Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sesmaro Max Yuda
"Dalam sistem penjadwalan terdapat beberapa klasifikasi yang membedakan sistem penjadwalan yang satu dengan lainnya. Fungsi sasaran sistem penjadwalan dalam penelitian ini adalah ETwr (early-tardy dengan pembobotan) seperti yang sudah diterima pada studi atau penelitian untuk sistem penjadwalan mesin tunggal dengan fungsi sasaran yang bersifat non regular.
Sebelum menentukan due date yang merupakan jumlah waktu/lamanya pesawat mencapai standar jumlah jam terbang pemakaian pesawat untuk tiap interval perawatan dalam penelitian ini, terlebih dahulu ditentukan jumiah pemakaian pesawat persatuan waktu (hari). Sehingga dengan demikian dapat dilakukan perhitungan standar perawatan dalam satuan jam terbang kedalam bentuk satuan hari.
Berdasarkan perhitungan pemakaian pesawat untuk tiap jenis yang berbeda diperoleh jumlah pemakaian yang berbeda, maka untuk due date yang berdekatan atau bersamaan dilakukan aturan prioritas linear heuristic untuk menentukan sequence perawatannya. Dengan aturan prioritas linear heuristic pada penelitian ini didapatkan perawatan yang early serta yang rardy lebih mendekati nilai standar yang ada dibanding dengan sitem penjadwalan perawatan yang dipakai perusahaan, serta diperoleh nilai utilitas pesawat untuk tiap interval perawatan dan pemakaian fasilitas perawatan lebih optimum dengan menggunakan linear heuristic dibanding dengan sistem yang berlaku.

Scheduling system has some classification which differ one scheduling system from the others. In this research the objective function of the scheduling systems is the ETwr (weighted early-tardy objective) that has received by far the most study for single machine scheduling system with non regular objective function.
Before determine the due date that indicate the time or duration of the aircraft to get the standard of the flight hours for every interval maintenance, first have to determine the sum of flight per day. So that can be done converse of maintenance standard unit from flight hours to time (day) unit.
On the basis of calculation in using aircraft for every different type found the different sum of using aircraft, so the due date that closed can be done linear heuristic priority in examination its maintenance sequence. With linear heuristic priority procedure in this research can be found the early and the tardy jobs more closed with the standard value instead of the scheduling system that used by the company, also can be gotten the utility of the aircraft for every interval maintenance and using of the maintenance facilities more optimum then what company used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T 10371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Pranoto
"Persaingan bisnis angkutan udara dewasa ini berlangsung sangat ketat. Hal ini terutama berlangsung sejak diberlakukannya deregulasi angkutan udara di AS dan negara-negara Eropa yang dimulai pada awal dekade 1980-an. Dengan disetujuinya perjanjian perdagangan internasional dalam GATT 1994, maka persaingan akan berjalan semakin keras. Tidak ada satu negarapun yang mampu menutup perekonomiannya dari negara lain. Open sky policy akan menjadi doktrin yang harus diterima setiap negara penandatangan GATT 1994. Dalam situasi ini, perusahaan penerbangan nasional dituntut kemampuannya untuk meningkatkan daya saing sehingga mampu tetap survive dan bahkan terus berkembang (growth). Disini penulis berusaha untuk melihat sejauh mana pengaruh dari pemacu biaya (cost drivers) terhadap aktivitas utama (primary activities) dari organisasi perusahaan penerbangan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda analisa statistik Korelasi-Determinasi dan analisa Hipotesa-T. Keseluruhan proses tersebut dilakukan dengan bantuan software statistik SPSS. melihat tingkat activities yang tions (mencakup biaya awak crew dan Maintenance kelompok biaya Analisa Korelasi-Determinasi digunakan untuk keeratan hubungan diantara variabel primary diteliti, meliputi kegiatan : Flight Operaaspek biaya bahan bakar biaya catering, dan cabin, serta biaya landing dan handling) . Disini ditetapkan pemacu biaya pada setiap dalam aktivitas utama, kemudian dilakukan pengujian statistik untuk melihat keeratan hubungan diantara kelompok biaya tersebut dengan cost drivers-nya. Sementara uji Hipotesa-T digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pemacu biaya terhadap komponen biaya yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa untuk komponen biaya bahan bakar, maka pemacu biaya yang sangat dominan adalah trip-nya. Sementara untuk komponen biaya catering yang berpengaruh adalah jumlah penumpang dan harga rata-rata catering. Untuk komponen biaya awak crew dan cabin, pemacu biaya yang berpengaruh adalah besarnya jam terbang. Pada komponen biaya landing dan handling, maka pemacu biaya yang dominan adalah bobot pesawat terbang. Dan terakhir pada pengujian komponen biaya pemeliharaan (maintenance), maka diketahui pemacu biaya yang utama adalah jumlah jam terbang dari pesawat tersebut. Agar perusahaan dapat menentukan kebijaksanaan yang tepat pada primary activities yang kami teliti, maka perhatian terhadap pengaruh pemacu biaya sangat penting dilakukan. Pemahaman terhadap pemacu biaya ini penting dalam rangka membantu manajemen dalam melakukan analisa rantai nilai (Value Chain Analysis) untuk meningkatkan efisiensi operasi perusahaan, sehingga mampu berkompetisi dengan para pesaingnya. Dukungan informasi biaya yang akurat adalah senjata yang sangat ampuh untuk mewujudkan keinginan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiti Ratmanti
