Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara perineal higiene
dengan kejadian infeksi organ reproduksi pada siswi kelas I SMUN 65 Jakarta. Desain
yang digunakan adalah korelasional deskriptif dengan sampel berjumlah 55 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang organ reproduksi
masih kurang. Perineal higlne responden saat menstruasi lebih baik daripada perineal
higiene sehari-hari. Kejadian infeksi organ reproduksi masih tinggi, yaitu 96,4%. Tidak
didapatkan hubungan antara kegiatan perineal higiene dengan kejadian infeksi organ
reproduksi. Hal tersebut kemungkinan karena adanya faktor-faktor Iain yang
mempengaruhi kejadian infeksi organ reproduksi selain perineal higiene. Namun
demikian angka kejadian infeksi pada responden dengan perineal higiene yang buruk
lebih besar (98%) daripada responden dengan perineal higiene yang baik (33,3%).
Karena itu diperlukan konseling kesehatan reproduksi bagi remaja, perhatian terhadap
perineal higiene bagi pasien yang di hospitalisasi, dan perlu dilakukan penelitian
Ianjutan dengan desain dan instrumen yang lebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5014
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tandyo Triasmoro
"Epididimis adalah bagian dari alat reproduksi laki-laki yang berfungsi dalam pematangan sperma. Proses ini terjadi melalui interaksi antara sperma dan protein yang disekresikan oleh sel-sel epitel di epididimis. Protein-protein tersebut dikode oleh gen yang terekspresi secara spesifik di epididimis, salah satunya adalah Serpina1f. Akan tetapi, kebanyakan dari regulasi gen diatas belum dipahami dan perlu ditelilti, lebih lanjut. Serpina1f adalah salah satu gen yang menarik untuk di karakterisasikan. Gen ini diregulasi oleh androgen dan sudah dibuktikan oleg data yang diambil menggunakan mikroaray analisis.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur gen dari Serpina1f sebagai dasar untuk mempelajari fungsi dari gen tersebut lebih lanjut, dan juga distribusi jaringan untuk menyeleksi apakah gen Serpina1f hanya terekspresi di epididymis yang pada akhirnya akan menentukan apakah gen ini cocok dikembangkan menjadi kontrasepsi non-hormonal bagi pria.
Penelitian ini dilakukan sejak Mei 2012 sampai Februari 2013 di Laboratorium Departemen Biologi Universitas Indonesia dan dilaksanakan dengan menggunakan analisa bioinformatika dan analisa ekspresi gen. Hasil penelitian menunjukan bahwa gen Serpina1f sangat dominan pada daerah initial segment pada epididimis mencit sehingga cocok untuk dikembangkan menjadi kontrasepsi non-hormonal bagi pria.

Epididymis is a part of male reproductive system which functions in the process of sperm maturation. This process is occurs by interaction between sperm and proteins that secreted by epithelial cells in the epididymis. Those proteins are encoded by epididymis specific genes, one of them is Serpina1f. However, many of those genes are not entirely well-characterized and need to be elaborated further. Serpina1f is one of the attractive genes to be characterized. It is regulated by androgen and has been proved by previous data obtained by microarray analysis.
This research was aimed to analyze gene structure of Serpina1f gene as a basis for more exploration regarding the function of this gene, and also to identify tissue distribution to determine whether Serpina1f gene is expressed only in epididymis, so that this gene is suitable to be developed as a target for non-hormonal male contraception.
This experiment was conducted from May 2012 to February 2013 in the Laboratory of Department of Biology Universitas Indonesia and it was performed by in-silico analysis and gene expression analysis. The result shows that Serpina1f gene is very dominant in initial segment in epididymis, thus suitable as a candidate for non-hormonal male contraception.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Get the evidence-based, practical guidance you need to provide state-of-the-art care to women with gynecologic cancers. From diagnosis through medical and surgical management, Berek and Hacker's Gynecologic Oncology, 6th Edition delivers invaluable knowledge and expertise on every aspect of gynecologic malignancies. Ideal for gynecologic oncologists and fellows, general gynecologists, and medical and radiation oncologists, this new edition clearly translates basic science to clinical practice, making it your go-to source for everyday reference. Features: concise, comprehensive coverage ensures."
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2015
616.994 BER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This book presents details for each diagnosis, representative images, case data and current references in a user-friendly format. It is a comprehensive review of gynecologic abnormalities, exquisitely illustrated and containing the most update imaging techniques in US, CT and MRI"
Canada: Elsevier, 2015
618.107 54 DIA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agnia Nurul Hikmah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap perbedaan siklus menstruasi pada siswi SMA Negeri 44 Jakarta tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Sampel yang diteliti adalah kelas 10 dan 11 dengan total sampel berjumlah 120 orang. Data yang dikumpulkan berupa riwayat menstruasi, asupan energi dan makronutrien, aktivitas fisik, IMT/U, persen lemak tubuh, tingkat stres, dan perilaku makan menyimpang. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara recall 2x24 jam, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan persen lemak tubuh menggunakan BIA. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji chi-square, uji T independen, dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 65,8% mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Stres merupakan faktor dominan terhadap perbedaan siklus menstruasi (OR=5,9).

