Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratanto
"Indikator untuk mengukur kualitas pelayanan adalah kepuasan klien. Kepuasan klien yang rendah menggambarkan kualitas pelayanan berada dibawah standar. Kepuasan klien dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah karakteristik klien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan mahasiswa fakultas kesehatan dan fakultas non kesehatan terhadap pelayanan PKM UI Serta faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kepuasan klien atau mahasiswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif pada 106 responden yang dilakukan di PKM UI Depok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa fakultas kesehatan adalah 75,47 % dan mahasiswa fakultas non kesehatau adalah 62,26 %. Dari analisis data didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan tingkat kepuasan adalah mutu pelayanan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5629
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Hutami
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan mahasiswa UI terhadap pelayanan Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Indonesia (PKM UI). Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan agar teridentifikasinya faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan mahasiswa UI terhadap pelayanan PKM UI. Sampel pada penelitian ini adalah 106 mahasiswa U1 Depok. Faktor-faktor yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, bidang keilmuan, dan gaya hidup. Hasil penelitian merujukan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, bidang keilmuan, dan gaya hidup dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan PKM UI."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5936
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Stigma adalah atribut yang mengabaikan suatau kelompok sosial dalam berinteraksi sehingga timbul diskriminasi. Semakin meningkatnya angka prevalensi ODHA memicu terbentuknya stigma di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan perilaku mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS di Universitas Indonesia. Responden pada penelitian ini berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35 orang mahasiswa kesehatan dan 35 orang mahasiswa non kesehatan. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif perbandingan dengan desain cross sectional dan alat ukur menggunakan kuisioner. Analisa data berupa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa kesehatan yang tidak tahu tentang stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86, mahasiswa non kesehatan yang tahu sebanyak 54,29 %, dengan P value = 0,942 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan. Mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Mahasiswa kesehatan yang memiliki persepsi menolak stigma HIV-AIDS sebanyak 51,43%, sedangkan mahasiswa non kesehatan yang memiliki persepsi menerima stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86 %, dengan P value = 2,084 berarti tidak ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV AIDS. Mahasiswa kesehatan yang berperilaku positif
terhadap ODHA sebanyak 54,29 % dan mahasiswa non kesehatan yang berperilaku negatif terhadap ODHA sebanyak 54,29 %, dengan p value = 3,914 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Melihat fenomena ini, peneliti menyarankan agar memperbesar akses informasi dan pendidikan tentang HIV - AIDS dan stigma sehingga dapat mereduksi stigma dan tindakan diskriminasi pada ODHA."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5526
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nayaka Bhaswata
"Saat ini, bus merupakan jenis transportasi yang paling aman dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya yaitu hanya sekitar 0.6% saja dibandingkan dengan jenis transportasi lain. Berdasarkan data di Amerika terhadap kecelakaan yang terjadi pada transportasi bus, didapatkan sekitar 150 orang meninggal akibat kecelakaan terkait dengan bus. Sedangkan jumlah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau luka diperkirakan mencapai 19.000 orang per tahun.
Berdasarkan teori-teori mengenai kecelakaan, salah satu yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan adalah dengan memberikan informasi mengenai aspekaspek keselamatan, yaitu informasi mengenai bahaya, risiko, dan pencegahan terhadap bahaya transportasi kepada pengguna bus. Untuk itulah pengetahuan mengenai keselamatan transportasi penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan, dalam hal ini mengenai transportasi bus kuning. Penelitian ini melihat tingkat pengetahuan mahasiswa tentang keselamatan transportasi, yang terdiri dari pengetahuan bahaya, risiko, dan pengendalian terhadap bahaya bus kuning.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pendekatan analisis kuantitatif dengan sampel sebanyak 155 responden mahasiswa FKM UI program sarjana reguler angkatan 2005 menggunakan instrument kuesioner dengan pertanyaan mengenai keselamatan transportasi bus kuning. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa 70% responden (105 orang) memiliki tingkat pengetahuan tentang bahaya keselamatan bus kuning yang tergolong cukup, 88% responden (131 orang) memiliki tingkat pengetahuan risiko keselamatan bus kuning yang tergolong baik, dan 85% responden (126 orang) memiliki tingkat pengetahuan mengenai pengendalian bahaya keselamatan bus kuning yang tergolong baik."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Jeane Sherill Danille
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26706
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Reynaldy Ikhsan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Juli Katarina
"Mahasiswa merupakan kelompok berpendidikan yang memerlukan kondisi prima dalam menjalankan aktifitas sehari-had seperti mengikuti perkuliahan maupun aktifitas lailnya di masyarakat. Masa ini merupakan masa yang sibuk dan penuh tanggung jawab terhadap berbagai peran baik di keluarga maupun lingkungan. Secara rasional seharusnya mereka memiliki kecenderungan kepribadian yang positif terhadap nilai kesehatan dan mempraktekkan kebiasaan sehat. Olah karga itu penelitian ini ingin melihat hubungan antara orientasi kesehatan dengan kebiasaan sehat di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi UI. Selain itu akan dilihat pula apakah ada perbedaan yang signifnkan antara mahasiswa laki-Iaki dan percmpuan menyangkut orientasi kesehatan dan praktek kehiasaan sehat Penelitian ini mungambil sampel mahasiswa Fakultas Psikologi karena diasumsikan memiliki kepedulian terhadap kesehatan badan maupun jiwa. Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 100 mahasiswa yang terdiri dari 75 perempuan dan 25 laki-laki. Sampcl diambil secara non probabilitas dcngan teknik kuota proporsional.
