Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Fathoni
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1998
WY 100 Fat N98P
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Anisah
"Dokumentasi asuhan keperawatan terkomputerisasi merupakan upaya untuk meningkatkan mutu dokumentasi Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan akseptasi perawat dalam penerapan dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer dan pengaruh dokumentasi terkomputerisasi terhadap kelengkapan dokumentasi dan efisiensi biaya Desain penelitian determinan akseptasi menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional sedangkan untuk mengukur kelengkapan dokumentasi dan efisiensi biaya dengan menggunakan pre experiment one group pre and post test Data dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna persepsi kelayakan dengan akseptasi perawat dalam penerapan dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer p 0 022 dan ada pengaruh yang bermakna dokumentasi terkomputerisasi terhadap kelengkapan dokumentasi dan efisiensi biaya p.

Computerized nursing documentation is an effort to improve the quality of documentation This study aims to determine the determinant of acceptance of nurses in the application of computer based documentation of nursing care and the effect of computerized documentation on completeness of documentation and cost efficiency Design determinants of acceptance using descriptive research with cross sectional correlation whereas to measure the completeness of the documentation and cost efficiency by using pre experiment one group pre and post test Data were analyzed by chi square test and multiple logistic regression showed that there was a significant relationship with acceptances feasibility perception of nurses in the application of computer based documentation of nursing care p 0 022 and no significant effect on the completeness of the documentation computerized documentation and cost efficiency p."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanny Lestari
"ABSTRAK
Hidrosefalus merupakan keadaan yang disebabkan gangguan keseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan serebrospinal dalam ventrikel otak. Kejadian hidrosefalus banyak terjadi pada bayi. Pembedahan melalui pemasangan selang ventriculoperitoneal merupakan salah satu tindakan yang paling efektif untuk
mengatasi kelebihan cairan pada bayi dengan hidrosefalus. Risiko peningkatan tekanan intrakranial merupakan salah satu komplikasi yang dapat muncul pasca pembedahan. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada bayi yang mengalami hidrosefalus, dengan salah satu intervensinya adalah manajemen posisi reverse trendelenburg dan
posisi lateral dengan mengelevasikan kepala 10 vio pada area kepala yang tidak terpasang VP Shunt. Hasilnya menunjukkan tidak adanya tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial selama perawatan bayi di rumah sakit. Rekomendasi dari laporan akhir ini adalah menjadikan manajemen posisi reverse trendelenburg dan
lateral sebagai salah satu tindakan pada bayi dengan post pemasangan VP Shunt di pelayanan kesehatan.ABSTRACT Hydrocephalus is a condition caused by impaired balance between production and absorption of cerebrospinal fluid in the ventricles of the brain. Hydrocephalus incident most occurred at baby. Surgery through ventriculoperitoneal tube installation is one of the most effective measures to deal with the excess fluid in infants with hydrocephalus. The risk of increased intracranial pressure is one of the complications that can arise after surgery. The objective of this study was aims to provide an overview of nursing care in infants with hydrocephalus, with one intervention is reverse trendelenburg position and lateral position with head?s
elevation 10o in the area of the head that is not attached VP shunt. The result showed no signs of increased intracranial pressure during infant care at the
hospital. Recommendations from this research is to make reverse trendelenburg position and lateral position as one of the actions on the post installation VP Shunt's infant in health care.;Hydrocephalus is a condition caused by impaired balance between production and
absorption of cerebrospinal fluid in the ventricles of the brain. Hydrocephalus
incident most occurred at baby. Surgery through ventriculoperitoneal tube
installation is one of the most effective measures to deal with the excess fluid in
infants with hydrocephalus. The risk of increased intracranial pressure is one of
the complications that can arise after surgery. The objective of this study was aims
to provide an overview of nursing care in infants with hydrocephalus, with one
intervention is reverse trendelenburg position and lateral position with head?s
elevation 10
o
in the area of the head that is not attached VP shunt. The result
showed no signs of increased intracranial pressure during infant care at the
hospital. Recommendations from this research is to make reverse trendelenburg
position and lateral position as one of the actions on the post installation VP Shunt?s infant in health care."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diwi Purnamasari
"Kepuasan klien merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan klien selama dirawat di ruang rawat inap dewasa penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo terhadap kualitas asuhan keperawatan. Responden pada penelitian ini diambil menggunakan teknik random sampling yaitu 43 klien yang dirawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Hasil penelitian ini adalah 1) 67,4% klien puas terhadap dimensi reliability 2) 60,5% klien puas terhadap dimensi responsiveness, 3) 55,8% klien puas terhadap dimensi emphaty, 4) Secara keseluruhan, 53,5% klien puas dan 46,5% tidak puas terhadap kualitas asuhan keperawatan.
Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu menggunakan desain penelitian yang lain untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat kepuasan dengan kualitas asuhan keperawatan.

