Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfi Nur Rohmah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Hutama
"Pemanfaatan minyak nabati terus dikembangkan untuk mengatasi masalah energi di dunia. Bahan bakar bio memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan dan menjaga ketersediaan minyak bumi. Penelitian ini melakukan studi penggunaan model prediktif Analytical Semi Empirical Model (ASEM) dalam merepresentasikan berbagai produk bahan bakar bio dari perengkahan minyak nabati.
Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi suhu optimum tiap produk melalui simulasi untuk menghasilkan bahan bakar bio yang ekonomis dan kualitas yang lebih baik. Representasi produksi bahan bakar bio menggunakan model prediktif berdasarkan reaksi secara perengkahan. Data eksperimen sekunder disimulasikan dengan MATLAB menggunakan metode curve fitting.
Hasil simulasi didapatkan bahwa kondisi optimum untuk memproduksi bahan bakar bio adalah sekitar 400-450°C untuk perengkahan termal dan 325-375°C untuk perengkahan katalitik bergantung dari jenis minyak nabati dan produk yang diinginkan.

Implementation vegetable oil has been developed persistently to solve world energy crisis. Biofuel's advantages are environmental friendly and maintain availability of petroleoum. This research studies using the predictive Analytical Semi Empirical Model (ASEM) in representing various biofuel?s products from cracking of vegetable oil.
This research aims determining optimum temperature condition each products through simulation producing biofuel in higher economical and quality aspect. Representing production of biofuel based on cracking reaction. Experimental seconder data of vegetable oils are simulated using MATLAB with curve fitting method.
Result of the simulation, optimum temperature conditions to produce biofuel are 400-450°C for thermal cracking and 325-375°C for catalytic cracking depend on raw material and desirable product
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harjono
"Baru-baru ini, penggunaan sumber-sumber terbarukan dalam penyusunan bahan berbagai industri telah direvitalisasi karena kekhawatiran dampak terhadap lingkungan. Minyak nabati dianggap sebagai kelompok yang paling penting dari sumber terbarukan. Poliol berbasis minyak jarak pagar (JPO) merupakan bahan alternatif yang mungkin dapat menggantikan poliol berbasis petrokimia untuk bahan pelapis poliuretan. Poliuretan disintesis dengan mereaksikan poliol berbasis JPO dengan isosianat. Untuk menghasilkan poliol berbasis JPO, pertama JPO diubah menjadi jarak pagar terepoksidasi (EJP), kemudian mengkonversi EJP menjadi poliol melalui reaksi pembukaan cincin dengan penambahan asam akrilat (AA) dan adanya katalis trietilamina (TEA). Sifat reologi film polyurethane berbasis JPO dibandingkan dengan film poliuretan berbasis poliol komersial melalui uji daya kilap, kekerasan, dan daya rekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber poliol berpengaruh terhadap sifat reologi poliuretan dibandingkan jenis isosianat. Hasil pengamatan visual film polyurethane dengan polio l L.OHV, H.OHV dan komersial menunjukkan ketiganya memiliki kualitas yang sama baiknya.

Recently, the use of renewable sources in the preparation of various industrial materials has been revitalized in response to environmental concerns. Natural oils are considered to be the most important genre of renewable sources. Jatropha curcas oil (JPO) based polyol is an alternative material that may possibly replace petrochemical-based polyol for polyurethane coating material. Polyurethane was synthesized by reacting JPO-based polyol with isocyanate. To produce JPO-based polyol, JPO was first epoxidized to form epoxidized J. curcas oil (EJP), subsequently it was converted to polyol by the opening ring reaction with acrylic acid (AA) using triethylamine (TEA) as a catalyst. The JPO-based polyurethane film resulting from this study is compared with polyurethane film from commercial polyol for gloss, hardness, and adhesion quality. The result showed that the source of polyol has an influence on gloss, hardness, and adhesion of polyurethane film, but the differences with using isocyanate has less influence. Using visual observation, polyurethane film produced from L.OHV polyol, H.OHV polyol and commercial polyol have similar quality. "
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Indrianto
"Keterbatasan bahan bakar minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber energi alternatif. Dan yang paling memungkinkan untuk Indonesia adalah energi bioetanol yang dapat diperoleh dari tebu, gandum, umbi dan jagung. Tanaman tersebut dapat tumbuh subur karena iklim tropis indonesia, namun masih rendahnya teknologi dan belum diproduksinya secara masal membuat produk bioetanol terkesan mahal. Olehkarenanya diperlukan teknologi sederhana yang dapat memproduksi etanol berkadar rendah (low grade ethanol) menjadi tinggi, yaitu dengan destilasi. Dalam penelitian ini memanfaatkan hasil destilasi (distillate) alkohol berkadar rendah sebagai bahan bakar tambahan pada genset berbahan bakar bensin. Digunakan injeksi distillate sebesar 10%, 20% dan 30% setelah kaburator sebelum ruang bakar, kemudian diukur prestasinya untuk dibandingkan dan dianalisa pengaruh yang terjadi.

