Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosi Femila
"Susu merupakan sumber protein essensial yang dibutuhkan bagi kelangsungan kehidupan manusia. Susu memiliki manfaat besar guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membentuk individu yang berkualitas baik. Namun saat ini kesadaran masyarakat akan manfaat susu masih kurang. Hal ini dibuktikan dari konsumsi susu orang Indonesia saat ini sangat rendah, yaitu sekitar dua gelas per orang setiap bulan atau rata-rata orang Indonesia hanya mengkonsumsi susu 9 liter per tahun.Tujuan umum dari penelitian ini aclalah mengidentiiikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi susu di keluarga dalam pemenuhan kebutuhan protein essensial di Kelurahan Malaka Sari Jakarta Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif konelasi dengan pendekatan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala keluarga atau ibu rumah dan dipilih secara simple random sampling. Sampel berjumlah 110 orang yang tinggal di Kelurahan Malaka Sari Jakarta Timur. Analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara budaya dengan konsumsi susu (p vaIue=0,000). Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pengetahuan, persepsi dan pendapatan keluarga dengan konsumsi susu value berturut-turut; 0,231; 0,500; 0,255; 0,500).

Milk as the resources of essential protein that needs for human viability. Milk has lots pf benefits to increase quality of human resources and creates good quality person. However community are lacking awareness about the benefits of milk. Nowadays milk consumption of people in Indonesia are still lower, it’s about two glass of milk per person every month or the average are 9 litres per year. The purpose of this research are to identified factors influence milk consumption in the family at Kelurahan Malaka Sari Jakarta Timur.
This research using descriptif correlation with cross sectional approach. Samples in this research are patriach family or housewife in the family, using simple random sampling method. The amount of sample are lil) responden who lives in Kelurahan Malaka Sari East Jakarta. Data analizing using Chi Square.
The results of this research there is relationship between cultural of the family with milk consumption (p vaIue=0,000). There are no relationship between education, knowledge, perception, and family eaming with milk consumption (p value are: 0,231; 0,500; 0,255 ; 0,500)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5802
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan tidur seseorang tergantung pada usia, semakin tua usia seseorang makin sedikit
waktu yang diperlukan untuk tidur. Anak usia toddler ( 1- 3 tahun) membutuhkan total waktu
tidur sebanyak 12 sampai dengan 13 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia
toddler di RW 07 Kelurahan Johar Baru Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil penelitian, dari 30
anak usia toddler yang diteliti hanya 36,7% yang masuk kriteria terpenuhi kebutuhan
tidurnya padahal tidur sangat penting bagi perkembangan intelektual dan pertumbuhan yang
optimal. Berdasarkan hasil penelitian pada BAB III maka terlihat bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia toddler yaitu terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang paling sering membangunkan anak pada
malam hari yaitu keadaan sakit (100%) dan karena lapar atau haus (96.7%) sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur ada 2 yaitu lingkungan
dan bedtime rituals. Untuk faktor eksternal lingkungan sebagai penyebab yang paling sering
membangunkan anak adalah karena bajunya basah(mengompol) sebanyak 76.7%, urutan
selanjutnya adalah lingkungan yang berisik dan keadaan kamar panas dimana masing-
masing sebanyak 73.3% Pada faktor eksternal bedtime rituals didapatkan hasil bahwa
umumnya anak melakukan kegiatan (ritual) yang berbeda-beda sebelum tidur. Kegiatan
yang paling, banyak dilakukan adalah mencuci tangan dan kaki (60%). Dari kedua faktor
tersebut di atas (internal dan eksternal ) faktor yang paling dominan berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan tidur toddler adalah karena merasa haus dan lapar ( 50%), sakit
(26,7%), kamar panas ( 20%), dan sisanya karena takut (3.3%) ."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5018
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Dwi Anggraini
"Tercatat 5.4% anak balita Indonesia gizi buruk dan 13.0% gizi kurang. Kualitas SDM Indonesia peringkat ke-124 dunia pada 2011 menurut UNDP. Konsumsi susu sebagai sumber makanan/minuman dengan zat gizi lengkap di Indonesia masih rendah, hanya 11,9 liter/kapita/tahun. Jumlah anak balita sebagai kelompok umur yang direkomendasikan mengonsumsi susu di Indonesia mencapai 22.6 juta jiwa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah media yang memuat iklan susu yang memapar, frekuensi paparan iklan susu, pendidikanorangtua (ayah dan ibu), pekerjaan orangtua (ayah dan ibu), pendapatan keluarga, pengetahuan gizi orangtua, jumlah anak, umur anak, dan alergi susu pada anakbalita dengan konsumsi susu anak balita di wilayah Kelurahan PekayonKecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
Desain studi berupa kuantitatif crosssectional dengan sampel 86 orangtua yang memiliki anak balita umur 13-59 bulan yang dipilih secara acak dari data total anak balita umur 13-59 bulan di wilayah Kelurahan Pekayon. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat konsumsi susu pada balita adalah jumlah media yang memuat iklan susu yang memapar (p value = 0.020; OR = 3.4), frekuensi paparan iklan susu (p value = 0.012; OR = 3.6), pendidikan ibu (p value = 0.004; OR = 5.9), pendapatan keluarga (p value = 0.012; OR = 4.0), pengetahuan gizi orangtua (p value = 0.006; OR = 7.1), jumlah anak (p value = 0.009; OR = 5.6 ), dan alergi (p value = 0.001; OR = 11.6 ).