"Tugas akhir ini membahas masalah penjadwalan rute pesawat pada PT Garuda Indonesia. Pada PT Garuda Indonesia, kriteria penjadwalan rute pesawat adalah sebagai berikut ; marketing, perawatan pesawat, kemampuan pesawat dan waktu operasi bandara. Jadwal rute pesawat yang sudah berjalan akan dijadwalkan kembali berdasarkan kriteria waktu ground ( waktu pesawat berada di darat menunggu untuk diterbangkan kembali). Peminimuman waktu ground dapat dikategorikan sebagai masalah assignment dan diselesaikan dengan metode Hungary berdasarkan jadwal yang telah ada."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhika Rahmasari
"[ABSTRAK
Kelelahan pada operator ground support equipment dalam kegiatan ground handling pesawat di area ramp berisiko tinggi menyebabkan insiden dan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian besar terutama bagi maskapai penerbangan, pekerja ground handling dan operasi bandara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan pada operator ground support equipment yang menangani pesawat wide body PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif-analitik dengan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang berjumlah 80 responden. Data dianalisis dengan uji chi square. Fatigue Severity Scale digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kelelahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, waktu commuting dan waktu istirahat secara signifikan berasosiasi terhadap kelelahan pada operator ground support equipment. Faktor individu dalam penelitian ini berperan besar terhadap terjadinya kelelahan sehingga diharapkan pekerja dapat mengelola waktu pribadi dan mengoptimalkan waktu istirahat ketika bekerja untuk mengurangi kelelahan
ABSTRACT
Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems;Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems;Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems, Operators fatigue in aircraft ground handling activities at the ramp area is in high risk of causing incidents and accidents which can effect heavy losses, especially for airlines, ground handling workers and airport operations. This research aims to determine the factors that influence fatigue in ground support equipment operators who handle wide body aircraft in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. This is a descriptive-analytic research with quantitative method. Total sampling method was used in this research with 80 respondents as sample. Data were analyzed by chi square test. The Fatigue Severity Scale used as an instrument for measuring fatigue. The results showed that age, commuting time and rest periods are significantly associated to fatigue on the ground support equipment operators. Individual factors have a big role on fatigue occurrence. Therefore, it is expected that workers can manage personal time and optimize their rest periods when working to reduce fatigueGround support systems]"
Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handrito Hardjono
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan dewasa ini menghadapi persaingan
yang semakin ketat. Dengan adanya deregulasi di bidang
penerbargan, kenaikan harga mínyak, serta bayangan resesi
menambah tingkat persaingan untuk bekerja dengan lebih
effisien lagi. Perusahaan penerbangan yang tidak dapat
bekerja dengan effisien akan tertinggal dalam percaturan
penerbangan internasional.
Pesawat udara merupakan asset yang paling berharga yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan penerbangan. Harganya yang
mahal dan perawatannya yang tidak mudah menuntut pengelolaan
yang sangat serius dari asset ini. Penanganan yang salah akan
dapat menyebabkan kerugian yang tidak kecil pada perusahaan.
Route penerbangan merupakan satu hal yang sangat vital
bagi perusahaan penerbangan karena dari jaringan tersebutlah
datangnya revenue perusahaan, sehingga menuntut penanganan
yang sangat serius terutama dalain hal pemilihan penggunaan
jenis pesawat udara. Penentuan yang kurang tepat dalam suatu
jalur penerbangan akan dapat sangat merugikan perusahaan.
Sebagai contoh adalah pemilihan jenis pesawat yang terlampau
kecil ataupun terlampau besar dalam suatu jalur penerbangan
akan merugikan perusahaan sehingga perlu ditetapkan secara
tepat. Di lain pihak banyak sekali variabel yang berpengaruh
dalam pemilihan jenis pesawat yang harus melayani suatu
jalur, sehingga pemilihannya tidaklah selalu mudah. Atas
dasar masalah dan variabel-vaniabel diatas, maka dalam karya
akhir ini dicoba suatu model matematis linear programming
yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah diatas.
Objective function yang dipilih dalam model ini adalah
untuk memperoleh minimum cost dalam menghitung total
operating cost dan ke-enam jenis pesawat yang dimiliki P.T
Garuda Indonesia. Decision vaniabel adalah jumlah frekwensi
Penerbangan per tahun dan suatu route tertentu. Konstrain
ditentukan oleh keterbatasan )umlah pesawat, jumlah penumpang
yang banus diangkut dan satu tujuan ke tujuan lainnya, load
faktor yang harus dipenuhi, dan keterbatasan daya jangkau
dari satu jenis pesawat.
