smoking family member, and parenting Thus, one can conclude that the adolescence's and family's characteristics as well as parenting were significantly related to adolescence's behaviors: smoking, aggressiveness, and sexual. Therefore, the author suggests some programs to be implemented, such as improvements of: School Health Program with emphasis on male students; family health care; and involvement of all community to control the problems of smoking, aggressiveness, and sexual abuse in West Bogor Sub-District.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusma Dewi
"Masa remaja merupakan masa mencari jati diri, dimana keingintahuan mengeksplore bagian tubuhnya meningkat. Tidak mengherankan bahwa pada masa remaja, seseorang dapat melakukan masturbasi. Pengetahuan masturbasi biasanya bisa diperoleh dari media elektronik maupun media cetak. Selain itu dapat juga diperoIeh dari teman sebaya (peer group).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterkaitan peer group dengan tingkat pengetahuan masturbasi pada remaja di SMK Mandiri Depok tahun 2010. Desain penelitian dengan menggunakan uji chi square. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 85 orang dengan kriteria responden laki-laki, usia 14-18 tahun, mempunyai peer group, bersekolah di SMK Mandiri Depok.
Hasil penelitian mengenai distribusi tingkat pengetahuan didapat sebanyak 49 orang (57,6%) penegtahuan rendah. Sedangkan keterikatan peer group pada siswa SMK Mandiri sebanyak 53 orang (62%) dengan keterikatan dengan peer group rendah. Peran peer group pada remaja di SMK Mandiri sebanyak 60 orang (70,6%) menunjukkan peran peer group rendah terhadap pengetahuan masturbasi. Sedangkan analisis berdasarkan frekuensi bertemu peer group sebanyak 53 orang (62,4 %) memiliki frekuensi rendah bertemu dengan peer group. Pada anatisis usia responden didapatkan rata- rata usia 16.36 tahun (95% CI: 16,15- 16,57) dengan standar deviasi 0,949. Sedangkan analisis untuk jumlah ternan dekat didapatkan rata-rata siswa SMK Mandiri memiliki 9.53 orang teman dekat ( 95% Cl: 7,85- 11,12) dengan standar deviasi 7,805.
Hasil penelitian analisis p value sebesar 0.033 dengan alpha = 0,05 artinya terdapat hubungan antara keterkaitan peer group dengan Tingkat pengetahuan Remaja tentang Masturbasi pada siswa SMK Mandiri Depok. sedangkan huungan peran peer group dengan tingkat pengetahuan masturbasi didapat p value= 0,680 dengan alpha 0,05, artinya tidak terdapat hubungan antar keduanya. Analisis hubungan frekuensi bertemu dengan peer group dengan tingkat pengetahuan didapat p value 0,003 dengan alpha 0,05 artinya ada hubungan antara frekuensi berternu dengan tingkat pengetahuan masturbasi. Distribusi rata-rata usia teman dekat menurut keterkaitan peer group, hasil uji didapatkan p value 0,323 dengan alpha 0,05 terlihat tidak ada hubungan yang signifikan. Sedangkan rata- rata jumlah teman dekat menurut keterkaitan peer group, basil uji yang didapat p value 0,136 ( alpha 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variable tersebut.

Adolescence is a time for identity, which explored his body increased curiosity. No wonder that in adolescence, a person can masturbate. Knowledge masturbation can usually be obtained from electronic media and print media. Moreover, it can also be obtained from peers (peer group).
This study aims to determine linkage relationships with the level of knowledge peer group masturbation among adolescents in vocational Mandiri Depok 2010. Design research by using chi square test. Data analysis was performed with univariate and bivariate. The samples used for as many as 85 people by the criteria of male respondents, aged 14-18 years, has peer group, schooling at SMK Depok.
Independent result research on the distribution of the level of knowledge gained as many as 49 people (57.6%) low knowledge. While peer group attachment on SMK Mandiri students 53 people (62%) with attachment to peer group rendah. Peran in adolescent peer group in as many as 60 people SMK Mandiri (70.6%) showed low peer group role of masturbation knowledge. While the analysis based on the frequency of peer group to meet as many as 53 people (62.4%) had a lower frequency to meet with peer group. Pada respondents age analysis showed the average age of 16:36 years (95% CI: 16.15 to 16.57) with a standard deviation of 0.949. While the analysis for the number of close friends got an average of vocational students have a 9:53 Mandiri close friends (95% CI: 7.85 to 11.12) with a standard deviation of 7.805.
