Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan G. Agung
"Lansia mempunyai tugas perkembangan yang meliputi penyesuaian diri terhadap ketahanan fisik yang berkurang, pension, kurangnya pendapatan, kemungkinan ditinggal pasangan hidup karena kematian, menjaga hubungan dengan anak serta membina hubungan dengan teman sebaya (Sahar, 1994). Kematian pasangan hidup adalah suatu proses kehilangan orang yang bermakna /orang yang dicintai, dan merupakan suatu pencetus timbulnya kecemasan. Berat ringannya kecemasan yang dialami individual sangat dipengaruhi oleh usia, keluarga, sosio ekonomi, budaya agama, dan penyebab kematian (Stuart & Sundeen, 1998).
Pada penellitian ini, peneliti menggunakan desain deskriptif eksploratif untuk mengidentifikasi pengaruh kehilangan pasangan hidup pada lansia. Uji statistik yang digunakan adalah distribusi frekwensi dan tendensi sentral yaitu untuk mengetahui niiai rata-rata (mean). Dari hasil penelitian diperoleh mean =14,6 (skor 14 -20 = tingkat kecemasan ringan), standart deviasi = 6,6 sehingga dapat disimpuIkan bahwa ada pengaruh kehilangan pasangan hidup lansia terhadap tingkat kecemasan di Panti Wreda Pasar Rebo Jakarta Timur (kecemasan ringan)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5232
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desiyani Nani
"Kehilangan dikarenakan kematian pasangan hidup pada lanjut usia merupakan great destroyer, yaitu penyebab kesedihan yang sangat mendalam dan melemahkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh kehilangan pasangan hidup terhadap motivasi lansia tersebut untuk merawat diri. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan, yaitu: membandingkan motivasi merawat diri pada lansia yang kehilangan dan yang tidak kehilangan pasangan. Populasi yang diambil adalah lansia pria atau wanjta dengan usia 55 tahun ke atas, mengalami dan tidak mengalami kehilangan pasangan dikarenakan kematian Jumlah sampel yang digunakan adalah 26 responden. Hasil perhitungan dengan uji statistik Fisher Exact didapatkan nilai p = 0.0041 18, dengan demikian p <1 0,05, yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna tinggi antara motivasi merawat diri pada lansia yang kehilangan pasangan hidup dengan yang tidak kehilangan pasangan hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5027
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Anjar Nur Zhamaroh
"Salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi HIV/AIDS adalah dengan dilaksanakannya program screening HIV pada kelompok risiko tinggi. Pekerja Seks Komersial (PSK) sebagai salah satu kelompok risiko tinggi merupakan salah satu target untuk melakukan screening HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan motivasi eks PSK untuk meiakukan screening HIV yang nantinya akan dapat membantu menerapkan metode pendekatan terhadap kelompok risiko tinggi dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan HIV melalui screening HIV ini.
Penelitian ini menggunakan desain konelasi dengan jumlah sampel 39 orang eks PSI( yang berada di Panti Sosial Karya Wanita, Pasar Rebo Jakarta Timur yang dipemleh dengan metode quota sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan motivasi eks PSK untuk melakukan screening HIV (p=0,006). Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi awal bagi pentingnya pelaksanaan program screening HW untuk kelompok risiko tinggi khususnya PSK dengan dasar pemberian motivasi melalui penyuluhan- penyuluhan kesehatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5594
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Surya Prasetya
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif dan senam otak terhadap tingkat depresi lansia di Panti Tresna Wredha Bhakti Yuswa Natar, Lampung. Metode penelitian quasi experiment, desain pre-post test design with control group. Sampel penelitian secara purposive sampling berjumlah 56 responden, terdiri 28 responden kelompok intervensi dan 28 responden kelompok kontrol. Instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat depresi menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale yang berjumlah 15 pertanyaan.
Hasil penelitian didapatkan tingkat depresi menurun lebih bermakna pada kelompok intervensi yang mendapatkan terapi kognitif dan senam otak dibanding kelompok kontrol yang hanya mendapatkan terapi kognitif yaitu selisih 1,18 poin (p value < 0,005). Rekomendasi : terapi kognitif dan senam latih otak menjadi bagian program lansia di puskesmas dan panti serta menjadi acuan untuk dilaksanakan penelitian lain diarea yang berbeda atau dengan modifikasi terapi yang berbeda.

