Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167292 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Agustina Sugiharti
"Perusahaan Industri Make to Order dapat memulai produksi jika konsumen telah memastikan pesanannya. Kunci kompetitif dari industri Make to Order adalah kemampuan teknis, harga dan kemampuan untuk memenuhi saat pengiriman. Waktu pengiriman dapat dicapai apabila kita dapat membuat sistem pengurutan dan penjadwalan produksi yang baik untuk mengurangi keterlambatan. Pada penelitian ini algoritma quicksort digunakan dalam perancangan sistem komputerisasi penjadwalan produksi dengan menggunakan aturan pengurutan SPT, dimana pekerjaan yang waktu pengerjaannya terpendek dikerjakan lebih dulu.
Algoritma quicksort termasuk salah satu dari 10 algoritma terbaik pada abad ke-20. Ditemukan pertama kali oleh C.AR. Hoare pada tahun 1962. Quicksort sangat popular karena tidak terlalu sulit untuk diimplementasikan dan hasilnya sangat baik Quicksort juga merupakan contoh desain program yang baik untuk membagi dan menyelesaikan masalah pengurutan.
Penelitian ini memberikan kemudahan dalam penjadwalan produksi dan menghasilkan waktu operasi yang lebih efisien dibandingkan dengan sebelumnya.

Make to Order industry begin the production while customers have decided their orders. The competitive keys of Make to Order industry are technical capabilities, price and reliability to meet delivery time. Delivery time can be achieve if we can build a good sequencing and schedulling system to reduce tardiness. In this research, quicksort algorithm is used to desing a computerized production schedule using SPT (shortest processing time) priority dispatching.
Quicksort is listed as one of the top 10 algorithms of the 20th century. It was discovered by C.AR. Hoare in 1962. Quicksort is popular because it is not difficult to implement and it is generally very good. It is also a good example of program design. That is follows the divide and conquer strategy to sort out the number.
This research offered an easy way to build production schedule and resulted more efficient operation times than before.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T7648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kotama Guritno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Adriana
"ABSTRAK
Penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu sistem manufaktur. Dengan pemodelan simulasi, dapat dilihat bagaimana kombinasi strategi penjadwalan yang digunakan mempengaruhi performansi penjadwalan suatu industri manufaktur yang bersifat make to order yang memiliki job splitting properti. Kelonggaran due date, mekanisme perilisan order, aturan pengurutan pekerjaan, dan pembagian pekerjaan merupakan faktor ndash; faktor yang secara signifikan mempengaruhi beberapa kriteria performansi penjadwalan seperti rata ndash; rata waktu alir, rata ndash; rata absolut keterlambatan dan makespan.

ABSTRACT
Scheduling is very important in a manufacturing system. By simulation modeling, it can be observed how the combination of the scheduling strategy affects the scheduling performance of a make to order industry that has job splitting property. Due dates tightness, order release mechanisms, job dispatching rules, and job splitting are factors that significantly affect some performance criteria of the scheduling such as mean flow times, mean absolute lateness and makespan."
2017
T48250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"CV Jati Agung Furniture merupakan sebuah perusahaan furniture yang menerima pesanan baik dalam maupun luar negeri. Produk yang dihasilkan terdiri atas bermacam-macam mdoel meja, kursi, almari, pintu, tempat tidur, dan berbagai furniture lainnya sesuai dengan pesanan konsumen (job order). Selama ini perusahaan seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan pesanan dari konsumen tepat pada waktunya. Hal ini terjadi karena selama ini perusahaan menjadwalkan produksinya berdasarkan first come first serve dan berdasarkan produk yang terbesar jika job datang pada hari yang sama tanpa memperhatikan due date yang disepakati."
