Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82021 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Galeni Oktavianty
"Penggusuran kampung yang banyak terjadi belakangan ini terlihat semakin menyudutkan kampung sebagai permukiman yang tidak layak untuk bersanding dengan modernitas kota. Sebagai permukiman yang terjadi dengan sendirinya (organic) dan tanpa perencanaan (informal), kampung kota sangat identik dengan citra tidak teratur, kumuh, padat dengan kualitas lingkungan yang buruk. Perspektif buruk mengenai kampung kota sebenarnya bisa saja dirubah, dengan potensi, ciri khas yang dimiliki dan kontribusi terhadap kota membuatnya dapat dipertahankan. Sekarbela sebagai salah satu kampung yang mempunyai potensi, ciri khas dan kontribusi terhadap kota di Kota Mataram mampu menunjukkan eksistensinya di tengah modernitas kota.
Penelitian mengenai keberadaan kampung perajin emas dan mutiara Sekarbela ini untuk mengungkap apa pola permukiman yang terbentuk sebagai perwujudan dari eksistensinya, dan mengapa pola permukiman tersebut yang terbentuk. Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan mengungkap kondisi kerja, karya dan aksi yang mengkondisikan kehidupan masyarakat perajin di dalam proses penstrukturan dalam masyarkat. Kemudian akan diungkap ruang yang terserap, terkonsep dan terhidupi sebagai hasil dari kondisi manusia dan penstrukturan dalam masyarakat tersebut yang diinterpretasikan melalui observasi partisipan di Sekarbela.
Dengan analisa ditemukan bahwa transformasi sosial dan ekonomi menjadi suatu proses yang unik dalam kebertahanan mereka sebagai masyarakat perajin. Masyarakat perajin dapat tampil sebagai masyarakat modern yang mampu menciptakan sistem ekonomi dengan meleburkan nilai-nilai agama, tradisonal dan kapitalis ke dalamnya. Intervensi dari luar kampung tidak mempengaruhi bentuk spasial kampung, namun sebagai pemicu dari metamorfosis yang berlangsung di dalamnya. Sehingga reproduksi sosial ekonomi masyarakat sebagai faktor internal berjalan secara terus menerus dan senantiasa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Akhirnya ditarik suatu kesimpulan bahwa kampung sebagai ruang yang mewadahi kegiatan bermukim dan terjadinya proses transformasi sosial ekonomi yang terus berproduksi. Kampung sebagai ruang yang nyata dan masyarakatnya akan terus berusaha mewujudkan kampung sebagai ruang yang sesungguhnya bagi kehidupan mereka. Hanya mereka, masyarakat yang bermukim di dalam permukiman yang dapat merasakan dan akan terus menerus merubah model ""ideal"" spasial permukiman. Perubahan secara terus menerus dalam masyarakat inilah yang menjadi cara dalam proses mereka untuk mempertahankan keberadaannya."

Penggusuran kampung or kampung eviction that many happened lately seen more and more made that kampung as the settlement improper to close together with modernity. As settlement that happened by it self (organic) and without planning (informal), kampung very identical with not regular image (disorder), dirty, solid with ugly environmental quality. Ugly in perspective about kampung actually can be changed, with potency, uniquely and contribution to city, make it defensible. Sekarbela as one of the kampung that have potency, uniquely and contribution to city in Mataram can show its existence in the modernity.
Research concerning existence of "kampung perajin emas dan mutiara Sekarbela" is to express what do the settlement pattern formed as appearance of their existence, and why it settlement pattern that formed. Used method to answer the the question is by expressing the condition of labor, work and action that conditioned the life of society in the process of structuration of society. Then will be expressed about perceived space, conceived space and lived space as a result of human condition and structuration of society which interpreted passing the participant observation in Sekarbela.
With analysis found that social and economic transformation become a unique process in staying them as craftsman society. They can come up as modern society capable to create the economic system by melting the religion values, traditional and capitalist into its. Intervention from outside kampung is not influence the form of spatial kampung, but as stimulate of metamorphosis that goes on in it. So that, social and economic reproduction of society as internal factor walk continually and is always influenced by external factors.