ABSTRACT
The purpose of this study to determine the effect of cognitive therapy and brain exercising for the level or condition of depression of the elderly people in Tresna Wredha Bhakti Yuswa Nursing Home, Natar, Lampung. The research method was quasi experiment by using pre-post test design with control group. The research sample was obtained by purposive sampling of 56 respondents, consist of 28 respondents to the intervention group and 28 respondents to the control group. The Research instrument that used to determine the level of depression was Geriatric Depression Scale questionnaire that included 15 questions.
The result of the research showed that the level of depression was decreased, and it happened significantly in the intervention group who received cognitive therapy and brain exercising than the control group who only got cognitive therapy, with 1.18 points as the differences (p value <0.005).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28464
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurilla Ayuningtias
"Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar menyerang paru-paru. Penularan penyakit ini terjadi melalui pernapasan. Gejala TBC pada orang dewasa antara lain, batuk selama tiga minggu atau lebih, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada. Pengobatannya dilakukan dengan menggunakan obat-obat antituberkulosis, yang sekarang ini terdapat dalam bentuk Fixed Dose Combination (FDC). Pemakaian obat harus dilakukan secara teratur. Jika tidak, maka dapat menimbulkan resistensi. Penelitian mengenai pengaruh konseling terhadap kepatuhan penderita TBC paru pada terapi obat di kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur telah dilakukan.
Penelitian ini merupakan studi pre-experimental dengan cara mengambil data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan memberikan pretest yang dilanjutkan dengan konseling, kemudian posttest untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap kepatuhan pada terapi obat. Sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan melihat rekam medis. Berdasarkan rekam medik, ditunjukkan bahwa penderita TBC paru di kecamatan Pasar Rebo sebagian besar terdapat pada usia produktif (80,00%), berpendidikan rendah (56,67%), tidak bekerja (60,00%), dan berjenis kelamin pria (56.67%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian konseling berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan penderita TBC paru pada terapi obat.

Tuberculosis is a contagious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which mostly infects the lung. It spreads through respiration system. TBC?s symptoms in adults are cough for three weeks or more, bloody cough, short-winded, and pain in chest. It uses antituberculosis drugs for the treatment, which mostly packed in Fixed Dose Combination (FDC) nowaday. The treatment must be done regularly otherwise Mycobacterium tuberculosis will be resistance to the drugs. It has been done a research about the effect of counseling in TBC`s patient treatment adherence at Pasar Rebo, Jakarta Timur.
The pre-experimental study was carried out by taking primary and secondary datas. Primary datas were taken by giving pretest which followed counseling to TBC`s patient. Then, posttest was given to get information about the effect of counseling in TBC`s patient treatment adherence. While the secondary datas was taken by checking TBC`s patient?s medical record. The results of this research showed that most of TBC?s patients in Pasar Rebo, Jakarta Timur were in productive age (80,00%), low graduate (56,67%), jobless (60,00%), and male (56,67%). It also showed that counseling had increased TBC`s patient treatment adherence."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32948
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Dwi Indrayani
"Depresi seringkali tidak terdeteksi, salah satunya diakibatkan karena kehilangan pasangan yang dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi hubungan kehilangan pasangan hidup dengan tingkat depresi lansia di Kelurahan Depok. Metode penelitian menggunakan deskriptif koleratif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 80, dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian yaitu Geriatric Depression Scale (GDS) untuk mengukur tingkat depresi lansia. Hasil uji mann whitney menyatakan terdapat hubungan bermakna antara kehilangan pasangan hidup dengan tingkat depresi lansia ρ = 0,007 (< α = 0,05). Peneliti merekomendasikan perawat komunitas melakukan kunjungan keluarga untuk mencegah depresi dan melibatkan kader untuk membuat kegiatan kelompok pada lansia yang kehilangan pasangan.

