Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indradjaja Makainas
"Waktu Dengung (Reveberation Time) ialah bunyi yang terdengar setelah sumbernya dihentikan. Waktu Dengung (RT) terjadi akibat pantulan bunyi pada permukaan bidang-bidang disekelilingnya. RT dipengaruhi oleh volume ruangan, luas bidang lingkup serta koefisien serap (??) bahan di dalam ruangan. Satuan RT ialah dalam detik yang disini dihitung dengan rumus Sabine secara empiris, pengukuran on site, dan simulasi komputer. RT pada penggunaannya akan berbeda bagi bermacam ruangan sesuai dengan fungsinya. Misalnya pada ruang musik akan memerlukan RT yang lebih lama untuk memperindah suara penyanyi dan musik dibandingkan dengan RT pada ruangan untuk pembicaraan seperti pidato, konferensi dan kuliah. Penelitian mengenai RT perlu dilihat dari desain auditorium yang berbeda-beda. Oleh sebab itu diambil studi kasus penelitian pada empat auditorium di Jakarta. Untuk menentukan kriteria RT yang sesuai bagi konser musik pada auditorium adalah dengan mengacu pada kriteria volume dan kekerasan dengung. Opini audiens diminta untuk menilai kenyamanan dengung dan memberi usulan serta alasannya pada setiap pertunjukan di keempat auditorium tersebut. Penelitian ini akan menghasilkan suatu hipotesis desain auditorium mengenai pengaruhnya terhadap RT sekaligus dengan bahan elemen ruangnya, juga RT yang sesuai pada tiap auditorium. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan terhadap bidang desain arsitektural akustik khususnya di bidang desain auditorium.

Reverberation Time is the sound that will be heard after its source stopped. RT is created by reflections of sound on plane area surround in a room. RT is influenced by volume of room, surrounding surface area and absorption coefficient (??) of material in a room. RT is expressed in seconds and is calculated by Sabine empirical formula, on site experiment and computer simulation. Actually RT values are different among some auditoriums regarding their function. For instance, a music room needs longer RT to support the sound of singer and music when compared with room for speech such as oration, conference and lecture. RT value needs to be evaluated in different auditorium design. That is why the case studies of research took place at four auditoriums in Jakarta. To establish the appropriate RT criteria for music concert auditorium refers to volume criteria and loudness of reverberant sound. Audience opinions were asked to value reverberant comfort, also their suggestion and their reason at every show in the four auditoriums. The Result of research should give auditorium design hypothesis about its influence regarding RT value, with respect to room elements materials, and also the appropriate RT for every auditorium. It is hoped the result can contribute to architectural acoustic design especially in stage of design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41130
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
"Perancangan yang holistik untuk auditorium menjadi penting sebagai usaha menekan dampak negatif dari potensi bahaya kebakaran. Kebakaran sebagai bahaya laten sering disepelekan mengingat peluang terjadinya yang rendah. Konfigurasi ruang auditorium adalah salah satu aspek perancangan yang secara pasif mempengaruhi manusia saat mengevakuasi diri dari bencana kebakaran. Perancangan konfigurasi ruang auditorium yang baik akan berdampak positif pada proses pengumpulan informasi saat terjadi kebakaran hingga proses evakuasinya itu sendiri. Lebih jauh, konfigurasi ruang auditorium yang baik dapat menekan dampak negaif dari bencana kebakaran. Skripsi ini lebih jauh membahas peran dan relasi antara rancangan konfigurasi ruang auditorium dengan manusia di dalamnya. Baik pergerakannya saat kebakaran, kondisi psikis manusia, maupun pengaruh terhadap evakuasinya itu sendiri. Oleh sebab itu kajian ini dirasa penting untuk dilakukan perihal konfigurasi ruang auditorium guna menemukan konfigurasi terbaik yang dapat mendukung proses evakuasi supaya lebih optimal.

