Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Informasi pra bedah pada klien yang pertama kali akan dilakukan operasi besar merupakan kebutuhan klien untuk mengatasi kecemasan dan mencegah/meminimalkan komplikasi selama dan sesudah pembedahan. Kebutuhan informasi pra bedah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan klien. Melalui penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap kebutuhan informasi pra bedah pada klien yang pertama kali akan dilakukan operasi besar. Hipotesa penelitian yang diajukan yaitu ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kebutuhan informasi pra bedah pada klien yang pertama kali akan dilakukan operasi besar. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif inferensial. Tempat penelitian di Ruang Bedah IRNA A Rumah Sakit Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo dengan 30 responden yang bisa membaca dan menulis serta bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Untuk mengumpulkan data hubungan tingkat pendidikan terhadap kebutuhan informasi pra bedah tersebut peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk diagram dan dianalisa dengan menggunakan perhitungan statistik hipotesis selisih mean. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kebutuhan informasi pra bedah pada klien yang pertama kali
dilakukan Operasi besar yaitu dengan tingkat kemaknaan t = 2,20. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kebutuhan informasi pra bedah pada klien yang pertama kali dilakukan operasi besar. Peneliti merekomendasikan pada perawat untuk lebih aktif dalam memberikan informasi pra bedah pada klien yang pertama kali dilakukan operasi besar sesuai dengan tingkat perldidikan dan pemahaman klien. Untuk peneiitian selanjutnya agar menambah jumlah responden, mengembangkan variabel lebih spesifik sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan dapat digeneralisasikan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5094
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1997
WY150 Zuk N97I
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Senalda Defa Viani
"Kondisi kritis pasien mengacu pada kondisi yang memerlukan perawatan intensif khusus yang tidak jarang memerlukan alat bantu napas baik berupa dukungan oksigenasi maupun peralatan yang lebih advance lainnya seperti ventilator mekanik. Posisi tirah baring merupakan posisi yang kerap kali dialami oleh pasien kritis yang dirawat di unit perawatan intensif. Minimnya pergerakan dan status nutrisi yang buruk dapat menimbulkan masalah lain yaitu luka tekan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas madu manuka sebagai balutan madu pada perawatan luka tekan yang dialami oleh pasien kritis tirah baring lama. Evaluasi perkembangan luka dipantau setiap hari melalui pergantian balutan luka untuk diamati ukuran, kedalaman, eksudat, pus, biofilm, perdarahan aktif dan slough. Hasilnya, terdapat perbaikan luka ditandai dengan berkurangnya panjang, lebar dan kedalaman luka, terhentinya perdarahan aktif dan tidak ada lagi eksudat baik pus, biofilm maupun slough.

The critical condition of the patient refers to conditions that require special intensive care which often require breathing apparatus in the form of oxygenation support or other more advanced equipment such as mechanical ventilators. The bed rest position is a position that is often experienced by critically ill patients who are treated in the intensive care unit. Lack of movement and poor nutritional status can cause another problem, namely pressure sores. The purpose of this paper is to determine the level of effectiveness of manuka honey as a honey dressing in the treatment of pressure sores experienced by critically ill patients on prolonged bed rest. Evaluation of wound development was monitored every day by changing wound dressings to observe size, depth, exudate, pus, biofilm, active bleeding and slough. As a result, there was improvement in the wound characterized by reduced length, width and depth of the wound, cessation of active bleeding and no more exudate either pus, biofilm, or slough."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Efendi Oswari
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2000
617.023 1 EFF b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nurachmah
Jakarta: EGC, 2000
617.023 1 ELL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sutopo
"Standarisasi benang bedah di bedah sentral rumah sakit penting untuk tujuan efisiensi biaya dan sumber daya, mengurangi terjadinya benang kadaluarsa dan kehilangan. Kesulitan untuk standarisasi sering kali disebabkan pemakai mempunyai kesukaan terhadap benang tertentu, munculnya dokter bedah baru menyebabkan muncul pula kode kode baru dan kodekode sebelumnya menjadi tidak bergerak lagi atau lambat bergeraknya. Standarisasi akan menghilangkan resiko yang akan datang terhadap stok yang berlebihan. Secara keseluruhan mengurangi kesulitan dalam administrasi dari inventori yang juga berarti mengurangi biaya inventori. Tersedianya data yang akurat pemakaian benang dapat dijadikan dasar yang Iebih baik untuk menganalisa, memperkirakan dan merencanakan pemakaian berikutnya.