Depression is often not detected, one of them caused by loss of spouse that can degrade the elderly quality of life. The aim of this research is to identify the correlation between loss of a spouse and level of depression in elderly in Depok. The descriptive-correlative method was used with cross sectional approach. The samples were 80 (stratified random sampling). The research instrument used Geriatric Depression Scale (GDS) to measure the level of depression. The results of Mann Whitney Test shows there is a significant relationship between the loss of spouse with level of depression in elderly p = 0,007 (< α = 0,05). Researcher recommend community nurse visits the family to prevent depression and engage cadres to make events in elderly group who lost spouse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rita Arie Radyaswati
"ABSTRAK
Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia menjadi bagian persoalan
yang harus disikapi secara lebih serius. Masa lansia hampir selalu identik
dengan bermacam-macam perubahan yang mengarah pada kemunduran
fungsi-fungsi fisik maupun psikologis. Perubahan kehidupan masyarakat
yang semakin individualis, bergesernya nilai dan cara pandang terhadap
lansia berpengaruh terhadap kehidupan pribadi yang menimbulkan berbagai
masalah bagi lansia dalam memenuhi harapan dan kebutuhan-kebutuhan
guna mencapai kepuasan hidupnya.
Kepuasan hidup merupakan harapan dan tujuan semua manusia
dimanapun mereka tinggal, tidak memandang usia, jenis kelamin maupun
status. Namun demikian melihat karakterististik kebutuhan-kebutuhannya,
faktor status tidak menikah dan tinggal di sebuah panti wreda menjadikan
aspek yang menarik untuk diteliti.
Di dalam teori aktifitas mengemukakan bahwa kepuasan hidup
ditentukan bagaimana lansia merasakan kepuasan hidup dengan
mempertahankan keaktifan secara berkesinambungan sepanjang hidupnya.
Neugarten (dalam Kausler 1982) mengidentifikasi kepuasan hidup melalui
lima komponen dalam Life Satisfaction Index, yang terdiri dari komponen
Zest fo r Life; Resolution and Fortitude; Achieved Goals; Optimistic Mood
Tone dan Positive Self-Concept.
Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana kepuasan hidup
wanita lansia yang tidak menikah dan tinggal di Panti Wreda Kristen Hana.
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengungkap bagaimana mereka
menghayati kepuasan hidupnya. Peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subyek 5 orang lansia yang mempunyai karakteristik
sesuai tujuan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak semua subyek
merasakan kepuasan hidup. Beberapa subyek yang mempunyai kepuasan
hidup tinggi, pada umumnya memenuhi aspek-aspek dalam komponen
kepuasan hidup. Mereka antusias dalam menjalani hidup saat ini;
mempunyai penerimaan diri yang baik, bertanggung jawab, dapat
memaknai dan memberi arti dalam hidupnya serta sikap positif terhadap
kematian. Mereka juga merasakan tercapainya harapan-harapan dalam
hidupnya, optimis dan mempunyai respon positif dalam berbagai situasi
serta konsep diri positif Beberapa hal bertentangan terjadi pada beberapa
subyek yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Beberapa aspek dalam
komponen kepuasan hidup tidak dapat dirasakan oleh beberapa subyek
yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Sedangkan kesamaan ditemukan
pada semua subyek bahwa mereka masing-masing mengalami masalah
kemunduran baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis. Mereka juga
tidak mempunyai ikatan yang kuat baik dengan saudara sedarah maupun
teman, dimana secara teoritis pada mereka yang tidak menikah mempunyai
kebutuhan-kebutuhan tinggi akan hal tersebut. Perbedaan utama terletak
pada penghayatan masing-masing subyek terhadap kehidupannya.
Lebih lanjut kemudian dapat ditemukan suatu benang merah dari
hasil variasi kepuasan subyek dalam setiap komponen kepuasan hidup yang
terkait dengan teori aktifitas. Disamping aktifitas berkesinambungan
sebagai kepuasan hidup, perasaan subyektifitas wanita lansia dalam
memaknai aktifitas dan peristiwa dalam hidupnya merupakan hal penting
dan tampak berperan dalam kepuasan hidup mereka"
2007
T37819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Indira Wati
"Pendahuluan: Proses menua mengakibatkan perubahan status kesehatan yang dinilai dari fisik dan psikologis. Hal ini akan berdampak pada aktivitas lansia yang selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kesehatan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di panti wreda Jakarta. Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional pada 317 responden dengan cara random sampling. Pengambilan data dilakukan di Panti Sosial Tresna Wreda sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan instrumen Short Form 12 dan WHOQOL-BREF. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Chi Square. Hasil: Hasil penelitian ini respondenn terbanyak yaitu lansia muda 71.9%, didominasi perempuan sebanyak 53.9% dengan pendidikan Sekolah Dasar dan tidak sekolah 59.6%. Diketahui bahwa status kesehatan lansia secara umum adalah baik dan hasil kualitas hidup lansia adalah cukup. Kesimpulan: Status kesehatan memiliki hubungan yang signfikan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wreda sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan dalam peningkatan kualitas hidup pada lansia.

