Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Klien dengan stoma mengalami perubahan secara fisiologis yang dapat
mempengaruhi kondiosi psikologisnya. Hal ini terjadi karena klien memakai kantung
yang berada di daerah perut dan berisi kotortan atau sebagai suatu pengalihan dari
fungsi buag air besar. Dengan perubahan fungsi buang air besar dan adanya stoma
di daerah perut atau abdomen maka klien sangat berisiko mengalami perubahan
konsep diri; citra tubuh. Peneliti bermaksud untuk melihat gambaran perubahan
konsep diri; citra tubuh dalam rentang respon adaptif-maladaptif. Penelitian
mengacu pada kerangka konsep penelitian yang terdiri dari masalam (input),
proses (througput), dan hasil (output).
Responden yang diambil adalah responden dewasa baik Iaki-Iaki atau
perempuan yang sedang mengalai perawatan di Rumah Sakit Cipto Mongunkusumo.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuisioner yang terdiri dari
penyataan data umum klien (data demografi) dan pernyataan yang berisikan
gambaran masing-masing lima komponen citra tubuh. Pernyataan ini digunakan
untuk melihat gambaran perubahan yang terjadi pada klien yang mengalami
pemberdahan ostomi yang terdapat stoma.
Dari hasil skoring setiap pernyataan secara umum memberikan gambaran
bahwa klien yang mengalami ostomi dengan stoma mengalami perubahan citra
tubuh sebagian besar dalam rentang respon harga diri rendah. Dari hasil penelitian
ini peneliti dapat mencari kesimpulan bahwa klien yang mengalami pembedahan
ostomi beresiko ringgi mengalami perubahan citra tubuh yang mengarah pada
rentang respon maladafptif.
Dengan demikian dalam memberikan pelayanan keperawatan sangat penting
memperhatikan aspek-aspek yang dapat memperbaiki citra tubuh individu yang
dirawat. Asuhan keperawaran sebaiknya diberikan sedini mungkin, mulai dari klien
di diagnosa sampai klien kembali kekeluarga atau masyarakat sehingga klien tetap
dapat hidup berkreasi secara optimal."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5013
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Adhitama
"Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan suatu instansi yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 68/PMK.01/2007 tanggal 27 Juni 2007 tentang Organisasi dan Tata Laksana Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dibentuklah Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai. Tujuan dibentuknya Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atau yang disingkat KPU BC adalah untuk memperbaiki citra dan kinerja Bea dan Cukai.
Berkaitan dengan hal di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan citra Bea dan Cukai sebelum dan sesudah dibentuknya Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.
Dalam penelitian ini konsep yang digunakan adalah jenis-jenis citra yang dikemukakan oleh Frank Jefkins yang terdiri dari bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra yang diinginkan (wish image), citra instansi (corporate image), dan citra majemuk (multiple image). Konsep lain yang digunakan adalah konsep citra yang di-down load dari www.pertamina.com dimana citra merupakan akumulasi dari lima citra unsur-unsurnya yaitu citra produk/pelayanan, citra sumber daya manusia, citra budaya, citra sistem, dan citra kinerja.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivime dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan strategi penelitian yang digunakan adalah social construcktivism. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada para stakeholders baik internal maupun eksternal.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka terlihat bahwa citra bayangan (mirror image) yang terbentuk terhadap Bea dan Cukai sebelum dibentuknya KPU BC dapat dikatakan negatif dan tidak menguntungkan baik dari segi pelayanan yang diberikan, sumber daya manusia, budaya, sistem, dan kinerja. Namun dengan dibentuknya KPU BC sudah mulai berangsur membaik. Sedangkan citra yang berlaku (current image) yang terbentuk terhadap instansi bea dan cukai sangatlah beragam dan bervariasi baik sesudah maupun sebelum dibentuknya KPU BC baik dari sisi pelayanan, sumber daya manusia, budaya, sistem, dan kinerja. Selain itu citra yang diinginkan (wish image) masih jauh dari harapan dan tidak dapat terpenuhi. Citra perusahaan (corporate image) merupakan akumulasi dari kelima unsur citra tersebut. Dikarenakan citra yang terbentuk sangatlah beragam dan bervariasi antara stakeholders internal maupun eksternal terhadap instansi bea dan cukai baik sebelum maupun sesudah dibentuknya KPU BC maka terbentuklah citra majemuk (multiple image).
