Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nukman
"Dengan bentuk model cetak yang telah dirancang khusus mendekati bentuk sampel uji tarik dan impak, cairan besi tuang dicetak, dan hasil cetak nya adalah sejumlah sampel uji besi tuang nodular BTN yang mempunyai karakteristik tersendiri bagi tiga macam sampel uji. Sampel uji pertama adalah BTN non paduan, yang kedua BTN ditambahkan dengan unsur 0,25% Molibdenum dan ketiga BTN yang ditambah dengan paduan 0.25% Molibdenum dan 1.0 % Nikel. Austempered Ductile Iron adalah besi tuang nodular yang telah mengalami proses perlakuan panas austenisasi dan austemper. Dengan memvariasikan temperatur dan waktu tahan saat perlakuan panas, maka dalam penelitian ini telah didapat nilai-nilai tegangan tarik, elongasi dan kuat impak yang berbeda. Dibandingkan dengan as castnya, sampel non paduan mengalami peningkatan tegangan tarik dan penurunan elongasi. Sampel uji dengan unsur paduan 0.25 % Mo tegangan tariknya meningkat tetapi, elongasi mengalami penurunan. Paduan 0.25 % Mo dan 0.25% Ni meningkatkan tegangan tarik dan juga penurunan bagi elongasinya. Pengujian temperatur sampel uji menunjukkan bahwa turunnya temperatur akan menurunkan nilai kuat impak bahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainulsjah
"Austemperer Ductile Iron yang dikenal ADI adalah besi tuang nodular yang telah mendapatkan perlakuan panas austemper. Tujuannya untuk meningkntkan sifatsifat mekanis dari besi tuang nodular. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan unsur paduan 0,25% Mo dan 1% Ni terhadap besi tuang nodular, kemudian dilakukan perlakuan panas austemper pada komposisi G (tanpa paduan), dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahannya 60 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 30 menit, Untuk komposisi C (paduan) dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahan 90 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 120 menit. Kemudian dibandingkan antara kondisi saat as-Cilsi dengan setelah mengalami perlakuan panas austemper.
Dari hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan sifat mekanis kekuatan tank untuk komposisi tanpa paduan antara (67-76)% dan kekerasan (40-54)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (43-57)%. Pada komposisi paduan kekuatan tank meningkat (88-92)%, kekerasan (37-44)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (I40-175)%. Dengan meningkatnya temperatur austenisasi, ketahanan impak akan meningkat (17)% pada komposisi paduan dull menurun (6)% pada komposisi tanpa paduan.

Austempered Ductile Iron know as ADI is ductile iron which has been austempered heat treated. The porpuse of the heat treated is to increase mechanical characteristics of ductile iron. In this research, additional alloyed factor of 0.25% Mo and 1% Ni towards the ductile iron, then austempered heat treated at G composition (non alloyed), at the austenitising temperature of 850°C and 900°C retained 60 minutes .ind austempering temperature of 350°C3375°C and 400°C retained 30 minutes. For C composition (alloyed) on the austenitising temperature 850°C and 900°C retained 90 minutes and austemepring temperature 350°C, 375°C and 400°C retained 120 minutes. The next step, comparing the as-cast to the after-austempering heat treated condition.
The result of research found that the increasing mechanical characteristics of tensile strength for non alloyed composition between (67-76)% and the hardness (40-54)%, while the elongation has decreased (43-57)%. At the alloyed composition, the strength of tensile increased (88-92)%, the hardness (37-44)%, lute the elongation has decreased (140-175)%. When the austenitising temperature in cases, the impact strength will increase (17)% at the alloyed composition, decrease (6)% at the non-alloyed composition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T16732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sehat Maulana
"Besi tuang nodular telah banyak digunakan sebagai komponen mesin seperti : poros engkol, propeler, gir dan sebagainya. Besi tuang ini memiliki sifat mekanis yang dapat diandalkan yaitu kombinasi kekuayan tank dan keuletannya sehingga banyak dipakai sebagai pengganti baja dengan biaya produksi yang lebih murah. Disamping itu, untuk mendapatkan sifat mekanis yang diinginkan pada besi tuang nodular dapat dilakukan proses perlakuan panas yang salah salunya yaitu proses Austemper. Hasil dari proses ini disebut Ausrempered Duclile Iron (ADI). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses austemper meliputi komposisi kimia besi, waktu tahan dan temperatur austenisasi, Serta waktu tahan dan temperatur austemper Pada penelitian ini dilakukan proses austemper untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap peningkatan sifat mekanis dari besi tuang nodular yang nodularitasnya sekitar 30 %.
