Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133329 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Masa remaja merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Pada masa ini remaja akan mampu berkembang secara optimal jika dapat
memenuhi tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Remaja juga mulai
membuat keputusan-keputusan dalam hal pendidikan dan memikirkan masa depan
(Hockenberry, 2007). Remaja mulai memiliki kebebasan, autonomi dan pilihan
dibandingkan saat mereka rnasih memerlukan pemeliharaan khusus bimbingan
dan perlindungan pada masa kanak-kanak. Hal ini pulalah yang mempengaruhi
remaja untuk mulai memperhatikan pendidikan. Pendidikan dalam hal ini
berkaitan dengan proses belajar yang dialami remaja, baik informal maupun
formal seperti sekolah.
Beberapa hal dapat mempengaruhi proses belajar pada remaja, salah stunya
motivasi belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman (Latief 2008). Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa
mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan remaja
untuk sungguh-sungguh belajar dan berusaha untuk mencapai prestasi. Dalam
proses pembelajaran motivasi belajar dapat dinalogikan sebagai bahan bakar
yang dapat menggerakkan mesin. Motivasi yang baik dan memadai dapat
mendorong remaja rnenjadi Iebih aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan
prestasi belajar di kelas.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri manusia yang disebabkan
oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan, dan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
menyenangkan, dan kegiatan belajar yang menarik (Latief 2008)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5759
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rai Ayuning Putri Pertiwi
"Pembentukan identitas diri merupakan proses berkesinambungan yang secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Peer group sebagai salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembentukan identitas diri pada remaja, cukup memberikan peran dalam pembentukan perilaku dan sikap pada remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan penerimaan teman sebaya (peer group) dengan pencapaian identitas diri pada remaja. Penelitian dilakukan pada remaja siswa-siswi SMAN 63 Jakarta Selatan, dengan jumlah responden 70 orang.
Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan desain cross sectional, dengan menggtmakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Proses analisa data menggunakan persentase pada analisa univariat dan uji Chi-Square pada analisa bivariat.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penerimaan peer group dengan pencapaian identitas diri pada remaja di SMAN 63 Jakarta Selatan, dengan nilai p value 0.054 yang berarti p value > α. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan konseling yang berfokus pada remaja serta keluarga di sekolah dan institusi kesehatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5579
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kurnia Astuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan teman sebaya (peer group) dengan perilaku berpacaran. Metode penelitian adalah deskriptif korelatif yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan purposive sample. Responden adalah siswa/i kelas X dan XI di SMAN 90 Jakarta. Hasil penelitian didapatkan bahwa 65,62% peran peer group remaja tidak sesuai konsep dan teori terkait, dan sebanyak 48,96% perilaku berpacaran remaja berisiko sedang. Kedua variabel kemudian dianalisis dengan chi square dan didapatkan nilai p=0,826, adapun α=0,05 maka α

This research is taken for analyzing the relation between peer groups with behaviour of having an affair. The research method is correlative description with the intake sample method is purposive sampling. Respondents are students of Jakarta 90 Senior High School, grade X and XI. The result of the univariat analyse is that 65,62% of adolescent peer group's role is inappropriate, and 48,96% behaviour of have an affair adolescents having medium risk. Both of variables are analysed with chi square and the result of p value=0,826 with α=0,05 so α

"

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5874
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Fitriani
"Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangan psikososial remaja. Peer group memiliki peranan yang dominan pada remaja. Tekanan peer biasanya berpengaruh sangat kuat pada usia 13-15 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peer group pada status identitas diri remaja. Desain pcnelitian yang digunakan cross sectional dengan analisa data desdriptif korelasi menggunakan uji Chi square. Respondcn yang terlibal adalah siswa-siswi SMP Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukl-can bahwa scbagian besar reponden merniliki peer group jenis crowd (63%), tipe akademis (77,3%), dan yang terpengaruh positif dari peer groupnya memiliki status identitas diri positif (90,6%), hanya 9,4% yang memiliki status identitas diri negatifi Namun, uji Chi square menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh peer group pada status identitas diriI rernaja di SMP Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur (p value = 1, α = 0,05).