Finally, a conclusion that kampung as the space of live activity and the happening of social economic transformation process continuing productive. Kampung as real space and the society will continue to try to realize the kampung as virtual space for their life. Only their, the society that live in settlement able to feel and will continuously change the model of ideal spatial of settlement. The continually of change in this society become the way in course of them to maintain their existence.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praharyawan Sandi Sumargo
"Kota sebagai lingkungan fisik telah mengalami perkembangan yang dinamis seIama berabad-abad. Secara historis keberadaan sebuah kota berkaitan erat dengan fungsinya sebagai wadah bertinggal dan beraktivitas sekaligus sebagai Iempat bertahan hidup dan beradaptasi terhadap Iingkungan alam sekitar. Manusia sebagai pembentuk kota telah melakukan berbagai modifikasi terhadap bentukan- bentukan fisik kota yang secara Iangsung mempengaruhi pola hidup dan kegiatan yang terjadi di dalamnya. Secara sadar maupun tidak sadar mereka telah membentuk struktur fisik yang kompleks.
Mixed use merupakan sebuah konsep yang mencoba untuk memahami kompleksitas tersebut ke dalam suatu bentuk Iingkungan yang memiliki keterpaduan baik secara fisik maupun fungsional. Dalam konteks urban, keberadaaannya dapat diartikan sebagai usaha untuk mendefinisikan kembali karakter kehidupan urban yang heterogen. Dalam hal ini konsep mixed use menawarkan suatu bentuk integrasi ruang dan aktivitas dalam jarak yang berdekatan. Dengan demikian, penerapan konsep ini akan berimplikasi pada penciptaan ruang yang kompak dengan intensitas kehidupan publik yang tinggi sehingga berpotensi untuk membentuk lingkungan yang 'hidup'.
Tulisan ini berisi tinjauan terhadap penerapan konsep mixed use dalam konteks urban yang terkait dengan penataan fisik dan kualitas ruang yang terjadi serta hubungannya dalam pembentukan Iingkungan yang 'hidup'."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulsi Munir
"Sejak jaman Nabi Muhammad Saw, Masjid memegang peranan panting dalam perkembangan Islam. Dari masjidlah Nabi memberikan penerangan-penerangan kepada umat Islam, tidak hanya terbatas pada masalah-masalah agama, tetapi masalah pemerintahan, pendidikan, budaya, dsbnya. Pada masa itu Masjid mempakan pusat kegiatan ibadat dan kegiatan kebudayaan.
Perkembangan dan kemajuan jaman memacu umat Islam untuk mengetahui dan mendalami lebih jauh Islam dan ajarannya. Perkembangau ini juga menuntut dan menyebabkan teljadinya spesialisasi dalam segala bidang. Dan hal tersebut kemudian menimpa Masjid, yang mana Masjid kini kebanyakan hanya berfungsi sebagai wadah kegiatan ibadat saja sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya dilakukan di luar Masjid, dan terjadilah krisis masjid.
Melalui pengertian terminologi dan Islam secara urnum pada akhimya didapat pengertian Islamic Center yang sebenamya, Islamic Center tersebut sama dengan Masjid. Islamic Center adalah pusat kegiatan umat Islam yang ada masjidnya. Proses perancangan didasari oleh berbagai pertimbangan, yaitu potensi tapak, sifat kegiatan yang ada, pengertian Islamic Center itu sendiri.
Untuk pengolahan masjid didasari oleh image yang ingin ditampilkan, dengan pengolahan difokuskan pada cahaya (alami) yang masuk ke dalam bangunan (slang hari) dan penampilan bangunan (malam hari) yang dihasilkan oleh pencahayaan buatan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Wijayanto
"Perkembangan ekonomi dan taraf hidup di Indonesia terutama di kota-kota seperti Jakarta semakin meningkat. Sejalan dengan itu, bisnis retail tampak makin menjanjikan. Hal ini mendorong tumbuhnya pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta. Namun demikian pada tahun-tahun belakangan ini, pusat perbelanjaan umumnya ingin 'memikat' masyarakat yang bermukim di daerah subur dan yang berada di pinggiran kota Jakarta (daerah Botabek). Sehingga ada kecenderungan daerah/kawasan pusat kota agak terlupakan. Padahal kawasan ini sebenarnya memiliki potensi-potensi untuk dapat dikembangkan.
