Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda
"Kanker payudara adalah keganasan pada payudara dimana terjadi pertumbuhan sel-sel baru yang tidak terbatas, tidak ada koordinasi dengan jaringan di sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Di Indonesia kekerapan (prevalensi) kanker payudara cenderung meningkat jumlahnya mencapai 11, 6% dari seluruh keganasan. Kanker payudara tergolong keganasan yang dapal didiagnosis secara dini. Kira-kira 1/3 dari penyakit kanker payudara yang ditemukan sejak dini dapat disembuhkan.
Upaya deteksi dini kanker payudara yang murah dan mudah dilakukan adalah dengan melakukan SADARI. Wanita terutama disaat usia mulai 20 tahun harus dibekali pengetahuan tentang kanker payudara dan upaya deteksi dini dengan SADARI sebagai upaya menurunkan prevalensi kanker payudara khususnya di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita mulai usia 20 tahun tentang kanker payudara dan hubungan dengan perilaku melakukan SADARI yang merupakan penelitian dengan desain korelasi uji hubungan yang membandingkan 2 kelompok data kategorik yang diuji dengan chi square. Sampel yang diambil sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signitikan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku meiakukan SADARI (p value > 0,005). Dengan melihat hasil penelitian tersebut panting dilakukan pemberian informasi dan edukasi kepada wanita mulai usia 20 tahun sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara dan prosedur melakukan SADARI agar dapat melalmlcan deteksi dini secara mandiri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5634
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Rini Puspitasari
"Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita tidak hanya di dunia tetapi juga di Indonesia. Jumlah kasus baru semakin meningkat setiap tahun dan terdeteksi pada stadium lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan perilaku SADARI perawat di ruang rawat RS Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan populasi 198 responden dan diambil sampel sebanyak 132 orang menggunakan menggunakan metode Disproportionate Stratified Random Sampling. Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan perawat tentang kanker payudara sebagian besar memiliki pengetahuan baik. perilaku SADARI perawat cukup. Penelitian ini menyarankan diadakannya pelatihan kanker berkelanjutan bagi perawat dan sosialisasi SADARI di masyarakat.

Breast cancer is the most common cancer in women not only in the world but also in Indonesia. The number of new cases is increasing every year and detected at an advanced stage. The purpose of this research is to know an overview level knowledge of breast cancer and behavior nurses BSE in the Dharmais Hospital. The results indicate the level of nursing knowledge about breast cancer is good and behavior BSE is enough. This research suggests an ongoing training for nurses and socialization BSE in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42494
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Norma Fitri Anik
"Tumor payudara biasanya merupakan tumor jinak, akan tetapi tumor jinak ini dapat berubah menjadi keganasan (kanker payudara). Tumor payudara biasanya timbul pada usia di bawah 30 tahun (usia produktif). Oleh karena itu perlu adanya deteksi dini, SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhadap tumor payudara ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara tingkat pengetahuan individu tentang tumor payudara dan SADARI terhadap tingkat motivasi yang mereka miliki untuk melakukan SADARI. Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasi.
Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok responden yaitu mahasiswi kelompok fakultas kesehatan dan mahasiswi kelompok fakuItas non kesehatan. Data primer diperoleh dari 106 responden melalui kuisioner.
Penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat motivasi dan tingkat kemaknaan yang digunakan adatah 5% (α = 0,05).
Hasil penelitian pada kelompok fakultas kesehatan diperoleh nilai p Value = 0,049, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tingkat motivasi. Namun, pada kelompok fakultas non kesehatan diperoleh hasil yang bertolak belakang dimana nilai p Value = 0,696, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tingkat motivasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5561
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Data dari bagian bedah FKUI/RSCM, menunjukan bahwa dari tahun 1988 sampai 1996, terjadi 566 kasus kanker payudara. Faktor-faktor yang dianggap sebagai risiko terjadinya kanker payudara adalah: usia, genetik, biologis, psikologis, nutrisi, dan hormonal. Wacana inilah yang mcnjadi fokus dalam penelitian yang berjudul "Risiko Terjadi Kanker Payudara Terhadap lbu Yang Tidak Menyusui Setelah Melahirkan". Desain yang digunakan dalam penelitian ini aclalah deskriptif sederhana, sedangkan responden yang dipilih sebanyak 30 orang responden yang menjalani rawat inap. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada responden dan sesuai dengan kriteria.
