Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian tentang hubungan mobilisasi dengan kejadian flebitis pada klien yang terpasang infus di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta dilaksanakan pada tanggal 15-25 Desember 2003 dengan jumlah responden 20 orang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik studi Kohort dengan tujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dengan kejadian flebitis pada klien partial care yang terpasang infus. Pengumpulan data dilakukan deugan cara observasi langsung terhadap responden. Hasil penelitian menunjukkan dengan meningkatnya mobilisasi klien, risiko untuk mengalami flebitis juga meningkat. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan secara keseiuruhan didapatkan nilai hitungnya 3,3. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara mobiiisasi dengan kejadian flebitis pada klien yang terpasang infus di Ruang Dahlia RSUD Tarakan Jakarta."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5159
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"To distinguissh the expression of NF-kB and COX-2 between young, and older older groupof sporadic colorectol cancer patients...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"structutally relationship of variables is important in deeply analysis of path models , but the process of effect distribution must be concerned. In this situation, one or more variable would be mediator variable which assessing effect of an independent to a dependent variable. We studied the simple mediation model that is one of path analytical models which contain of one independent variavle, dependent variable and mediator variable...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Ashari, supervisor
"Flebitis adalah inflamasi vena yang ditandai dengan kernerahan, rasa nyeri dan pembengkakan disepzmjang vena tempat pemasangan jarum inihs disertai dengan peningkatan suhu tubuh. salah satu faktor penyebab flebitis pemilihan lokasi penusukan jarum infus yang kurang tepat. Pada ekstremitas atas terdapat tiga Iokasi vena yang umumnya digunakan untuk penusukan jarum infus yaitu vena metakarval, vena sevalika, dan vena mediana dekubital. Disain penelitian ini adalah deskriftif korelasi yang bertujuan mengetahui hubungan ke 3 lokasi di ekstremitas atas dengan kejadian flebitis dengan sampel 45 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang menerangkan tanda-tanda flebitis. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara Iokasi penusukanjarum infus dengan kejadian flebitis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5409
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku klien yang terpasang infus dalam menjaga kepatenan insersi dengan kejadian flebitis. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan lama pengamatan 3 hari. Sampel yang diambil dijumlah 43 responden. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku klien dalam menjaga kepatenan insersi lebih banyak dari yang tidak menjaga kepatenan insersi. Faktor Iain yang akan meningkatkan resiko terjadinya flebitis adalah teknik pemasangan infus / perawatan infus, kondisi klien, kondisi pembuluh darah vena, kondisi pH dan konsentrasi obat dan cairan infus, ukuran panjang dan bahan dasar kateter. Hal utama yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah sebelum memasang infus, perawat harus memberikan edukasi tentang perilaku yang boleh / tidak boleh dilakukan oleh klien pada area yang terpasang infus sehingga angka kejadian flebitis dapat diminimalkan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5709
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Susilowati
"Kejadian flebitis di rumah sakit seharusnya dapat ditekan dengan upaya pengendalian terhadap infeksi nasokomial. Data pendokumentasian infeksi nosokomial menunjukkan bahwa kejadian tlebitis di ruang perawatan umum RSPAD Gator Soebroto tahun 2009 adalah 11,34%, Kejadian flebitis disebabkan berbagai faktor, yaitu: faktor kimia, faktor mekanis, dan faktor bakterial. Faktor bakterial atau infeksi dipengaruhi oleh pengetahuan perawat tentang tentang pemasangan infus yang benar.
Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan perawat dalam pemasangan infus yang benar dengan kejadian flebitis di ruang perawatan umum RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Data penelitian diolah menggunakan korelasi Pearson.
Berdasarkan penelitian di dapat hasil besarnya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus yang benar dengan kejadian flebitis adafah 0,039. Hubungan ini tennasuk kategori korelasi yang kurang kuat. Koefisien deteminasi dari hasil perhitungan didapat sebesar 0,15%. Hal ini memberikan pengertian bahwa kejadian tlebitis dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus sebesar 0,15%, sedangkan sisanya 99,85% merupakan kontrfbusi variabel lain selain tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus.
