Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan teknologi tidak selamanya membawa pengaruh baik bagi kehidupan, penyimpangan pola perilaku pada remaja adalah salah satu contohnya. Perubahan pola perilaku dan kebiasaan dalam pergaulan terutama pola periiaku seks bebas dapat memicu terjadinya penularan penyakit pada remaja, yaitu HIV/AIDS. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi persepsi remaja tentang pengaruh media terhadap perilaku seks bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi remaja tentang pengaruh media televisi dan intemel terhadap perilaku seks bebas dalam meningkatkan insidensi penularan HIV/AIDS. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan desain penelitian deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 100 orang responden pelajar SMA di Depok yang berusia antara 15-17 tahun dan sedang duduk di kelas 10 dan 11. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan 85 pertanyaan yang terdiri dari 42 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan 43 pertanyaan untuk mengukur persepsi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi sekolah yang akan diambil siswanya sebagai responden dengan terlebih dahulu mengurus perizinan kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan juga pihak fakultas. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Analisis univarial digunakan untuk mendesripsikan masing-masing variabel dengan system proporsi dan persentase. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, analisis yang digunakan adalah chi square dan T independen. Hasil dari penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi (p=0,279 > a=0,0S), tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan persepsi (p=0,710 > a=D,05), dan ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan persepsi (p=0,004 < a=0,05). Untuk persepsi didapatkan hasil, 59% persepsi negatif 41% persepsi positif. Saran dari penelitian ini adalah Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar mengenai masalah ini terutama oleh perawat komunitas, keluarga, atau anak. Sehingga dapat dimanfaatkan dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan dampak media terhadap perilaku seks bebas remaja yang dapat meningkatkan insidensi HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5895
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Ulandini
"Efikasi diri pada remaja dapat berkontribusi terhadap perilaku seks bebas dan berisiko pada saat melewati masa tumbuh dan kembangnya. Remaja yang memiliki efikasi diri rendah menyebabkan ketidakyakinan dalam menahan dorongan hawa nafsu dan menghindari seks bebas dengan pasangannya. Ketika seorang remaja yakin akan kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu maka remaja tersebut akan berusaha melakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara efikasi diri dalam menghindari seks bebas dan HIV/AIDS dengan perilaku seks berisiko pada remaja di kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode cross sectional dengan pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 111 responden remaja di kota Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dalam menghindari seks bebas dan HIV/AIDS dengan perilaku seks berisiko pada remaja di kota Jakarta (P value = 0,000 < α = 0,05). Peneliti merekomendasikan juga terkait program edukasi pengetahuan kesehatan seksual yang dapat diaplikasikan di setiap institusi terkait peningkatan efikasi diri remaja dalam menghindari seks bebas dan HIV/AIDS dengan pasangan maupun lawan jenisnya. Program ini dapat meningkatkan dan mengoptimalisasi keyakinan remaja dalam menghindari perilaku seks berisiko

Self-efficacy in adolescents can contribute to promiscuous and risky sexual behavior as they go through their growth and development stages. Adolescents who have low self-efficacy cause insecurity in holding back their impulses and avoiding casual sex with their partners. When a teenager believes in his ability to produce something, the teenager will try to do it. This study aims to determine the relationship between self-efficacy in avoiding free sex and HIV / AIDS with risky sexual behavior among adolescents in the city of Jakarta. This study used a descriptive design with a cross sectional method with data collection using purposive sampling technique totaling 111 teenage respondents in the city of Jakarta. The results of this study indicate that there is a significant relationship between self-efficacy in avoiding free sex and HIV / AIDS with risky sexual behavior among adolescents in the city of Jakarta (P value = 0.000 <α = 0.05). Researchers also recommend a sexual health education education program that can be applied in every institution related to increasing the self-efficacy of adolescents in avoiding free sex and HIV / AIDS with partners and the opposite sex. This program can increase and