Perlu peran orangtua, kader kesehatan, dan kerjasama sektor pemerintah dari kementrian kesehatan, serta kementrian pertanian untuk meningkatkan konsumsisusu Indonesia.

Recorded 18.4% under five years old children in Indonesia have undernutrition. The quality of Indonesian was number 124th in a world in 2011 according to UNDP. The prevalence of milk consumption in Indonesia was below (11,9 L/capita/year). The number of under five years old children in Indonesia, as a group that recommended to consume milk, was very large, around 22,6 million.
The purpose of this study was to investigate the correlation between the amount of mass media, frequencies of milk advertisement, parents? education, parents? employment status, family?s economic status, parents? nutrition knowledge, number of children, children?s age, and allergies with milk consumption among under five years old children in Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, East Jakarta.
This study used quantitative cross sectional design with 86 parents as respondents and simple random sampling was used to choose the sample. The result of this study showed correlation between amount and frequencies of milk advertisement (p=0,020; OR=3,4 and p=0,012; OR=3,6), mother?s educational status (p=0,004; OR=5,9), family?s economic status (p=0,012; OR=4), nutrition knowledge (p=0,006; OR=7,1), number of children (p=0,009; OR=5,6), and allergies (p=0,001; OR=11,6).
From these result we suggest that to increase milk consumption in Indonesia, the contribution of parents, health workers, and the collaboration between Ministry of Health and Ministry of Agriculture is very important."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arif Amien
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oteh nyamuk Aedes Aegypti merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang. Vaksin dan obat untuk mencegah penyakit DBD belum ada, Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memberantas jentik di tempat berkembang biaknya. Selama ini ada kecenderungan bahwa masyarakat hanya mengharapkah bantuan dan menuntut pemerintah untuk melakukan pemberantasan penyakit DBD di lingkungan pemukiman mereka. Selain itu masih ada anggapan pada masyarakat bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah. Padahal Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan pentingnya partisipasi masyarakat datam pembangunan kesehatan, namun sampai saat ini penyakit-penyakit menular yang berbasiskan kesehatan Iingkungan cenderung semakin tinggi, sehingga dapat diasumsikan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan masih rendah.
Atas dasar hal itulah penelitian ini dilakukan, dengan tujuan ingin mengetahui faktor-faktor atau variabel apa raja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, dan faktor apa yang paling dominan. Dalam beberapa literatur diungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi seseorang, yaitu usia, lama menetap, pendidikan, pekerjaan, penghasilan (Angell, 1958; Ross & Lappin, 1967; Oscar Lewis, 1973; Andersen, 1995), intensitas informasi (Tjokroamidjojo, 1974; Depari, 1978) dan pengetahuan (Ross, 1970; Bambergers & Shams, 1989). Ketujuh faktor tersebut berhubungan secara positif terhadap partisipasi, artinya semakin tinggi faktor-faktor pengaruh tersebut, maka akan semakin tinggi pula partisipasi seseorang.
Pengumpulan data dilakukan melalui survai dengan teknik wawancara berstruktur, sampel penelitian adalah para ibu (istri) yang ditarik secara sistematis berdasarkan kerangka sampel yang telah dibuat sebelumnya, sedangkan analisis data menggunakan perhitungan regresi berganda logistik, dimaksudkan untuk memprediksi besamya peluang (probabilita) pengaruh ketujuh faktor diatas terhadap partisipasi.
