Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Thertada
"Proyek BTS memiliki Karakteristik yang khusus dalam pelaksanaan dan manajemennya. Karakteristik tersebut terkadang menimbulkan masalah tersendiri. Sehingga terkadang proyek BTS terjadi Cost Overrun dari Rencana Anggaran Pelaksanaan yang telah ditentukan. Ini mengakibatkan perusahaan kontraktor telekomunikasi mulai mengambil pekerjaan lain. Sedangkan pembangunan Proyek BTS sangat banyak, diakarenakan jaringan telekomunikasi selular berkembang pesat setiap tahunnya. Oleh karena itu tujuan penelitian untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi Rencana Anggaran Pelaksanaan dan besarnya terjadi Cost Overrun. Penulis mendapatkan ternyata faktor faktor yang dominan menyebabkan terjadinya cost overrun dipengaruhi oleh Eskalasi harga material, kegagalan subkontraktor, Peraturan Pemerintah, Kondisi cuaca, kondisi alam, dan terjadi kehilangan material.

Base Transceiver Station Project have special Characteristic in execution and management. Sometimes characteristic generate problem at execution this projects. So that sometimes the project of BTS happened Cost Overrun of Cost Budgetting which have been determined.This matter because of small advantage and difficulty of work by contractor. While development of Project of BTS continue to expand, because of cellular telecommunications network rapidly grow every year. Therefore the target of research to know factor factor influencing Cost Budgetting and level of happened Cost Overrun. Writer get in the reality dominant factor factor cause the happening of overrun cost influenced by Eskalasi material price, failure of subkontraktor, Regulation of Government, Wheater condition, condition of nature, and happened losing of material."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T40757
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Junaedy
"Pengendalian biaya proyek, khususnya proyek konstruksi gedung bertingkat, dilakukan untuk meningkatkan kinerja biaya proyek, sehingga biaya pelaksanaan diharapkan lebih kecil dari biaya perencanaan.
Kebijakan sub kontrak harus dikelola, dikoordinasikan dan dikendalikan dengan baik, dimana kesalahan pada pengelolaan biaya sub kontrak dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan biaya (cost overrun) sub kontrak.
Dengan timbulnya cost overrun ini diperlukan suatu tindakan pengendalian penyebab terjadinya penyimpangan biaya tersebut, sehingga dapat meminimalisasi dampak yang ditimbulkannya yaitu dengan melakukan identifikasi dan mengkaji faktor-faktor dominan/significant yang menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya dalam pengelolaan sub kontrak di proyek.
Upaya identifikasi penyebab terjadinya cost overrun menjadi sangat penting peranannya agar dapat lebih akurat dalam mengendalikan biaya terhadap penyimpangan yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meutia Nanda Aulia
"Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai audit atas akun properti investasi PT A dan perbandingan penyajian Laporan Laba Rugi Komprehensif atas pengukuran menara BTS dengan model nilai wajar dan model biaya. Pembahasan dibuat berdasarkan prosedur audit yang dilakukan penulis dibandingkan dengan PSAK 13 dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan prosedur audit, disimpulkan bahwa akun properti investasi telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan ketentuan pengakuan dalam PSAK 13. Penulis juga menyimpulkan pencatatan menara BTS dengan model nilai wajar pada tahun 2013 menghasilkan laba sebelum pajak yang lebih kecil dibandingkan dengan apabila PT A menggunakan model biaya akibat penurunan nilai wajar properti investasi PT A.

This report describes audit procedures of investment property account in PT A and comparison of Statement of Comprehensive Income in measurement of BTS tower in fair value model compared to in cost model. The discussion is written based on audit procedures done by the writer compared to PSAK 13 and applicable regulations in Indonesia. Based on the audit procedures, it can be concluded that investment property account has been stated fairly and has complied with recognition criteria in PSAK 13. The writer also concludes that measurement of BTS tower in fair value model results in lower net income before income tax than in cost model due to decreasing in investment properties? fair value of PT A."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Nurzaman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Silalahi, Ema Magdalena
"ABSTRAK
PLTS dapat dimanfaatkan sebagai catu daya listrik BTS hijau. Energi
Iistrik yang dihasilkan oleh PLTS cenderung tidak kontinyu, berubah-ubah setiap
waktu bergantung pada kondisi cuaca sekitarnya padahal BTS memerlukan sistem
catu daya listrik yang kontinyu dan andal selama 24 jam sehari. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pembagian kontribusi energi diantara PLTS dan baterai sebagai
media penyimpan energi untuk memasok kebutuhan energi BTS. Kontribusi
energi ini diatur dengan algoritma manajemen energi yang disimulasikan
menggunakan MATLAB/SIMULINK dalam kondisi cuaca cerah dan cuaca
berawan/hujan dalam siklus 24 jam.
Hasil simulasi dalam kondisi cuaca cerah, diperoleh kontribusi energi
PLTS 54,06 kWh atau 49,688% dan kontribusi energi pengosongan baterai 54,74
kWh atau 50,30%, dari total kebutuhan energi listrik BTS. Dalam kondisi cuaca
hujan, diperoleh kontribusi energi PLTS 14,73 kWh atau I3,54% dan kontribusi
energi pengosongan baterai 98,645 kWh atau 90,67% dari total kebutuhan energi
listrik BTS.
Sedangkan nilai SOC baterai tidak pernah turun dibawah 25% dalam dua
kondisi tersebut, sehingga dapat diprediksikan bahwa ketersediaan energi baterai
dapat memenuhi kebutuhan energi BTS selama dua hari berturut-turut (dalam
kondisi cuaca hujan) secara mandiri.