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula. Masalah yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan hunian adalah semakin tingginya harga lahan dan semakin terbatasnya lahan untuk hunian di kota.
Salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan membangun hunian dengan kepadatan tinggi dalam bentuk multi family dwellings (hunian bersama).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nur Abdul Gafur
"Jalan dan Sistem transportasi merupakan bagian penting dari satu komunitas, Hal ini adalah sesuatu yang dapaf dilihat dengan jelas di perkotaan, karena kebutuhan akan status sosial dan tempat tinggal tidak terlepas dari aspek transportasi terulama jaIan. Baik menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki. setiap individu memerlukan pergerakan ini untuk beraktivitas sebagai sebuah pemenuhan kebutuhan aspek kehidupan dalam bentuk arus manusia ataupun barang. Oleh karena ilu pertambahan penduduk dan jumlah kendaraan yang tidak di imbangi dengan pembangunan / pengembangan kawasan yang memadai akan menciptakan banyak masalah.
Jalan (dalam pengertian ini termasuk pedestrian) adalah suatu bagian utama dari keberadaan sebuah kota. Dilihat dari segi elemen pembentuk kota mereka menyediakan struktur yang menjadi wadah untuk interaksi yang kompleks secara arsitektur dan kelompdk manusia. Jalan juga secara sosial menciptakan apa yang disebut dengan kualitas vitalitas dari sebuah kota. Street life, secara tidak Iangsung dapat meningkatkan faktor land-value dari sebuah tempat. Tidak sama dengan bangunan bahkan sebuah public art, jalan merupakan elemen yang dapat berubah dengan sendirinya dan tunduk kepada perubahan yang dilakukan oleh lingkungan alaupun sebaIiknya.
Jalan juga sebagai sebuah elemen tumbuhnya sebuah kota merupakan bukti yang baik mengenai hubungan antara jalan dan lingkungan, tanpa lerlepas dari faktor manusia yang mengangkat aspek street Iife dari jalan tersebut. Kalau dilihat dari ramainya pergerakan pedestrian di suatu jalan, tersirat kebutuhan yang beragam akan hadirnya mereka. Lalu apakah kebutuhan yang beragam ini menjadi faktor penting dalam pedestrian dan apakah masing-masing kebutuhan menimbulkan efek tertentu lerhadap street life?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choi Yoo Lim
"Sedangkan arsitektur saat ini dianggap sebagai ancaman bagi kelestarian, bangunan tradisional dibangun dan digunakan selaras dengan alam. Hanok, rumah tradisional Korea adalah contoh arsitektur yang bagus beserta keberlanjutannya. Dan dari banyak komponennya, sistem ventilasi berkelanjutan harus disorot. Dengan analisis sistem ventilasi alami di Sungyojang Hanok, kemungkinan pengembangan lebih lanjut gagasan berkelanjutan dalam arsitektur akan dibahas dan ditetapkan.

Whereas the architecture today is considered as a threat to sustainability, traditional buildings were built and used in harmony with nature. Hanok, a traditional house of Korea is a great example of architecture along with the sustainability. And out of many of its components, sustainable ventilation system is to be highlighted. With the analysis of the natural ventilation system in Sungyojang Hanok, a possibility of further development of sustainable idea in architecture will be discussed and established."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Semiawan
"Penelitian ini merupakan penelitian mengenai seni bangunan masa kolonial Belanda yang bertujuan untuk mengetahui gaya apakah yang mempengaruhi pendirian suatu bangunan pendidikan di Batavia pada abad ke-19 dan ke-20 dan untuk melengkapi kajian sejarah dan kebudayaan di Batavia pada masa lalu. Dari 10 bangunan yang menjadi objek penelitian, 8 diantaranya dipengaruhi oleh Indische Stijl yang menandakan bahwa kebudayaan pribumi juga mempengaruhi pendirian bangunan pendidikan di Batavia pada masa tersebut, selain itu juga terdapat gaya arsitektur lain yang juga berpengaruh, yaitu Neo Klasik, De Stijl, Fungsionalism, dan Eclecticsm.

