Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39421 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arum Nur Wijayanti
"Perineal hygiene adalah suatu Cara untuk membersihkan bagian kewanitaan tanpa mengurangi PH normal vagina itu sendiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi remaja untuk melakukan perineal hygiene. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 64 responden. Instmmen yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat motivasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi remaja putri melakukan perineal hygiene. Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan penelilian terdahulu disebabkan oleh keterbatasan dalam penelitian. Penelitian ini merekomendasikan pendidikan kesehatan tentang perineal hygiene dikalangan remaja lebih ditingkatkan lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5883
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arista Citra Rahmawati
"Perineal hygiene merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan organ reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku perineal hygiene pada santriwati di Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 98 responden. Teknik sampling yang digunakan cluster sampling dan simple random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 41 (41,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 52 (53,1%) responden memiliki sikap perineal hygiene cukup dan 59 (60,2%) responden memiliki perilaku perineal hygiene cukup.
Hasil analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perineal hygiene (p-value = 0,001) serta hubungan antara sikap dan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,026) namun tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,346). Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan sikap perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Responden dengan sikap baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 6 (42,9%) responden. Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai remaja dan praktik perineal hygiene di masa yang akan datang.

Perineal hygiene is an action to maintain the cleanliness and healthyness of the reproductive organs. This research was conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes and behavior of perineal hygiene in female students at Ibn Taymiyyah boarding school in Bogor, West Java. The study design is cross sectional using 98 respondents. The sampling technique used was cluster sampling and simple random sampling. The results of univariate analysis showed 41 (41.8%) respondents have a good level of knowledge, 52 (53.1%) respondents have enough attitude perineal hygiene and 59 (60.2%) respondents have enough perineal hygiene behavior.
The results of chi-square analysis showed there is relationships between the level of knowledge with perineal hygiene attitude (p-value = 0.001) and relationships between attitudes and perineal hygiene behavior (p-value = 0.026) but there’s no relationship between the level of knowledge with perineal hygiene behavior (p-value = 0.346). Respondents with good level of knowledge and good attitudes of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. Respondents with a good attitude and good behavior of perineal hygiene are 6 (42.9%) respondents. Respondents with a good level of knowledge and good behavior of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. This research can be used to be materials to develop the research about teenagers and perineal hygiene practice in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5583
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Lanjut usia menurut WHO, yaitu usia lebih dari 60 tahun. Pada usia Ianjut mengalami
perubahan dan penurunan fungsi organ sehingga dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
misalnya personal hygiene mengalami hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran dan menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
personal hygiene pada pasien lanjut usia.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
sederhana. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna werda Bakti Mulya Cipayung
dengan sampel 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi untuk melakukan personal hygiene berupa faktor eksternal dan
internal. Faktor internal terdiri dari :pengalaman(91,11%), pengetahuan (62,22%), dan
perilaku sehat (87,78%). Sedangkan faktor eksternal budaya (77,78%), status kesehatan
(S5,56%). Dapat dilihat bahwa pengalaman merupakan faktor terbesar dalam
meningkatkan personal hygiene pada Ianjut usia. Beberapa hal yang direkomendasikan
pada penelitian ini, yaitu sampel yang lebih diperbanyak agar hasil yang diperoleh dapat
mendekati gambaran yang jelas dari populasi, kuisioner yang diberikan agar dapat dibuat
lebih sederhana, desain penelitian tidak hanya deskripsi sederhana tetapi juga dibuat
desain korelatif atau sederhana."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5149
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indida Leli Indah F.
"Perkembangan pubertas remaja putri memerlukan perhatian, khususnya dalam perineal hygiene. Tujuan penelitian ini menggambarkan pengetahuan remaja putri tentang perineal hygiene di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu As Salam Pasar Minggu. Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan teknik total sampling berjumlah 54 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 68,5% responden berpengetahuan rendah. Hal ini disebabkan 53,7% responden belum mendapatkan informasi tentang perineal hygiene. Diharapkan peran perawat dalam memberikan edukasi kesehatan tentang perineal hygiene remaja putri di sekolah.