Abstract
Photovoltaic systems can be used as electrical power supply for green
BTS. Electrical energy produced by photovoltaic system has an trend of
discontinue, timely variation depends on environment weather conditions, but
BTS need a reliably and continuously power supply in 24 hours a day. In such
conditions, needed an energy contribution sharing between photovoltaic system
and battery as an energy storage for supplying of BTS energy demands. The
energy contributions regulated by an energy management algorithms that are
simulated by MATLAB/SIMULINK in a sunny day dan a cloudy day conditions
at 24 hours cycles.
The simulation result in a sunny day condition, showing that an energy
photovoltaic system contribution 54,06 kWh or 49,688% dan a contribution of
discharging energy battery 54,74 kWh or 50,30% to supply all BTS energy
demands. For the simulation results in a cloudy day condition, showing that an
energy photovoltaic system conuibution 14,73 kWh or 13,54% and a contribution
of discharging energy battery 98,645 kWh or 90,67% to supply all BTS energy
demands.
In both simulation conditions, SOC never dropped under 25%, so it can be
predicted that the avalaibility of battery energi can meets all BTS energy demands
for two consecutive cloudy days in stand-alone state."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Suci Nirmalasari
"ABSTRAK
Laporan magang ini berisikan bahasan mengenai perlakuan akuntansi terhadap transaksi sewa pada objek sewa tower Base Transceiver Station di PT Z. Dalam laporan magang ini menguraikan proses klasifikasi transaksi sewa ke dalam tiap-tiap jenis sewa yang terjadi secara nyata di PT Z, memaparkan jurnal yang dibuat dan pengungkapan yang dicantumkan di dalam catatan atas laporan keuangan PT Z untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017. Hal tersebut kemudian dianalisis menggunakan standar terkait yang berlaku yaitu PSAK 30 revisi 2011. Berdasarkan hasil analisis, praktik yang dilakukan oleh PT Z belum sesuai dengan standar yang berlaku karena terdapat ketidaksesuaian pada pengklasifikasian sewa dan alur pencatatan yang berefek kepada keasalahan dalam penyajian pada sewa tower Base Transceiver Station.

ABSTRACT
This internship report discusses the accounting treatment of lease transactions on the object of leasing a Base Transceiver Station tower in a telecommunications company named PT Z. In this internship report describes the process of classification of lease transactions into each type of lease that occurs in PT Z, presents the journal made and disclosures included in the notes to PT Z's financial statements for the period ended December 31, 2017. The description then analyzed using the relevant standards, namely PSAK 30 (revised 2011). Based on the results of the analysis, the practices carried out by PT Z not in accordance with applicable standard because there was a discrepancy in the classification of leases and flow of records which had an effect on the problems in the presentation of the Base Transceiver Station tower rental."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Eva Magdalena
"PLTS dapat dimanfaatkan sebagai catu daya listrik BTS hijau. Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS cenderung tidak kontinyu, berubah-ubah setiap waktu bergantung pada kondisi cuaca sekitarnya padahal BTS memerlukan sistem catu daya listrik yang kontinyu dan andal selama 24 jam sehari. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian kontribusi energi diantara PLTS dan baterai sebagai media penyimpan energi untuk memasok kebutuhan energi BTS. Kontribusi energi ini diatur dengan algoritma manajemen energi yang disimulasikan menggunakan MATLAB/SIMULINK dalam kondisi cuaca cerah dan cuaca berawan/hujan dalam siklus 24 jam.
Hasil simulasi dalam kondisi cuaca cerah, diperoleh kontribusi energi PLTS 54,06 kWh atau 49,688% dan kontribusi energi pengosongan baterai 54,74 kWh atau 50,30%, dari total kebutuhan energi listrik BTS. Dalam kondisi cuaca hujan, diperoleh kontribusi energi PLTS 14,73 kWh atau 13,54% dan kontribusi energi pengosongan baterai 98,645 kWh atau 90,67% dari total kebutuhan energi listrik BTS. Sedangkan nilai SOC baterai tidak pernah turun dibawah 25% dalam dua kondisi tersebut, sehingga dapat diprediksikan bahwa ketersediaan energi baterai dapat memenuhi kebutuhan energi BTS selama dua hari berturut-turut (dalam kondisi cuaca hujan) secara mandiri.

Photovoltaic systems can be used as electrical power supply for green BTS. Electrical energy produced by photovoltaic system has an trend of discontinue, timely variation depends on environment weather conditions, but BTS need a reliably and continuously power supply in 24 hours a day. In such conditions, needed an energy contribution sharing between photovoltaic system and battery as an energy storage for supplying of BTS energy demands. The energy contributions regulated by an energy management algorithms that are simulated by MATLAB/SIMULINK in a sunny day dan a cloudy day conditions at 24 hours cycles.
The simulation result in a sunny day condition, showing that an energy photovoltaic system contribution 54,06 kWh or 49,688% dan a contribution of discharging energy battery 54,74 kWh or 50,30% to supply all BTS energy demands. For the simulation results in a cloudy day condition, showing that an energy photovoltaic system contribution 14,73 kWh or 13,54% and a contribution of discharging energy battery 98,645 kWh or 90,67% to supply all BTS energy demands. In both simulation conditions, SOC never dropped under 25%, so it can be predicted that the avalaibility of battery energi can meets all BTS energy demands for two consecutive cloudy days in stand-alone state.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40955
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>