Metode yang digunakan adalah kuantitalif dcngan desain survey research. Sebelum survei pada sampel sebcnarnya, dilakukan uji coba tcrhadap alat ukur. Selanjutnya survei dilaksanakan dalam bcnluk penycbaran kuesioner. Kuesioner menggunakan alat ukur skala orientasi kcschatan dari William E. Snell, Jr. dan indikator kebiasaan sehat dari Bausell Data yang terkumpul dianalisis dengan metodc statistik non parametrik. Berdasarkan uji Mann-Whitney, tidak ada perbedaan yang signiflkan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan menyangkut orientasi kesehatannya. Namun ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam mempratekan kebiasaan sehat Berikutnya korelasi diolah melalui uji korelasi Kendali. Dari sepuluh subskala yang ada, korelasi Signifikan terjadi antara subskala motivation to avoid zmhealthiness, motivation for healthiness dan internal health control dengan kcbiasaan sehat seluruhnya. Dengan demikian berarti tidak semua orientasi kesehatan yang positif memiliki korelasi yang signifikan dengan praktek kebiasaan sehaL Hal ini dikarnakan banyak hal lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kebiasaan sehat. Ada berbagai konflik yang harus dihadapi dalam mengadopsi gaya hidup yang sehat. Namun orientasi kesehatan yang positif merupakan dasar bagi keputusan pelaksanaan kebiasaan sehat. perempuan dalam mempraktckkan kebiasaan sehat"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Puspitasari
"Mahasiswa Fasilkom UI memiliki intensitas frekuensi dan durasi penggunaan laptop yang lebih tinggi dibandingkan fakultas lainnya yang ada di UI, padahal desain laptop tidak sesuai dengan standar ergonomi. Hal ini nantinya dapat memberikan dampak yang buruk bagi mahasiswa seperti menurunnya produktivitas karena gangguan kesehatan akibat menggunakan laptop. Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan jumlah responden 116 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku penggunaan laptop dan keluhan kesehatan akibat penggunaan laptop.
Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 47.4% responden yang menggunakan laptop dengan postur baik dan 55.2% mengalami keluhan kesehatan parah. Dari hasil uji Chi Square, tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku penggunaan laptop dengan keluhan kesehatan yang dirasakan akibat penggunaan laptop (p= 1.00, α = 0.05). Informasi mengenai penggunaan laptop yang benar beserta dampak penggunaan laptop pada mahasiswa Fasilkom UI perlu disosialisasikan secara luas agar pengguna laptop terhindar dari risiko gangguan kesehatan akibat penggunaan laptop.

Students of Computer Science Faculty, UI have higher frequency and duration in using laptop than other faculties in UI, whereas laptop design may not appropriate with ergonomic standard. Inappropriate laptop design with ergonomic standard can cause negative effects to students, such as decreasing of productivity due to health problems emerged after using laptop. This research designed using correlative descriptive with 116 respondents. This study purposed to examine the relationship between behavior in the usage of laptop and health problems due to the usage of laptop.