optimize adolescent beliefs in avoiding risky sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja memiliki keinginan untuk tampil berbeda dari orang lain dan mereka juga berusaha untuk menampilkan diri mereka agar menarik perhatian masyarakat. Kebingungan yang diaIami oleh remaja dalam menentukan siapakah diri mereka inilah yang merupakan puncak terjadinya penyimpangan dalam kehidupan remaja. Salah satu bentuk penyimpangannya adalah dalam hal perilaku seksual mereka. Sementara terdapat fakta bahwa sebagian besar dart remaja itu tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan. Sehingga penelitian ini dibuat untuk melihat hubungan antara data demografi siswa SMU dengan tingkat pengetahuan seks, HIV/AIDS dan perilaku seksuaI mereka. Metode penelitian ini adalah analitik kategorik dengan menggunakan tehnik pengumpulan data random sampling. Tempat penelitian ini adalah SMU di Jakarta Utara dengan jumlah sampel 93 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan tentang seks, HIV/AIDS dan periIaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan, tidak ada hubungan antara antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan remaja, tidak ada hubungan antara status pacaran remaja dengan perilaku seksual rernaja, tidak ada hubungan antara lama berpacaran dengan perilaku seksual remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi perawat komunitas untuk melakukan kerjasama lintas sektor dengan pihak sekolah untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS serta dampak perilaku seksual pada remaja.
Kata kunci : HIV/AIDS, pengetahuan seks, perilaku, remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5310
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Ike M.S.
"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia. Kasus HIV/AIDS di Indonesia banyak terjadi pada kelompok usia produktif. Remaja merupakan bagian dari kelompok usia produktif yang sangat rentan untuk tertular HIV/AIDS.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sikap remaja terhadap HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 104 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap remaja terhadap HIV/AIDS (p value = 0,1 18; a = 0,05). Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan penelitian terdahulu disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian ini merekomendasikan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS di kalangan remaja lebih ditingkatkan lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5879
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Agoes Soelistijani
"Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS semakin berkembang termasuk di Indonesia, hingga akhir Juni 2002 telah mencapai 2950 kasus HIV/AIDS di Indonesia. (Ditjen PPM & PL, 2002). Faktor risiko HIV/AIDS terbanyak adalah hubungan seksual (heteroseksual dan homoseksual). Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, salah satunya adalah KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang bertujuan meningkatkan pengetahuan kelompok berisiko tinggi termasuk wanita penjaja seks (WPS) yang akhirnya mau merubah sikap dan perilakunya untuk mencegah HIV/AIDS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan perilaku WPS dalam penggunaan kondom seks komersial di Bali tahun 2000. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Surveilans Perilaku (SSP) Infeksi Menular Seksual (IMS) & HIV/AIDS oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK Ul) di Bali meliputi Denpasar, Kuta dan Sanur tahun 2000. Rancangan penelitan adalah cross sectional dengan responden adalah WPS.
Variabel yang diamati dan dilihat hubungannya dengan perilaku WPS dalam penggunaan kondom seks komersial adalah pengetahuan WPS tentang HIV/AIDS, karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS) dan pengalaman menderita gejala IMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS (57,3%) dan berperilaku tidak selalu menggunakan kondom (87,2 %). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur (p=0,725), tingkat pendidikan (p 0,252), dan lama bekerja sebagai WPS (p=0,125) tidak berhubungan bermakna dengan perilaku responden dalam penggunaan kondom seks komersial. Pengalaman menderita gejala IMS (p=0,000) dan pengetahuan tentang HIV/AIDS (p),008) menunjukkan hubungan yang bermakna dengan perilaku responden dalam penggunaan kondom seks komersial. Responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang HIV/ADDS berpeluang 2,923 kali berperilaku selalu menggunakan kondom dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS. Hasil analisis multivariat rnenunjukkan bahwa variabel umur, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS dan pengalaman menderita gejala IMS ternyata bukan confounder dalam hubungan pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dengan perilaku responden dalam penggunaan kondom seks komersial.