The search for identity is the major task of adolescence psychosocial development. Peer group have dominant role in adolescence. Peer pressure usually more influence adolescence in 13-15 years old. The aim of the research was to study the influence of peer group in adolescence identity status. The research use cross sectional methods with correlation descriptive anabze use Chi square test. The partichoants in the research were the students of 103 Junior High School in Chantung East Jakarta.
The result show that majority participants have crowd peer (68%), academic type (77,3%), and participants who get positive influence from their peer group have positive identity status, and only 9,4% have negative identity status. Actualy, Chi square test show that there is no influence of peer group in adolescence identity status in 103 Junior High School in Cijantung East Jakarta (p value = 1, α = 0,05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5764
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Lusi Apriani
"Bullying merupakan tindakan menyakiti fisik atau psikologis orang lain secara sengaja, dengan menggunakan kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan seorang anak terhadap anak lain secara berulang dengan tujuan memperoleh kepuasan. Perilaku bullying yang terjadi pada usia sekolah dasar dapat menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan di jenjang pendidikan selanjutnya. Tidak hanya itu perilaku bullying ini juga dapat memberikan pengaruh negatif kepada pelaku atau pun korban. Banyak hal yang dapat mempengaruhi anak dalam melakukan bullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peer group dengan timbulnya perilaku bullying pada anak usia sekolah di SDN Mekarjaya 22 Depok, dengan responden yang berada di kelas 4, 5 dan 6. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan uji chi square. Sebanyak 95 siswa diminta untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian.
Dari hasil analisis didapatkan jumlah siswa yang melakukan perilaku bullying sebanyak 44,2%, jumlah siswa yang masuk ke dalam peer group sebanyak 35,8%, jumlah siswa yang masuk kedalam peer group dan melalcukan perilaku bullying sebanyak 58,8%, jumlah siswa yang masuk kedalam peer group tetapi tidak melakukan perilaku bullying sebanyak 41,2%, jumlah siswa yang tidak masuk ke dalam peer group dan tidak melakukan perilaku bullying sebanyak 63,9% dan jumlah siswa yang tidak masuk ke dalam peer group tetapi melalcukan bullying sebanyak 36,1%.
Hasil penelitian menyimpulkan tidak adanya hubungan antara peer group dengan timbulnya perilaku bullying pada anak usia sekolah (P value = 0,054, α = 0,05). Peneliti merekomendasikan untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya perilaku bullying seperti keluarga, media dan lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5900
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi M. Hamzah
"Pertukaran informasi dengan menggunakan arsitektur peer-to-peer telah mendapat popularitas di dunia internet. Tingginya tingkat penggunaan aplikasi peer to peer disebabkan karena setiap orang bisa dengan mudah melakukan pertukaran informasi tanpa harus menyiap- kan server khusus. Dengan semakin tingginya tingkat penggunaan aplikasi peer-to-peer, maka kebutuhan akan efisiensi semakin meningkat pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem peer-to-peer yang mampu melakukan pencarian berdasarkan keyword dari dokumen, dengan memanfaatkan kemiripan koleksi dokumen antar peer untuk meningkatkan efisiensi. Peer-peer yang memiliki koleksi dokumen yang mirip didekatkan untuk meningkatkan kualitas pencarian dengan cara membuat shortcut atau overlay network diatas jaringan peer-to-peer yang sudah ada. Penulis melaksanakan simulasi untuk menguji kinerja algoritma yang dibuat oleh penulis. Penulis membandingkan metode pencarian dokumen yang dibuat oleh penulis dengan metode breadth-first-search. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diajukan penulis terbukti lebih baik dibandingkan metode breadth-firstsearch yang ditunjukkan dengan berkurangnya waktu respon sementara pada saat yang sama persentase query yang berhasil justru meningkat. Peningkatan kinerja juga ditunjukkan dengan berkurangnya pesan yang dihasilkan sementara pada saat yang sama jumlah dokumen yang didapatkan justru meningkat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa shortcut akan berfungsi secara optimal setelah query tiba pada peer yang mempunyai dokumen yang relevan terhadap query tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi remaja. Pada usia remaja, kawan memiliki peran penting terhadap kehidupan remaja. Populasi penelitian yang dipilih yaitu alumni siswa-siswi SMAN 38 Jakarta lulusan tahun 2011 dengan sampel sebanyak 73 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi dengan korelasi keeratan sedang.