The results of analysis for 0033 with a p value of alpha = 0.05 means there is a relation between the level of linkage peer group know/edge about Masturbation Teen Mandiri Depok on vocational students. Relations role of the peer group while the level of knowledge gained masturbation p value = 0.680 with an alpha of 0.05, meaning there was no correlation between the two. Analysis of the frequency relationship with a peer group met with the level of knowledge gained by alpha 0.003 p value 0.05 means that there is a correlation between the frequency of masturbation met with the level of knowledge. The average age distribution of close friends menutur linkage peer group, test results obtained with p value 0.323 0.05 alpha seen no significant relationship. While the average number of close friends by linkage peer group, test results obtained p value of 0.136 (alpha 0.05), meaning that no significant relationship between these two variables.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5940
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maya Azkiyati
"ABSTRAK
Harga diri pada remaja dipengaruhi oleh hasil eksplorasi yang remaja lakukan,
diantaranya adalah mencoba perilaku merokok. Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang
merokok. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelatif. Pengambilan
sampel pada 94 remaja (usia rata-rata 16,28 tahun) di SMK Putra Bangsa pada
Mei 2012 dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian
menggunakan skala perilaku merokok dan skala harga diri Rosenberg (r tabel
reliabilitas: 0,711). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
merupakan bukan perokok harian, tipe perokok ringan, perilaku merokok tinggi,
dan harga diri positif. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang
merokok (p value = 0,025; α = 0,05). Disarankan agar institusi pendidikan, dinas
kesehatan, dan LSM anti rokok bekerja sama untuk melakukan tindakan
pencegahan dan penghentian perilaku merokok pada remaja.

ABSTRACT
The adolescent?s self esteem is likely affected by explorative experience, such as
the desire to try smoking. The aim this study was to explore the relationship of
the smoking behavior with the self esteem of male adolescent smoker. A
descriptive correlative design was used. The sample were 94 male adolescence
(mean age 16,28 years old) at SMK Putra Bangsa on Mei 2012. The instrumen
used smoking behavior?s scale and Rosenberg?s self esteem (r table reliability:
0,711). The result of this study revealed that the most respondents were not daily
smokers, classified as mild smokers, had high smoking behavior, and had a
positive self esteem. The result of this study showed that there was a meaning
correlation between the smoking behavior and the male adolescent?s self esteem
(p value = 0,025; α = 0,05). It is suggested to education institution, health
departement, and social organization for anti-smoking, to work together to stop
and prevent smoking behavior on adolescent."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Amalia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wisanti
"Prevalensi perokok remaja terus meningkat bahkan di usia yang semakin muda. Aktif Mandiri edukasi interaktif, latihan asertif, dan manajemen diri sebagai salah satu tindakan keperawatan yang diharapkan dapat merubah perilaku dan persepsi remaja tentang perilaku merokok. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengaruh intervensi keperawatan Aktif Mandiri untuk mengatasi masalah perilaku merokok pada remaja. Pelaksanaan intervensi ini dilakukan di komunitas khususnya setting sekolah yang mengelola 106 remaja perokok di SMP dan keluarga dengan sepuluh keluarga kelolaan di Kelurahan Curug selama satu tahun. Hasil evaluasi menunjukkan ada peningkatan rerata pengetahuan P=0.001, sikap P=0.007, dan perilaku P=0.001 sedangkan pada persepsi tidak terjadi peningkatan rerata P=0.056 dan peningkatan kemandirian keluarga. Intervensi Aktif Mandiri ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku secara signifikan tentang perilaku merokok. Disarankan agar intervensi Aktif Mandiri diterapkan di sekolah yang terintegrasi dengan program kesehatan remaja.

Adolescent smoker prevalence continues to increase in younger ages. Aktif Mandiri intervention interactive education, assertive training, and self-management is a nursing action as a strategy to prevent and handle smoking behavior by changing the perception and behavior of adolescents. The aim of this paper were to identify the influence of Aktif Mandiri on adolescents behavior and perception about smoking, conducted in school and family settings. Implementiation of this intervention was conducted in the community especially in school settings with 106 adolescent smokers in junior high schools and ten families at Curug. The result showed that there was significant increase of knowledge P = 0.001, attitude P = 0.007, and behavior P = 0.001, while there was no change in perception aspect P = 0.056 and increase of family independence. This Aktif Mandiri intervention can significantly increasing knowledge, attitude and behavior about smoking behavior. Aktif Mandiri education is recommended to implemented in school and integrated with adolescent health program. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nova Nurhayati
"ABSTRAK
Prevalensi perokok pada remaja mengalami peningkatan. Mortalitas serta
morbiditas yang berkaitan dengan rokok juga terus meningkat. Tujuannya
diketahuinya proporsi perilaku merokok dan faktor – faktor yang berhubungan
pada siswa/i remaja Paket B atau setara SMP di PKBM Bina Insan Mandiri, Kota
Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang merokok ada 35.3
% dengan usia 10 – 20 tahun dan faktor – faktor yang berhubungan secara
signifikan dengan perilaku merokok adalah jenis kelamin, sikap terhadap rokok,
persepsi responden terhadap kemudahan untuk mendapatkan rokok, persepsi
responden terhadap kemampuan untuk membeli rokok yang diinginkannya dan
perilaku teman yang merokok. Saran untuk peningkatan promosi kesehatan