Kesimpulan dari penelitian ini, dengan dibentuknya KPU BC ternyata belum banyak membawa perubahan citra untuk instansi bea dan cukai. Oleh karena itu selain dilakukan pengawasan yang berkesinambungan maka perlu dibentuk divisi khusus yang menangani masalah kehumasan.
Directorate General of Customs and Excise is a unit of Finance Departemen which does main task and function of Finance Departemen specially about customs and excise. Based on The Rule of Finance Ministry Number: 68/PMK.01/2007 date June 27th, 2007 about Organisasi dan Tata Laksana Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Primary Customs Office was established. Primary Customs Office or KPU BC is to improve image and work of Customs and Excise.
This research is to describe the image of Customs and Excise before and after Primary Customs Office was established.
In this research, the concepts which are used are kinds of image which is explained by Frank Jefkin. The images are mirror, current, wish, corporate, and multiple image. The other concept which is used is image concept from www.pertamina.com. Image is the acumulation of five factors of image such as image of product/service, image of human resources, image of corporate culture, image of system, and image of work performance.
This research uses constructism paradigm with qualitative approach. Yet the research strategy is used in this research is social constructivism. The method of data finding was done by in depth interview to several intern and extern stakeholders.
Based on the data analysis, it can be seen that the mirror image of Customs and Excise before Primary Customs Office was established was negative and disadvantage seen from service, human resources, culture, system, and work side. But by Primary Customs Office, the image of Customs and Excise strats better and better. Yet current image of Customs and Excise is vary before and after Primary Customs Office established from service, human resources, culture, system, and work performance side. Beside that, the wish image is far and unfulfilled from the hope of the Directorate General of Customs and Excise. The corporate image is the acumulation of the five factors of image such as image of product/service, image of human resources, image of corporate culture, image of system, and image of work performance. Because the image of Customs and Excise before and after KPU BC which is shaped in the mind of internal and external stakeholdersis so vary so the multiple image has been shaped.
The conclution of the research, KPU BC does not bring the changes of image of Customs and Excise yet. So, beside of watching continously, it is needed to establish a new division which handles public relations problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rachmawati R
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh iklan pelangsing tubuh di televisi terhadap citra tubuh remaja putri. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Televisi merupakan salah satu bentuk media yang banyak diminati. Hal ini terbukti bahwa hampir semua keluarga memiliki televisi. Munculnya berbagai iklan di televisi yang diantaranya kerap menayangkan iklan pelangsing tubuh dan juga adanya respon teman-teman sebaya akibat interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan menyebabkan munculnya kesenjangan antara citra tubuh ideal dengan keadaan tubuh yang sebenarnya. Citra tubuh merupakan konsep multidimensional yang meliputi perasaan, pikiran dan perilaku seseorang terhadap tubuhnya (Thompson et al, 1999 dalam Botta, 2003). Apabila seseorang terlalu memperhatikan citra tubuhnya, maka ia akan melebih-lebihkan ukuran tubuhnya dari ukuran yang sebenarnya dan dapat melakukan diet atau olahraga secara berlebihan (Botta, 1999). Penelitian ini terdiri dari 98 remaja putri berusia 15-18 tahun dan berdomisili di Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala iklan pelangsing tubuh, citra tubuh dan objektifikasi diri. Berdasarkan penghitungan regresi, adjusted R square sebesar 0,25 menunjukkan bahwa varian iklan pelangsing tubuh di televisi memiliki pengaruh terhadap citra tubuh remaja putri sebesar 25% saja. Namun demikian dapat dikatakan secara umum sebagian besar remaja putri SMA mempunyai citra tubuh negatif (52%) karena mereka memberikan atensi yang cukup besar pada iklan pelangsing tubuh di televisi (56,1%).