This research is a quantitative research with descriptive design. This research focus on how the relationship between peer social support with adolescent achievement motivation. At the age of adolescent, peers have major role on their lives. This study population are students who recently graduated from SMAN 38 Jakarta which graduated in 2011. Sample of this research is 73 respondents. The results showed that there is a positive correlation between peer social support with achievement motivation with correlation strength is moderate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ender, Steven C.
San Francisco: Jossey-Bass Pub., 2000
R 371.4 END s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Henrietta Sarah Mega
"Kegiatan berinvestasi untuk menumbuhkan aset merupakan hal penting dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu platform investasi yang menjadi pilihan populer adalah platform peer-to-peer lending dengan janji tingkat pengembalian atau return yang tinggi. Namun tingkat pengembalian investasi yang tinggi ini juga diikuti dengan risiko gagal bayar yang tinggi pula. Selain risiko gagal bayar, layanan peer-to-peer lending juga memiliki berbagai risiko operasional yang terdapat dalam penyelenggaraannya. Oleh karena itu dibutuhkan kepastian hukum untuk menjamin penyelenggaraan peer-to-peer lending berjalan dengan efisien dan aman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan regulasi penyelenggaraan peer-to-peer lending di Indonesia, tanggung jawab penyelenggara atas risiko yang ada dalam layanan peer-to-peer lending, dan perlindungan hukum bagi investor dan penerima pinjaman yang menggunakan layanan peer-to-peer lending. Penelitian ini menemukan bahwa regulasi layanan peer-to-peer lending diatur dalam peraturan-peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia dan OJK sebagai lembaga yang memiliki wewenang regulasi. Walau telah diatur untuk menjamin keamanan penyelenggaraannya, risiko dalam layanan ini tetap ada dan kerugian yang diderita pengguna akibat risiko tersebut menjadi tanggung jawab dari penyelenggara. Lebih lanjut, investor maupun penerima pinjaman memerlukan perlindungan hukum apabila terjadi pelanggaran terhadap haknya sebagai pengguna.

Investment activities to grow assets are important for economic growth. One of the investment platforms that has become a popular choice is the peer-to-peer lending platform with the promise of a high rate of return. However, this high rate of return on investment is also accompanied by a high risk of default. In addition to the risk of default, peer-to-peer lending services also have various operational risks involved in their business. Therefore, legal certainty is needed to ensure that the business of peer-to-peer lending runs efficiently and safely. The research method used in this research is normative juridical. This study aims to explain the regulations for peer-to-peer lending services in Indonesia, the responsibility of the company for the risks involved in peer-to-peer lending services, and legal protection for investors and loan recipients who use peer-to-peer lending services. This study finds that the regulation of peer-to-peer lending services is regulated in the rules made by Bank Indonesia and OJK as institutions that have regulatory authority. Even though it has been regulated to ensure the security of its implementation, risks in this service still exist and the losses suffered by the users due to these risks are the responsibility of the peer-to-peer lending company. Furthermore, investors and loan recipients need legal protection in the event of a violation of their rights as users."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isyraq Azhar
"Kemajuan teknologi finansial menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan keuangan syariah. Teknologi finansial mengembangkan sebuah konsep, peer-to-peer lending, yang membuka akses pada layanan keuangan tanpa intermediasi perbankan tradisional. Namun, data menunjukkan bahwa pangsa pasar peer-to-peer lending syariah masih sangat kecil dibanding industri peer-to-peer lending secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan usaha lebih jauh untuk meningkatkan pangsa pasar peer-to-peer lending syariah. Penelitian ini mencoba untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi intensi perilaku pengguna (pemberi pendanaan/funder) untuk menggunakan peer-to-peer lending syariah dengan pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2). Menggunakan metode ­judgment sampling, 157 pengguna peer-to-peer lending syariah sebagai responden. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Partial Least Square – Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan bantuan perangkat SmartPLS 3.0 untuk menguji model yang diusulkan. Hasil menunjukkan bahwa performance expectancy, price value, dan habit memiliki pengaruh secara positif terhadap intensi perilaku untuk menggunakan peer-to-peer lending syariah, dimana performance expectancy memberi pengaruh paling besar

Financial technology advances become one of factors that encourages the growth of Islamic finance. Financial technology developed a concept, peer-to-peer lending, that enables access to funding without the role of financial institutions such as banks. However, data shows that market share of Islamic peer-to-peer lending is still very small compared to the peer-to-peer lending industry as a whole. Therefore, further efforts are needed to increase the market share of Islamic peer-to-peer lending. This study attempts to understand factors influencing behavioral intention of users (as a funders) to use Islamic peer-to-peer lending with the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) approach. Using the judgment sampling method, 157 Islamic peer-to-peer lending users were collected as respondents. This research was conducted using the Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method and use SmartPLS 3.0 software to test the proposed model. The results show that performance expectancy, price value, and habit have a positive influence on behavioral intention to use Islamic peer-to-peer lending, where performance expectancy has the biggest influence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>