Introduction: The aging process leads to changes in health status, which is evaluated from both physical and psychological aspects. This will impact the activities of the elderly, which in turn will affect their quality of life. This study aims to investigate the relationship between health status and quality of life among elderly residents in Jakarta's Panti Wreda. Methods: A cross-sectional approach was used with 317 respondents selected through random sampling. Data collection was conducted at Panti Sosial Tresna Wreda according to inclusion criteria using the Short Form 12 and WHOQOL-BREF instruments. The statistical test used was Pearson Chi Square. Results: The majority of respondents were young elderly (71.9%), predominantly female (53.9%) with elementary education and no education (59.6%). It was found that the overall health status of the elderly was generally good, and their quality of life was satisfactory. Conclusion: Health status has a significant relationship with quality of life among elderly residents in Panti Sosial Tresna Wreda, indicating the need for nursing interventions to improve the quality of life of the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Triasmono
"Pemerintah melalui Departemen Sosial telah berupaya dan mencari solusi terhadap permasalahan Pelaku Seks Bayaran (PSB) dengan memberikan pelayanan program rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur. Salah satu programnya adalah Bimbingan Keterampilan Usaha (BKU).
Menyikapi uraian tersebut diatas, penulis berusaha untuk melihat upaya yang dilakukan PSKW dalam melaksanakan program Bimbingan Keterampilan Usaha serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah menggambarkan pelaksanaan program BKU di PSKW Mulya Jaya dan untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan program BKU di PSKW.
Kerangka pemikiran pelaksanaan program Bimbingan Keterampilan Usaha di PSKW yang dibahas dalam tesis ini adalah permasalahan PSKW dan Bimbingan Keterampilan Usaha. Selanjutnya dikupas keberadaan Panti sosial sebagai organisasi pelayanan rehabilitasi sosial dan Bimbingan Keterampilan Usaha sebagai salah satu programnya. Keberadaan PSKW tidak bisa dilepaskan dari permasalahan dalam menjalankan kegiatannya. Oleh karena itu pada bagian akhir kerangka pemikiran selanjutnya diuraikan tentang faktor penghambat dan pendukung Bimbingan Keterampilan Usaha.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk menghasilkan informasi-informasi tentang pelaksanaan program. Metoda Penelitian ini menggunakan aiur pelayanan yang selanjutnya diterjemahkan sebagai langkah kegiatan yang ada di PSKW. Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program digunakan kriteria keberhasilan program melalui upaya yang sederhana sebagaimana ketentuan peraturan yang berlaku. Informan penelitian ini adalah pejabat struktural, pekerja sosial dan instruktur sebagai pelaksana dan pihak yang bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan. Sedangkan pada hasil pelaksanaan program Bimbingan Keterampilan Usaha di PSKW selain kepada klien, informan utama adalah enam orang mantan klien yang sedang dalam proses rehabilitasi dan telah selesai mendapatkan Bimbingan Keterampilan Usaha di PSKW dan masing-masing mewakili jurusan keterampilan salon, menjahit (high speed, bordir) dan olahan panganlmasak.
Analisis hasil penelitian pada kondisi sumber daya PSKW menunjukkan bahwa aspek raw material seperti ruang, alat-alat dan bahan pelatihan keterampilan serta pola dan sistem pengajaran sesuai dengan -kriteria ideal yang ditetapkan sebagai suatu standar sebuah program pelatihan. Sedangkan yang tidak sesuai adalah tenaga instruktur, kriteria calon klien, kurikulum dan buku panduan, alat peraga serta target pelatihan. Sementara untuk menilai hasil pelaksanaan program bimbingan keterampilan usaha di PSKW, Iangkah yang dilakukan adalah membedah apa yang menjadi tujuan pelatihan itu sendiri. Pada aspek pertama yaitu jumlah lulusan, pengurangan klien yang selesai atau lulus dad Panti, Aspek kedua tentang tingkat pemahaman klien terhadap materi menujukkan, bahwa tidak seluruh materi dapat dimengerti namun sebagian besar Mien mengaku dapat dipahami. Aspek ketiga yang membahas keberhasilan klien (pekerjaan), klien yang bekerja sesuai dengan BKU yang diikuti dan ada juga yang tidak. Namun demikian bagi klien yang belum dapat bekerja menganggap bahwa bukan berarti pelatihan yang diikutinya menjadi sia-sia. Mereka tetap memperoleh pengaruh lain, yaitu berupa manfaat seperti sadar akan perbuatan yang pemah dilakukan, memiliki motivasi hidup yang tinggi, dan terus berupaya memperbaiki pola hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu keberadaan instruktur disatu sisi merupakan faktor pendukung, namun sekaligus menjadi faktor penghambat karena tidak memiliki kemampuan profesional dan pengalaman mengikuti diktat yang berkaitan dengan bidang tugas mengajar. Faktor pendukung Iainnya adalah sarana prasarana yang memadai seperti adanya cottages system dan tersedianya anggaran rutin/tetap dari pernerintah. Sedangkan faktor penghambat adalah karakteristik klien yang memiliki tingkat pendidikan beragam, juga keberadaan alat keterampilan yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Selain itu pengadaan bahan pelatihan yang seriing terlambat atau tidak selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh instruktur.