The holistic design of the auditorium is important as an effort to reduce the negative impact of potential fire hazards. Fires as latent hazards are often underestimated given the chance of low occurrence. The configuration of auditorium in one aspect of design that passively affects humans when evacuating themselves from fire disasters. The design of a good auditorium configuration will have a positive impact on the process of gathering information during fire until the evacuation process itself. Furthermore, a good configuration of the auditorium can reduce the negative impact of the disaster. This thesis further discusses the role and relation between the design configuration of the auditorium space with human in it. Both movements during fire, human psychological condition, as well as the effect on evacuation itself. Therefore this study is considered important to do regarding the configuration of the auditorium to find the best configuration that can support the evacuation process to be more optimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gifari Setyarso
"Material komposit merupakan gabungan dari dua material atau lebih menjadi satu sehingga memiliki sifat-sifat baru yang diinginkan. Sifat-sifat material komposit tersebut sangat dipengaruhi oleh proses manufakturnya. Vacuum infusion merupakan proses manufaktur material komposit modern yang dapat menggantikan metode konvensional. Pada penelitian ini, diperoleh desain peralatan vacuum infusion untuk proses manufaktur material komposit, dengan cetakan berupa kaca yang berukuran 1x1m, wadah resin berupa tabung PVC dengan volume 1L, resin trap berupa tabung kaca dengan volume 1L, dan pompa vakum dengan daya ½ HP serta vacuum speed 7 CFM. Untuk menguji peralatan ini, dilakukan studi pengaruh variasi jumlah lapisan bahan penguat terhadap waktu infusi resin. Luas dan jumlah lapisan bahan penguat divariasikan. Diperoleh waktu infusi resin untuk luas bahan penguat 15x20cm dari dua hingga enam lapis (dalam detik): 88, 115, 145, 174, dan 196; 15x25cm dari dua hingga enam lapis (dalam detik): 119, 142, 168, 198, dan 235; 15x35cm dari dua hingga enam lapis (dalam detik): 181, 203, 235, 263, dan 303. Selain itu diperoleh jumlah lapisan bahan penguat maksimum untuk luas bahan penguat 15x20cm, 15x25cm, dan 15x35cm yang dapat diakomodir masing-masing sebanyak 31 lapis, 29 lapis, dan 25 lapis.

Composite material is a combination of two or more materials into one material that has the new desired properties. However, the manufacturing process influences the properties of the composite material made. Vacuum infusion is a modern composite material manufacturing process, which can replace conventional manufacturing process. In this study, the design of vacuum infusion equipment for composite materials manufacturing process are manufactured, and consists of: 1x1m glass as the mold, 1L PVC tube for the resin container, 1L glass tube for the resin trap, and ½ HP vacuum pump with 7 CFM vacuum speed. In order to tests this equipment, a study of the influence of reinforcement layers on the resin infusion time is done. The area and reinforcement layers are variated. The resin infusion time for 15x20cm reinforcement from two until six layers (in seconds): 88, 115, 145, 174, and 196; 15x25cm from two until six layers (in seconds): 119, 142, 168, 198, and 235; 15x35cm from two until six layers (in seconds): 181, 203, 235, 263, and 303. Also, the result for the number of maximum reinforcement layers for each 15x20cm, 15x25cm, and 15x35cm area are respectively 31 layers, 29 layers, and 25 layers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Sri Handayani
"Dalam meningkatkan strategi bersaing jangka panjang perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan menarik konsumen baru khususnya masyarakat kelas menengah atas, Blitzmegaplex sebagai satu-satunya pesaing di dunia sinema, berusaha memenuhi kepuasan pelanggannya dengan menawarkan nilai-nilai hedonis yang sesuai dengan harapan pelanggan. Untuk mewujudkannya, Blitzmegaplex kembali membuka sebuah auditorium terbaru berfasilitas canggih, yaitu auditorium 4Dx di Blitzmegaplex Mall of Indonesia (MOI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai-nilai hedonis terhadap kepuasan pelanggan yang menonton di auditorium 4Dx Blitzmegaplex Mall of Indonesia (MOI) Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengambilan sampel purposive. Pada penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nilai-nilai hedonis memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan di auditorium 4Dx Blitzmegaplex Mall of Indonesia (MOI) Jakarta.

In order to enhance the company's long-term competitive strategy to retain customers and attract new customers, especially upper-middle-class society, Blitzmegaplex as the only competitor in the world of cinema, trying to satisfy its cutomers by offering hedonic values in accordance with the customer expectations. To make it happen, Blitzmegaplex latest re-open a fully-sophisticated auditorium, the auditorium 4DX Blitzmegaplex Mall of Indonesia (MOI).
This research was intended to observe the effect of hedonic values to customer satisfaction, whose watching in the auditorium 4DX Blitzmegaplex Mall of Indonesia (MOI) of Jakarta. This research applied quantitative approach and purposive sampling technique, with 100 respondents were asked for filling up the quetionnaires. This research proved that the hedonic values has an influence on customer satisfaction in the auditorium 4DX Blitzmegaplex Mall of Indonesia (MOI) of Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Pratiwi
"Pertimbangan desain akustik untuk auditorium multifungsi tentu berbeda dengan jenis bangunan lainnya dan membutuhkan penyelesaian akustik yang tepat. Skripsi ini merupakan sebuah evaluasi terhadap kualitas akustik auditorium multifungsi dengan menganalisis objek studi kasus Auditorium Balai Sarbini berdasarkan tiga keadaan yang berbeda: keadaan eksisting (tanpa bantuan sound system), ibadah gereja protestan dan konser musik. Evaluasi kualitas akustik dilakukan berdasarkan teori-teori akustik yang relevan, tinjauan lapangan dan penghitungan waktu dengung (reverberation time) pada Balai Sarbini. Hasil evaluasi menunjukkan Balai Sarbini memiliki kualitas akustik yang cukup baik karena bunyi dapat menyebar dengan merata ke semua penjuru ruangan dan memiliki nilai RT yang sesuai untuk fungsi pidato (speech). Namun, Balai Sarbini dinilai tetap perlu melakukan perbaikan untuk memfasilitasi fungsi konser musik.

