Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Permainan video game sangat trend di kalangan anak-anak terutama pada anak-anak Sekolah Dasar (SD) sehingga mereka sangat tertarik untuk memainkannya, hingga bisa menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain video game. Akibat dari bermain video game yang terlalu lama, membawa pengaruh kepada motivasi belajar mereka, sedangkan motivasi belajar merupakan hal penting untuk dimiliki oleh anak agar mereka merasa memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap prestasi belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh yang timbul dari permainan video game kepada motivasi belajar mereka. Penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif yang dilakukan secara cross sectional yaitu : penelitian dengan pengumpulan data pada satu waktu tertentu. Populasinya adalah anak SD kelas empat, lima dan enam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 9 (MIN 9 ) Petukangan Selatan, Jakarta Selatan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 58 responden dengan rnenggunakan teknik stratified random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Uji korelasi Chi Square (p=0,05) dan Spearman rank. Dari penelitian ini di dapatkan hasil tidak adanya pengaruh yang bermakna antara bermain video gome dengan motivasi belajar pada anak SD. Dengan demikian peneliti merekomendasikan penelitian berikutnya untuk mengambil responden penelitian pada anak yang benar-benar senang bermain video game dan memperbanyak jumlah responden, dan kepada pihak sekolah untuk membuat program intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang dapat memfasilitasi anak dalam meningkatkan motivasi belajar melalui jenis video game pendidikan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5318
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Wardiyah
"Kesulitan belajar merupakan hambatan/gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Di SDN Kelurahan Pondok Cina ada sekitar 12,5%-27,5% anak yang mengalami kesulitan belajar dalam satu kelas. Anak yang mengalami kesulitan belajar dapat dihubungkan dengan kurangnya keterampilan kognitif dan secara spesifik berkaitan dengan kurangnya pemikiran positif anak. Melalui pikiran positif anak akan lebih mampu mengatasi kesulitan-kesulitan melalui pemecahan masalah sederhana, menunda pemuasan sesaat dan anak akan mampu mengontrol perilakunya sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Terapi Kognitif Perilaku terhadap pikiran dan perilaku anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar.
Desain penelitian quasi eksperiment dengan pendekatan pre post test with control group. Penelitian dilakukan di SDN Kelurahan Pondok Cina dengan sampel anak yang mengalami kesulitan belajar yang terdiri dari 30 anak murid di SDN 3 Pondok Cina sebagai kelompok intervensi dan 30 murid SDN Pondok Cina 5 sebagai kelompok kontrol. Kriteria inklusi sampel adalah anak yang mengalami gangguan kemampuan akademik karena faktor psikologis, duduk di kelas IV, V dan VI, memiliki pikiran negatif dan perilaku maladaptif dan anak komunikatif. Terapi Kognitif Perilaku yang dilakukan melalui 5 sesi ini diarahkan untuk memodifikasi fungsi berpikir, merasa dan bertindak dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, berbuat dan memutuskan kembali.
Dengan merubah status pikiran dan perasaannya, anak diharapkan dapat mengubah tingkah lakunya. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik dependen t-Test menunjukkan ada pengaruh penerapan terapi kognitif perilaku terhadap perubahan pikiran dan perilaku pada anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar (pikiran; p=0,021 dan perilaku; p=0,045). Diharapkan penerapan terapi ini dapat dilaksanakan untuk tatanan sekolah dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan.

Learning difficulties constituted barriers learning disorders in children and adolescent characterized by significant disparity between the level of intelligence and academic skills that should be achieved. In SDN Pondok Cina there use 12,5%-27,5% about children who have difficulty learning in one class. Children who have learning difficulties can be connected with lack of cognitive skill and specifically related to child's lack of positive thinking. Through positive thinking, children will be better able to difficulty overcoming adversity through simple troubleshooting, delaying gratification of a moment and children will be able to control their own behavior. The aimed of this research was to know the effect of cognitive behavior therapy of thoughts and behavior school-age children who have learning difficulties.