The aim of this study was to see the impact of losing weight advertising on television to adolescent girl?s perception of body image. This research used quantitative approach. Nowadays, television is one of the common and favorite media, especially for adolescent girls. There are many losing weight advertising which emphasize the important of physical attractiveness. This fact has also made various responses to adolescent girls and her peers because of their interaction and socialization. Neverthless, it is possible that adolescent females would have a discrepancy between their ideal and real body image. Body image is multidimensional self-attitude toward one?s evaluations and affective experiences regarding their own bodies (Thompson et al, 1999 in Botta, 2003). According to Botta (1999), someone who always pays attention about body image may overestimate the shape and size of the body. Dieting and exercising are often viewed as the way to lose weight. Participants were 98 adolescent girls recruited from two senior high school in Depok. At baseline, these students were in 10th to 12th grade and ranged in age from 15 to 18 years. The data collected by using Losing Weight Advertising on Television Scale, Body image and Self-objectification Scale. This research based on regression counting found (adjusted R square 0,25, l.o.s= 0.05) that 25% variances of losing weight advertising on television impact how adolescent girls perceive their body image. Even though, the overall results indicate a tendency of having the negative body image of participants (52%) and 56 % participants give their higher attention toward losing weight advertising on television."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desty Hersiana Mustikaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran citra tubuh remaja yang mengidolakan tokoh idola. Citra tubuh merupakan persepsi individu dan orang lain tentang bentuk dan ukuran tubuh individu. Remaja biasanya mengharapkan ukuran dan bentuk tubuhnya menjadi ideal seperti apa yang sering dilihatnya, salah satunya tokoh idola. Metode penelitian deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana pada 224 remaja dan menggunakan Contour Drawing Rating Scale sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 89,3% remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh positif. Pemahaman tentang citra tubuh perlu diberikan kepada remaja seperti di lingkungan sekolah agar remaja mengerti perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh beserta dampaknya.

This study aimed to identify the overview of body image in adolescents who idolize idols. Body image is the perception of the individual and others about individual?s body shape and size. Teens usually expect their body shape and size to be ideal as what they used to watched, like idols. Simple descriptive study with simple random sampling technique to 224 students and used the Contour Drawing Rating Scale as an instrument of research. The result showed 89,3% of teens who idolize idols in SMAN 1 Depok have a positive body image. Understanding of body image needs to be given to adolescents in the school environment in order to understand the changes that occur in the body and the impacts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Yunita Suryaputri
"Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan perkawinan Wanita dan pria dewasa lnuda yang dimediasi oleh frekuensi hubungan seksual dan kepuasan seksual. Penulis memprediksi citra tubuh akan meningkatkan frekuensi seksual yang kemudian meningkatkan kepuasan seksual lalu kepuasan perkawinan. Namun karena perbedaan peran gender, penelitian ini memprediksi citra tubuh akan berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual lalu kepuasan seksualnya, sedangkan pada pria, citra tubuh diprediksi berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan tidak melalui meningkatnya frekuensi hubungan seksual hanya melalui kepuasan seksualnya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan metode kroseksional. Jumlah partisipan dalam penelitian ini ialah 98 partisipan Wanita dan 50 partisipan pria yang bukan merupakan pasangan.
Hasil yang didapat diketahui bahwa variabel citra tubuh, sexual attractiveness, weight concern, Serta physical condition,berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita sebesar 23,3% (R2= O,233), sedangkan pada pria, diketahui bahwa variabel citra tubuh, upper body strenght, physical attractiveness, dan physical condition berpengaruh terhadap kepuasan perkawinannya sebesar 14,4% (R2= O,144). Berbeda dengan prediksi, pada Wanita, citra tubuh berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan, tidak melalui frekuensi hubungan seksual namun hanya melalui kepuasan seksual. Sedangkan pada pria, citra tubuh tubuh tidak berpengaruh pada kepuasan perkawinan, baik melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual maupun kepuasan seksualnya. Kesirnpulan penelitian ini ialah pada Wanita, citra tubuh berpengaruh pada kepuasan perkawinannya melalui kepuasan seksual sedangkan pada pria citra tubuh tidak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.