The considerations of acoustical design for a multifunctional auditorium is indeed different than any other ordinary buildings and it really needs a proper acoustic solution. This thesis is an evaluation of acoustical quality of a multifunctional auditorium by analyzing a case study object, Balai Sarbini Auditorium, based on three cases: existing condition (without sound system), protestant church service and music concert. The acoustical evaluation is based on some relevant acoustical theories, site reviews and the calculation of the Balai Sarbini?s reverberation time. The result of the evaluation showed that generally Balai Sarbini has a good acoustical quality due to the evenly distributed sound and the reverberation time value is suitable for the speech function. However, Balai Sarbini Auditorium still needs an acoustical quality improvement for music concert function."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Nurzaman
"

Kenyamanan termal adalah penilaian subjektif dari lingkungan termal yang cocok oleh pikiran individu. Standarisasi kenyamanan termal penting untuk menciptakan lingkungan dalam ruangan yang optimal. Oleh karena itu, beberapa standar telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengukur kenyamanan termal berdasarkan suhu, kecepatan udara, dan kelembapan. Selain itu, panas ruangan dari penghuni dan barang lainnya juga berperan besar dalam mempengaruhi parameter tersebut. Ada dua pendekatan umum untuk mendapatkan variabel yang dibutuhkan dalam menentukan kenyamanan termal: audit ruangan dan simulasi. Audit ruangan adalah pendekatan yang paling nyata untuk mengukur parameter kenyamanan termal ruangan tertentu. Di sisi lain, pendekatan simulasi banyak digunakan dalam tahap desain sebuah bangunan. Untuk melakukan simulasi, setiap detail ruangan yang diukur harus diperhitungkan untuk melakukan pendekatan simulasi. Pada tesis ini parameter kenyamanan termal diukur di Auditorium Makara Art Center (MAC). Selain itu juga dibuat desain 3D auditorium yang sesuai dengan auditorium untuk mendapatkan akurasi simulasi dibandingkan dengan data sebenarnya. Untuk melakukan simulasi situasi yang paling mirip, beberapa skenario simulasi dengan bentuk diffuser dan parameter panas yang berbeda dilakukan menggunakan ANSYS Fluent sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kondisi aktual suhu auditorium bervariasi dari 22,9 C hingga 24,1 C. Sedangkan suhu simulasi skenario keseluruhan menyimpang dari 0,1% hingga 52,63%. Simulasi kecepatan udara, di sisi lain, memiliki deviasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi suhu.

 


Thermal comfort is the subjective assessment of a suitable thermal environment by individual minds. Standardization for thermal comfort is important to create an optimal indoor environment. Therefore, several standards have been used over the decades to measure thermal comfort by temperature, air speed, and humidity. In additional, room heat from the occupants and other stuffs also plays a huge role in affecting those parameters. There are two general approaches to obtain the variables required in determining thermal comfort: room audit and simulation. Room audit is the most tangible approach to measure the thermal comfort parameters of a particular room. On the other hand, simulation approach is widely used in the design phase of a building. To conduct a simulation, every details of the measured room must be taken into account to conduct the simulation approach. In this thesis, thermal comfort parameters were measured in Makara Art Center (MAC) Auditorium. Additionally, a 3D design of the auditorium were also made in accordance to the auditorium to obtain the accuracy of simulation compared with the actual data. To conduct the most similar situation of the simulation, several simulation scenarios with different diffuser shape and heat parameters were conducted using ANSYS Fluent in accordance with the actual condition. The actual condition of the auditorium’s temperature varies from 22.9 C up to 24.1 C. Meanwhile, the simulation temperature of the overall scenarios deviates from 0.1% up to 52.63%. Air velocity simulation, on the other hand, has a relatively higher deviation compared to the temperature simulation. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fameida Mirly
"Gaya hidup Leisure (kesenggangan) makin meningkat dikalangan masyarakat urban, leisure bukanlah waktu luang yang dilakukan dalam jangka waktu panjang tapi hanya kesenggangan sesaat menuju ke tempat yang lebih fantastis untuk merileksasikan sejenak. Dengan meningkatnya kegiatan leisure maka terjadi perkembangan desain & fungsi pada restoran yang merupakan backdrop dari kegiatan leisure, untuk menjadi gelembung yang memenuhi kebutuhan leisure maka dibentuk suatu atmosphere yang unik yang dapat memfasilitasi dalam waktu singkat namun berkesan hingga dapat berhasil merileksasikan, hingga restoran mengalami perkembangan dari segi desain & penambahan fungsi yang bukan hanya sekedar menyantap hidangan tetapi menghadirkan wisata yang fantastis ke zona culinary.