600 SATEK 3:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nugraha
"Sistem produksi dalam industri manufaktur terbagi menjadi dua jenis, yaitu strategi Make-to-stock dan Make-to-order yang dibedakan berdasarkan waktu pesanan diterima dan pelaksanaan proses produksi. Dalam sistem MTO, pesanan pelanggan menjadi pemicu untuk terjadinya proses selanjutnya dan menjadi titik kritis dari sistem. Keputusan untuk menerima dan menolak pesanan yang masuk merupakan kegiatan yang paling penting karena akan berdampak jangka panjang terhadap profitabilitas dan reputasi perusahaan secara keseluruhan. Kegiatan ini merupakan keputusan yang sangat strategis, sehingga diperlukan dukungan dalam kegiatan ini. Penelitian ini menyelidiki bagaimana metode penerimaan pesanan dalam strategi MTO dilakukan dan merancang penilaian penerimaan pesanan menggunakan metode MCDA sehingga dapat digunakan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan penerimaan pesanan. Metode AHP digunakan untuk mendapatkan prioritas faktor penerimaan pesanan dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara para pakar. Hasil AHP menunjukkan prioritas dalam menerima pesanan yaitu ketersediaan bahan baku, harga, kemampuan produksi, situasi pasar, pelanggan, target, pemenuhan pesanan, dan kondisi eksternal. EMV dihitung untuk setiap kriteria dan risiko yang selanjutnya digunakan untuk membantu membuat keputusan yang tepat dalam penerimaan pesanan. Seluruh metodelogi dalam penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan studi di industri pelapisan baja di Indonesia. Studi tersebut menunjukkan EMV dan AHP dapat digunakan untuk memberikan penilaian kelayakan terhadap pesanan yang diterima.

The production system in the manufacturing industry is divided into two types, namely the Make-to-stock (MTS) and Make-to-order (MTO) strategies which are distinguished by the time orders are received and the execution of the production process. In the MTO system, the customer's order becomes a trigger for the next process and becomes a critical point of the system. The decision to accept and reject incoming orders is the most important activity because it will have a long-term impact on the overall profitability and reputation of the company. This activity is a very strategic action, so support is needed in this activity. This study investigates how the method of receiving orders in the MTO strategy is carried out and designs an assessment of order acceptance using the MCDA method so that it can be used as a support in making orders for acceptance decisions. The AHP method was used in this study to obtain priority order criteria with data obtained from expert interviews. The results of AHP show the order of importance in receiving orders, namely the availability of raw materials, prices, production capabilities, market situations, customers, targets, order fulfillment, and external conditions. EMV is calculated for each criterion and risk which is then used to help make the right decisions in accepting orders. The entire methodology in this study is explained by using cases in the steel coating industry in Indonesia. The case study shows that EMV and AHP can be used to provide a feasibility assessment of orders received."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Rijal
"ABSTRAK
Artikel jurnal ini membahas penelitian tentang model penyaringan atau penyeleksian penerimaan pesanan pelanggan pada industri make-to-order. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah model yang memberikan sebuah rekomendasi atau sebuah kebijakan yang sebaiknya diambil dalam menentukan pesanan-pesanan mana yang sebaiknya diterima atau ditolak. Model penyaringan ini dibuat dengan metode pohon keputusan dengan mempertimbangkan profit, kehilangan profit, dan kesempatan mendapatkan profit lebih. Sebagai bahan evaluasi, model ini nantinya akan dijalankan pada 2 metode penjadwalan, yaitu FCFS dan EDD.

ABSTRACT
The focus of this research is to create a filter or selection model for order acceptance on the make to order industry. The result of this research would be a model that give a decision recommendation or policy that should be taken on deciding orders which should be accept or reject. This selection model was created by decision tree method that concern to profit, profit loss, and opportunity profit. As an evaluation, this model would be running on FCFS and EDD scheduling method."