Berdasarkan hasil diatas diperoleh nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,703 yang lebih besar dari a (0,05) sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus yang benar dengan kejadian flebitis di RSPAD Gatot Soebroto.

Incidence of phlebitis in the hospital should be repressed by infection control measures against nosokomial. Documenting the data showed that the incidence of nosocomial infections of phlebitis in the general treatment room Gatot Soebroto Army Hospital in 2009 was 11.34% Incidence of phlebitis caused by various factors, namely: chemical factors, mechanical factors, and factors bacterial or infections influenced by the knowledge of nurses about the proper insert of infusion.
Researchers feel interested in doing research to find out if there is a correlation between knowledge of nurses in the correct insert of infusion with the incidence of phlebitis in the general treatment room Gatot Soebroto Army Hospital in Jakarta. The research data in using the Pearson correlation.
Based on the research can be the result of the relationship between the level of knowledge of nurses in the correct insert of infusion with the incidence of phlebitis was 0.039. This relationship is categorized as a less powerfull correlation. The coeiiicient of determination obtained from the calculation of 0.15%. This gives the sense that the incidence of phlebitis was influenced by the level of knowledge of nurses in the insert of infusion of 0. 15%, while the remaining 99.85% is contributed by other variables other than the knowledge level of nurses in the insert of infusion.
Based on result above get the significance value (p-value) amounted to 0.703 larger than a (0.05) so that H0 is accepted. Thus we can conclude that there is no significant relationship between knowledge level of nurses in the proper insert of infitsion with the incidence of phlebitis in the Gatot Soebroto Army Hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
Lap. Penelitian End N10h
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Fatmawati
"Perilaku caring perawat dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien. Perawat yang berperilaku caring meningkatkan hubungan saling bantu dan percaya antara perawat-pasien sehingga mempercepat penyembuhan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh pasien dengan kepuasan pasien di RSUD Tarakan Jakarta Pusat. Metode penelitian menggunakan deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional melibatkan 145 pasien yang dipilih secara consecutive sampling. Data dianalisis dengan chi square, uji t, dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh pasien dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap (p<0,05; CI 95%). Faktor caritas yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah cinta kasih (OR = 0,320; CI 95%) dan mengambil keputusan (OR = 0,154; CI 95%) setelah dikontrol pendidikan. Hasil ini merekomendasikan manajer keperawatan untuk melakukan supervisi komunikasi terapeutik, penilaian kinerja komunikasi perawat, meningkatkan pendidikan formal maupun informal, dan memotivasi perawat agar berperilaku caring sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Nurse caring behavior can improve the quality of nursing care and patient satisfaction. Nurses who behave caring improving mutual aid relationship and trust between the nurse-patient so as to accelerate the healing. This study aim to identify the relationship of nurse caring behaviors perceived by the patient and patient's satisfaction in Tarakan Hospital in Central Jakarta. The research method using descriptive correlation with cross sectional study involving 145 patients were selected by consecutive sampling. Data were analyzed with chi square, t-test, and logistic regression.
The results showed relationship between nurse caring behaviors perceived by the patient and patient's satisfaction at the inpatient unit (p <0.05; CI 95%). Caritas factors most associated with patient satisfaction is love (OR = 0.320; CI 95%) and a decision (OR = 0.154; CI 95%) after controlling for education. This result suggests a nursing manager to supervise therapeutic communication, evaluation of nurse communication performance, improving nursing education in both formal and informal, and motivating nurses to caring that can improve patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T47159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Harsa Wardana
"Latar belakang: Komplikasi lokal dari terapi intravena termasuk infiltrasi, flebitis,tromboflebitis, hematoma dan bekuan pada jarum. Flebitis adalah pada lokasitusukan infus ditemukan tanda-tanda merah, seperti terbakar, bengkak, sakit biladitekan, ulkus sampai eksudat purulent atau mengeluarkan cairan bila ditekanFaktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya flebitis yaitu faktor internal danfaktor eksternal. Dengan menggunakan skor VIP, angka kejadian flebitis di RumahSakit Umum Bali Royal dari Januari sampai dengan bulan Oktober 2017 masihtinggi yaitu berkisar antara rata ndash; rata 1,54.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi angka kejadian flebitis pada pasien yang terpasang kateter intravenadi ruang rawat inap RSU. Bali Royal.