Client's satisfaction is a subjective value for nursing service quality. This study is a quantitative study with simple descriptive study that the objective of survey is to know the level of client's satisfaction during hospitalized at intemist inpatient ward RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for nursing service quality. Respondent are selected by using random sampling technique. They are 43 adult client who hospitalized at internist inpatient ward.
The result of this study are:1) the clients are satisfy to the reliability with percentage 67,4%, 2) the clients are satisfy to the responsiveness with percentage 60,5%, 3) The clients are satisfy to the emphaty with percentage 55,8%, 4) Overall, level of client’s satisfaction is 53,5% are satisfy and 46,5% are not satisfy for nursing service quality.
It is recomended for the next researcher to use the other design of research for finding the corelation between level of client's satisfaction with nursing service quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5785
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5491
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosyidah Arafat
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
pengalaman pendampingan keluarga dalam merawat anggota keluarganya pada
kondisi vegetative dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP.Fatmawati Jakarta.
Desain penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif. Hasil penelitian
mengidentifikasi 5 tema, yaitu 1) respon biopsikososiospiritual keluarga ; 2)
keterlibatan keluarga dalam pendampingan perawatan ; 3) permasalahan yang
dihadapi keluarga ; 4) mekanisme koping keluarga ; 5) Asuhan keperawatan yang
telah diterima dari perawat ; 6) Harapan keluarga dalam melakukan pendampingan
perawatan. Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian secara mendalam pada
keluarga pasien, sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat bagi keluarga

Abstract
The aim of this study were to explore family experience of caring for family?s
member with vegetative . This study employed descriptive phenomenology design.
This study identified 6 themes includes : 1) Biopsychosociospiritual respons ; 2)
family participating of nursing care ; 3) family problems to caring for patients ; 4)
Coping mechanism of family ; 5) caring received of nurse ; 6) family expected of
caring with vegetative state. This result hopes to understanding about the impotant
of depth assessment for family, therefore, it can do an effective intervention for
family."
2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nilasari
"Peranan penting seorang perawat salah satunya adalah pemberian asuhan keperawatan yang aman tanpa ada yang terlewatkan. Hal ini dikarenakan perawatan yang tidak aman adalah salah satu sumber morbiditas dan mortalitas terpenting di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang terlewatkan di Beberapa Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 238 staf pelaksana keperawatan yang terdiri dari ketua tim/pj shift dan perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah A, B, dan C.
Hasil penelitian menunjukkan usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenjang karir klinis, posisi jabatan dan status kepegawaian tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan asuhan keperawatan yang terlewatkan. Sementara faktor lainnya seperti kepemimpinan menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,015), pengelolaan unsur manajemen money (p =0,001), machine and material (p=0,003), fungsi manajemen (p=0,001) dengan seluruh komponennya perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengendalian (p=0,001; p=0,001 p=0,001; p=0,001; p=0,001) berhubungan secara signifikan. Hasil multivariat juga didapatkan setiap peningkatan fungsi manajemen sebanyak 1 kali, asuhan keperawatan yang terlewatkan akan menurun sebanyak 0,482 kali. Rekomendasi yaitu meningkatkan fungsi manajemen dalam memperbaiki asuhan keperawatan yang terlewatkan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rohaetin
"Kegiatan edukasi merupakan bagian dari proses pemberian asuhan keperawatan yang harus diperhatikan. Salah satu tujuan pemberian edukasi adalah menurunkan kejadian rawat inap berulang dengan diagnosis yang sama. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran kegiatan edukasi perawat di ruang rawat inap di sebuah rumah sakit di Jakarta. Kegiatan edukasi meliputi 4 komponen yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian ini adalah 134 perawat pelaksana yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan Alpha Cronbach rsquo;s 0,946. Hasil penelitian menunjukkan nilai tengah gambaran kegiatan edukasi perawat secara umum 4,0 min-maks=1,9-5,0; IK95 3,9-4,2 , dengan nilai komponen perencanaan tertinggi 4,2 min-maks=2,2-5,0; IK95 4,0-4,3 dan nilai komponen pelaksanaan terendah 3,8 min-maks=1,6-5,0; IK95 3,7-4,0 . Pelaksanaan kegiatan edukasi perlu dioptimalkan dengan pemenuhan fasilitas dan media yang dibutuhkan, serta penjadwalan secara terstruktur dan monitoring dari pihak manajemen. Penelitian ini merekomendasikan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan edukasi di rumah sakit.Kata kunci: edukasi, perawat pelaksana, rencana pemulangan.