Design of this research was using 'Quasi experimental design' with pre post test approach on intervention and control group. Research conducted in SDN Districk Pondok Cina using total sampling that children who have learning difficulties which consists of the 30 student SDN Pondok Cina 3 as a group intervention and 30 student SDN Pondok Cina 5 as a control group. Cognitive behavior therapy is done through five session, directed to modify the function of thinking feeling and acting by emphasizing the role of brain in analyzing decided to ask to do and decided to return.
By changing the status of his thoughts and feelings, children are expected to change his behavior. The bivariate statistical with dependent t-test result shows decrease in negative thoughts in children was significantly after receiving cognitive behavior therapy (p=0,021) and shows decrease in maladaptif behavior (p=0,045). Expected that the application of cognitive behavior therapy on school-age children can be done in mental health service by involving community health center and related office which in turn can improve the quality of education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41458
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ari Pratiwi
"Karakteristik anak usia sekolah dasar yang berusia 6 - 11 tahun antara lain adalah lebih menguasai kemampuan dasar seperti membaca, menulis dan matematika Santrock (2004: 20). Tugas perkembangan dan tuntutan belajar yang harus dilalui anak sekolah dasar, membuat anak hares dipersiapkan agar mampu menghadapi tugas perkembangan dan tuntutan di sekolah dasar. Kesiapan masuk sekolah adalah persyaratan keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang peserta didik memanfaatkan semaksimal mungkin suatu jenjang pendidikan Kesiapan anak dilihat dari lima aspek, yaitu a) perkembangan fisik dan motorik b) perkembangan sosial dan emosional c) pendekatan terhadap pembelajaran d) perkembangan bahasa e) kognisi dan pengetahuan umum.
Masing-masing anak memiliki kesiapan sekolah yang berbeda-beda. Untuk anak-anak yang secara usia kronologis seharusnya sudah slap masuk sekolah dasar, namun temyata usia mentalnya belum mencapai kematangan atau kesiapan sekolah, maka diperlukan bantuan ekstra untuk mempersiapkan kesiapan sekolah anak tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan kesiapan sekolah anak melalui intervensi program pembiasaan belajar.
Sesuai dengan definisi belajar yaitu perubahan perilaku yang teijadi secara permanen, yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman (Morgan,et al., 1986: 140), maka perilaku belajar dapat dibentuk melalui pembiasaan. Kebiasaan belajar yang balk (good study habits) akan membuat anak mencapai nilai baik, slap untuk mengikuti pelajaran dan bisa berpartisipasi di kelas (Peters, 2000: 13).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah seorang anak berusia 6 tahun yang telah duduk di kelas I sekolah dasar sejak tahun ajaran 2005/2006. Selama duduk di kelas 1, dapat dikatakan subyek belum memiliki kesiapan sekolah yang dapat dilihat dari tidak memiliki minat belajar dan menolak untuk belajar terutama dalam hal menulis, membaca dan berhitung, baik di rumah maupun di sekolah. Pada akhirnya, subyek tidak dapat naik ke kelas 2 karena tidak ada nilai rapor yang bisa is peroleh selama kelas I.
Peneliti menggunakan kuesioner asesmen kesiapan sekolah yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Assessment School Readiness Indicators yang digunakan di 3 negara bagian Amerika Serikat yang dikembangkan oleh SECPTAN (State Early Childhood Policy Technical Assistance Network). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada kuesioner yang dibuat negara bagian Missouri_ Kuesioner yang disusun peneliti terdiri dari 55 item yang dikelompokkan dalam 5 aspek kesiapan sekolah berserta indikator-indikatornya, ditambah dengan 1 aspek serba-serbi atau pemikiran matematika dan ilmiah. Herdasarkan hasil asesmen kesiapan sekolah, subyek belum memiliki kesiapan sekolah pada aspek pendekatan terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat 5 perilaku yang diintervensi dalam penelitian ini yaitu perilaku mempertahankan perhatian pada tugas yang diberikan, menyelesaikan tugas yang diberikan, mampu mengatasi frustrasi dan kegagalan, memiliki kebiasaan belajar di rumah dan memiliki sikap belajar yang positif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui program pembiasaan belajar yang telah dilaksanakan sebanyak Sembilan kali pertemuan, memperlihatkan terjadinya peningkatan kesiapan sekolah pada subyek. Melalui rangkuman basil program pembiasaan belajar, dapat dilihat bahwa subyek mengalami peningkatan pada semua perilaku yang ingin ditingkatkan. Hanya saja, peningkatan perilaku-perilaku tersebut masih belum belum stabil. Perilaku yang masih perlu ditingkatkan adalah kemampuan subyek dalam menoleransi frustrasi dan kegagalan. Subyek masih mudah patah semangat dan merajuk apabila menemui kegagalan atau hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Selain itu subyek juga seringkali tampak ragu-ragu dalam memulai sesuatu yang baru."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baine, David