Leisure lifestyle is increasing among urban communities, leisure time is not done for a long time but only momentarily ease into a more fantastic place to'. moment, with increasing leisure activity will occur on the development of design & functionality of a restaurant that is a backdrop for activities leisure, to become a bubble that meet the needs of leisure have formed a unique atmosphere which can facilitate in a brief but memorable time to be successful', until the restaurant experienced growth in terms of design & additional functions not only to eat but todeliver a fantastic tour culinary zone."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52290
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Fatma Annisa
"ABSTRAK
Desain industri berawal dari pemisahan proses desain menjadi mental dan manual pada tahun 1700-an. Pemisahan ini bertujuan untuk memudahkan produksi barang dalam jumlah banyak dan bentuk yang seragam. Seiring perkembangan teknologi manufaktur pada industri, penyediaan produk massa menjadi semakin mudah. Dengan industri manufaktur dan keinginan konsumsi masyarakat, Barcelona Chair sebagai sebuah karya otentik dan bernilai intelektual tidak luput dari produksi massa. Masyarakat sebagai konsumen memiliki peran penting dalam produksi massa Barcelona Chair karena keinginannya yang selalu ingin dipuaskan. Sementara, industri yang bertujuan meraih keuntungan komersial bertanggungjawab pada pengarahan preferensi masyarakat melalui metode individualisasi desain dan fetishization. Pengarahan preferensi ini dilakukan untuk membuat masyarakat mendambakan Barcelona Chair dan akhirnya melakukan konsumsi. Akibat produksi massa, nilai-nilai intelektual atau aura Barcelona Chair sebagai high art terstandardisasi dan terendahkan. Proses desain Mies van der Rohe, sejarah penggunaan material, dan seluruh elemen yang melatarbelakangi lahirnya Barcelona Chair sebagai high art menjadi disepelekan akibat penyesuaian produksi massa yang dilakukan industri. Pemisahan Barcelona Chair dari konteksnya hingga perubahan material membuat Barcelona Chair tidak lagi unik dan otentik, melainkan hanya menjadi sebuah komoditas yang dapat dinikmati siapa saja dan dalam kondisi apa saja.

ABSTRACT
Industrial design started from the separation of the design process into mental and manual processes in the 1700s. This separation aims to facilitate the production of goods in large quantities and a uniform form. Along with the development of manufacturing technology in the industry, the provision of mass products becomes easier. With the manufacturing industry and people 39 s consumption intentions, Barcelona Chair as an authentic and intellectually valued work did not escape the mass production. Society as a consumer has an important role in the mass production of Barcelona Chair because of their desire that always wants to be satisfied. Meanwhile, industries which aim at achieving commercial profit are responsible for the direction of community preference through the method of design individualization and fetishization. The direction of this preference is made to make people crave Barcelona Chair and finally do the consumption. Due to mass production, the intellectual values or aura of Barcelona Chair as a high art is standardized or degraded. Mies van der Rohe rsquo s design process, the history of material use, and all the elements behind the birth of Barcelona Chair as a high art become underestimated due to the adjustment of mass production by the industry. The separation of Barcelona Chair from its context to material change makes the Barcelona Chair no longer unique and authentic, but merely becomes a commodity that anyone under any circumstances can enjoy.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatya Faizanur
"Musik merupakan salah satu seni sebagai bentuk pengekspresian ide dan emosi manusia dengan cara pemuasan indera manusia, yaitu pendengaran (telinga). Seni musik merupakan komposisi ide cerita dan emosi dari pemain yang akhirnya mempengaruhi pendengar baik secara fisik (fungsi tubuh) maupun psikis (persepsi). Salah satu pengaruh musik terhadap emosi manusia berkaitan dengan kualitas akustik didalam suatu ruangan, salah satunya pada ruang seni musik
tertutup yaitu Auditorium. Persyaratan Ideal dan pengukuran akustik Auditorium menjadi cara/paarameter dalam menghasilkan kualitas akustik yang baik dan tersampaikannya emosi pemusik kepada pendengar.

Music is an art of music as a form of expression of ideas and human emotions in a way satisfying the human senses, especially hearing (ears). Music is composed by story ideas and emotions of the player that ultimately affect the listener both physically (bodily function) and psychological (perception). One of the effects of
music on human emotions associated with the quality of acoustic in it, one of them is in the Art Music Hall or Auditorium. The ideal of acoustic requirements and measurement of an Auditorium to be ways of generating a good acoustic quality and emotion to the listener are delivered.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>