Mengacu pada hasil penelitian di atas, maka saran yang diajukan khususnya untuk pengelola program dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan penggunaan kondom melalui KIE dilakukan lebih efektif dan intensif. Perlu pula kerjasama/kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program terkait, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan media massa yang kondusif Metode yang efektif digunakan penyuluhan massa, disamping konseling dan melalui kelompok sebaya/seprofesi.
Daftar Pustaka : 43 (1980-2002)

Relationship between Knowledge of HIV/AIDS with Female Sex Workers Behavior in Condom Use Commercial Sex, in Bali, in 2000HIV/AIDS has been increasing from time to time, including in Indonesia However, as a fact late of June 2002, exclusive for Indonesia it has reached up to 2.950 cases (Ditjen PPM & PL, 2002). The biggest determinant of its infection is hetero and home sexual relationship. One of the prevention ways done in Indonesia is through Communication, Information and Education program for increasing knowledge of HIV/AIDS to high risk groups, including female sex workers, so that they are aware of the prevention of HIV/AIDS.
The objective of this research is to measure relationship between knowledge of HIV/AIDS with female sex workers behavior in condom use commercial sex, in Bali, in 2000. The data sources are Behavioral Surveilans Survey, infectious sexual disease and HIV/AIDS done by Health Survey Center, University of Indonesia in Bali covering Denpasar, Kuta and Sanur in 2000. Survey design is cross sectional with female sex workers as respondents.
The knowledge of HIV/AIDS, social characteristic (age, education, length of period working as a sex workers) and experience of having infectious sexual disease symptoms are variable matters taken in this research. It shows that the most of the respondent have less of knowledge (57,3 %) and seldom using condom (87,2 %). The results of bivariate analysis, where variable matters : age (p = 0,725), education level (p = 0,252) and the length of period working as a sex workers (p-0,008) have not significantly relationship with female sex workers behavior in condom use commercial sex. The experience of having infectious sexual disease symptoms (p,000) and . knowledge of HIV/AIDS (p=0,008) have significantly relationship with female sex workers behavior in condom use commercial sex. The risk of the more knowledge respondent of HIV/AIDS might be 2,923 times always using condom compared the less knowledge respondent of HIV/AIDS. The multivariate analysis shows that age, education, length of period working as a sex workers and experience of having infectious sexual disease are not confounder in relationship between knowledge of HIV/AIDS with female sex workers behavior in condom use commercial sex.
Finally this research suggests to defend of HIV/AIDS for program the organizers, through effective and intensive communication, information and education program for increasing knowledge of HIV/AIDS and condom use. Cooperation of a flash program and sector, community organizations, non government organizations, and condusive mass media is highly recommended. Effectively method use mass communication, besides individual conseling and peer group.
References : 43 (1980-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Septianauli D.
"Saat ini angka HIV/AIDS tinggi pada remaja. Hal inj mungkin dikarenakan rendahnya pemahaman remaja tentang masalah kesehatan reproduksi dan di Indonesia masih ada anggapan bahwa pendidikan seks itu tabu.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adalcah hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan pendidikan seks yang dipcroleh. Penelitian ini dilakukan di SMU Lab School Jakarta dengan jumlah responden 70 orang yang merupakan siswa di SMU tersebut.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan adaiah distribusi iiekuensi clan Chi-Square untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini adlah tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS clengan pendidikan seks yang diperoleh (p value 0,4'?3; oL=0,05). Penelitian ini merekomendasikan dilakukannya penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5502
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Zulaikhah
"Kasus baru HIV di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Sedangkan, tren di dunia mengalami penurunan. LSL merupakan kelompok risiko tinggi. Pencegahan penularan HIV dilakukan dengan perubahan perilaku. Studi ini menggunakan studi crossectional pada 1.161 sampel hasil STBP 2015 pada kelompok LSL. Variabel independennya adalah pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS, dan pengetahuan status HIV diri sendiri. Variabel dependennya adalah perilaku seks berisiko HIV-AIDS yang terdiri dari perilaku jumlah pasangan seks>1 dan penggunaan kondom tidak konsisten. Variabel lain terdiri dari umur, status pekerjaan, pendidikan, akses ke pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS, dan akses internet tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, dan bivariat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen, dan variabel lain dengan perilaku seks berisiko HIV-AIDS. Terdapat hubungan pengetahuan status HIV diri sendiri dan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS dengan jumlah pasangan seks>1 PR=0,85(0,74-0,99) dan PR=0,83(0,72-0,96). Hal ini kuat hubungannya dengan perceived behavioral control pada LSL. Hubungan antara pengetahuan status HIV, pelayanan pencegahan dan penularan HIV-AIDS, serta akses terhadap internet tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Maka, perlu program peningkatan pengetahuan status HIV diri sendiri, penguatan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS.

