Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering dialami oleh usia lanjut adalah
hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian, prevalensi hipertensi pada usia lanjut
sernakin tinggi, Pada usia lebih dari 55 tahun, prevalensi hipertensi adalah 64,55%
(Katari, 1993). Sedangkan prevalensi usia lanjut dengan hipertensi pada kunjungan
pasien di Unit Gawat Darurat RS Pelni Petamburan adalah sekitar 34,03%. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok dan kegemukan
terhadap terjadinya hipertensi pada usia Ianjut dan diharapkan berguna sebagai bahan
pendidikan kesehatan pada pasien. Penelitian ini dilakukan di UGD RS Pelni
Petamburan Jakarta dengan menggunakan desain deskriptif korelasional Sampel
yang diteliti berjumlah 30 orang responden dengan kriteria usia diatas 55 tahun yang
mempunyai kebiasaan merokok atau kegemukan. Alat pengumpul data berupa
kuesioner yang berisi 20 item. Hasil analisa dengan uji statisti Chi square
menunjukkan tidak ada pengaruh antara kebiasaan merokok ataupun kegemukan
terhadap terjadinya hipertensi pada usila. Hasil perhitungan didapatkan nilai X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel dengan alfa (11) 0,05 dan df 1. Penelitian ini
selanjutnya dapat menggunakan longitudinal case study untuk mengetahui lebih
spesifik tentang pengaruh merokok dan kegemukan terhadap terjadinya penyakitnya
penyakit hipertensi pada usila."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5125
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erda Fitriani
"Judul halaman, Pernyataan Orisinalitas, Lembar Tanda Persetujuan Pembimbing, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, Bab I: Pendahuluan, Bab II: Orang Minangkabau Lanjut Usia: Pasien Hipertensi Rumah Saldt Cipto Mangunkusumo (RSCM), Bab III: Pola Kebiasaan Makan Lansia Hipertensi Minangkabau, Bab IV: Gaya Hidup Lansia Minangkabau Hipertensi, Bab V: Faktor-Faktor Sosial Budaya Yang Mempenganihi Kebiasaan Makan, Bab VI: Penutup, xi + 109 halaman, Bibliografi: 37 buku, 15 artikel, 2 disertasi, 1 skripsi, 4 artikel majalah, 2 website, 5 referensi. 1 makalah, Lampiran.
Tesis ini mengenai pola kebiasaan makan orang lanjut usia penderita penyakit hipertensi suku bangsa Minangkabau yang menetap di Jakarta. Orang Minangkabau termasuk kelompok usia lanjut memiliki kebiasaan makan yang suka mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan protein tinggi, sehingga beresiko terkena penyakit hipertensi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya orang Minangkabau penderita penyakit hipertensi jika dibandingkan dengan suku bangsa lainnya. Bahkan menurut Kompas Cyber Media (27/10/2000) orang Sumatera Barat merupakan penderita penyakit hipertensi terbesar di Indonesia dan di dunia.
Orang lanjut usia Minangkabau yang seharusnya sudah mengatur cara makannya ketika memasuki fase degeneratif, ternyata tidak melakukannya sehingga mengalami resiko terkena penyakit hipertensi. Pertanyaannya adalah; (1) mengapa kebiasaan makan usia lanjut dipertahankan sehingga mengalami resiko terkena penyakit hipertensi, (2) bagaimana pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan makan kelompok usia lanjut, (3) Bagaimana pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan makan kelompok lanjut usia tersebut mempengaruhi kesehatan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kebiasaan makan informan sebelum sakit dan sesudah sakit dan kebiasaan makan keluarga pagi, Siang dan malam, dan pada waktu upacara. Wawancara dilakukan dengan bahasa Minangkabau dan bahasa Indonesia.
Setelah dilakukan penelitian terhadap lansia Minangkabau penderita penyakit hipertensi yang pernah di rawat di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, ditemukan bahwa adanya gaya kebiasaan makan tertentu dari Para lansia Minangkabau penderita penyakit hipertensi. Sebelum sakit kebiasaan makan lansia yaitu tiga kali sehari. Makan pokok mereka terutama adalah nasi. Mereka sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak seperti daging, dan santan. Cara pengolahan makanan yang sering mereka lakukan adalah gulai dan goreng. Setelah sakit hipertensi kebiasaan makan mereka tidak banyak mengalami perubahan.
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kebiasaan makan lansia yaitu; Faktor budaya makan orang lansia, makna simbolik makanan, kesukaan makanan atau selera, faktor keinginan untuk mendapat status yang tinggi dan makanan yang memiliki nilai tinggi dan gengsi. Terdapat juga faktor ekonomi yang cukup dan ketersediaan bahan makanan.