Hasil pengumpulan data dianalisa, kemudian diperoleh hasil sebagai berikut, faktor makanan yang berlemak (66.3%) dan faktor tingginya stresor (66.3%) mempakan salah satu risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara. Sedangkan faktor ibu mengetahui manfaat menyusui (96.7%) dan faktor ibu menyusui setelah melahirkan (93,3%) merupakan faktor yang masih perlu diteliti lebih lanjut.
Seharusnya penelitian ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi sangat perlu untuk ditindaklanjuti dengan melaksanakan penelitian yang telah direkomendasikan guna perbaikan mutu pendidikan dan mutu pelayanan bidarng keperawatan di masa yang akan datang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5220
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Devianti Usman
"ABSTRAK
Nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien dengan
kanker payudara. Penanganan nyeri yang diterima oleh pasien seringkali tidak efektif dalam
mengatasi nyeri. Tidak tertanganinya masalah nyeri kanker dapat berdampak pada kualitas
hidup pasien. Terapi masase merupakan salah satu dari terapi komplementer yang dapat
dijadikan sebagai salah satu terapi dalam mengatasi nyeri kanker. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi pengaruh terapi masase terhadap intensitas nyeri kanker di
Makassar. Disain penelitian ini adalah quasi experiment design with pre - post test control
group. Sampel pada penelitian ini berjumlah 31 orang dengan 16 orang pada kelompok
intervensi yang mendapatkan kombinasi analgetik dan terapi masase selama 3 hari.
Sedangkan pada kelompok kontrol berjumlah 15 dengan mendapat terapi standar analgetik.
Sampel diambil dengan metode non probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri pada kelompok kontrol
dan kelompok intervensi (p=0,000), namun terdapat penurunan intensitas nyeri yang lebih
besar pada kelompok intervensi jika dibandingkan dengan rata-rata penurunan intensitas
nyeri pada kelompok kontrol (kelompok intervensi 1,21; kontrol 0,81). Penelitian ini
merekomendasikan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh terapi masase terhadap intensitas
nyeri, dan mengidentifikasi faktor lain yang berpengaruh terhadap intensitas nyeri.

ABSTRACT
Pain is one of the most common complaint of patient with breast cancer. Intervention of the pain sometimes is not so effective to reduce cancer pain. This ineffectiveness of the treatment on cancer pain can effect on the quality of life of the person who have breast cancer. Massage therapy is one of the complementary therapy that can reduce cancer pain. The purpose of this study is to identify the effect of massage therapy on cancer pain in Makassar. The design was
a quasi experiment with pre-post control group. Data collection was conducted by a consecutive sampling. There was 31 participants in this study. Fifteen of them was place in a control group who isprovided with an analgetic therapy. Pain intensity was measured before and after analgetic therapy. Sixteen participants in the intervention group was treated with combined analgetic therapy and massage therapy. The pain intensity was measured before and after combined analgetic therapy and massage therapy was given. The pain intensity was measured for 3 days on both control and intervention groups.The result showed that pain reduction on both groups (control and intervention) (p=0,000), but the intervention group shows lower pain intensity than patiscipants in the control group (score of 1,21 on
intervention and kontrol 0,81 respectively). This finding showed that massage therapy had significant effect to reduce pain intensity of patient with breast cancer."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Radityo Amien
"Kanker payudara merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia. Asam galat merupakan senyawa alami yang dapat dikembangkan sebagai agen antikanker, terutama setelah dilakukan modifikasi struktur. Penelitian ini menggunakan asam galat dan 14 senyawa derivat alkil ester dan eter galat masing-masing sebanyak 20 L yang dimasukkan ke lini sel MCF-7 yang sudah ditambahkan 100 L DMEM dan diinkubasi selama 24 jam. Sampel diberikan dalam 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,067; 0,133; 0,267; 0,533; 1,067; 2,133; 4,267; dan 8,533 g/mL. Setelah diinkubasi selama 24 jam, dilakukan uji MTT Assay dengan panjang gelombang 490 nm. Data yang diperoleh dianalisis sehingga didapatkan nilai IC50 untuk 15 senyawa yang diujikan. Hasil menunjukkan bahwa trans -2-heksenil galat, asam 4 trans -2-heksenil-oksi galat, cis -2-heksenil galat, amil galat, dan asam 4 cis -2-heksenil-oxy galat memilki nilai IC50 yang lebih rendah daripada asam galat. Dapat disimpulkan bah.wa derivat asam galat yang dimodifikasi dengan gugus alkil ester lima karbon rantai lurus, yaitu amil galat, dan derivat asam galat yang memiliki gugus alkil ester berikatan rangkap dengan konfigurasi cis atau trans, yaitu asam 4 trans -2-heksenil-oksi galat, trans -2-heksenil galat, cis -2-heksenil galat, dan asam 4 cis -2-heksenil-oxy galat, menunjukkan peningkatan aktivitas antikanker terhadap lini sel MCF-7 dibandingkan asam galat, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai agen antikanker payudara.