This study aimed to identify the dominant factors of the menstrual cycle differences on female student of SMA Negeri 44 Jakarta. This study used the cross sectional design by using simple random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and 11th grader consisting 120 students. The collected data were menstrual history, energy and macronutrien intake, physical activity, BAZ (BMI for age), percent body fat, stress level, and eating disorder. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall interview, antropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA (Bioelectric Impedance Analysis). This study used chi-square test, independen T-Test, and regression binary logistic analyze. The result of this study showed that there are 65,8% respondents had irregular menstrual cycle and showed that stress level as the dominant factors of menstrual cycle differences (OR=5,9)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui oleh wanita dari fase akhir reproduksi sampai awal non reproduksi (FK-UI, 1999). Pada masa peralihan tersebut akan terjadi perubahan pada sistem hormonal yang mempengaruhi konstitusi fisik dan psikologis. Diantaranya adalah kecemasan. Tingkat kecemasan diduga terkait dengan berbagai faktor. Diantaranya faktor karakteristik; pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan ganaauan vasomotor. Untuk membuktikan keterkaitan antara tingkat kecemasan dengan karakteristik dilakukan penelitian ini. Jenis penelitian adalah deskriptif yang bersifat cross sectional. Populasinya adalah wanita yang menghadapi masa klimakterium yang melakukan perawatan dan pengobatan di Poliklinik Menopause RSCM Jakarta. Sampel diambil secara convenience sampling. Jumlah sampel 25 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian rnembuktikan bahwa gangguan jantung berdebar berhubungan dengan tingkat kecemasan (p=0,003). Sedangkan pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan gangguan vasomotor yang berupa rasa panas di dada dan keringat berlebihan belum dapat dibuktikan keterkaitannya denaan tingkat kecemasan (p>0,05)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5186
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roza Elmarita
"ABSTRAK
Hasil International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo
tahun 1994, diantaranya merekomendasikan untuk disediakannya pelayanan
kesehatan reproduksi terpadu, salah satunya pemeriksaan infeksi saluran
reproduksi/infeksi menular seksual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik
infeksi menular seksual oleh Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL). Desain
penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 100 WPSL yang
sedang/pernah menderita IMS yang diambil secara stratified random sampling.
Hasil analisis univariat diperoleh WPSL yang memanfaatkan pelayanan klinik
IMS Sedap Malam sebesar 33%. Analisis bivariat dari faktor sosial budaya yang
berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap Malam adalah
dorongan/dukungan dari pihak ketiga dengan (OR=3,3; 95% CI: 1,0-10,6); dari
faktor organisasi yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap
Malam adalah kualitas pelayanan klinik IMS dengan (OR=13,2; 95% CI: 4,7-
37,5); hambatan pergi ke klinik IMS dengan (OR=4,6; 95% CI: 1,5-14,6) dan dari
faktor konsumen yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap
Malam adalah sikap responden terhadap program P2-IMS dengan (OR=3,8; 95%
CI:1,2-12,1). Pentingnya peningkatan kualitas pelayanan dan dukungan dari
semua pihak agar utilisasi pelayanan klinik IMS oleh WPSL lebih ditingkatkan
lagi.

ABSTRACT
The international Conference on population and development in Cairo in 1994,
partly has recommended the provision of the integrated reproductive health
services which one of them was the examination of reproductive tract
infections/sexually transmitted infections. The purpose of this study is know the
overview and the factors associated to service utilization by sexually transmitted
infections clinic for female prostitutes (WPSL=Wanita Penjaja Seks Langsung).
The study design was cross sectional sample of 100 suffering/suffered from STI
WPSL taken by stratified random sampling. The univariate analysis results
showed that the WPSL that utilized Sedap Malam clinic services were at 33%.
The bivariate analysis of socio-cultural factors associated to the utilization of STI
clinic services Sedap Malam showed that the encouragement/support from the
third party (OR=3.3; 95% CI:1.0-10.6); from the organizational factors associated
to the utilization of Sedap Malam STI clinic services obtained that the quality of
service with the STI clinic (OR=13.2; 95% CI:4.7-37.5); the resistance of visiting
the STI clinic (OR=4.6; 95% CI:1.5-14.6) and from consumer-related factors, the
service utilization of Sedap Malam STI clinic was the perception of the
respondents to the P2-IMS program (OR=3.8; 95% CI:1.2-12.1). It is
recommended that the quality of service and support from all parties to STI
clinical services utilization by the WPSL can be enhanced in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febrine Rahmalia
"ABSTRAK
Latar belakang. Prevalensi infeksi protozoa usus di Indonesia masih tergolong tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi infeksi protozoa usus, salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat terutama dalam hal sanitasi dan higienitas. Faktor perilaku masyarakat tersebut diduga tercermin dari tingkat pendidikan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian infeksi protozoa usus pada penduduk di TPA Bantar Gebang.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan di TPA Bantar Gebang pada bulan Mei 2013. Tingkat pendidikan diperoleh dari pengisian kuesioner. Angka infeksi protozoa usus diperoleh dari pemeriksaan tinja.
Hasil. Dari 41 responden (30 kelompok pendidikan rendah dan 11 kelompok pendidikan tinggi) diperoleh prevalensi infeksi protozoa usus sebesar 85,4%. Dalam 41 sampel ditemukan Blastocystis spp (78%), Giardia lamblia (19,5%), dan Entamoeba coli (14,6%). Angka kejadian infeksi protozoa usus pada kelompok pendidikan rendah 86,7%, sementara pada kelompok pendidikan tinggi 54,5%. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan infeksi protozoa usus (p= 0,003). Terdapat pula hubungan antara tingkat pendidikan dengan infeksi Blastocystis spp (p= 0,042). Dua spesies lainnya tidak memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan, Entamoeba coli (p= 0,167) dan Giardia lamblia (p= 0,412).
Kesimpulan. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan infeksi protozoa usus. Prevalensi infeksi protozoa usus lebih banyak pada kelompok berpendidikan rendah.