HIV new cases in Indonesia increasing, while global is decreasing. MSM is high risk group. Prevention of HIV transmission can to be done with behavioral change. This study applied crossectional study on 1,161 samples of 2015 IBBS results in MSM. Independent variables in this study are knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS, and knowledge of their own HIV status. The dependent variable is HIV-AIDS sexual behavior risk, such as having partner>1 and inconsistency of condom use. Other variables are age, jobs status, education level, access to prevention and transmission of HIV-AIDS services, and internet access about prevention and transmission HIV-AIDS. This research implemented univariate and bivariate analysis. Result of bivariate analysis reflects that there is no association between independent and other variables with HIV-AIDS risk sexual behavior. There is a relationship between knowledge of their own HIV status and services for prevention, transmission of HIV-AIDS with the number of sex partners>1 PR=0.85(0.74-0.99) and PR=0.83(0.72-0.96). This has significant association with perceived behavioral control among MSM. Association between knowledge of their HIV status and knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS as well as access to internet with incosistency condom use are PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Hence, program strengthening for increasing knowledge of HIV status as well as HIV-AIDS prevention and transmission are essential."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Jos Iswadi
"Penularan HIV menjadi tantangan dunia hingga saat ini yang memerlukan pencegahan yang konprehensif berbasis pengetahuan. Remaja merupakan kelompok kecil yang rentan terhadap penularan HIV. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 87 siswa SMA dengan teknik quota sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penularan HIV. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan tingkat pengetahuan berhubungan signifikan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS (p=0,01, α=0,05). Analisis bivariat sikap dan perilaku menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS (p=0,20,α=0,05). Pendidikan kesehatan perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah untuk memperkaya remaja tentang informasi kesehatan khususnya HIV/AIDS sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan HIV/AIDS.

HIV transmission is challenging the world to date and need base prevention conprehensive prooer knowledge. Teenagers are a small group who are vulnerable to HIV infection. This correlation descriptive study aimed to identify the correlation between knowledge and attitudes to HIV prevention behaviour with a cross-sectional approach involving juvenile respondents with a high school 87 students with quota sampling technique. The research instrument used questionnaires to measure the level of knowledge, attitudes, and behaviors to prevent HIV transmission. Results of bivariate analysis with chi-square test showed that there was a significant relationship between knowledge with behavior of the prevention of HIV/AIDS (p=0,01 α=0,05). Bivariate analysis of attitudes and behavior showed there was no significant relationship between attitude with behavior prevention of HIV/AIDS (p=0,20 α=0,05). Health education should be included in the education curriculum in schools to enrich the youth about health information in particular HIV/AIDS so that they can break the chain of transmission of HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan sampai dengan Juli 2004, jumlah kumulatif kasus AIDS golongan umur 15-19 tahun adalah 82 orang penderita AIDS dan 34 orang penderita AIDS/IDU (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2004). Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang tentang HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan persepsi mengenai stigma pada penderita HIV/AIDS. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Responden penelitian ini adalah remaja usia 14-18 tahun di SMAN 28 dan 38 Jakarta Selatan sebanyak 246 responden yang diambil dengan teknik stratified sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner dengan 42 pertanyaan tentang pengetahuan HIV/AIDS dan 16 pernyataan tentang persepsi mengenai stigma pada penderita HIV/AIDS. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan persepsi mengenai stigma pada penderita HIV/AIDS ( P value = 0,025"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5532