New Jersey: Helen Keller International, [date of publication not identified]
371.9 BAI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Malahayati
"ABSTRAK
Video game semakin popular di semua kalangan, termasuk anak-anak. Bermain
video game secara berlebihan diperkirakan dapat mempengaruhi motivasi belajar
anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan
bermain video game dengan tingkat motivasi belajar pada anak usia sekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan teknik
stratified sampling. Penelitian ini dilakukan di salah satu SD di Depok dengan
jumlah sampel 106 orang. Data penelitian diujikan dengan menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan bermain video game
anak-anak di sekolah ini 65% tergolong kategori normal (waktu yang tidak
berlebihan). Di sisi lain, tingkat motivasi belajar anak-anak di sekolah ini 56%
tergolong kategori rendah. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa tidak
ada hubungan antara kebiasaan bermain video game dengan tingkat motivasi
belajar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi perawat untuk
memberikan edukasi dan konseling mengenai peningkatan motivasi belajar baik
secara langsung pada anak maupun melalui orangtua.

ABSTRACT
Video games are more popular in everyone, including children. Play video games
redundantly can be affecting the children's learning motivation. The purpose of
the research is to determine the correlation between the habit of playing video
game and the level of motivation learning in school-age children. The method of
the research is a descriptive correlative with the stratified sampling technique.
The research was conducted at a primary school in Depok with total sample of
106 people. The research data was tested by using a chi square test. The result
showed that the habit of playing video game of the children in this school is 65%
in normal category (not over time). On the other side, the level of motivation
learning of the children in this school is 56% in low category. The conclusion of
this research showed that there is no a correlation between the habit of playing
video game and the level of learning motivation. The results of this research can
be used as references for nurses in giving education and counseling about
increasing learning motivating directly for school-age children or for their
parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42742
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Holt, John Caldwell, 1923-1985
"Buku ini lebih memusatkan perhatian pada pembelajaran yang efektif ketimbang menjelaskannya atau memberi suatu teori tentangnya. Buku ini lebih tentang anak-anak daripada tentang psikologi anak. Buku ini berisi belajar tentang anak-anak, belajar dan eksperimen, bicara, olahraga, seni, matematika, khayalan, pikiran yang sedang bekerja, belajar dan cinta."
Jakarta: Erlangga, 2012
370.15 HOL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raudya Tu Zahra Daud Ibrahim
"Pada era saat ini, gadget telah dijangkau oleh semua kalangan termasuk anak usia sekolah. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif kepada anak salah satunya ketidakmampuan untuk berkonsentrasi saat belajar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan intensitas penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar pada anak usia sekolah di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling melibatkan 282 responden dari 3 sekolah dasar terpilih di kota Depok. Instrumen diukur dengan Kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) dan Krawietz Concentration Scale (KCS). Hasil utama penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar pada anak usia sekolah di kota depok (p value = 0.005). Peneliti menyarankan pelayanan kesehatan untuk mulai mensosialisasikan manajemen gadget yang ideal kepada anak-anak usia sekolah. Selain itu, sekolah juga dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang dapat digunakan agar siswa dapat menjadi lebih fokus ketika pembelajaran berlangsung.