ABSTRACT
Background. The prevalence of intestinal protozoan infection in Indonesia is still high. There are many factors that influence intestinal protozoan infection, one of which is people’s sanitary habit. The people’s sanitary habit is believed to be reflected by their level of education. The purpose of this study is to know the association between the level of education and intestinal protozoan infection in TPA Bantar Gebang.
Methodology. This cross sectional study took place at TPA Bantar Gebang on May 2013. The level of education was taken by questionnaire. The intestinal protozoan infection was taken by stool examination.
Result. From 41 respondents (30 respondents from lower educational level and 11 respondents from higher educational level), the prevalence of intestinal protozoan infection was approximately 85,54%. In those 41 samples, Blastocystis spp (78%), Giardia lamblia (19,5%), and Entamoeba coli (14,6%) was found. The prevalence of intestinal protozoan infection was 86,7% and 54,5% in respondents with lower educational level and higher educational level respectively. There was an association between level of education and intestinal protozoan infection (p= 0,003). There was also an association between level of education and Blastocystis spp infection (p= 0,042), but there was no association between level of education and Entamoeba coli (p= 0,167) or Giardia lamblia (p= 0,412).
Conclusion. There was a correlation between level of education and Intestinal Protozoan Infection. The prevalence of intestinal protozoan infection was higher in people with lower level of education."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laitupa, Sitti Asma Kurniyati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Noor Fauziah
"Praktik sunat perempuan saat ini sudah memasuki ranah rumah sakit dan dilakukan oleh para tenaga kesehatan, disebut dengan medikalisasi sunat perempuan. Banyak perempuan yang sudah tumbuh dewasa tidak sadar bahwa dirinya pernah mengalami praktik tersebut ketika masih dirawat di rumah sakit sehabis proses kelahirannya. Awalnya Menteri Kesehatan melarang masuknya sunat perempuan di ranah rumah sakit dengan dikeluarkannya Surat Edaran (SE) 2006, saat itu banyak pihak yang tidak setuju dan banyak pula pihak yang setuju. Dibalik pro dan kontra mengenai sunat perempuan, pada tahun 2010 Menteri Kesehatan kembali mengeluarkan kebijakan mengenai praktik sunat perempuan dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 1636/Menkes/Per/XI/2010 yang melegalkan medikalisasi sunat perempuan. Menarik untuk melihat medikalisasi sunat perempuan di dua rumah sakit yang berbeda, yaitu Rumah Sakit Bersalin ASIH dan Rumah Sakit Umum Siaga Raya. Dengan latar belakang kedua rumah sakit yang berbeda, peneliti melihat adanya perbedaan pengetahuan, sikap, tindakan, dan kebijakan dari para tenaga kesehatan yang dapat menjadi sebuah wacana sunat perempuan.

The practice of female circumcision nowadays has reached into the hospital environment, and has practically adopted by many of medical workers. A big number of women who have been grow up and unconsciously realize that they already experienced the practice of circumcision when they were still at the hospital right after their birth. At first, The Ministry of Health prohibited the presence of female circumcision in the hospital environment with the regulation of Surat Edaran (SE) 2006. At that time, many parties were contradict with the regulation, but some of them also pro with that regulation. Behind those pros and contras about the regulation, in 2010 The Ministry of Health released the regulation about the practice of female circumcision with Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) No 1636/Menkes/Per/XI/2010, which legalize the medical practice of female circumcision. It is interesting to observe the medical practice of female circumcision at two different hospitals, which are ASIH The Maternity Hospital and Siaga Raya Hospital. With different backgrounds of those hospitals, the observer found some different knowledge, attitudes, actions, and regulations from the medical workers which can be a discourse of female circumcision. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>