Penelitian ini memberikan beberapa saran yang perlu dilakukan oleh pelaksana di PSKW. Saran berkaitan dengan temuan faktor penghambat yang diuraikan sebelumnya, yaitu perlu memberi kesempatan kepada instruktur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya perlu disusun sebuah kurikulum yang baku, memperketat persyaratan calon klien, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, meningkatkan honor instrktur dan menciptakan transparansi anggaran dalam kaitan dengan penyediaan alat dan bahan keterampilan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Yulita
"Lansia mengalami penurunan fungsi kognitif sebagai akibat dari perubahan struktur otak dan jaringan saraf, yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh aktivitas mencocokkan gambar terhadap fungsi kognitif lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Total partisipan penelitian sebanyak 93 lansia yang tinggal di panti wreda di Provinsi Jakarta, dengan 46 lansia di kelompok intervensi dan 47 lansia di kelompok kontrol. Kriteria inklusi meliputi usia 60 tahun ke atas, mandiri, dapat berkomunikasi, tidak mengalami depresi, dan tidak memiliki gangguan penglihatan serta pendengaran. Intervensi yang diberikan adalah aktivitas mencocokkan gambar sebanyak 12 sesi dalam 4 minggu, yang dimulai dari bulan Mei hingga bulan Juni 2023. Variabel dependen adalah fungsi kognitif yang diukur menggunakan instrumen Montreal Cognitive Assessment (MoCA). Efektivitas intervensi dianalisis menggunakan uji T dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata skor fungsi kognitif sebelum dilakukan intervensi dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p<0,001), namun tidak ditemukan perbedaan signifikan pada kelompok kontrol. Analisis multivariat menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel intervensi adalah 2,55 dengan nilai p<0,05, yang berarti pemberian intervensi dapat meningkatkan selisih rerata skor fungsi kognitif sebesar 2,55 poin. Intervensi aktivitas mencocokkan gambar terbukti efektif dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia. Oleh karena itu, pengelola PSTW dapat mempertimbangkan penambahan aktivitas pelatihan daya ingat bagi lansia.

Older adults experience a decline in cognitive function as a result of changes in brain structure and nerve tissue, which can affect their daily activities. The present study aimed to investigate the effect of matching picture activities on the cognitive function of the older adults. The research design used is a quasi-experimental design with a control group. A total of 93 elderly participants residing in PSTW of DKI Jakarta Province were involved, with 46 elderly individuals in the intervention group and 47 elderly individuals in the control group. Inclusion criteria included being 60 years of age or older, independent, able to communicate, no depression symptom, and having no visual or hearing impairments. The intervention provided was a series of 12 matching picture sessions over 4 weeks, from May until June 2023. The dependent variable was cognitive function, measured using the Montreal Cognitive Assessment (MoCA) instrument. The effectiveness of the intervention was analyzed using t-tests and multiple linear regression. The results revealed a significant difference between the mean scores of cognitive functions in the pretest and posttest in the intervention group (p<0.001), but no significant difference was found in the control group. Multivariate analysis showed that the regression coefficient for the intervention variable was 2.55 with a p-value of <0.05, indicating that the intervention could increase the difference in mean scores of cognitive functions by 2.55 points. The matching picture intervention was proven effective in improving the cognitive function of the elderly. Therefore, the management of institutionalized care service could consider adding memory training activities for the elderly."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>