In this era, gadgets have become accessible to all groups, including school-age children. The use of gadget can have negative impacts on children, one of which is the inability to concentrate during learning. Therefore, the aim of this research is to identify the relationship between gadget usage intensity and learning concentration among school-age children in Depok. This research uses a cross-sectional research design, cluster random sampling technique involving 282 respondents from 3 selected elementary schools in Depok. The instruments are measured using the Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) questionnaire and the Krawietz Concentration Scale (KCS). The main results of this research indicate a relationship between gadget usage and learning concentration among school-age children in Depok City (p value = 0.005). Researchers suggest that healthcare services begin to socialize ideal gadget management to school-age children. Additionally, schools can provide facilities and infrastructure that can be used so that students can become more focused during learning activities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumaningrum
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Mediated Learning Experience (MLE) yang diberikan melalui pelatihan kepada pengasuh anak efektif mengubah perilaku pengasuh anak dalam kegiatan pemberian makan yang berkualitas pada anak usia 3 hingga 4 tahun. Metode Mediated Learning Experience (MLE) merupakan metode yang mengajarkan berbagai keterampilan kepada anak melalui peningkatan interaksi antara mediator dan anak serta penggunaan berbagai pengalaman sebagai media bagi anak untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik (Klein, 1996). Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest/posttest design. Manipulasi yang akan dilakukan terhadap variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian metode MLE dalam konteks kegiatan pemberian makan pada anak usia 3 hingga 4 tahun melalui pelatihan. Materi yang diberikan pada pelatihan kegiatan pemberian makan yang berkualitas pada anak usia 3 hingga 4 tahun adalah karakteristik anak usia 3 hingga 4 tahun, fungsi makanan sehat, dan MLE dalam konteks mengenai kegiatan makan yang berkualitas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan Tes Wilcoxon. Hasil analisis data kuantitatif dihitung dengan menggunakan alat ukur MLERS dan kuesioner yang diisi oleh orang tua anak. Kedua perhitungan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi (p<0.05), artinya metode MLE efektif untuk meningkatkan kegiatan pemberian makan yang berkualitas oleh pengasuh pada anak usia 3 - 4 tahun.

Abstract
The purpose of this study is to examine whether Mediated Learning Experience (MLE) method that given through training for child caregiver can change caregiver habit in children 3 to 4 years old feeding activity. Mediated Learning Experience (MLE) is a method to teach many skill in children through interaction between caregiver and child, and also the use of experience as a medium for child to achieve a better understanding level (Klein, 1996.This research study use one group pretest/posttest design. Manipulation is made for the independent variable, the giving of MLE?s method in the context of 3 to 4 years old children feeding activity through the training. The materials are: the characteristics of 3 to 4 years old child; the benefit of healthy food; and MLE method in the context of qualified feeding activity. Data was analyzed using the combination of qualitative and quantitative method, using Wilcoxon Test. Data was assessed by Mediated Learning Experience Rating Scale (MLERS and questionnaire for parents. Both of them shown that there were significant difference before and after intervention (p<0.05).
"
2012
T30479
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Betti Astriani
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas teknik Mediated
Learning Experience (MLE) dalam meningkatkan kualitas interaksi pengasuh
dengan anak usia 24 - 36 bulan saat kegiatan berpakaian melalui pelatihan yang
dilakukan. Penelitian ini menggunakan pretest and post-test design. Peneliti
melakukan dua kali pengambilan data terhadap subjek (pengasuh anak) pada saat
sebelum pelatihan dan setelah pelatihan dengan metode observasi. Pelatihan yang
dilakukan menggunakan beberapa metode yaitu ceramah, diskusi, brainstorming,
dan roleplay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik MLE efektif
meningkatkan kualitas interaksi pengasuh dengan anak usia 24 ? 36 bulan saat
kegiatan berpakaian. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed-Ranks Test menunjukkan
perbedaan yang signifikan dari skor hasil pretest dan post-test sebesar p = 0,039
(p<0,05).

Abstract
The objective of the research is to observe effectiveness of the Mediated Learning
Experience (MLE) technique in increasing interaction the caregiver with children
aged 24-36 months during dressed activity. The study employed pre-test and posttest
design. The data on the subject (i.e. caregiver) was taken twice, i.e. before
and after training by observation method. Training was conducted through
several methods comprising lecture, discussion, brainstorming and role play. The
findings indicated that MLE technique was effective in increasing quality of
interaction between caregiver and children aged 24 - 36 months during dressed
activity. Statistical Wilcoxon Signed-Ranks Test showed significant difference
from the pre-test and post-test scores by the value of p = 0,039 (p<0,05)."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>