Data sekunder persediaan benang bedah di Bedah Sentral RSPAD Gatot Soebroto periode Maret 1997 sampai dengan April 1998 diteliti dengan Analisis ABC sehingga diketahui pemakaian yang banyak (fast moving) dan sedikit ( slow moviig) demikian pula diketahui nilai investasi yang tinggi, sedang dan rendah. Dipiih 14 dokter spesialis sebagai respondens mewakili semua spesialis pemakai bedah sentral untuk mengisi kuesioner, sehingga didapatkan nilai kritis dan masing-masing benang bedah. Dengan pembobotan nilai investasi, nilai pemakaian dan nilai kritis tersebut didapatkan indeks kritis dari masing-masing benang.
Hasil Analisis indeks Knitis ABC sebagai berikut Kelompok A merupakan kelompok knitis tinggi terdapat 44 jenis benang bedah (28,39%) dengan nilai kumulatifpemakaian Rp 188,834.636,- (46,31 %) dan kelompok B merupakan kelompok kritis sedang terdapat 65 jenis benang (41,84%) dengan nilai kumulatif Rp 75.132.959,- (18.42%) dan kelompok C inerupakan kelompok kritis rendah terdapat 46 jenis benang (29,77%) dengan nilai investasi Rp. 143.807.411,- (35,27%). Hasil Analisis Indeks Kritis ABC tersebut selanjutnya didiskusikan untuk disederhanakan dengan cara menghapuskan jenis benang yang spesifikasinya sama dari berbagai produk dan dengan pertimbangan penilaian kritisnya benang oleh para doktcr spesialis. Hasil dari penyederhanaan jenis benang tersebut dari semula 155 jenis dapat disederhanakan menjadi 62 jenis benang. Susunan 62 jenis benang bedah tersebut merupakan standar benang bedah di Bedah Sentral RSPAD Gatot Soebroto dan ditetapkan sebagai Dafiar Benang Esensial RSPAD Gatot Soebroto.
Saran selanjutnya kepada rumah sakit adalah mengembangkan suatu formula benang bedah yang tepat yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam prosedur standar operasi dan lapisan jaringan, Menyusun Efficient Pack (Paket Hemat) dengan cara mengidentifikasi pemakaian benang bedahyang paling efisièn dengan menentukan jumlah yang dibutuhkan dan meminimalkan benang yang terbuang. Rumah Sakit diharapkan dalam situasi krisis moneter saat mi dapat menetapkan biaya PaNe (Paket Hemat) setiap prosedur dengan tetap mengutamakan kualitas penanganan pásien, sehingga harga terjangkau dengan kualitas terjarmin.

The standardization of surgical suture at the Central Surgery Unit is of great importance for cost efficiency and human resources. It checks the possibility of using expired suture and prevents loss. There are several difficulties in developing a standard on suture. First, standardization would be more difficult if surgeons has different preferences for certain kinds of suture. Second, new surgeons would devise new codes and thus make old codes unworkable or just too slow-moving. Stadardization could decrease a possibility of over-stocking. On the whole, it helps in inventory control and saves cost. The availability of accurate data on the use of sutures is useful for analyzing, estimating and planning future needs.
Secondary data on the inventory of surgical suturesat the Central Surgery Unit of the Central Army Hospital (RSPAD Gatot Soebrojo ) during the period March 1997 to April 1998 were used and analyzed using ABC Analysis. This analysis separated fast-moving and slow-moving sutures. In addition the analysis who divided high invesment value of suture from the low one. Fourteen specialist doctors representing defferent specialties and who frequently used the Central Surgery Unit for surgery were asked using questionaries. A critical score of the use of each type of suture was gathered. After compiling the investment score, usage score, and.critical score.