This research is about the art of Dutch colonial buildings which aims to determine whether the style affecting the establishment of an educational building in Batavia in the 19th and 20th century, and to complete the study of history and culture in Batavia in the past. From the 10 buildings that the object of the study, 8 of them are influenced by the Indische Stijl indicating that indigenous cultures are also influencing the establishment of educational buildings in Batavia at that time, but there is other architectural styles that have an influence at that time, there is Neo Classic, De Stijl, Fungsionalism, dan Eclecticsm."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Cahyaning Tyas
"Ketika seseorang telah memasuki usia 60 tahun, maka ia dikatakan telah memasuki fase lanjut usia. Saat memasuki fase ini, terjadi penurunan pada kondisi tubuh, baik secara fisik maupun mental. Oleh sebab itu sebagai sebuah tempat yang dihuni oleh lansia, maka sudah selayaknya panti werdha memenuhi kebutuhan para lansia salah satunya adalah kebutuhan terhadap interaksi sosial. Dalam skripsi ini dilakukan pendekatan dengan menganalisis setting ruang panti werdha dari segi ukuran dan bentuk ruang, pemilihan perabot dan penataannya, warna yang digunakan, serta unsur lingkungan ruangnya. Akan dibahas mengenai bagaimana keempat faktor tersebut dapat berpengaruh pada interaksi sosial antar penghuni di dalam sebuah panti werda. Mengambil Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan sebagai studi kasus, dan didapat hasil bahwa pengaturan interior ruang tidak secara sengaja didesain untuk memfasilitasi atau mendorong terjadinya interaksi sosial antar lansia.

When a person has turn 60 years old, then he has entered the elderly phase. The body condition will decline both physcally and mentally. As a place is inhabited by the elderly, so it has to meet the need of the elderly, one of them is the need of social interaction. This undergraduate thesis uses analyzing the rooms setting of a nurshing home in term of size and shape of space, furniture selection and arrangement, the colors used, and elements of the spatial environment as the approach and how these four factors can affect the social interaction between elderlies in a nursing home. Taking Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan as study case, and obtained the result that the interior rooms setting is not deliberately designed to facilitate or encourage social interaction among the elderly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Trimardiani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hokki Sintaro Khoeng
"ABSTRAK
Bangunan campuran merupakan bangunan yang terdiri dari tiga atau lebih fungsi yang terintegrasi menjadi satu bangunan. Pada umumnya fungsi bangunan campuran di pusat kota terdiri dari tempat belanja retail, tempat bekerja dan tempat tinggal. Konfigurasi massa bangunan campuran terlihat dari retail yang berbentuk besar dan lebar terdapat di dekat tanah, tempat bekerja berbentuk tower yang terdapat di bagian atas dan tempat tinggal berbentuk tower atau slab yang juga terdapat di bagian atas. Terdapat dua faktor yang paling mempengaruhi bentuk konfigurasi massa bangunan campuran yaitu persyaratan ruang secara arsitektur dan bisnis real estate. Dari sisi arsitektur, terdapat persyaratan ruang yang harus dipenuhi oleh masing-masing fungsi tersebut, sedangkan dari sisi bisnis real estate terdapat konsep highest and best use serta opportunity yang dapat mempengaruhi tempat perletakan fungsi-fungsi tersebut.

ABSTRACT
Mixed use buildings are buildings that consist of three or more functions integrated into one building. In general, the function of mixed buildings in the city center consists of retail shopping, workplaces and residences. The mass configuration of a mixed building can be seen from retail in the form of a large and wide near the ground, a tower-shaped work place located at the top and a residence in the form of a tower or slab also at the top. There are two factors those most influence the form of mixed building mass configuration, which is the architectural spatial requirements and real estate busines. In terms of architecture, there are space requirements that must be met by each of these functions, while in terms of real estate business there is the concept of highest and best use and opportunity that can influence the placement of these functions.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>