Breast cancer is one of the diseases which has high prevalence and mortality in Indonesia. Gallic acid is a natural compound which can be developed as an anticancer agent, especially after undergone structural modification. The experiment was done by adding 20 L gallic acid and 14 of its derivates alkyl ester and eter of gallic acid samples to MCF 7 breast cancer cell mixed with 100 L DMEM and then incubated for 24 hours. The samples was given in 8 concentration 0,067 0,133 0,267 0,533 1,067 2,133 4,267 and 8,533 g mL. After incubated for another 24 hours, MTT Assay 490 nm was executed. The data was then analyzed to get IC50 values for each compound. The result showed that asam 4 trans 2 heksenil oksi galat, trans 2 heksenil galat, cis 2 heksenil galat, amil galat, and asam 4 cis 2 heksenil oxy galat each had lower IC50 than gallic acid. It can be concluded that gallic acid derivates modificated by 5 carbon straight chain alkyl ester amil galat and have double bond with cis trans configuration asam 4 trans 2 heksenil oksi galat, trans 2 heksenil galat, cis 2 heksenil galat, and asam 4 cis 2 heksenil oxy galat shows higher anticancer activity to MCF 7 breast cancer cell compared to gallic acid, so they can be developed as anticancer agent for breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Estetika
"Latar belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia. Kanker ini juga merupakan salah satu penyebab kematian akibat kanker tersering kedua pada wanita setelah kanker paru. Morfologi kanker payudara penting untuk diketahui karena setiap jenis morfologi mempunyai kecenderungan memiliki karakteristik tertentu, seperti status reseptor hormon dan pola metastasis tertentu, yang dapat menyebabkan prognosis dan penatalaksanaan yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran morfologi kanker payudara dan mengetahui apakah terdapat perbedaan jenis morfologi kanker payudara pada topografi dan kelompok usia yang berbeda di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2003-2007.
Metode. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional dan menggunakan 336 data sekunder yang diperoleh dari 1.644 pasien kanker payudara yang diperiksa berdasarkan pemeriksaan histopatologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2003 ? 2007. Variabel yang diteliti meliputi morfologi, topografi, dan kelompok usia penderita kanker payudara.
Hasil Penelitian. Dari 336 sampel yang diteliti, morfologi kanker payudara yang paling sering ditemukan adalah invasive ductal carcinoma (81,8%), yang sebagian besar berusia 40 ? 49 tahun (37%), dan terletak di kuadran lateral atas payudara (37%). Tidak terdapat perbedaan jenis morfologi yang paling sering ditemukan pada semua topografi dan kelompok usia.