The limited oil resource forces humans to seek for alternative energy sources. The most possible alternative for Indonesia is through the bioethanol energy from sugar canes, wheats, roots, and corns. Those plants are fertile to be grown in Indonesian tropical climate, however the low technology and absence of massal production make the high cost for bioethanol production. Therefore, it needs simple technology for producing the low grade ethanol into the high grade, such as by distillation. This research uses the distillate of low grade alcohol as additional fuel on gasoline genset. It was used the istillate injection in the amount of 10%, 20% and 30% after the carburator before the combustion chamber, then the performance was measured to be compared and analyzed on the occuring affects. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S893
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Moestika
"Kebutuhan akan bensin mendorongg dilakukannya penelitian untuk menemukan sumber daya Iain sebagai bensin alternatif. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia secara melimpah dapat dijadikan sumber bahan bakar bensin dengan melakukan reaksi perengkahan untuk didapatkan struktur molekul yang lebih kecil dan memiliki karakterislik yang menyerupai bensin.
Reaksi perengkahan katalistik terhadap minyak kelapa sawil dilakukan dengan mengadaptasi prinsip FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit) yang dapat memecahkan rantai hidrokarbon panjang menjadi fraksi yang lebih pendek. Reaksi perengkahan katalistik ini dilakukan dengan kehadiran kalalis asam alumina. Dalam penelilian ini digunakan katalis alumina JRC (Japan Reference Catalys)-ALO-3 dan JRC-ALO-6. Reaksi dilakukan pada reaktor batch sederhana.
Untuk mengetahui terjadinya perengkahan dilakukan analisis berat molekul dengan metode kenaikan titik didih, viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Bilangan oktana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molekul dengan menggunakan metode FTIR.
Kondisi operasi optimum umuk merengkahkan minyak kelapa sawit adalah pada komposisi katalis-minyak 1:1O0, waktu reaksi 15 menit dan suhu reaksi 150℃.
Reaksi perengkahan tersebut dapat menurunkan berat molekul menjadi 597 gr/mol dari 849 gr/mol dengan struktur molekul dimana ramai lurus senyawa menjadi lebih pendek dari senyawa awalnya. Senyawa produk ini juga memiliki bilangan oktana yang jauh lebih tinggi daripada bensin yang banyak digunakan saal ini, yaitu 111.2.
Namun dari segi viskositas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin premium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Wahyu Prasetyo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pemanfaatan gas biometan sebagai bahan bakar Bis Transjakarta berdasarkan potensi sampah organik Pasar Induk Kramat Jati dan dari aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, dengan potensi sampah organik di Pasar Induk Kramat Jati sebesar 40.763 ton/tahun, dapat dihasilkan potensi biogas sebesar 5.656.040 m3/tahun, dan potensi gas biometan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar Bis Transjakarta sebesar 2.381.680 m3/tahun, dengan potensi pengurangan emisi karbon sebesar 2.927,89 tCO2/tahun. Sedangkan berdasakan analisis kelayakan keuangan diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 6.313.952.701,-, Payback period sebesar 7,49 tahun, dan nilai IRR sebesar 13,02%, maka dapat dikatakan pemanfaatan gas biometan sebagai bahan bakar Bis Transjakarta layak untuk dilaksanakan.