Tahap pertama dilakukan austenisasi dimana sampel dipanaskan sampai temperatur 850°C ditahan selama 30 menit untulc mendapatkan matriks austenit yang seragam kemudian ditransformasikan menjadi bainit melalui tahap austemper yaitu pendinginan dari ternperatur austenisasi sampai temperatur terbentuknya matriks bainit yaitu 275°C, 325°C, 375°C, 425°C, 4’75°C dan ditahan selama jangka waktu 30 menit.
Hasil penelitian dapat diketahui setelah dilakukan pengujian kekuatan tarik dan kekerasan sena pengamatan struktur mikro. Secara umum kekuatan tarik dan kekerasan hasil proses austemper meningkat jika dibandingkan hasil as-cast. Peningkatan sifat mekanis ini paling tinggi terjadi pada temperatur terbentuknya bainit bawah, 275°C dan 325°C yang diiringi dengan penurunan regangan atau elongasi sedangkan pada temperatur diatasnya terjadi peningkatan elongasi. Perubahan si Fat mekanis ini dipengaruhi oleh fasa yang terbentuk dengan kombinasi kuat tarik, kekerasan dan regangan yang optimium telj adi pada temperatur austemper 275°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizon Pahlevi
"Besi tuang nodular (BTN) merupakan besi tuang yang memiliki grafit berbentuk bulat, dimana dengan grafit yang berbentuk bulat ini besi tuang nodular mempunyai sifat mekanis, kekuatan tarik dan regangan tinggi. Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper sehingga dihasilkan austemper ductille iron (ADI) yang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan besi tuang lain dalam hal sifat mekanisnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhlis Nahwi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nukman
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh 0,25 % Molibdenum (Mo) yang dikandung dalam besi tuang nodular terhadap sifat mekanis Austempered Ductile Iron (ADI). Variasi temperatur dan waktu tahan digunakan dalam proses perlakuan panas. Dengan 0,25 % Mo dalam besi tuang, ADI yang dibuat, menghasilkan suatu nilai tegangan tarik yang besar dan menurunkan elongasi bila kita bandingkan dengan as-cast (paduan dan non paduan besi tuang tanpa perlakuan panas). Nilai energi impak terbesar didapat pada temperatur austenisasi 9000 C dan austempering 3750 C dengan waktu tahan selama 60 menit. Struktur berubah menjadi ausferrit.

The aim of this research is to investigate the effects of 0.25 % Mo (Molybdenum) which is contained in the ductile cast iron on mechanical properties of Austempered Ductile Iron (ADI). The various temperatures and the holding times are used in the heat treatment processes. Using a given 0.25 % Mo in the ductile iron, ADI's alloyed developes a higher ultimate tensile stress value and decreases the elongation if we compare with the as cast (non alloy ductile iron). The higher impact energy value obtained at 9000 C austenization and 375o C austempering temperatures during 60 minutes holding times. The structure changes into ausferrit."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Material besi tuang nodular yang digunakan pada penelitian ini memiliki bentuk gnjit dan fasa yang kurang sempurna, dimana grafit bulat yang terbentuk tidak mencapai 70% dengan penyebaran fasa perlir yang tidak hamogen. Ketidaksempumaan ini akan mempengaruhi kombinasi sifaf kekuatam tarik dan kekerasan yang dihasilkan pada kondisi as-cast.
Untuk mendapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik, material tersebut mengalami perlakuan panas austemper dengan tujuan untuk memperoleh ADI Mustempered Ductile Iron) yang memiliki kombinasi sifat-sifat mekanis yang baik, antara lain : kekuatan tarik, kekerasan dan keuletarnnya.