Faktor gaya hidup lansia dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor gaya hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, dan stress, merupakan faktor resiko munculnya penyakit hipertensi pada lansia. Dari hasil penelitian diketahui bagi sebahagian besar lansia menyatakan sulit mengubah kebiasaan mereka yang lama. Namun peran keluarga sangat penting dalam mendorong lansia untuk mampu mengubah kebiasaan mereka yang lama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Elda Fitri
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering terjadi saat ini, dengan bertambahnya usia akan semakin meningkatkan resiko kejadian hipertensi yang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok. Tujuan penelitian hipertensi pada usia lanjut perokok untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada usia lanjut. Penlitian ini dilakukan di Posbindu Puskesmas Kemirimuka Depok. Desain dalam penelitian ini cross sectional. Data di analisa menggunakan uji chi-square. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 82, dan dari responden yang berpartisipasi 42 (51.2%) mempunyai tekanan darah tinggi dan 75 (91.5%) mempunyai kebiasaan merokok. Rekomendasi penelitian ini agar dilakukan penelitian yang lebih lanjut Iagi untuk mengetahui faktor Iain yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi dengan memperbanyak responden.

Hypertension is one of the cardiovascaler disease that often occurs at this time, with increasing age will increase the risk of incident hypertension that can be influenced by smoking habits. The purpose of this study about hypertension smokers at the elderly to identify whether there is relationship between smoking habits with hypertension. The studfv took place in Posbindu Public Health Care Depok Kemirimuka. The Design of this study was cross sectional. The datas were analysed using the chi-square test. The number of subjects in this research as much as eighty two, and subjects from the participating fourty two (51.2%) have high blood pressure and seventy five (91.5%) have smoking habits. Recommendations of this research to be conducted further research to find out other factors that may affect the incidence of hypertension reproduce subjects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5841
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati F.
"Latar belakang. Hipertensi dapat terjadi pada semua orang termasuk para karyawan. Salah satu faktor risiko hipertensi antara lain adalah faktor stresor di lingkungan kerja. Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor stresor kerja dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap risiko hipertensi.
Metode. Desain penelitian ialah nested case-control. Kasus adalah karyawan yang menderita hipertensi atau sedang makan obat antihipertensi. Satu kasus dipadankan dengan dua orang kontrol menurut tahun kasus didiagnosis hipertensi dan menurut jenis kelamin. Kontrol dipilih di antara karyawan yang tidak pernah menderita hipertensi. Semua faktor risiko pada kasus dan kontrol dihitung sampai saat kasus didiagnosis hipertensi. Penelitian dilaksanakan di antara karyawan kantor pusat PT A Jakarta bulan Mei 2004 dengan jumlah karyawan 255 orang.
Hasil. Diperoleh 70 kasus hipertensi dan 140 kontrol. Subjek berumur 25 sampai 65 tahun. Risiko hipertensi berkaitan dengan stresor beban kualitas berlebih, stresor beban kuantitas berlebih, pengembangan karir, umur tua (55-65 tahun), obesitas, merokok, dan adanya riwayat hipertensi di antara keluarga. Sedangkan faktor ketaksaan peran, konflik peran, dan tsnggung jawab tidak terbukti mempertinggi risiko hipertensi. Jika dibandingkan dengan stresor beban kualitas ringan, siresor beban kualitas sedang tinggi mempertinggi risiko hipertensi 7 kali lipat [rasio odds (OR) suaian = 7,47; 95% interval kepercayaan (Cl) = 1,40-39,76]. Selanjutnya jika dibandingkan dengan stresor beban kuantitas ringan, stresor beban kuantitas yang sedang - tinggi mempertinggi risiko hipertensi 4 kali lipat (OR suaian = 4,10; 95% CI =1,06-15,90).
Kesimpulan. Stresor beban kualitas berlebih, stresor kuantitas berlebih dan stresor pengembangan karir (moderat) mempertinggi risiko hipertensi, oleh karena itu stresor tersebut perlu dicegah.

Job Stressors and Other Risk Factors Related to Hypertension Risk Among PTA Employees in Jakarta Background. Every one including employees may suffer hypertension. Several risk factors including job stress are related to hypertension. Therefore, it is beneficiary to identifies the risk factors.