This study is about the role of body image on marital satisfaction in young adult Women and men mediated by sexual frequency and sexual satisfaction. We predict that body image will increase sexual frequency thus sexual satisfaction and marital satisfaction. But, because of gender role differences between men and Women, We predict body image Will affect marital satisfaction through increasing sexual frequency and sexual satisfaction in Women but in men, We predict body image will affect marital satisfaction through sexual satisfaction not sexual frequency. This research is quantitative with cross sectional method. Participants in this research are 98 Women and 50 men, and they were not couple.
The results show, body image variable, sexual attractiveness, Weight concern, and physical condition affected to marital satisfaction in Women about 23,3% (R2= 0,233), in men, body image variable, upper body strenght, physical attractiveness, and physical condition affected to marital satisfaction about l4,4% (R2= O,l44). ln Women, body image components affect marital satisfaction through sexual satisfaction only not sexual frequency. In men, body image components do not affect marital satisfaction through sexual frequency or sexual satisfaction. The summary of this study are in Women, body image affect marital satisfaction through sexual satisfaction, but in men body image do not affect marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deanyta Puspa Dwita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan citra tubuh pada anak usia sekolah di SDI PB Soedirman Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional pada total responden 137 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,8% siswa mengalami ketidakpuasan citra tubuh. Status gizi, distorsi citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, dan pengaruh media massa memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidakpuasan citra tubuh. Peneliti menyarankan agar siswa diberikan informasi dan edukasi yang berhubungan dengan status gizi, diet seimbang, dan gaya hidup sehat.

This study aims to determine factors associated with body image dissatisfaction amongst School-Age Children at SDI PB Soedirman Jakarta. This research will be based on a quantitative cross-sectional research method on 137 students. Data were collected from questionnaire and anthropometric measurements, including weight measurement using weight scales and height measurements using microtoise, then analyzed using chi-square test.
The results showed that 62,8% students were dissatisfied with their body. Nutritional status, body image disturbance, weight-loss diet, parental influence, and media influence has a significant association with body image dissatisfaction. Researcher suggests that students could be given information and education related to nutritional status, balanced diet, and healthy lifestyle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelika Rosma
"Konstelasi perpolitikan Indonesia secara signifikan mengalami perubahan besar pads Era Reformasi 1998. Jatuhnya Era Orde Baru-yang ditandai dengan "turunnya" Soeharto, membawa perubahan-perubahan drastis dalam berbagai bidang, khususnya bidang politik, hukum, dan pers. Dalam bidang politik, kebebasan yang ada dalam era ini telah mengakibatkan eufhoria politik yang terindikasi dani banyaknya partai-partai yang mengikuti Pemilu 1999. Bak cendawan di musim hujan, tercatat ada 48 partai yang mengikuti pemilu pertama di Era Reformasi ini, setelah sebelumnya tercatat Iebih dad 150 partai berdiri di era ini, namun tidak lolos verifikasi KPU untuk mengikuti pemilu.
Dalam Era Reformasi ini, Partai Keadilan (PK) berdiri. Partai yang dimotori oleh para pemuda itu berdiri pada pada tanggal 9 Agustus 1998. Partai ini pertama kali diketuai oleh DR. Ir. Nur Mahmudi Ismail, MSc. PK di deklarasikan di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. PK adalah partai pertama yang berasaskan Islam. (Sebagai catatan, yang dimaksud dengan Partai Islam pertama adalah PK merupakan partai Islam pertarna yang berdiri di Era Reformasi 1998.)
Dalam perkembangannya, PK kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS dideklarasikaa 20 April 2003 di Silang Monas, Jakarta. Perubahan ini dikarenakan PK saat itu terkena tuntutan perubahan akibat terhadang ketentuanUU Pernilu tentang ET (Electoral Treshold). Dimana UU ini mensyaratkan peroleh suara sebanyak 2 % untuk dapat mengikuti Pemilu 2004. Saat itu, perolehan suara PK hanya berkisar 1,3% atau 1,4 juta pemilih.