Temuan penelitian menunjukkan hanya dua dari tujuh variabel yang signifikan, yaitu variabel pekerjaan dan intensitas informasi. Para ibu yang bekerja pada sektor formal berpeluang untuk berpartisipasi 4,1 kali dibandingkan para ibu yang bekerja pada sektor non formal, sedangkan para ibu yang intensitas informasinya banyak berpeluang untuk berpartisipasi 1,4 kali dibandingkan para ibu yang intensitas informasinya sedikit. Rekomendasi yang diusulkan adalah peningkatan pemahaman masyarakat melalui program peningkatan kualitas materi informasi, program penyediaan sarana informasi yang memadai, serta program penyusunan metode penyampaian informasi sesuai kelompok sasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Suwandhini
"ABSTRAK
Skripsi ini berusaha untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi sikap penduduk yang bermukim di tepi sunga1 Ci1iwung terhadap penggunaan air sungai tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Sikap ada1ah kesediaan bereaksi terhadap suatu hal (obyek), bersifat tertutup tetapi bi1a sudah terbentuk akan turut menentukan cara-cara tingkah laku manusia terhadap obyek tersebut. Penulis merasa perlu membahas topik ini karena masalah pencemaran (terutama pencemaran air sungai) telah menjadi masalah lingkungan hidup yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Masa1ah itu ternyata baru dibahas o1eh ilmuwan dari bidang ilmu pasti alam saja, pembahasan yang dilakukan ilmuwan sosial sangat sedikit sekali. Untuk memudahkan analisa maka penulis menggunakan variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan sebagai variabel pengaruh (independent variable), variabel sikap terhadap penggunaan air sungai Ciliwung sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel penggunaan air sebagai variabel terpengaruh (dependent variable). Penulis menggunakan variabel-variabel tersebut untuk mengetahui sampai seberapa jauh faktor sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan dapat mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan air sungai yang telah tercemar. Selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah sikap yang dimiliki seseorang berkaitan dengan tindakan (tingkah lakunya) terhadap suatu obyek terutama dalam hal ini adalah tindakan dalam menggunakan air sungai Ciliwung yang telah tercemar untuk kehidupan sehari-hari). Untuk studi empiris yang harus dilakukan, penulis menetapkan daerah Kelurahan Kampung Melayu sebagai daerah penelitian. Alasan dari ditetapkannya daerah tersebut adalah karena wilayah keiurahan itu hampir seluruhnya terletak memanjang di tepi sungai Ciliwung, dan banyak penduduk daerah itu yang menggunakan air sungai tersebut untuk berbagai, keperluan hidup sehari-hari. Padahal menurut penelitian secara fisio-kimiawi dan mikro-biologi, pencemaran yang terjadi pada sungai Ciliwung telah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB). Sebagai populasi penelitian, penulis menetapkan semua penduduk yang bermukim tepat di tepi sungai Ciliwung dan proses penarikan sampelnya dilakukan secara acak tetapi bertahap (multi-stage random sampling). Dari proses itu penulis mendapatkan 100 orang responden yang terdiri dari para ibu rumah tangga, karena mereka itulah yang paling banyak menggunakan air untuk berbagai keperluan (baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun bagi kepentingan keluarganya). Dari data yang terkumpul didapat bahwa sebagian besar responden bersikap negatif (setuju) terhadap penggunaan air sungai Ciliwung untuk kehidupan sehari-hari. Setelah diadakan analisa didapat bahwa sikap itu berkaitan dengan faktor sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan yang relatif rendah. Dari ketika analisa itu dilanjutkan didapat bahwa sikap yang dimiliki responden itu ternyata sejalan dengan tindakan atau tingkah lakunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"ABSTRAK
Lanjut usia (lansia) mengalami perubahan fisiologis, kognitif, psikososial dan
spiritual .Serta memiliki tugas perkembangan yaitu penyesuaian terhadap dampak
perubahan yang terjadi, diantaranya penurunan kemampuan mendengar, melihat,
mengingat, pergerakan, mobilisasi dan emosional sehingga mempengaruhi lansia
dalam memenuhi kebutuhan dasar.
Tujuan penelitian ini adaIah : mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kemampuan lansia memenuhi kebutuhan dasar. Penelitian dilakukan di
PSTW Budi Mulya Pasar Rebo Jakarta Timur dengan responden sebanyak 50 orang.
Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bersifat Cross sectional. Rata-
rata usia responden adalah 65,92 tahun, semuanya beragama islam dan sebagian
besar (60 %) berpendidikan SD. Lama tinggal di PSTW sebagian besar (60 %)
selama 3-4 tahun. Sebcmyak 70 % berstatus janda/duda dan 74 % tidak memiliki
pekerjaan. Rata-rara Iingkaf pemenzrhan kebuiuhan dasar pada lansfa adaiah 3, 339
yang dikategorikan baik. Hasil uji bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara
semua komponen karakteristik lansia dengan kemampuan pemenuhan kebutuhan
dasar pada a = 0, 05.
Penelitian ini memiliki keterbartasan dari aspek metodologi sehingga
direkomendasikan untuk mengambil sampel pada beberapa PSTW dan melakukan uji
statistik yang Iebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5247
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Samsul Bahri
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1997
WT100 BAH N97F
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Adhi Teguh Perma Iskandar
"Latar Belakang : Tingkat konsumsi susu formula bubuk di kalangan bayi masih tinggi sementara sosialisasi   petunjuk WHO terkait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula bubuk  formula masih sangat kurang. Susu formula bubuk walau diproduksi dengan teknologi termutakhir sekalipun,  masih belum terbebas dari kontaminasi bakteri E. Sakazakii. Kedua hal tersebut membuat morbiditas bayi terkait konsumsi susu formula bubuk akibat kontaminasi intrinsik maupun ekstrinsik seperti sepsis, enterokolitis dan meningitis tetap tidak bisa berkurang. 