A critical index for each type of suture were developed. The result was as follows Group A represented the high critical group. This group used 44 different types of surgical suture (28.39%) amounting to a cumulative usage value of Rp. 188.834.636,- (46.31 %). Group B which represented the medium critical group, used 65 different types of surgical suture (41.84 %) amounting to a cumulative usage value of Rp. 75.132.959,- (18.42 %). Group C , which represented the low critical group, used 46 different types of sugical suture (29.77 %) amounting to a cumulative usage value of Rp. 143.807.411,- (35.27 %). Based on the importance of critical index value of sutures used by specialist doctors, the ABC Critical Index Analysis was further simplified by eliminate sutures of the same specification from different producers. Finally, 62 types of sutures out of originally 155 were chosen to be the standard surgical suture to be used at the Central Surgery Unit of the Central Army Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) and called as the Essential Sutures of the Central Army Hospital ((RSPAD Gatot Soebroto)
It is suggested that a special formula for surgical suture should be developed, in accordance to appropriatenes of standard operating procedure and tissues layer. An Efficient Pack (Paket Hemat) should also be devised by identifying the most efficient use of surgical suture and by determining the amount to be used, to minimize its wastage. In conclusion, during this monetary, crisis, hospitals should try to establish the cost of such an Efficient Pack (Pal-le) for each procedure affordable to the patient without even decreasing the quality of care for patients."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustiyuwati
"Residensi keperawatan medikal bedah dilaksanakan selama mengikuti program spesialis keperawatan medikal bedah dengan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan. Teori keperawatan yang digunakan adalah teori self care Orem yang merupakan suatu pendekatan dinamis dimana perawat bertugas mengembangkan kemampuan pasien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care pasien.
Masalah keperawatan utama pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan adalah kelebihan volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakpatuhan, kelemahan dan cemas. Perencanaan diberikan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien meliputi: bantuan seluruhnya, bantuan sebagian dan support edukasi.
Evaluasi keperawatan berfokus pada kemampuan pasien untuk mempertahankan kebutuhan self care, kemampuan untuk mengatasi deficit self care dan sampai sejauhmana perkembangan kemandirian pasien, serta kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika pasien tidak mampu. Pelaksanaan evidence based nursing practice berupa penerapan intervensi edukasi dalam merencanakan inisiasi dialisis pada pasien penyakit ginjal kronik.
Dari 11 pasien yang diberikan edukasi terdapat 7 pasien (63,6%) menerima yang terdiri dari 5 pasien menjalankan inisasi dialisis karena sudah ada indikasi untuk inisiasi dialisis, dan 2 pasien akan mengikuti pengobatan secara teratur dan menjalankan perilaku hidup sehat. Sedangkan 4 pasien (36,4%) menolak walaupun sudah ada indikasi untuk inisiasi dialisis. Kegiatan inovasi adalah mengembangkan media edukasi berupa leaflet, booklet dan video untuk merencanakan inisiasi dialisis pada pasien penyakit ginjal kronik.

Medical surgical nursing residency program implemented during specialist medical surgical nursing care focuses on patient with urinary system disorders. Nursing theory using self care Orem theory which is a dynamic approach in which the nurse on duty to develop the ability of the patient and the family to meet the needs of the patient's self care.
Major nursing problems in patients with the urinary system disorders are excess fluid volume, imbalance nutrition: less than body requirements, non compliance, weakness and anxiety. Planning is given based on the patient is level of dependence include the wholly compensatory nursing system, partially compensatory nursing system and support educative compensatory.
Evaluation of nursing focuses on the patient's ability to over come self care deficit and the extent to which development of patient autonomy and the ability to overcome self care deficit and the ability of families to provide assistance in self care if the patient is incapacitated. Implementation of evidence based nursing practice is the application of education on chronic kidney disease patient's plans to initiate dialysis.
The results obtained from 11 patients who were given education, there were 7 patients (63,6%) received consisting of 5 patient's plans to initiate dialysis because already an indication for initiate dialysis and 2 patients will follow the treatment regularly and implement healthy behavior. Whereas 4 patients (36,4%) refused although there has been an indication for initiate dialysis. Innovation activities was to develop educational media such as leaflets, booklets and videos on chronic kidney disease patient's plans to initiate dialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahma Sary
"Kejadian jatuh merupakan penyebab paling sering klien dewasa masuk ke rumah sakit dan mengalami trauma brain injury atau cedera kepala. Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat mengancam jiwa. Dampak yang dirasakan dari cedera kepala juga beresiko tinggi untuk mengalami peningkatan tekanan intrakranial .Klien dengan cedera kepala beresiko mengalami peningkatan tekanan intrakranial karena akibat dari adanya massa dari edema maupun hematoma. Elevasi kepala 30° diketahui dapat membantu mengurangi dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan intrakranial. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala sedang dalam perawatan di ruang rawat. Elevasi kepala 30° dilakukan dengan pemberian intervensi asuhan keperawatan lainnya selama tiga hari kepada pasien. Hasil menunjukan terdapat penurunan tanda dan gejala adanya peningkatan tekanan intrakranial.