Female Teenagers pubertal development needs attention, especially the perinealhygiene. The purpose of this study was to describe the female teenagers knowledge level of perineal hygiene at As Salam Islamic Integrated Junior High School Pasar Minggu. This study used cross sectional descriptive design with 55 respondents selected using total sampling techniques. Data were collected using a questionnaire. The result showed that 68,5% of respondents had low level of knowledge. It was caused by 53,7% of respondents who had not received any information about perineal hygiene. It is expected that nurses provide health education about perineal hygiene to female teenagers at schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial merupakan salah satu masalah di seluruh dunia karena dapat meningkatkan kematian. Tangan petugas kesehatan merupakan salah satu sumber penularan terbesar dari pasien ke pasien lainnya. Hand hygiene adalah salah satu tindakan yang sederhana dan efektif untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hand hygiene dapat menurunkan infeksi nosokomial jika dilakukan dengan taat dan sesuai dengan rekomendasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan petugas kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di ruangan perinatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Rancangan yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 84 orang petugas kesehatan (18 orang dokter dan 66 orang perawat) dengan kriteria dokter atau perawat yang memberikan perawatan langsung pada pasien. Pengukuran dilakukan dengan melakukan observasi praktik hand hygiene dengan 10 kesempatan untuk setiap orang dan kuesioner yang didukung oleh wawancara. Terdapat hubungan antara ketaatan dengan pengetahuan (p = 0,000; α ≤ 0,05), dan terdapat hubungan antara ketaatan dengan ketersediaan tenaga kerja di ruangan (p = 0,079; α ≤ 0,05). Implikasi keperawatan yang di rekomendasikan Bahwa perlu ditingkatkan pengawasan dan motivasi petugas kesehatan untuk melakukan hand hygiene sesuai dengan rekomendasi. Implikasi penelitian diharapkan adanya penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar, melibatkan orang lain sebagai peneliti dan menggunakan video.

ABSTRACT
Nosocomial infection is one of the problem in the world which could increase of mortality rate. Health care workers hand are one source of disease transmittion from patient to another patient. Hand hygiene is the simplest, most effective measure for preventing nosocomial infections. Hand hygiene could reduce nosocomial infections if the health care workers adherence is high and appropriate with recommendation. This research is aimed to explore the health care workers adherence and factors that influence the adherence at the perinatology ward RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo in Jakarta. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional approach. The sampel of this study were 84 health care workers (18 doctors and 66 nurses) who direct care to the patient. Hand hygiene adherence was measured by direct observation done by the researcher. This research found that there are a relationship between adherence and personal knowledge (p = 0,000; α ≤ 0,05), and there were relationship between adherence and avaibility of staffing in the ward (p = 0,079; α ≤ 0,05). The recommendation for nursing implication are improving controlling and motivation of health care workers to do hand hygiene with appropriate recommendation. For future research the usage of video as an observation tool is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sukma Prihartini
"Salah satu ancaman terhadap keselamatan pasien di rumah sakit adalah risiko penularan infeksi akibat perawatan kesehatan atau infeksi nosokomial. Hand hygiene dianggap sebagai cara yang paling efektif dalam mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial. Namun, tingkat kepatuhan hand hygiene yang dimiliki perawat belum mencapai kesempurnaan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene pada perawat. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai tingkat kepatuhan hand hygiene yang ditemukan dalam artikel yang ditinjau. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan narrative review, yang menggunakan data sekunder dari database online yaitu PubMed dan Google Scholar. Hasil penelitian, ditemukan 12 studi terinklusi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene pada perawat dan penilaian tingkat kepatuhan hand hygiene. Dari 12 studi terinklusi, 6 studi diantaranya mengidentifikasi tingkat kepatuhan yang berkisar diantara 18,7% hingga 51% dinilai sebagai kepatuhan yang rendah, dan 60% hingga 82% dinilai sebagai kepatuhan yang baik. Penilaian kepatuhan hand hygiene yang baik terjadi pada momen setelah terpapar cairan tubuh pasien dan setelah berkontak langsung dengan pasien. Secara keseluruhan, hasil studi mengidentifikasi adanya faktor pengetahuan, sikap, fasilitas, pelatihan, role model, dan pengawasan yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan hand hygiene pada perawat. Beberapa hal yang dapat diusulkan dari penelitian ini dalam meningkatkan kepatuhan hand hygiene berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain diperlukan adanya dukungan dan komitmen yang tinggi dari manajer rumah sakit serta peningkatan pada program pelatihan.