This research aimed to analyze the use of biomethane gas as transjakarta bus fuel based on the organic waste potential at Pasar Induk Kramat Jati, its environment and the economy aspects. The findings demonstrate that, from 40,763 tons/year organic waste at Pasar Induk Kramat Jati, one can generate 5,656,040 m3/year biogas potential, and 2,381,680 m3/year biomethane gas that can be used as transjakarta bus fuel, with carbon emission reduction of 2.927,89 tCO2 per year. While from financial feasibility analysis, it results NPV as much as Rp. 6.313.952.701,-,with 7,49 year payback period and 13,02% IRR. It can be concluded that the use of biomethane gas as transjakarta bus fuel is highly feasible to implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40897
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resiana Winata
"Kompor biomassa konvensional yang ada saat ini masih memiliki permasalahan dengan emisi gas CO yang tinggi dibandingkan kompor LPG. Pada penelitian ini, dirancang suatu kompor gas-biomassa menggunakan prinsip Top- Lit Up Draft Gasifier yang diharapkan menghasilkan emisi gas CO yang rendah dengan membakar gas pirolisis dari pelet biomassa. Kompor memiliki diameter dalam sebesar 15 cm, diameter luar 20 cm, tinggi reaktor gasifikasi 51 cm, dan tinggi keseluruhan 95 cm. Kompor menggunakan pelet biomassa dari limbah bagas yang mengandung volatile matter tinggi. Dengan memvariasikan rasio antara laju alir udara sekunder dan udara primer, didapatkan emisi gas CO ratarata terendah, 16,4 ppm (dengan emisi gas CO maksimum yang diperbolehkan adalah 25 ppm), yang terjadi pada rasio 11:1. Perbandingan antara nilai rasio tersebut menunjukkan suhu api maksimum tertinggi yang dicapai adalah 544,44°C pada rasio 6:1. Menggunakan Water Boiling Test, efisiensi termal tertinggi yang dicapai adalah 55%, dimana waktu tersingkat untuk mendidihkan 1 L air adalah 6 menit. Api kompor berwarna kuning menunjukkan pembentukan jelaga.

Nowadays conventional biomass stoves still have a problem of having high CO gas emission compared to LPG stoves. In this research, a biomass-gas stove has been designed using Top-Lit Up Draft Gasifier principle, which had been expected to have low CO gas emission by burning pyrolysis gas from biopellets. The stove has 15 cm inner diameter, 20 cm outer diameter, 51 cm gasification reactor height, and 95 cm overall height. The stove uses biopellet made of bagasse waste, which have high volatile matters content. By varying the ratio of secondary air flow to primary air flow, it was found that the lowest CO gas emission, 16,4 ppm (with maximum CO gas emission allowable is 25 ppm), occurred at the ratio of 11:1. Comparison of different values of the ratio shows that the highest maximum flame temperature achieved was 544,44oC occurring at the ratio of 6:1. Using Water Boiling Test, the highest thermal efficiency achieved was 55%, which corresponds to the shortest time to boil 1 L of water (6 minutes). The stove has yellow flame that indicates the formation of soot."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43082
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Nadhillah Rachmania
"Biodiesel merupakan bahan bakar pembakaran yang bersih yang dihasilkan dari minyak nabati, atau lemak hewan. Biodiesel diproduksi dengan trans-esterifikasi minyak dengan alkohol rantai pendek. Reaksi trans-esterifikasi mengubah trigliserida menjadi alkil ester asam lemak, dengan adanya alkohol, seperti metanol, dan katalis, dengan gliserol sebagai produk samping. Reaktor kolom pancaran ini dirancang untuk mengatasi masalah dalam reaksi sintesis biodiesel, salah satunya adalah pencampuran 2 reaktan dengan perbedaan viskositas yang besar, yaitu minyak kelapa sawit yang kental dengan metanol yang encer.
Dalam studi ini, salah satu variabel bebas adalah rasio mol metanol dan minyak kelapa sawit dengan variasi 3,75:1, 4,5:1, 5,25:1 dan 6:1. Variabel bebas lainnya adalah jenis jet, yaitu circular nozzle dan notched nozzle. Hasil tertinggi dari yield biodiesel yang dihasilkan pada rasio mol 6:1 sebesar 96,83% pada notched nozzle. Sedangkan untuk rasio mol 6:1 pada circular nozzle menghasilkan yield biodiesel sebesar 75,06%. Dengan menggunakan notched nozzle pada rasio mol 5,25:1, konversi lebih besar dibandingkan dengan circular nozzle pada rasio 6:1, yaitu 81,01%. Oleh karena itu, dengan menggunakan notched nozzle pada kolom pancaran dapat menghemat biaya pemisahan metanol di industri, dimana metanol lebih konvensional digunakan untuk menghasilkan konversi yang tinggi.