Methods. This study used nested case-control design. Case was defined as an employee who had hypertension, or those who were under antihypertension treatment. One case was matched with two controls that never had hypertension and by gender. All risk factors were counted as of reference date for cases. This study has been done on 255 subjects among center office PTA employees in Jakarta in May 2004.
Results. There were 70 cases and 140 controls aged 25 to 65 years. Hypertension was related to quality job overload , quantity job overload, career development, elder age, obesity, current and past smoking habits, and present offamily history on hypertension. However, it was noted that role ambiguity, role conflict, and responsibility did not increase the risk of hypertension. Compared with those who had mild qualitative job stressor, those who had moderate or heavy qualitative job stressor had a seven folds risk having hypertension [adjusted odds ratio (OR) = 7.47; 95% confidence interval (Cl) = 1.40-39.76]. In addition, relative to those who had mild quantitative job stressor, those who had moderate or heavy ones had four times increased risk to have hypertension (adjusted OR = 4.10; 95% C1=1.06-15.90).
Conclusion. Moderate or heavy qualitative job stressor, moderate or heavy quantitative job stressor and career development increase the risk of hypertension, therefore these stressors need to be prevented.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maulina
"Pengendalian hipertensi pada lansia dengan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki, dapat diperkuat dengan fungsi keluarga. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik dan fungsi keluarga dengan pengendalian hipertensi pada lanjut usia. Desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel 90 responden dipilih dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan fungsi afektif, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan pengendalian hipertensi pada lanjut usia (p = 0,012;0,005; dan 0,003). Berdasarkan penelitian ini, pengendalian hipertensi pada lansia dapat ditingkatkan melalui peningkatan fungsi keluarga. Direkomendasi agar pengambil kebijakan terkait kesehatan lansia dapat memberdayakan keluarga dengan meningkatkan fungsi keluarga.

Control of hypertension in the elderly with its various limitations and weaknesses, can be reinforced with family functions. The purpose of the study was determined the relations of the characteristics and functions of family with the control of hypertension in the elderly. Descriptive correlation design with cross sectional approach, with a sample of 90 respondents were selected using cluster random sampling technique. The results of the study show that there is a correlation of affective, economic, and family health care functions with the control of hypertension in the elderly (p = 0.012; 0.005, and 0.003). According to this study, control of hypertension in the elderly can be reinforced through improved family functions. It is recommended that the policy makers related to the elderly’s health can empower the members of the family by improving the family functions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Ana Roma Ida
"Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah penduduk lansia yang berusia diatas 60 tahun akan mencapai sekitar 2 milyar jiwa Masalah yang terjadi jumlah lansia semakin meningkat risiko masalah kesehatan salah satunya hipertensi juga mengalami peningkatan Desain penelitian deskriptif korelatif dengan metode cross sectional menggunakan tehnik simple random sampling terhadap 91 orang lansia dari periode bulan Mei Juni 2013 Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia terhadap gizi seimbang dengan risiko hipertensi p 0 068 a 0 05 Hal ini menunjukkan bahwa lansia yang berpengetahuan rendah mempunyai peluang 2 493 kali untuk risiko tinggi hipertensi dibanding lansia yang tingkat pengetahuannya tinggi Modifikasi gaya hidup sangat baik diterapkan bagi lansia yang berisiko hipertensi.

It is predicted that im 2050 the amount of elders above 60 years would reach 2 billion in amount The problem is when the amount of elders is increasing the health risk problem which one of them is hypertension also increasing in volume The design of research which used descriptive correlative with cross sectional method using simple random sampling technique towards 91 elders from mei until jun 2013 The statistik result of Chi Square showed that there isnt any relation between the level of elders knowledge and the balance nutrition with the risk of hypertension p 0 068 a 0 05 this indicates that the elders with low knowledge have the chance 2 493 times of high risk of hypertensi compare to those who have good knowledge The modification of lifestyle is a good way to be applied for the elders who have hypertension risk."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The analysis of hypertension prevalence for Indonesia citizen aging of 15 years old and its risk factors has been conducted. Data of National Health Basic Survey (Riskesdas) 2007 and National Health Basic Survey (Riskesdas) 2007 and National Health Survey (Susenas) 2007 data were used...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Nuraeni
"Lansia hipertensi merupakan kelompok rentan (vulnerable) karena adanya perubahan fisiologis sistem kardiovaskuler, keterbatasan sumber daya ekonomi, gaya hidup tidak sehat dan berbagai kejadian kehidupan seperti kehilangan pasangan serta meningkatnya prevalensi hipertensi dari tahun 2007 sebesar 7,2% menjadi 9,4% pada tahun 2013. Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi MANSET HT terhadap pengendalian hipertensi pada lansia dengan menggunakan integrasi model teori manajemen, Community as Partner, Familiy Centered Nursing, dan Self Care Activity. Besar sampel 30 lansia dengan hipertensi. Intervensi selama 9 bulan terdiri dari kombinasi relaksasi meditasi, olahraga, relaksasi otot progresif dan pengaturan diet hipertensi. Hasil uji statistik terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan (p value 0,000). Intervensi terbukti efektif sehingga direkomendasikan sebagai salah satu program pembinaan kesehatan lansia secara berkelanjutan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas melalui program perawatan kesehatan masyarakat.