2017
T48239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Darwis
"Dalam perencanaan produksi diperlukan suatu Penjadwalan Induk Produksi (PIP) yang mampu mengatur pemakaian sumber daya yang terbatas dalam menghasilkan produk berdasarkan prioritas pesanan yang datang. Dalam mengembangkan suatu PIP salah satu caranya dilakukan dengan mensimulasikan komponen masukan untuk menghasilkan produk dalam jumlah dan waktu yang tepat. Adapun komponen masukan PIP yang menjadi fokus perhatian adalah: pesanan (order), bahan (material), mesin (resource), pengiriman (shipment), ramalan (forecasting), pesanan terlunda (backlog) dan persediaan (inventory). Aplikasi Simulator yang dikembangkan selanjutnya diujicobakan untuk jenis produk perabotan (meubelair). Simulator ini dikembangkan dengan menggunakan teknik pendekatan beorientasi objek. PIP yang dihasilkan dari simulator merupakan pengabungan 2 (dua) teknik yaitu Teknik Fase Waktu dan Teknik Penghitungan Kebutuhan Bersih dan Kotor. Kontribusi yang dihasilkan dari Aplikasi simulator ini adalah: dapat melakukan penyimpanan data secara simultan, tampilan data yang disajikan mempunyai informasi yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan PIP yang ada di lapangan dan mempunyai fleksibilitas dalam rangka mempertimbangkan kebutuhan perubahan data di lapangan seperti penambahan komponen produk. Dari hasil uji coba dengan data di lapangan, aplikasi ini dapat memberikan masukan kepada proses perencanaan produksi dalam hal efesiensi pemakaian material, penggunaan mesin, tingkat pencapaian jumlah dan tingkat pencapaian waktu produksi. Supaya aplikasi ini dapat digunakan secara lebih aplikatif untuk perusahaan dengan skala produksi lebih besar perlu dilakukan studi untuk melengkapi data dalam hal misalnya peramalan dengan menggunakan programa liner dan optimalisasi yang ada pada riset operasi (operation research). Dan agar aplikasi ini dapat digunakan untuk berbagai jenis produk diperlukan suatu kajian yang dapat menggeneralisasi karakteristik setiap produk tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sriningsih
"Penelitian ini akan melakukan analisa unjuk kerja dari jaringan token ring dengan mode operasi prioritas oleh disiplin reservasi yang diambil dari Standard IEEE 802.5. Hasil simulasi yang akan dilakukan juga pada penelitian ini akan dibandingkan dengan hasil analisa di atas yang akan membuktikan bahwa jaringan yang dibentuk telah memenuhi syarat. Selama beberapa tahun terakhir ini, Lokal Area Network banyak digunakan untuk pertukaran data dan berbagi pakai pada suatu daerah lokasi seperti perkantoran, pabrik, kampus dll. Namun demikian ada batasan jumlah stasiun yang dapat dibangun untuk jaringan tunggal dan jarak yang terbatas. Untuk menaikkan jumlah stasiun atau memperbesar jarak jangkauan jaringan, Lokal Area Network perlu dihubungkan dengan bridge, yaitu suatu stasiun yang mempunyai fungsi khusus seperti untuk pengaturan route dan operasi store and forward untuk pesan-pesan antar jaringan.
Pada interkoneksi sistem jaringan token ring, yang mana mempunyai 2 macam pesan (internetwork dan intranetwork) yang terdiri dari beberapa metoda untuk operasi mode prioritas memungkinkan pemberian prioritas tinggi pada bridge yang ada pada jaringan. Salah satu realisasinya adalah gabungan dari beberapa disiplin pelayanan contohnya, apabila stasiun berprioritas tinggi mendapat token bebas, stasiun tersebut dapat mengirim pesan secara exhaustive, sedangkan stasiun dengan prioritas rendah akan mengirim hanya satu pesan untuk setiap kali mendapatkan token.
Operasi dengan prioritas yang ditekankan pada penelitian ini adalah operasi prioritas reservasi (disiplin reservasi) yang diambil dari Standard IEEE 802.5. Pada mode operasi prioritas, stasiun yang mempunyai prioritas tinggi (Stasiun ke-1) memesan transmisi berikutnya pada header dari pesan (yang dikirim oleh stasiun berprioritas rendah - stasiun ke-2) bila header pesan melewati stasiun ke-1, kemudian stasiun ke-2 mengirimkan token bebas pada tingkat prioritas tinggi setelah pengiriman pesannya selesai. Stasiun dengan prioritas rendah lainnya tidak dapat mengambil token bebas dan transmisi berikutnya diberikan kepada stasiun ke-1. Hanya setelah seluruh transmisi dari stasiun ke-1 dan stasiun berprioritas tinggi yang lain selesai, token bebas dikembalikan ke stasiun ke-2 dan memberikan token bebas pada tingkat prioritas rendah ke stasiun berikutnya setelah stasiun ke-2.