Banyak analisis mengatakan faktor citra positif sebagai pemicu lonjakan kekuasaan tersebut. PKS yang kesohor dengan jargon "Bersih dan Peduli" ini mampu mendobrak tembok faktor ketokohan yang acapkali menjadi pertimbangan utama pilihan politik warga negeri ini. Tak cukup sampai pemilu legislatif itu, PKS juga sukses mengantarkan Presiden-nya (Hidayat Nur Wahid) menjadi Ketua MPR serta memberi kontribusi bagi keberhasilan SBY-JK tampil sebagi RI-1 dan RI-2.
Adanya perubahan PKS dart Par/at Gurem-meminjam istilah pars tahun 1999, menjadi salah satu Partai Pemenang Pemilu 2004 dengan nomor urut 6 (no 6 untuk urutan perolehan suara dan no 7 untuk urutan jumlah kursi DPR) tentulah membawa konsekuensi yang tersendiri. Kepercayaan yang dititipkan Konstituennya adalah sesuatu yang harus dibuktikan PKS dalam perjalanan kinerja politiknya. Secara konkrit, ada Citra "Bersih dan Peduli"' yang sebaiknya PKS jaga untuk tetap mendapatkan kepercayaan konstituennya. Di samping itu citra itu, penelitian ini juga mencoba melihat 2 citra PKS lainnya, yaitu Partai Dakwah dan Profesional. Pertanyaannya adalah; apakah the miror image yang ditampilkan PKS sama dengan the current image yang dirasakan oleh Konstituennya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pertama, Citra yang ditampilkan oleh PKS (the miror image) sejalan dengan citra PKS yang dirasakan oleh konstituennya (the current image). Kedua, Positioning PKS di mata konstituennya.
Penelitian ini memakai teori Frank Jefkins tentang the miror image (citra yang di tampilkan) dark hubungannya dengan the current image (citra yang di rasakan). Selain teori tersebut, Positioning Citra PKS di Mata Konstituen-nya ini memakai pendekatan teori marketing, brand association, yaitu dengan mengukur asosiasi-asosiasi yang terdapat dalam Citra PKS itu sendiri. Asosiasi-asosiasi tersebut adalah Atribut Produk, Citra Positif Aleg PKS, Aksi-aksi Politik, Kemanusiaan, dan Sosial PKS, Profil Karakteristik Pengurus PKS, "Produk Khusus" PKS yaitu Citra Partai Dakwah, dan terakhir Produk yang Talc Serwujud ; yaitu persepsi nilai kualitas PKS; Profesionalisme. Semua pengukuran ini ada dalam tiga variabel: Citra Bersih dan Peduli, Citra Partai Dakwah dan Citra Partai yang Profesional.
Pendekatan metode pengukuran penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan kuisioner. Wilayah penelitian ini di ambit di Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Jumlah keseluruhan kuisioner yang masuk dan data yang di olah berjumlah 100 konstituen. Serdasarkan dart jawaban kuisioner 100 konstitnen tersebut, maka di dapatkan basil 3 cluster berikut dengan profit demografinya, yaitu Kelompok Konstituen Loyal (26 %), Kelompok Konstituen Kritis (KK sebesar 11 %), dan Kelompok Konstituen Maderat (KM sebesar 63 %).