Metode: Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitiankuantitatif dengan metode penelitian korelasi descriptif dengan pendekatan crosssectional. Untuk variabel perawatan luka tusukan dan kepatuhan perawat ruangrawat inap dalam menjalankan SPO pemasangan infus, menggunakan desain studiprospektif dimana akan dilakukan observasi terhadap perawat saat menjalankanSPO perawatan infus dan SPO pemasangan infus.
Hasil: Hasil pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara faktor umurpasien, penyakit penyerta, lokasi pemasangan infus, lama waktu pemasangan infusdan jenis cairan yang diberikan dengan angka kejadian flebitis di RS Bali Royaldengan nilai p 0,05.
Simpulan: Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa masih terdapat faktorfaktoryang mempengaruhi angka kejadian flebitis di RSU Bali Royal dankedepannya akan dibuatkan dan dikembangkan SPO untuk mengendalikan faktorfaktorresiko tersebut.

Introduction: Local complications of intravenous therapy include infiltration,flebitis, thromboflebitis, hematoma, and clot on the needle. Flebitis is when at thelocation of the infusion puncture found red signs, such as burning, swelling, painwhen pressed, ulcers to purulent exudate or discharge fluid when pressed. Riskfactors that can affect the incidence rate of flebitis are internal and external factors.Using the VIP score, the flebitis incidence rate at the Bali Royal General Hospitalfrom January to October 2017 was still high, ranging from an average of 1.54.
Aim: This study aims to analyze the factors that affecting the incidence rate offlebitis in patients who installed intravenous catheters in hospital wards of BaliRoyal General Hospital.
Method: The design used in this study is a type of quantitative research withdescriptive correlation research method with cross sectional approach. For variablewound care and inpatient nurse compliance in running of operational standard ofinfusion installation, using prospective study design where will be observed tonurse while running operational standard of infusion installation and operationalstandard of infusion care.
Result: The results of this study showed an association between factors of patientages, comorbidity, infusion site location, duration of infusion and fluid type givenwith flebitis incidence rate at Bali Royal Hospital with p value 0,05. From the results obtained it can be seen that there are still factors affecting theflebitis incidence rate at Bali Royal General Hospital and in the future will be madeand developed a new operational standard to control the risk factors.
Conclusion: From the results obtained it can be seen that there are still factorsaffecting the flebitis incidence rate at Bali Royal General Hospital and in the futurewill be made and developed a new operational standard to control the risk factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Banon
"Ansietas adalah suatu keadaan yang ditandai oleh rasa takut dan khawatir yang tidak didukung dengan situasi disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonomik, hal ini merupakan respons normal terhadap situasi yang mengancam dan dapat menjadi faktor motivasi yang positif dalam kehidupan seseorang (Kaplan, 1998; Varcarolis, 2000; Videbeck, 2008). Ansietas dapat diturunkan dengan pemberian terapi relaksasi progresif, thought stopping, cognitive behavioral therapy dan psikoedukasi keluarga.
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan model hubungan interpersonal Peplau. Kegiatan asuhan keperawatan dilakukan pada 54 klien di Dahlia Bawah dan Anggrek Bawah RSUP Persahabatan pada kurun waktu 20 Pebruari-20 April 2012.
Hasil pemberian terapi relaksasi progesif efektif pada 53 klien (98.1%), terapi thought stopping efektif pada 54 klien (100%), cognitive behavioral therapy pada 51 klien (94.5%), dan psikoedukasi keluarga pada 15 keluarga (27.8%) dalam menurunkan ansietas klien. Berdasarkan hasil di atas direkomendasikan bahwa keempat terapi tersebut dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa dan perlu disosialisasikan pada tatanan pelayanan kesehatan umum.