Pada penelitian ini diteliti suatu sistem yang mana stasiun dengan prioritas rendah terhubung pada jaringan token ring. Suatu stasiun dengan prioritas tinggi yang mana diwakili oleh suatu bridge dihubungkan pada jaringan token ring ini dan menerima pelayanan pilihan oleh disiplin reservasi.
Untuk penerapan disiplin reservasi terhadap interkoneksi sistem jaringan token ring, dibangun suatu model analitik yang mana terdiri dari stasiun berprioritas rendah dengan buffer tunggal dan satu stasiun berprioritas tinggi dengan buffer tak terhingga yang diwakili oleh suatu bridge. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap stasiun dengan prioritas rendah dan stasiun dengan prioritas tinggi untuk disiplin reservasi. Dengan pendekatan secara analitik ini maka dapat diamati kedua kasus yang mana field reservasi berada pada header (kepala) pesan dan pada trailer (ekor) pesan.
Sistem unjuk kerja (waktu tunggu rata-rata dan throughput) dapat diamati dari analisa tersebut dan dibandingkan dengan disiplin gabungan yang mana merupakan metoda alternatif untuk operasi mode prioritas pada jaringan token ring. Simulasi ini dilakukan dengan bahasa pemrograman Turbo S. Dengan adanya bridge dan reservasi prioritas diharapkan daya guna dan unjuk kerja jaringan akan meningkat.

This research is considered to analyze the performance of token ring network with priority-mode operation by a reservation discipline which is adopted by IEEE Standard 802.5. The simulation result will be compared with the analytical result above to prove that the network is available. During recent years, local area network have been widely used for high-speed data exchanges and resource sharing located in a single site such as office building, factory, campus etc. However, there is a limit to the number of stations that can be attached to a single network and to the distance the network can span. In order to increase the number of station and/or to extend the distance covered by the network, Local Area Networks should be interconnected by a bridge, which is a station with special function such as routing and store and forward operation for internetwork message.
In an interconnected token ring network system where two kind of messages (internetwork and intranetwork message) concist several methods for priority mode operation are possible on each network to give a higher priority to the bridge. The one is realized by a mixture of different service disciplines, for example, the high-priority station transmits messages exhaustively when it captures the free token while other low-priority station can transmit at most one message per token possession.
The priority operation which is considered in this research is a reservation priority operation (reservation discipline) which is adopted by IEEE Standard 802.5. In this priority - mode operation, the high priority station reserves the next transmission rights in the header of the message (sent by a low priority station), when the message header passes to the. first station. Then the second station issues the free token at the high-priority level after its transmitting message is returned. Their other low-priority stations cannot seize this free token and the next transmission right is given to the station. Only after all transmission from the first station and other high priority stations have been completed, the free token is return to the second station and it passes the free token at the low priority level to the station immediately downstream of the second station.
In this research are considered the system in which the low-priority station and a single high priority station are connected in the token ring network. Then the high priority station which is intended to represent the bridge in interconnected token ring network system, receives preferential service by the reservation discipline.
To apply this reservation discipline to an interconnected token ring network system, we construct an analytical model which consist of low-priority station with single buffer and a single high priority station with infinite - buffer, which is intended to represent a bridge. We present an analysis for the low-priority station and for the high priority station in the reservation discipline.
By this analytical approach, its can treat both cases where the reservation field reside in the message header and in the message trailer. System performance (mean waiting times and throughput) derive from this analysis are compared to a mixed discipline which is an alternative method for priority mode operation in token ring network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>