Falls are the most frequent cause of adult clients entering the hospital and experiencing brain injury or head injury. Head injury is one of the health problems that can be life-threatening. The perceived impact of a head injury is also a high risk for increased intracranial pressure. The risk of experiencing increased intracranial pressure due to the presence of a mass from edema or hematoma. Head elevation of 30° is known to help reduce and prevent an increase in intracranial pressure. This scientific work aims to analyze nursing care in patients with head injuries who are being treated in the ward. Head elevation of 30° is done by providing other nursing care interventions for three days to the patient. The results showed a decrease in signs and symptoms of increased intracranial pressure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Yasmara
"Laporan ini merupakan hasil analisis kegiatan praktek residensi dalam bentuk Karya Ilmiah Akhir (KIA) menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy. Laporan ini terdiri dari laporan kasus utama, laporan 30 kasus resume, laporan Evidence based Nursing Practice (EBNP), dan proyek inovasi. Hasil penerapan model adaptasi Roy meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan. Hasil penerapan EBNP menunjukkan bahwa usapan Chlorhexidine Gluconat 2% tanpa bilas mampu mencegah SSI. Hasil penerapan proyek inovasi menunjukkan bahwa program discharge planning mampu menurunkan kecemasan dan meningkatkan kepatuhan klien terhadap program perioperatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa menggunakan Model adaptasi Roy dalam proses keperawatan, menggunakan Chlorhexidine Gluconat 2% dalam pencegahan infeksi dan menerapkan Discharge Planning perioperatif mampu mengantarkan klien mencapai respon adaptif.

This report is the result of residency practical analysis as a final report using a Roy adaptation model. This report include main case report, 30 case resume report, Evidence based Nursing Practice (EBNP) and innovation project. The result of using a Roy adaptation model increase eficiency and effectifity of nursing care. The result of EBNP programe show that no-rinse Chlorhexidine Gluconat 2% bath-cloth was avoiding SSI. The result of implementation innovation program show that Discharge Planning programe reduce anxiety and increase patient's adherence on peri-operative program. This analysis describe that Roy adaptation model on nursing proces, Chlorhexidine Gluconat 2% bath-cloth norinse avoiding SSI, and Discharge planning on peri-operative program are effective for patient to get adaptive response.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nonok Karlina
"Praktik spesialis keperawatan medikal bedah peminatan sistem perkemihan ini bertujuan untuk melakukan praktik dengan mengaplikasikan peran perawat melalui pendekatan Model Adaptasi Roy. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan diterapkan pada 30 pasien gangguan sistem perkemihan dan satu orang pasien kelolaan utama yaitu pasien stiktur ureter. Peran sebagai peneliti dalam melakukan penerapan tindakan keperawatan yang berbasis pembuktian ilmiah (evidence based nursing practice) yaitu dengan membuktikan akupresur sebagai salah satu tehnik menurunkan keletihan. Peran sebagai inovator melalui penggunaan booklet sebagai media edukasi manajemen pasien hemodialisis yang bertujuan untuk memberikan arahan yang sistematis tindakan mandiri yang dilakukan oleh pasien yang menjalani terapi hemodialisis dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Hasil praktik ini menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy efektif digunakan pada pasien gangguan sistem perkemihan, dan akupresur efektif untuk mengurangi keletihan, selain itu penggunaan booklet manajemen pasien hemodialisis dapat diterapkan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.

Medical Surgical Nursing Practice specialist in urinary system aim to practice by applying the role of nurse through the Roy Adaptation Model approach. Role as nursing care was applied to 30 patient of urinary disorders and a patient with ureter stricture is the main case. Role as researcher was carried out by applying evidence based nursing practice to prove acupressure as a fatique reduction techniques of hemodialysis patient. Role as an innovator through booklet used as media education of hemodialysis patient management, which aims to provide guidance on a systematic action that is performed independently by patients undergoing hemodialysis therapy and improve the quality of nursing care. The results of this practice shows that Roy Adaption Model effectively used on patient of urinary system disorder, acupressure effectively to reduce fatique. In addition, booklet on hemodialysis patient management can be applied to nurses in performing nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>