Anxiety is a state characterized by fear and worry are not supported with somatic symptoms accompanied by a situation that indicates an excessive activity of the arrangement of nerve autonomik, this is a normal response to situations which threaten motivation and can become a positive factor in a person’s life (Kaplan, 1998; Varcarolis, 2000; Videbeck, 2008). Anxiety can be derived by administering a progressive relaxation therapy, thought stopping, cognitive behavioral therapy and family psychoeducation.
The purpose of writing this scientific paper is to described how to managed nursing model approach by Peplau interpersonal relationships. Activities carried out on 54 clients at Dahlia Bawah and Anggrek Bawah RSUP Persahabatan in the period 20 February until 20 April 2012.
The result of progressive relaxation therapy effective in 53 clients (98.1%), thought stopping therapy is effective at 54 clients (100%), cognitive behavioral therapy on 51 clients (94.5%) and family psychoeducation effective in 15 familys (27.8%), in reducing anxiety clients. Based on the result above recommended that four of the therapy could become standard for mental health nursing specialist therapy and also need to be socialized of public health service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Frankie Suriadi
"The purpose of health services are for sufficient once of fundamental human need for individual and community with comprehensive. Nursing as a sub system of health services have closed relate with circumstances as
1. Patient's need for nursing services
2. Provider nursing services ( nurse internal factors )
3. The factors of environment ( nurse external factors )
4. What and how the nursing services is given for sufficient of fundamental human need.
The act of management in built quality is important in action in nursing services which circumstance of standard that have decided will result it well. The fundamental nursing services as activities of the nursing services that there are in each hospital management that have to understood well and accurate by nurses. This research is purpose for looking for connecting between nurses internal and external factors whose have connected with performing of fundamental nursing in hospital ward R.S. U.D. Tarakan, Central Jakarta. This research uses with statistic testing of Nonparametric the Kendall Rank Correlation Coefficient, r (tau) - b and of eight factors are supposed with theory and empiris are connect with perform fundamental nursing procedure, find out three factors who have significant connect with statistic, but five factors else do not prove. From the measuring value quality as effect of fundamental nursing procedure, perform find out 81,8% nurses who have done well and 18,2% do not well. Suggest to use of this research, result information for improvement quality of fundamental nursing in the hospital.

Tujuan pemberian pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia baik perorangan maupun masyarakat secara komprehensif. Asuhan keperawatan sebagai sub sistem dari pelayanan kesehatan mempunyai kaitan yang erat dengan hal-hal yang menyangkut :
1. Kebutuhan pasien akan asuhan keperawatan
2. Pemberi jasa asuhan keperawatan (faktor internal perawat)
3. Faktor-faktor lingkungan (faktor eksternal perawat) yang mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan
4. Apa dan bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
Peran manajemen dalam pembinaan mutu terutama dalam prosedur tindakan dan asuhan keperawatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan akan menghasilkan mutu asuhan keperawatan yang baik. Asuhan keperawatan dasar merupakan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan yang ada di setiap tatanan rumah sakit yang harus dikuasai dengan baik dan akurat oleh setiap perawat. Penelitian ini bertujuan meneari hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal perawat yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur perawatan dasar di ruang rawat imp R.S.U.D.Tarakan Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan tehnik uji statistik Nonparametrik Koefisien Korelasi Rank Kendall's ( r ) Tau-B dan dari delapan faktor yang diduga secara teoritis dan empiris berhubungan dengan pelaksanaan prosedur perawatan dasar, didapat tiga faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik, sedangkan lima faktor lainnya tidak terbukti mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik. Dari pengukuran penilaian mutu yang merupakan efek dari pelaksanaan prosedur perawatan dasar didapat hasil 81,8 % perawat yang melaksanakan prosedur perawatan dasar dengan baik dan 18,2 % perawat yang melaksanakan prosedur perawatan dasar dengan tidak baik. Disarankan agar menggunakan informasi hasil penelitian ini untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dasar di rumah sakit."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>