Kesimpulan. Morfologi kanker payudara yang paling sering ditemukan pada pemeriksaan histopatologi di RSCM pada tahun 2003 ? 2007 adalah invasive ductal carcinoma. Jenis morfologi ini juga merupakan jenis morfologi yang paling banyak ditemukan pada semua topografi dan kelompok usia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S10005fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Hastuti Handayani S
"NF-κB berperan dalam keseimbangan mediator pro/anti inflamasi. Suplementasi S. platensis telah memperlihatkan efektivitasnya yang berdampak pada respons imunitas pada studi hewan dan manusia berumur tua yang sehat. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian S. platensis terhadap modulasi NF-κB dan regulasi TNF-α, COX-2 dan IL-10 pada tikus sehat. Penelitian ini menggunakan 6 kelompok tikus Wistar jantan kelompok perlakuan umur 12, 18 dan 24 minggu yang diberikan ekstrak S. platensis dosis 200 mg/kgBB dan kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan studi eksprimental in vivo menggunakan limpa tikus dan uji in silico. Metode ELISA sandwich, qRT-PCR dan uji penambatan molekuler digunakan pada penelitian ini. Ekspresi protein NF-κB umur 24 minggu lebih rendah dibandingkan kelompok 12 dan 18 minggu pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Ekspresi protein TNF-α dan COX-2 kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol semua umur. Ekspresi protein IL-10 kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kontrol umur 12, 18 dan 24. Terdapat korelasi antara konsentrasi NF-κB dengan TNF-α (p<0,05, R=0,461) dan COX-2 (p<0,05, R=0,434). Senyawa aktif S. platensis yaitu phycocyanobilin, beta karoten dan alfa glucan diprediksi memiliki potensi sebagai inhibitor terhadap aktivasi NF-κB. Ekstrak etanol S. platensis memodulasi imunitas seluler dengan cara meningkatkan konsentrasi NF-κB diikuti penurunan TNF-α dan COX-2 serta peningkatan IL-10.

NF-κB plays a role in the balance of pro/anti-inflammatory mediators. Supplementation of S. platensis effectively impacts the immune response in animal studies and healthy elderly humans. This study aimed to analyze the administration of S. platensis on NF-κB modulation and regulation of TNF-α, COX-2, and IL-10 in healthy mice. This study used six groups of male Wistar rats aged 12, 18, and 24 weeks treated with 200 mg/kgBW of S. platensis extract and a control group. This research is an experimental in vivo study using mouse spleen and in silico test. The sandwich ELISA method, qRT-PCR, and molecular docking were used in this study. The expression of NF-κB protein at 24 weeks was lower than in the 12 and 18 week groups in the treatment and control groups. TNF-α and COX-2 protein in the treatment group were lower than in the control group of all ages. IL-10 level in the treatment group was higher than in the control group of all ages. There was a correlation between the concentration of NF-κB with TNF-α (p<0.05, R=0.461) and COX-2 (p<0.05, R=0.434). The active compounds of S. platensis, namely phycocyanobilin, beta carotene, and alpha glucan, are predicted as inhibitors of NF-κB activation. The ethanolic extract of S. platensis modulated cellular immunity by increasing the concentration of NF-κB, followed by a decrease in TNF-α and COX-2 and an increase in IL-10."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Ongko Joyo
"Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia. Saat ini baku emas diagnosis kanker payudara, yaitu pemeriksaan histopatologi, masih memiliki kekurangan dan bergantung pada penilaian visual pemeriksa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat Direct Scanning Calorimetry (DSC) untuk mengidentifikasi profil termal pada sel kanker payudara. DSC sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang kecil terkait aktivitas molekuler didalam sel. Penelitian ini dilakukan secara uji in vitro dengan menggunakan sel MCF7 sebagai sampel percobaan. Sel kanker dibagi menjadi kelompok tanpa dan dengan perlakuan doxorubicin dan sel normal payudara sebagai pembanding. Tiap kelompok diuji 4 kali pengulangan. Sel dilisis dan diambil 10 μL untuk dibaca profilnya menggunakan DSC-60.
Hasil pemindaian DSC berupa termogram yang kemudian dianalisis dan didapatkan data nilai titik lebur dan entalpi lebur tiap sampel. Data diuji statistik menggunakan uji ANOVA satu arah. Termogram DSC sel MCF7 menunjukkan adanya 1 puncak fase transisi dengan titik lebur pada suhu 142,47 ± 7,908 oC dan entalpi lebur sebesar 1,61 ± 0,257 kJ/g. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna profil termogram sel MCF7 terhadap sel payudara normal dan sel MCF7 yang telah diterapi doxorubicin. DSC dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi profil termogram sel MCF7. Profil termogram sel MCF7 yang dihasilkan memiliki karakter khas dan dapat dibedakan dengan sel payudara normal dan sel MCF7 yang telah diterapi doxorubicin.