Route yang dipilih untuk model ini adalah route
penerbangan P.T Garuda Indonesia domestik, regional serta
satu tujuan internasional sebagai model awal untuk dapat
dikembangkan lebih lanjut.
Dari model linear programming yang disusun kemudian
dicari optimasinya menggunakan program komputer LINDO, yang
memberikan suatu alternatif pemilihan jenis pesawat udara dan
frekwensinya dalam menerbangi suatu route dengan operating
cost yang paling minimal. Hal tersebutlah yang kemudian
diperbandingkan dengan jenis pesawat udara yang digunakan
sekarang dan membandingkan operating cost yang diperlukan.
Dari hasil tersebut terlihat adanya penghematan yang cukup
besar apabila menggunakan jenis pesawat udara yang disarankan
oleh LINDO. Tentunya alternatif pemilihan jenis pesawat
udara yang diperoleh dan LINDO harus dipelajari kembali
dengan memasukkan unsur pemasaran dan preferens dan
pelanggan sebelum diputuskan penggunaannya.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amperawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kotama Guritno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaefrudin
"Penelitian ini bertujuan akhir unruk meningkalkan penjadwalan pada proses pembuatan komponen moulding dengan menggunakan aturan prioritas pekerjaan (dispatching rules). Dalam hal ini, produk moulding merupakan produk make-lm order dalam bentuk batch yang diproduksi dengan tipe produksi job shop. Melalui amran priorilas pekeljaan ini dimaksudkan untuk menenmkan urulan pekeljaan yang harus dikexjakan pada masing-masing mesin yang diialui komponen tiap produk pada penjadwalannya. Metode penelitian yang digunakan lcbih bersifat kuantitatif yang dimulai dari pengumpulan data. Data yang diperoleh meialui data perusahaan berupa data waktu proses produksi (history record) selama bulan Juni 2004. Data produk tersebul kemudian diurulkan waktu proses tiap mesin berdasarkan aturan prioritas FCF S, SPT. EDD, dan LS. Dcngan lujuan untuk meminimall-can rata-rata keterlambatan, maka didapatkan aturan SPT sebagai aluran optimal berdasarkan urulan produk. Untuk mengevaluasi perbandingannya digunakan aturan FCFS yang biasa diglmakan oleh perusahaan. Dengan demikian diperoleh dua kriteria aruran prioritas uiama produk yaitu aturan FCF S dan aturan SPT. Kemudian komponen dalam satu produk diurutkan agar diketahui komponen mana yang harus diproses dahulu. Unruk kasus ini tidak di gunakan aturan FCF S dan EDD karena dalam saru produk mempunyai waklu kedatangan dan dm: dare yang sama. Dari aturan priontas ini terpilih aturan SPT yang menghasilkan rata-rata keterlambatan terkecil. Selanjumya aruran ini dikombinasikan kedalam aturan terhadap produk. maka diperoleh 2 aluran kombinasi amran FCFS-SPT dan SPT-SPT. Kombinasi SPT-SPT menghasilkan jumlah rata-rata waktu kcterlambalan terkecil. Hasil akhirnya adalah urutan pekerjaan SPT-SPT dengan alokasi kebutuhan waktu produksi pada liap mesin. Alokasi waktu ini kemudian dibuatkan penjadwalan melalui (ia/:lr-C/mrr. Dalam pembuatan Gantt-Chart, aturan prioritas utama yaitu pada mesin yang paling banyak penggunaannya sehingga proses berikutnya mengikuti berdasarkan peta proses operasi tetapi sedapar mungkin tetap diurutkan berdasarkan amran SPT sehingga didapatkan waktu penyclcsaian produk yang lebih pendek.

This research has final goal to get scheduling on moulding part making with hierarchy of dispatching rules. In this case, moulding is make-to-order product in batch system that produced on job shop. Hierarcy approaching has the purpose to decide the job sequencing of moulding part machining process on scheduling. The research method that is used, is more quantitative, begirming from data collection. Data research are obtained Hom company are production process time of product on luny 2004. Then process time on each machine are sequenced based on FCFS, SPT, EDD, LS priority rules. The objective function is minimized average lateness. So, SPT rules is the optimal solution for this case. For comparison evaluating, used FCFS rules that usually applied on fabrication. Thus, there are two main rules ciitetia, Lhese are FCF S and SPT. Afterwards, the parts construct a product are sequenced based on SPT and LS rules to show which one has to processed tirst. The FCFS and EDD rules are not used because in a product. starting time and due date are the same. It rules has chosen SPT rules which has a minimal lateness. Then, this rule will combine with priority rule of product. So it results two rules combination, FCFS-SPT and SPT-SPT. The SPT-SPT rule results the best lateness time. And the final result is job sequencing with SPT-SPT rule and production time needed on each machine. These sequencing needed times on machine are shown in Gantt-Chart as optimel scheduling. When Gantt-C hart making, the main priority rule is focused on the highest machine utility, that is C NC Mill, so that the next process will be based on Operation Process Chan (OPC) but it still based on SPT rule. And the last, it will be shown the optimal actual time of finishing process of product."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>