One of threat to patient safety in hospital is the risk of transmission of infections due to health care or nosocomial infection. Hand hygiene is considered as the most effective way to prevent and control nosocomial infection. However, the level of compliance with nurse’s hand hygiene has not yet reached the perfection of quality and patient safety. Therefore, this study aims to describe the factors that influence the compliance with hand hygiene in nurses. In addition, this study also discusses the level of compliance with hand hygiene in the reviewed article. This research was conducted with a narrative review approach, which uses secondary data from an online database; PubMed and Google Scholar. The results showed that 12 included studies were related to factors that influence compliance with hand hygiene in nurses, and assesment of the level of compliance with hand hygiene. From 12 included studies, 6 of them identified compliance levels ranging, from 18,7% to 51% rated as low compliance and 60% to 82% rated as good compliance. Assessment of good hand hygiene compliance occurs at the moment after risk of exposure to body fluids and after contact with patients. Overall, the results of the study identified factors of knowledge, attitudes, facilities, training, role models and supervision that affect the level of compliance with hand hygiene in nurses. Several things, that can be proposed from this research in improving the compliance of nurses with hand hygiene based on the factors is, there is a need for high support and commitment from hospital managers and an increase in training programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuddin Isaac Suryamanggala
"Latar Belakang: Terdapat dua teknik dalam reparasi robekan perineum derajat IIIb-IV yaitu teknik jahitan ujung ke ujung end-to-end dan tumpang tindih overlapping. Beberapa penelitian berbeda menunjukkan keterbatasan data untuk membandingkan teknik ujung ke ujung dengan tumpang tindih terhadap kejadian inkontinesia fekal.
Tujuan: Mencari perbedaan antara kedua teknik reparasi robekan perineum derajat IIIb-IV secara Fungsional Berdasarkan Skoring Inkontinensia Fekal.
Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan dengan mengulas data rekam medis RSCM periode 1 Januari 2011 - 31 Desember 2015. Empat puluh delapan rekam medis dengan 39 subjek mendapatkan teknik tumpang tindih dan 9 subjek mendapatkan teknik ujung ke ujung. Dilakukan penilaian skoring inkontinensia dengan SIKC Skoring Inkontinesia Klinik Cleveland dan SSKF Skala Skoring Kontinensia Fekal dan dilakukan analisa Chi-Square dengan alternatif Fischer.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan antara teknik ujung ke ujung dengan tumpang tindih berdasarkan skoring SSKF p = 0,627 dan SIKC p = 0,627 . Berdasarkan SSKF terdapat 2,1 Inkontinensia Komplit dan 79,2 Kontinensia Komplit pada teknik tumpang tindih dan 18,8 Kontinensia Komplit pada teknik ujung ke ujung. Berdasarkan SIKC terdapat 2,1 Inkontinensia Komplit, 6,2 Kontinensia Baik, 72,9 Kontinensia Sempurna pada Teknik Tumpang Tindih dan 18,8 Kontinensia Sempurna pada teknik lainnya.
Kesimpulan: Didapatkan bahwa 2,1 menderita inkontinensia fekal pada teknik tumpang tindih, sementara tidak didapatkan inkontinensia fekal pada teknik ujung ke ujung.

Background: There are two technique in repairing perineal ruptured grade IIIb IV which is End to End Technique and Overlapping Technique. Some studies showned differents outcome and also limited data that compare these two technique based on fecal incontinence.
Purpose: To show that there is a different between both technique on perineal reparation by functional based on Fecal Incontinence Scoring.
Methods: This cross sectional was done by reviewing medical record in RSCM from January 1st 2011 until 31st December 2015. Forty nine medical record taken as sample and found that 39 with overlapping technique and 9 with end to end technique. Performed by incontinencia fecal scoring using CCIS Cleveland Clinic Incontinence Scoring and FCSS Fecal Continence Scoring Scale and analyzed by Chi Square witn Fischer as alternative.
Results: There is no different between overlapping technique and end to end technique by FCSS p value 0,627 and CCIS p value 0,627 . Based on FCSS there are 2,1 compkete incontinence and 79,2 complete continence in Overlapping technique and 18,8 complete continence I End to End technique. Based on CCIS there are 2,1 complete incontinence, 6,2 good continence, 72,9 perfect continence in Overlapping technique and 18,8 perfect continence in other technique.