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Masyita Deviernur
"Perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pencegahan dan miskonspsi terkait HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL di 3 kota Yogyakarta, Tangerang, Makassar di Indonesia tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data STBP 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 343 LSL di 3 kota di Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan dianalilsis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian yang didapatkan adalah 16 LSL memiliki tingkat perilaku seksusal berisiko tinggi, 30.9 LSL memiliki pengetahuan pencegahan dan miskonsepsi kurang, 52.5 LSL berusia >24 tahun, 48 LSL kurang berpartisipasi dalam program pelayanan kesehatan HIV/AIDS, 51 LSL mendapat sumber informasi kurang. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan hubungan dengan perilaku seksual berisiko HIV AIDS yaitu kurang memiliki pengetahuan HIV/AIDS PR=2.0;95 CI 1.2-3.2 , usia le; 24 tahun PR=1.7 ; 95 CI 1.0-2.7 , kurang berpartisipasi pada program kesehatan PR=2.0 ; 95 CI 1.2-3.4 , kurang mendapatkan sumber media informasi PR=0.6 ; 95 CI 0.4-1.0 . Hasil stratifikasi antar strata pada variabel kovariat yaitu PR lebih tinggi pada LSL berusia >24 tahun PR=2.14 ; 95 CI 0.98-4.66 , LSL yang kurang mengikuti program pelayanan kesehatan PR=2.10; 95 CI 1.17-3.77 , dan LSL yang baik mendapat media sumber informasi PR=2.05 ; 95 CI 1.11-3.77 . Oleh karena itu disarankan untuk meningkatkan kembali program IPP, memberikan edukasi sesuai dengan usia, dan memberikan sumber informasi yang lebih efektif dan massive.Kata kunci: Lelaki Seks Lelaki LSL ; pengetahuan HIV/AIDS; perilaku seksual berisiko.

Sexual risk behavior HIV AIDS among MSM can be influenced by prevention and misconception knowledge of HIV AIDS. This study aims to determine the relations about knowledge of HIV AIDS and sexual risk behavior HIV AIDS among MSM in 3 cities Yogyakarta, Tangerang, Makassar in Indonesia on 2013. This study used cross sectional design by using data IBBS 2013. Samples in this study were 343 MSM in 3 cities in Indonesia meet the criteria inclusion and exclusion and analyzed by univariate, bivariate, and stratification. Form the result, the percentage were 16 MSM have high risk of sexual risk behavior, 30.9 MSM have prevention and misconception knowledge less, 52.5 MSM 24 years, 48 MSM less participate in the health services HIV AIDS, 51 MSM less of source information. Based on analysis bivariate relationships with sexual risk behavior HIV AIDS less having knowledge HIV AIDS PR 2.0 95 CI 1.2 3.2 , age le 24 years PR 1.7 95 CI 1.0 2.7 , less participate in the health program PR 2.0 95 CI 1.2 3.4 , less get media source information PR 0.6 95 CI 0.4 1.0 . Stratification results of the strata on the variables of covariate variable have higher PR on MSM aged 24 years PR 2.14 95 CI 0.98 4.66 , MSM less follow the program health service PR 2.10 95 CI 1.17 3.77 , and MSM got a better media source information PR 2.05 95 CI 1.11 3.77 . It is therefore advisable to improve program IPP back, give education in according by age, and provide a source of information that is more effective and massive.Keywords Men Sex with Men MSM , sexual behavior risk HIV AIDS, knowledge of HIV AIDS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>