Biodiesel is a clean-burning fuel produced from vegetable oils, or animal fats. Biodiesel is produced by trans-esterification of oils with short-chain alcohols. The trans-esterification reaction consists of transforming triglycerides into fatty acid alkyl esters, in the presence of an alcohol, such as methanol, and a catalyst, with glycerol as a byproduct. A jet column reactor was designed to overcome problems in biodiesel synthesis reaction, one of which is mixing of 2 reactants of large viscosity difference, i.e. viscous of CPO and dilute methanol.
In this study, one of the free variables is the mole ratio of methanol to CPO which variation is 3.75:1; 4.5:1; 5.25:1 and 6:1. The other free variable is jet types, i.e. circular and notched nozzles. The highest yield of biodiesel produced at mole ratio 6 to 1 was reported to yield is 96.83% in notched nozzle. While to the mole ratio 6 to 1 on a circular nozzle produce yield of biodiesel is 75.06 %. By using notched nozzle at mole ratio 5.25 to 1, conversion is greater compared to that of a circular nozzle ratio 6 to 1, i.e. 81.01 %. Therefore, by using notched nozzle on jet columns can save the cost separation of methanol in industry, in which more methanol conventionally is used to produce high conversion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Nomara Trylucky
"Biomassa merupakan salah satu energi alternatif yang dapat mengatasi solusi krisis energi di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh proses torefaksi terhadap sifat ketahanan moisture content, kemampuan reduksi ukuran biomassa dan ketahanan tekan pellet biomassa yang berasal dari bahan baku tandan kosong kelapa sawit. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik pengaruh torefaksi yaitu pengujian sifat ketahanan moisture content, pengujian kemampuan reduksi ukuran serta pengujian ketahanan tekan untuk melihat karakteristik sifat fisik pellet biomassa. Penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan pembuatan pellet biomassa proses torefaksi pada variasi temperatur 225, 250, 275, 300 dan 325°C dengan tanpa proses torefaksi.
Hasil penelitian menunjukkan sifat ketahanan moisture content terbesar pada kondisi temperatur 325°C dengan nilai 6,34 % penambahan moisture content, sedangkan yang terendah pada kondisi temperatur 225°C dengan nilai 32,08 % penambahan moisture content. Kemampuan reduksi ukuran tertinggi pada distribusi ukuran partikel < 125 μm yaitu pada kondisi non torefaksi sebanyak 5,89 gram, sedangkan yang terendah pada variasi temperatur 325°C sebanyak 2,18 gram. Untuk distribusi terbesar ukuran partikel > 297 μm yaitu pada kondisi temperatur 325°C sebanyak 2,81 gram, sedangkan distribusi terendah pada kondisi non torefaksi sebanyak 0,24 gram. Nilai ketahanan tekan pellet biomassa terbesar pada kondisi non torefaksi sebesar 2,44 kgf/mm2.

Biomass is one of the alternative energy solutions that can overcome the energy crisis in Indonesia. The purpose of this study is to see the effect of the resistance properties torefaction moisture content, the ability to reduce the size and durability of biomass pellet press biomass feedstock derived from oil palm empty fruit bunches. Analysis is performed to determine the influence of the characteristics of the testing of resistance torefaction moisture content, test the ability to reduce the size and durability testing tap to see the characteristics of the physical properties of biomass pellets. Research carried out by comparing the biomass pellet making process torefaction the temperature variation 225, 250, 275, 300 and 325 °C with no torefaction process.
Results showed greatest resistance properties of moisture content on the conditions of temperature 325°C with the addition of the value of 6.34% moisture content, and the lowest at 225°C temperature conditions with a value addition of 32.08% moisture content. Ability to reduce the size of the highest in the distribution of particle size <125 μm is the condition of non torefacton much as 5.89 grams, while the lowest at 325°C temperature variations of as much as 2.18 grams. For the largest particle size distribution of >297 μm is 325°C rise in temperature as much as 2.81 grams, while the lowest distribution in non torefaction conditions as much as 0.24 grams. Resistance value of the largest biomass pellet press on condition of non torefaction of 2.44 kgf/mm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>