tentang efek merugikan dari rokok dan perokok pasif, pembentukan teman sebaya
untuk mengingatkan remaja dalam hal merokok, pembuatan kebijakan tentang
kawasan tanpa rokok di Yayasan Bina Insan Mandiri

ABSTRACT
Prevalence of smoking in adolescents is increasing. Both mortality and morbidity
associated with smoking also increased. The aim of this study was to assess the
proportion of smoking behavior and factors related to students smoking behavior
in the above school. This study was a cross sectional survey. The results showed
35.3 % of the students, aged 10 -20 years smoked. The following variables i.e sex,
attitudes toward smoking, perceptions of both accesibility and abbility to purchase
cigarettes and friends who smoked correlated significantly with smoking behavior
among students. It is sugessted to intensify of health promotion about the
detrimental effects of smoking and passive smoking the establishment of peers to
support no smoking behavior and making policy of free smoking area in the
institusion."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perusahaan Produk rokok mengharuskan pihak produsen memperkenalkannya secara
aktif kepada calon konsumen dan itu dilakukan melalui periklanan yang ada diseluruh
media komunikasi. Perusahan produk rokok berlomba-Iomba untuk memperkenalkan
produknya kepada konsumen. Iklan rokok yang ditampilkan mampu dilihat dan dibaca
oleh semua kalangan termasuk remaja. Remaja adalah salah satu fase perkembangan
manusia yang merupakan fase usia bermasalah salahsatunya adalah perilaku merokok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan iklan rokok dimedia
komunikasi dengan perilaku merokok remaja. Penelitian ini menggunakan instrument
kuisioner yang terdiri dari pertanyaan keterpaparan ikln rokok dan pertanyaan perilaku
merokok. Jumlah sampel sebanyak 95 orang yang diperoleh melalui metode simple
random sampling, dimana peneliti melakukan pemilihan secara acak dan sederhana
melalui penunjukkan secara langsung. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji
Chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata perilaku merokok responden bukan karena melihat atau membaca iklan rokok di berbagai media komunikasi.Tidak ada hubungan yang bermakna antara iklan rokok di media komunikasi dengan perilaku merokok pada remaja( P=0,08). Banyak faktor lainnya yang mempengaruhi, baik internal maupun eksternal. Perlu digali kembali faktor lain dari segi kemasan iklan rokok dan perilaku merokok."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5270
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fariz Iqbal
"Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam mensukseskan pembangunan nasional. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, timbul masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan, salah satunya perilaku merokok sejak dini. Prevalensi perokok terutama di Indonesia meningkat setiap tahunnya, terutama pada kelompok remaja. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan lazim yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini menarik untuk ditelaah mengingat bahwa rokok merupakan isu utama dalam mempengaruhi kesehatan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku merokok berdasarkan faktor umur, jenis kelamin, pengetahuan dan sikap tentang rokok, teman dan keluarga khususnya pada remaja di lingkungan RW. 22 Kelurahan Sukatani Kecamatan Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan rancangan survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2008 dengan jumlah sampel sebesar 107. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden sedangkan data sekunder yang diperoleh berupa data jumlah remaja di lingkungan RW. 22 Kelurahan Sukatani Kecamatan Cimanggis, Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 59,8% responden menyatakan pernah merokok. Diantara responden yang pernah merokok, 7,8% menyatakan merokok pertama kali pada usia kurang dari 10 tahun, 34,4% pada usia 10-15 tahun, 53,1% pada usia 16-20 tahun, dan 4,7% pada usia lebih dari 20 tahun. Dari 59,8% responden yang pernah merokok, 81,3% diantaranya masih merokok.
Diantara responden yang masih merokok, 46,2% responden menghisap rokok sebanyak 1-5 batang setiap hari, 44,2% menghisap 6-10 batang per hari, dan 9,6% menghisap 11-15 batang setiap harinya. Proporsi responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi mengenai rokok adalah 30,8%, sedangkan 69,2% lainnya mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah. Proporsi responden yang bersikap negatif terhadap rokok lebih banyak (56,1%) daripada responden yang bersikap positif (43,9%). Sebagian besar responden (98,1%) memiliki satu atau lebih teman yang berperilaku merokok.
70,1% responden pernah ditawarkan/diberi rokok oleh temannya, sedangkan 29,9% lainnya tidak pernah ditawarkan/diberi rokok oleh temannya. 75,7% responden memiliki salah satu atau lebih dari anggota keluarga yang merokok, 24,3% lainnya menyatakan bahwa salah satu atau lebih dari anggota keluarganya tidak ada yangmerokok. Diantara responden yang memiliki anggota keluarga yang merokok, 90,1% memiliki ayah yang merokok, 8,6% memiliki ibu yang merokok, 42% memiliki kakak yang merokok, dan 25,9% memiliki adik yang merokok.
Hasil analisis bivariat menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p = 0,000), pengetahuan (p = 0,02), dan faktor teman (p = 0,033) dengan perilaku merokok responden. Selain itu, tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p = 0,47), sikap (p = 0,185), dan faktor keluarga (p = 0,715) dengan perilaku merokok responden.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada Dinkes Depok untuk melakukan penyuluhan tentang rokok dan bahayanya secara intensif sehingga timbul kesadaran masyarakat terutama remaja untuk tidak merokok dan menghentikan kebiasaan merokok. Selain itu, pemerintah daerah Depok agar memberlakukan peraturan yang lebih ketat seperti larangan merokok bagi anak-anak dan remaja."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>