Tujuan : Mengetahui derajat pengetahuan dan perilaku ibu dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula bubuk dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di  Kelurahan Pisangan Timur Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.
Metode : Penelitian bersifat deskriptif potong lintang dengan pengumpulan data dilakukan secara survei dan observasi pada bulan Juli hingga Oktober 2012. Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki anak berusia 0-12 bulan, tinggal di Kelurahan Pisangan Timur Kecamatan Pulogadung yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Data kemudian ditabulasi untuk mendapatkan derajat pengetahuan dan perilaku ibu tekait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula. Analisis statistik dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dangan pengetahuan dan perilaku ibu terkait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula dengan cara uji kai kuardat (analisis bivariat) dan uji regresi logistik (analisis multivariat).
Hasil : Dari 248 ibu yang mengikuti penelitian, pengetahuan kurang dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula masing-masing didapati pada 68,1%, 26,2%, 87,5% ibu.  Perilaku buruk dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula masing-masing didapati pada  69%, 60,9%, 84,3% ibu. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula adalah usia ibu, tingkat pendidikan, status ekonomi, status pekerjaan ibu.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu terkait perilaku menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula adalah usia ibu, status pendidikan, status ekonomi dan sumber air minum.  Hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula  berturut-turut adalah kuat (r= 0,68), sedang (r= 0,52) dan kuat (r= 0,73 )
Simpulan : Masih rendahnya derajat pengetahuan dan perilaku ibu dalam penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula di Kelurahan Pisangan Timur membutuhkan intervensi penyuluhan dan sosialisasi lebih gencar mengenai anjuran WHO terkait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula terutama pada ibu-ibu dari golongan berusia kurang dari 25 tahun, pendidikan rendah, ekonomi kurang, tidak bekerja dan mengkonsumsi bukan air mineral kemasan. Produsen susu formula harus memperbaiki lembar informasi terkait penyiapan penyajian dan penyimpanan susu formula yang tertera pada kemasann susu formula agar lebih jelas, lengkap dan mudah dimengerti oleh ibu.

Background: Until to day, the consumption rate of powdered infant formula is still high, neverthenless socialization of WHO’s guidance related to the preparation, serving and storage of powdered infant formula are very limited. Eventhought manufacturend by the latest technology, powder infant formula, cannot be free from E. Sakazakii contamination, hence the potential risk for infant morbidity caused by intrinsic or extrinsic contamination such as sepsis, enterocolitis and meningitis never been low . Objective: To know the degree of mother’s knowledge and behavior in preparing, serving and storing powdered infant formula and their related factors in Pisangan Timur Village, Pulogadung District, East Jakarta. Methods: The study was a crossectional-observation data survey which conducted fom July until October 2012. Subjects were mothers of children aged 0-12 months, living in Pisangan Timur Village, Pulogadung District which selected by purposive sampling technique. The data was then tabulated and calculated to meassure the degree of knowledge and maternal behavior about preparation, serving and storage of infant formul., Chi Square (bivariat) and logistic regression (multivariates) analysis was performed to elaborate factors that related to mother’s knowledge and behaviour in preparation, serving and storage of infant formula. Results: The study was conducted on 248 mothers. Lack of knowledge in preparing, serving and storing infant formula, was found in 68.1%, 26.2%, 87.5% mothers respectively. Unappropriate behavior regarding to WHO guidance in preparing, serving and storing infant formula was found in 69%, 60.9%, 84.3% mothers respectively. Factors related to maternal knowledge in preparing, serving and storing infant formula were the mother's age, education level, economic status, employment status. Factors related to maternal behavior in preparing, serving and storing infant formula were educational level, economic status and source of drinking water. The relationship between mothers’s knowledge to mother’s behavior in preparing, serving and storing infant formula respectively were strong (r= 0,68 ), moderate (r= 0,52 ) and strong (r= 0,73 ). Conclusion The lack of mother’s knowledge and inapproriate mother’s behavior in the preparation, serving and storage of infant formula in the Pisangan Timur Village requires intervention, counseling and socialization of WHO’s recommendation about preparation, serving and storage of infant formula more intensively, especially to the mothers that less than 25 years, low education level, low economic’s status , jobless and not consume bottled mineral water whoose giving their baby infant formula. Manufactures should changed and standardized their instruction so it can be easily understand by mother."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>