The result showed that only 47.4% students have good posture when using laptop and 55.2% have severe health problems. Based on chi square test, there was no significant relationship between behavior in the usage of laptop and health problems due to the usage of laptop (p= 1.00, α = 0.05). Information about right posture when using laptop and the impacts should be socialized to avoid the risk of health problems due to the usage of laptop.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Lestari
"ABSTRAK
Melek kesehatan merupakan determinan status kesehatan utama yang berhubungan dengan kemampuan seseorang mengakses informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk mencapai status kesehatan yang baik. Melek kesehatan dipengaruhi oleh usia, pendidikan, dan kemampuan mengakses teknologi. Mahasiswa merupakan kelompok yang memiliki faktor-faktor tersebut untuk mencapai melek kesehatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan melek kesehatan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan dan karakteristik pembanding lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan analisis perbandingan. Sampel yang terkumpul adalah 436 mahasiswa Universitas Indonesia. Melek kesehatan diukur menggunakan Health Literacy Questionnaire (HLQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kesehatan memiliki tingkat melek kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non kesehatan (p<0,001). Karakteristik pembanding lain yang signifikan secara statistik adalah pendapatan keluarga pada mahasiswa non kesehatan (p=0,04). Frekuensi akses informasi kesehatan online memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat melek kesehatan. Sumber informasi kesehatan juga tampak memiliki peranan dalam melek kesehatan. Peningkatan kemampuan melek informasi kesehatan online pada mahasiswa penting untuk dilakukan oleh Universitas Indonesia. Selain itu, sumber informasi kesehatan online harus ditingkatkan kualitasnya.

ABSTRACT
Health literacy is a major determinant of health status associated with a person's ability to access health information and health services to achieve good health status. Health literacy is influenced by age, education, and technology access ability. Students have these factors to achieve high health literacy level. This study aimed to compare the health literacy among health stuent and non-health student and identify other comparative characteristics. This study used cross sectional design and used comparative analysis. Samples collected are 436 students at the Unversitas Indonesia. Health literacy was measured using the Health Literacy Questionnaire (HLQ). The results showed that health students higher health literacy level compared to non-health students (p <0.001). Other comparative characteristic that statistically significant influencing health literacy level is the family income of non-health students (p = 0.04). Frequency of access to online health information has a significant relationship with the level of health literacy. Sources of health information also appears to have a role in health literacy. Universitas Indonesia should increase the online health information literacy skills in students. In addition, the quality of online health information sources must be improved.
"
2016
S63102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Fardillah
"Stigma terhadap penderita HIV/AIDS juga dilakukan oleh sektor pelayanan kesehatan seperti dokter dan perawat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengarui stigma terhadap stigmatisasi penderita HIV/AIDS pada mahasiswa kesehatan tingkat akhir program reguler di beberapa fakultas di Universitas Indonesia. Peneiitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal pengalaman masa lalu terkait HIV/AIDS saja yang memiliki hubungan terhadap stigmatisasi penderita HIV/AIDS karena nilai p(0,007) < α,(0,05). Sedangkan faktor-faktor intemal dan ekstemai lain (tingkat pengetahuan, niiai kepercayaan/agama, niiai sosial budaya dan faktor lingkungan sekitar) tidak memiliki hubungan dengan stigmatisasi pada responden yang diambil di Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Keperawatan ini.
Dari 77 orang responden yang diteliti didapatkan hasil yaitu sebesar 40 orang (51,9%) responden memiliki stigma negatif dan 34 orang lainnya (48,1%) memiliki stigma positif tingginya stigma negatif pada mahasiswa kesehatan harusnya menjadi perhatian khusus dunia pelayanan kesehatan.

Stigma related people with HIV/AIDS are belonging to the health worker like doctor and nurse. The objective of this research is to know the relationshhn between the factors that contributing the stigma with stigmatize related people with HIV/AIDS in the freshman students of healthy at the last stage regular program in several faculties in University of Indonesia.
The analysis result shows that just internal factor experienced related HIV/AIDS that have relation with stigmatize related people with HIV/AIDS because the p value (0,007) < α (0,05). The other internal and external factors (degree of knowledge, the value of believed the value of social culture, and environment) have not relation with stigmattize people with HIV/AIDS in the subjective of this research that token in the Medical Faculty Dental Medical Faculty, and Nursing Faculty.
This research used a descriptive correlation From 77 samples that have been researched the result shown about 40 people (5.19%) samples have a negative stigma and 34 other people (48, 1 %) have a positive stigma. The high level of stigma negative in the ji-eshrnan students of healthy must be have more intention from the healthy world side.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5723
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>