Breast cancer is the most common type of cancer on women around the world. At present, the gold standard for the diagnosis of breast cancer, which is histopathological examination, still has some deficiencies and rilies on visual judgement. This research was conducted to utilize the Direct Scanning Calorimetry (DSC) as a tool to identify thermal profiles of breast cancer cells since DSC is very sensitive to small temperature changes due to intracellular activity. MCF7 cell line used as experimental samples. Cancer cells divided into groups without and with doxorubicin treatment and normal breast cells used as a comparison of cancer cells. Cells lysed and used as much as 10 μL each to be scanned using DSC-60. Test ran as much as 4 times for each group.
DSC thermograms analyzed so that the data obtained for the value of melting point and enthalpy of each sample. The data tested statistically by one way ANOVA. Thermogram of MCF7 cells showed 1 peak transition phase. The results of the analysis showed that the transition phase had a melting point at a temperature of 142,47 ± 7,908 oC and a melting enthalpy of 1.61 ± 0.257 kJ/g. Statistical test results showed a significant difference of thermogram of MCF7 compare to normal cells and MCF7 treated with doxorubicin. This study showed that DSC can be used as a tool to identify the thermogram profile of MCF7 cells. The thermogram profile has a distinctive character and can be distinguished from normal breast cells and treated MCF7 cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viscanita
"Latar Belakang : Penggunaan terapi hormon memiliki efek samping pada payudara yang dapat terdeteksi pada ultrasonografi (USG) berupa peningkatan ketebalan jaringan fibroglandular yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Hingga saat ini masih terdapat kontroversi mengenai efek samping terapi hormon tibolone terhadap payudara.
Tujuan Penelitian : Mengetahui perubahan ketebalan jaringan fibroglandular payudara setelah terapi hormon tibolone.
Metode : Penelitian ini berlangsung dari bulan Desember 2013 hingga Agustus 2015 di Departemen Radiologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dengan desain penelitian berupa studi kuasi eksperimental dengan amandemen berupa pengambilan data USG payudara sebelum dan sesudah terapi hormone tibolon. Pengukuran dengan USG payudara dilakukan di empat regio (superior, inferior, medial dan lateral) yang kemudian dilakukan analisis terhadap rerata perubahan ketebalan jaringan fibroglandular sebelum dan sesudah terapi hormon tibolone.
Hasil : Dari 40 subjek yang dianalisis, terdapat 36 subjek yang mengalami peningkatan ketebalan jaringan fibroglandular. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,001) pada ketebalan jaringan fibroglandular payudara sebelum dan sesudah 3 bulan pemberian tibolon. Indeks massa tubuh (p = 0,020) dan riwayat kontrasepsi hormonal (p=0,015) merupakan faktor yang memengaruhi peningkatan ketebalan jaringan fibroglandular payudara sesudah terapi hormon tibolon. Sedangkan paritas, usia melahirkan anak pertama, riwayat menyusui, usia menarke, usia menopause dan riwayat kontrasepsi hormonal tidak berhubungan.
Kesimpulan : Terdapat peningkatan ketebalan jaringan fibroglandular berdasarkan pemeriksaan USG payudara perempuan menopause yang mendapat terapi hormon tibolone.

Background : The use of hormone therapy has side effects in the breast which detected on ultrasound by increasing the thickness of breast fibroglandular tissue associated with increased risk of breast cancer. Until now there is still controversy regarding the side effects of tibolone on the breast tissue.
Purpose : This study aims to determine the thickness changes of the fibroglandular tissue due to tibolone hormone therapy.
Methods : This research was done between December 2013 untill August 2015 in Department of Radiology, dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Design of this research is a quasi-experimental study with the amendment in the form of data retrieval breast ultrasound before and after tibolon hormone therapy. Measurements with breast ultrasound was done in four regions (superior, inferior, medial and lateral) then the average change in fibroglandular thickness was analyzed.
Results : Of the 40 subjects were analyzed, there were 36 subjects showed significant increase (p <0.001) of breast fibroglandular tissue thickness after 3 months of tibolone hormone therapy. The body mass index (p = 0.02) and a history of hormonal contraception (p = 0,01) were factors that influence the increase of fibroglandular thickness post tibolone hormone therapy. While parity, age of first child, history of breastfeeding, age of menarche, age of menopause and history of hormonal contraception were not related.
Conclusions : There is an increase of fibroglandular tissue thickness by breast ultrasound examination of menopausal woman who received tibolone hormone theraphy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>