Conclusion: There are 2,1 found fecal incontinence in Overlapping technique, while no fecal incontinence in End to End technique.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia pada
umumnya mengalami kemunduran fisik, mental, maupun sosial. Karena fungsi organ
tubuh menurun, maka lansia harus Iebih sering memeriksakan kesehatnnya. Menurut
Hardywinoto, dkk, 1999 lansia memerlukan waktu 3 kali lebih sering dalam
memeriksakan kesehatannya dari pada usia muda. Namun pada kenyataannya lansia
sering terlambat dalam memeriksakan kesehatannya, karena masalah kesehatan pada
lansia sering timbul secara perlahan-lahan tampa ada tanda atau keluhan. Oleh karena itu
agar kesehatan lansia tetap optimal diperlukan adanya motivasi dari lansia itu sendiri
untuk memeriksakan kesehatan secara teratur. Berdasarkan kondisi di atas peneliti
mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi lansia dalam memeriksakan kesehatanya di puskesmas Beji.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi melalui desain cross sectional.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi lansia dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan dipengaruhi oleh faktor intrinsik berupa; umur, pendidikan,
pengetahuan, dan kepuasan. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa; ekonomi, sosial,
budaya, dukungan keluarga, dan akses ke puskesmas."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5461
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Iman Santoso
"Air mata perineum yang parah biasanya disebabkan oleh persalinan pervaginam komplikasi serius. Data tentang tren kejadian robekan perineum derajat berat di Indonesia dan faktor risiko terkait masih terbatas. Karena itu, kami melakukan penelitian untuk mengidentifikasi tren insiden robekan perineum derajat 3 dan 4 serta faktor risiko yang terkait di Indonesia. Penelitian kami adalah penelitian cross sectional observasional berbasis rumah sakit. Data diperoleh dari rekam medis termasuk data dari semua wanita hamil yang melahirkan di RSCM dan mengalami robekan perineum derajat 3 dan 4 antara tahun 2011 dan 2014. Variabel lain yang diukur dalam penelitian ini adalah demografi data karakteristik, berat lahir bayi, usia ibu, paritas dan cara persalinan. Data dianalisis dengan SPSS versi 20.0 untuk komputer MAC dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan tren peningkatan dalam insiden, tetapi peningkatannya tidak konsisten untuk waktu tertentu dan memperoleh tren kejadian yang berbeda antara subjek dengan berbagai derajat air mata perineum. Satu-satunya faktor risiko signifikan yang terkait dengan derajat 3 dan 4 robekan perineum adalah multiparitas. Enam faktor lain yang ditemukan tidak signifikan, yaitu usia ibu, usia kehamilan, lamanya persalinan, metode persalinan, berat lahir neonatal dan episiotomi. Sebagai kesimpulan, ada kecenderungan bahwa insiden robekan perineum grade 3 dan 4 meningkat, meskipun peningkatan ini tidak konsisten. Selain itu, multiparitas adalah satu-satunya faktor yang secara signifikan terkait dengan robekan perineum derajat 3 dan 4.

Severe perineal tears are usually caused by vaginal delivery serious complications. Data on the incidence trend of severe degree perineum tears in Indonesia and the associated risk factors are still limited. Therefore, we conducted a study to identify trends in incidence of 3rd and 4th degree perineal tears as well as risk factors related in Indonesia. Our research is a cross sectional study hospital-based observational. Data obtained from medical records including data from all pregnant women who deliver at the RSCM and experience 3rd and 4th degree perineal tears between in 2011 and 2014. Other variables measured in this study are characteristic data demographics, baby's birth weight, maternal age, parity and mode of delivery. Data were analyzed with SPSS version 20.0 for MAC computers with univariate, bivariate and multivariate analysis. Results research shows an increasing trend in incidence, but the increase is not consistent for a certain time and obtained a different incidence trend between subjects with varying degrees of perineal tears. The only significant risk factor related to degree 3 and 4 perineal tears is multiparity. Six other factors found to be insignificant, namely maternal age, gestational age, length of time of two deliveries, method labor, neonatal birth weight and episiotomy. In conclusion, there is a trend the incidence of grade 3 and 4 perineal tears is increasing, although this increase is not consistent. In addition, multiparity is the only factor that is significantly related with 3rd and 4th degree perineal tears.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>