Elderly with hypertension is one of the vulnerable groups. The factors that influence the vulnerability in elderly with hypertension consist of cardiovascular system changes due to the aging process, the economic resources, unhealthy lifestyle and life events such as loss of partner. The prevalence of hypertension in Indonesia increased from 7.2% in 2007 to 9.4% in 2013. The purpose of this study was asses the effect of the intervention MANSET HT to control hypertension in the elderly using the integration model of management theory, the community as a partner, familiy centered nursing, and self-care activity. MANSET HT intervention was conducted on 30 elderlies with hypertension for 9 months consisted of a combination of relaxation meditation, exercise, progressive muscle relaxation and hypertension diet management. Statistical test results showed a significant decrease in blood pressure after the intervention (p value 0.000). This intervention was effective to control the hypertension. It is recommended that elderly health coaching program development should be done in a sustainable manner in the ministry of health and community health center by community nursing cara programme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurniawati
"Kebisingan lalu lintas menjadi sumber utama dari kebisingan yang ada di perkotaan. Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Paparan kebisingan dapat meningkatkan kerusakan fisik yang dinilai sebagai bahaya kesehatan seperti risiko penyakit kardiovaskuler. Paparan jangka panjang dari kebisingan transportasi telah terbukti berhubungan dengan prevalensi kejadian hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit pembuluh darah yang sering tidak menimbulkan gejala, disebut silent killer. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kebisingan lalu lintas di pelabuhan Tanjung Priok dengan terjadinya hipertensi pada petugas pelabuhan tahun 2015. Desain studi yang digunakan adalah studi crossectional dengan populasi adalah petugas operasional pelabuhan Tanjung Priok. Subjek penelitian ini adalah petugas operasional pelabuhan Tanjung Priok yang terpajan bising sejumlah 178 orang. Hasil analisa multivariat didapatkan bahwa petugas pelabuhan yang terpapar kebisingan >70 dBA berisiko 2,249 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan petugas pelabuhan yang terpapar kebisingan ≤70 dBA dengan dikontrol oleh variabel usia, status perkawinan, status gizi dan jam kerja responden. Penyakit hipertensi pada petugas pelabuhan Tanjung Priok dapat terjadi karena tingkat kebisingan lalu lintas yang melebihi NAB, usia pekerja yang lebih dari 39 tahun, status gizi berlebih dan jam kerja yang lama sehingga perlunya upaya-upaya untuk menurunkan morbiditas hipertensi pada petugas pelabuhan dengan melakukan penamanan pohon untuk mereduksi suara bising, melakukan olahraga secara rutin, memperbaiki pola makan, dan memenuhi waktu kerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang.

The traffic noise was a major source of noise in urban areas. It was one of the factors that may influence public health. It is become a health hazard as its exposure may physically damaging. For example, the risk of cardiovascular disease. It has been proven that there is a relationship between long-term exposures of traffic noise with the prevalence of hypertension. Hypertension is one of blood vessels diseases without symptoms and called the silent killer. This study aims to examined the relationship between traffic noise at the Tanjung Priok port and the prevalence of hypertension amongst the port officers in 2015. A cross sectional studied was assigned in this study. 178 Tanjung Priok port operations officer who are exposed to noise were asked to complete self-administered questionnaires to gain the respondents characteristics and to undergone physical assessment to gain their health data. After controlled by the variable age, working hours, marital and nutritional status of the respondents, the multivariate analysis shows that the officers who are exposed with > 70 dBA noise are 2.249 times higher the risk of suffering from hypertension compared to the port officials who are exposed to noise ≤70 dBA. The hypertension disease suffered by Tanjung Priok port officers occur due to traffic noise levels that exceed the NAB, workers aged over 39 years, excessive nutritional status and working hours. Therefore, there was need to reduce noise in order to the morbidity of hypertension suffered by the port officers. It can be done by planting trees, regular exercise, managing diet, and work at as the stipulated hours in the Act."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>