Kesimpulan analisa data yang di dapatkan memperlihatkan adanya penerimaan citra yang masih cukup signifikan, yaitu 89 % (persentase ini di ambil berdasarkan gabungan 2 cluster). Namun, jika di kaji lebih dalam, mayoritas terbesar berada pada KM (63 %), yaitu konstituen moderat yang berarti memiliki nilai median, atau rats-rata. Implikasi praktis atas nilai median tersebut adalah adanya tingkat kepercayaan konstituen yang menurun terhadap citra PKS."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sardy S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja adalah harapan bangsa Salah satu karakteristik identitas remaja pertengahan
adalah sangat berfokus pada diri dan berusaha mengubah citra diri. Rasa cemas dapat
mempengaruhi perkembangan pribadi remaja yang bisa memicu timbul permasalahan
usia remaja, seperti penggunaan NAPZA. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
gambaran hubungan antara citra tubuh dengan tingkat kecemasan pada usia remaja
pertengahan (15-17 tahun). Penelitian dilakukan di SMUN 61 Jakarta Timur dengan
jumlah responden 92. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan
menggunakan alat kuisioner. Analisa data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji
Kai Kuadrat. Hasil penelitian yang diperoleh pada alpha 0,05 yaitu tidak ada hubungan
bermakna antara jenis kelamin dengan gambaran citra tubuh pada remaja pertengahan (p value = 0,834), tidak ada hubungan bermakna antar jenis kelamin dengan kecemasan pada remaja pertengahan (p vaIue= (1,327) dan tidak ada hubungan bemaakna antara gambaran citra tubuh dengan tinglcat kecemasan pada remaja pertengahan (p value = 0,16). Penelitian ini merekomendasikan agar penelitian selanjutnya mempergunakan instrumen yang telah diuji kembali setelah direvisi Serta melibatkan responden dengan jumlah populasi yang lebih bervariatif (misal: mewakili beberapa sekolah)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5296
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suviankin Sunarto
"Di tahun 2002, BNI kantor cabang Kebayoran Baru mengalami pembobolan dana senilai Rp 1,7 triliun dan pemberitaan akan kasus ini masih berjalan saat penelitian dilakukan. Kemudian di tahun 2004 BNI melakukan strategi re-branding logo pada saat citra perusahaan memang sedang dalam kondisi buruk pada persepsi masyarakat. Memperbaiki citra yang buruk memiliki hambatan paling besar dibanding perusahaan dengan citra baik yang mengganti logo karena ingin mengkomunikasikan perubahan. Keadaan BNI yang unik mendorong peneliti untuk mencari tahu lebih lanjut pengaruh dari communication campaign rebranding logo yang dilakukan BNI terhadap persepsi audience secara empiris. Kemudian peneliti ingin mengetahui faktor-faktor communication campaign pembeda antara audience yang persepsinya berhasil dirubah terhadap citra perusahaan dan audience yang persepsinya tidak berubah akan citra BNI.
Tesis ini merupakan analisis pengaruh faktor-faktor communication campaign re-branding logo perusahaan tehadap persepsi audience akan citra perusahaan. Dengan menggunakan komponen logo yaitu; "desain logo", "warna logo" dan "slogan", dan juga faktor-faktor communication campaign re-branding logo yaitu; "iklan tv", "iklan media cetak", iklan below the line/billboard", dan "sponsorship event", sebagai -variable independent. Menggunakan diskriminan dengan data berupa kuesioner dengan sampel mahasiswa Universitas Indonesia. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan perbandingan antara kelompok audience yang berubah persepsinya dan yang tidak berubah, yang menjadi faktor pembeda adalah warna logo dan iklan bilboard.
Rekomendasi yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian adalah perusahaan dapat memperpanjang sosialisasi re-branding logo karena terbukti strategi ini dapat mempengaruhi persepsi audience dan kemudian perusahaan harus lebih menangani kedua variabel pembeda dengan seksama.

In 2002, BNI's fraud case worth Rp 1, 7 trillion has become news in mass media. In 2004, in order to improve company image, BNI has taken logo re -branding strategy and started its logo re -branding communication campaign. This thesis analyzes the influence of factors of logo re-branding communication campaign to audiences' perception of company image. Using logo's components such as 'logo's design'; "logo's colors"," and "slogan" and also factors of communication campaign such as "television advertisement"; "newspaper advertisement"; 'below the line/billboard advertisement", and "sponsorship" as independent variables_ This analysis uses discriminant technique and which divides audience into 2 different groups, the group of audience who perceive that company image changes better and those who perceive that image does not change better. This thesis uses quantitative, questionnaires as raw materials, and sample taken from Universitas Indonesia's student.
The result shows that there are independent variables that significantly differentiate the two groups, which are logo's colors and billboard advertisement.
Based on this thesis, the company is recommended to continue the logo re-branding communication campaign socialization and manage independent variabel carefully; especially the logo and billboard aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>