Dengan perlakuan panas austemper dengan kombinasi temperatur dan waktu tahan yang berbeda, sifat-sifat mekanis yang diperoleh setelah perlakuan austemper tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti dan tidak memiliki kecenderungan tertentu dengan variasi waktu tahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Besi Tuang Nodular (Ferrous Carbon Ducktile) adalah salah satu jenis besi tuang dengan kandungan grain babas berbentuk bulat (nodular), yang dihasilkan oleh terjadinya reaksi Mg (Magnesium) atau Ce (Cerium) pada proses peleburan. Pemanfaatan besi tuang nodular sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Kelebihan dari besi tuang nodular adalah memiliki sifat mampu tuang serta sifat mekanis yang baik, dan dapat menggantikan baja, dimana salah satu pemanfaatan besi tuang nodular digunakan sebagai material komponen otomotif.
Pada penelitian ini dicoba untuk mengetahui pengaruh terhadap sifat mekanis dan struktur mikro, penambahan (1 % Ni) pada besi tuang nodular dengan paduan (0,25 % Mo) dalam proses manufaktur ADI. Kemudian dilakukan perbandingan sifat mekanis, antara ADI + (0,25 % Mo) dengan ADI + (0,25 % Mo + 1 % Ni).
Pada proses ADI, besi tuang nodular dengan dua macam komposisi tersebut diberikan perlakuan panas austenisasi 850 °C dan 900 °C, waktu tahan 90 menit, dilanjutkan dengan perlakuan panas austemper pada dapur serbuk AI203 (Alumina Powder) dengan variasi temperatur 350 °C, 375 °C dan 400 °C dan waktu tahan 60 untuk paduan (BIN + 0, 25 % Mo), dan 120 menit untuk paduan (BTN + 0,25 % Mo) + (1 % Ni).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan unsur paduan 1 % Nikel terhadap ADI + (0, 25 % Mo) akan meningkatkan sifat mekanisnya, antara lain : kekuatan tank sebesar 5 kglem2, elongasi sebesar 2, 5 %, nilai ketahanan impak 0, 73 ]Icm2, dan kekerasan sebesar 14 HB.
Dengan hasil tersebut dipelajari pengaruh beberapa variabel serta mekanisme terjadinya peningkatan sifat mekanis BTN ke grade ADI sehingga dapat digunakan sebagai altematif material komponen otomotif, serta mencoba mengusulkan proses manufaktur Bari ADI, khususnya proses perlakuan panas austenisasi dan austemper.

Ferrous Carbon Ductile ( FCD) is one kind of cast iron with the content of free nodular- shaped graphite, resulted in the reaction of Magnesium (Mg) or Cerium (Ce) in the process of melting. The use of nodular cast iron as material in engineering has been well developing recently. The advantage of FCD is that it processes properties of having capability in casting, being mechanically good, and having the capability in replacing steel, in which one of its uses is for automotive component.
This research has been done to see the effect of mechanical properties and micro structure resulted by adding (1% Ni) into FCD and with the alloy of (0,25 % Mo) in the manufacturing process of ADI. The mechanical properties of ADI + (0,25 % Mo) and ADI + (0,25 % Mo+ 1 % Ni) are compared then.
In the process of ADI, the FCD with the two kinds of compositions is treated by heating it through "austenisation "of 850 °C and 900 °C with the duration of 90 minutes followed by austempering of alumina powder (A!203) with variation of temperatures of 300 °C, 375 °C and 400 °C and the duration of 60 minutes for the alloy of 0, 25 % Mo, and 120 minutes for the alloy of ( 0, 25 % Mo + 1 % Ni). The results of the research indicate that the adding of alloy gradient of 1 % Ni into ADI (0, 25 % Mo) increase the mechanical properties, i. e. tensile strength of 5 kglcm2, elongation of 2, 5 %, impact value of 0,73 J/cm2 and hardness of 14 HB.
From the result, it can studied that the effect of some variables and the scheme of increasing mechanical property from FCD to ADI make it possible to use the latter as alternative material for automotive component. And it is worth trying to propose the manufacturing process of ADI especially by way of "austenisation and austempering".
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>