Education is an integral part of nursing care to the patients. Education plays a vital role in reducing patient rsquo s rehospitalization with the same diagnoses. This study aimed to explore the education activities performed by nurses in inpatient units of a private hospital in Jakarta, Indonesia. The education activities are divided into 4 stages of assessment, planning, implementation, and evaluation. This cross sectional study involved 134 nurses selected by using stratified random sampling. Data were collected using questionnaires. Prior to data collection, validity and reliability tests were conducted, with the Alpha Cronbach rsquo s score of 0,946. Results of the study demontrated that the overall median score of education was 4,0 min maks 1,9 5,0 CI95 3,9 4,2 . The analysis further showed that the median score was highest during the planning stage 4,2 min maks 2,2 5,0 CI95 4,0 4,3 whereas it was lowest during the implementation stage 3,8 min maks 1,6 5,0 IK95 3,7 4,0 . The educational activities require adequate facilities, appropriate media, planned schedules, and continuous supports and supervision from nursing leaders managers to encourage their staffs to carefully perform the 4 stages of education activities. This study recommended continuous research to explore factors education activities application at hospital.Keyword discharge planning, educational activities, nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S66053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Des Anggraeni Runiasiwi
"Gangguan integritas kulit merupakan masalah yang umum ditemukan pada lansia sebagai akibat dari proses penuaan yang menurunkan fungsi fisiologis. Salah satu masalah kulit yang banyak dialami lansia adalah xerosis atau kulit kering. Faktor risiko yang berpengaruh terjadinya xerosis pada lansia, di antaranya faktor usia, jenis kelamin perempuan, asupan cairan, dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Lansia dengan keluhan xerosis perlu mendapatkan intervensi perawatan kulit untuk mengatasai kulit kering dan mencegah perburukan lebih lanjut. Skin cleansing dan emollient therapy adalah penerapan dari intervensi keperawatan perawatan kulit menggunakan agen topikal. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi skin cleansing dan emollient therapy dalam mengatasi masalah gangguan integritas kulit pada lansia dengan xerosis. Hasil analisis menunjukkan setelah dilakukan intervensi selama 10 hari terdapat penurunan skala Overall Dry Skin Score (ODSS) dari 3 (parah) menjadi 1 (ringan). Kesimpulannya, intervensi skin cleansing dan emollient therapy dapat menjadi salah satu perawatan dasar untuk gangguan integritas kulit terutama dalam mengatasi masalah xerosis pada lansia. Intervensi ini akan lebih optimal apabila diterapkan dengan konsisten setiap hari berturut-turut dengan didampingi asupan cairan yang adekuat, menghindari paparan sinar matahari, menggunakan tabir surya, dan modifikasi lingkungan.

Impaired skin integrity is a common problem among the elderly caused by the aging process that leads to the declines of physiological functions. One of the common skin problems experienced by the elderly is xerosis or dry skin. The risk factors associated with xerosis in the elderly are age, female gender, fluid intake, and environmental factors, such as temperature, humidity, and sun damage. Elderly with xerosis symptoms need to get skin care interventions to overcome dry skin and prevent further worsening. Skin cleansing and emollient therapy are the implementation of nursing interventions for skin care using topical treatments. This case study aims to explain the implementation of skin cleansing and emollient therapy interventions to overcome the problem of impaired skin integrity among the elderly with xerosis. The result of the analysis shows that after the intervention for 10 days there was a decrease in the Overall Dry Skin Score (ODSS) from 3 (severe) to 1 (mild). In conclusion, the intervention of skin cleansing and emollient therapy can be one of the basic treatments for impaired skin integrity, especially in overcoming xerosis in the elderly. This intervention can be better optimized if implemented consistently for every consecutive day and done along with adequate fluid intake, avoiding sun exposure, using sunscreen, and environmental modification."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>