Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendi Kurniawan
"Pada mode infrastruktur, ketika setiap kali node wired dan node wireless hendak mengirimkan paket data ke node wireless lainnya, data harus dulu dikirimkan ke access point (AP). Kemudian access point (AP) akan memforward paket data ke node coresponden. Oleh karena itu AP adalah tempat yang bagus untuk menambahkan mekanisme FEC untuk improve delivery video yang berkualitas. Jumlah redundant data yang ada pada mekanisme FEC statis adalah tetap. Dalam Mekanisme EAFEC redundant data ditentukan oleh access point (AP) berdasarkan beban traffic jaringan dan wireless channel state. Algoritma EAFEC menentukan berapa jumlah paket redundant yang harus di-generate berdasarkan panjang antrian yang mengindikasikan beban traffic jaringan dan times retransmisi paket yang mengindikasikan wireless channel state. Layanan video streaming tidak pernah lepas dari throughput, delay, jitter dan packet loss. Pada penelitian ini penulis membangun simulasi optimalisasi streaming video pada jaringan wireless. Penulis juga melakukan studi literatur dalam merancang simulasi ini. Dalam membangun simulasi penulis menggunakan aplikasi NS2 (network simulator) versi 2.28 yang berjalan diatas sistem operasi Microsoft Windows Xp Sp2 dengan aplikasi Cygwin. Hasil output akhir pada NS-2 divisualisasikan berupa grafik dan tabel yang kemudian dianalisa lebih lanjut yaitu berupa pengukuran throughput, delay, jitter, packet error dan dengan menggunakan script AWK beserta beberapa tambahan modifikasinya. Dari thesis ini diperoleh performance dari penggunaan mekanisme EAFEC dapat mengurangi kemacetan pada jaringan (congestion) sehingga berdampak pula berkurangnya jumlah packet loss.

In the infrastructure mode, when a wired and wireless node wants to send data packets to other wireless nodes, data must first be sent to the Access Point (AP). The AP then forwards packets to the corresponding node. Therefore, AP is a good place for adding the FEC mechanism for improving video delivery quality._ The number of redundant FEC data in a fixed number. EAFEC redundant data is determined by AP which is based on both network traffic load and wireless channel state. EAFEC Algorithm determines number FEC redundant generated based on queue length indicating network traffic load and packet retransmisi times indicating wireless channel state. Streaming video services are usually related to throughput, delay, jitter and packet loss. In this thesis, the author develops a simulation study of streaming video service on wireless network. The research method is performed studying and developing simulation using Network simulator (NS-2) application version 2.28. The application running at Microsoft Windows Xp SP2 operating sistem, with CYGWIN aplication.. The result of simulation are graphics and measurement such us throughput, delay, jitter and packet error. The measurements are conducted using AWK script with some modifications. From this thesis obtained performance usage of mechanism EAFEC can lessen traffic jam on network ( congestion ) also causing affects the lessen amounts of packet loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40879
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Kurniawan
"Pada mode infrastruktur, ketika setiap kali node wired dan node wireless hendak mengirimkan paket data ke node wireless lainnya, data harus dulu dikirimkan ke access point (AP). Kemudian access point (AP) akan memforward paket data ke node coresponden. Oleh karena itu AP adalah tempat yang bagus untuk menambahkan mekanisme FEC untuk improve delivery video yang berkualitas. Jumlah redundant data yang ada pada mekanisme FEC statis adalah tetap.
Dalam Mekanisme EAFEC redundant data ditentukan oleh access point (AP) berdasarkan beban traffic jaringan dan wireless channel state. Algoritma EAFEC menentukan berapa jumlah paket redundant yang harus di-generate berdasarkan panjang antrian yang mengindikasikan beban traffic jaringan dan times retransmisi paket yang mengindikasikan wireless channel state. Layanan video streaming tidak pernah lepas dari throughput, delay, jitter dan packet loss.
Pada penelitian ini penulis membangun simulasi optimalisasi streaming video pada jaringan wireless. Penulis juga melakukan studi literatur dalam merancang simulasi ini. Dalam membangun simulasi penulis menggunakan aplikasi NS2 (network simulator) versi 2.28 yang berjalan diatas sistem operasi Microsoft Windows Xp Sp2 dengan aplikasi Cygwin.
Hasil output akhir pada NS-2 divisualisasikan berupa grafik dan tabel yang kemudian dianalisa lebih lanjut yaitu berupa pengukuran throughput, delay, jitter, packet error dan dengan menggunakan script AWK beserta beberapa tambahan modifikasinya. Dari thesis ini diperoleh performance dari penggunaan mekanisme EAFEC dapat mengurangi kemacetan pada jaringan (congestion) sehingga berdampak pula berkurangnya jumlah packet loss.

In the infrastructure mode, when a wired and wireless node wants to send data packets to other wireless nodes, data must first be sent to the Access Point (AP). The AP then forwards packets to the corresponding node. Therefore, AP is a good place for adding the FEC mechanism for improving video delivery quality. The number of redundant FEC data in a fixed number.
EAFEC redundant data is determined by AP which is based on both network traffic load and wireless channel state. EAFEC Algorithm determines number FEC redundant generated based on queue length indicating network traffic load and packet retransmisi times indicating wireless channel state. Streaming video services are usually related to throughput, delay, jitter and packet loss.
In this thesis, the author develops a simulation study of streaming video service on wireless network. The research method is performed studying and developing simulation using Network simulator (NS-2) application version 2.28. The application running at Microsoft Windows Xp SP2 operating sistem, with CYGWIN aplication.
The result of simulation are graphics and measurement such us throughput, delay, jitter and packet error. The measurements are conducted using AWK script with some modifications. From this thesis obtained performance usage of mechanism EAFEC can lessen traffic jam on network ( congestion ) also causing affects the lessen amounts of packet loss.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26920
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Afianto
"Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa dan membandingkan kualitas jaringan IPv4 murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4 pada jaringan dengan media wired dan wireless untuk aplikasi video streaming. Dari data yang diperoleh dan dianalisa menunjukan bahwa delay yang terbaik adalah pada kondisi bit rate 256/64 kbps, pada jaringan IPv4, dengan media wireless, dan format file MP4 dengan delay 0,213 detik atau 16,14% lebih rendah dari delay pada streaming file AVI dengan kondisi bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dan dengan media wireless yang bernilai 0,254 detik. Pada parameter packet loss secara keseluruhan kedua tipe media (wired dan wireless) memiliki bagian dimana packet loss bernilai 0 namun karena pertimbangkan fleksibilitas koneksi wireless maka yang terbaik adalah packet loss pada bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dengan media wireless, serta dengan format file streaming menggunakan format AVI.

This thesis aims to analyze and compare the quality of IPv4, IPv6 and 6to4 tunneling on a network with wired and wireless media for streaming video applications. From the data obtained and analyzed showed that the best delay is the bit rate condition at 256/64 kbps, IPv4 networks, wireless media, MP4 file format that is worth 0.213 seconds or 16.14% lower than the bit rate conditions at 512/128 kbps, IPv4 network and the wireless media that is worth 0.254 seconds. Packet loss on the overall parameters of both types of media (wired and wireless) has a section where the packet loss is worth 0, but due to consider the flexibility of a wireless connection then the best bit rate is 512/128, with a wireless media, IPv4 networks, as well as a streaming file format using AVI format."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Saleh
"Video Streaming merupakan sebuah aplikasi yang sangat bergantung pada kondisi jaringan, saat ini dapat dilakukan oleh user tidak saja hanya dari komputer PC, tetapi juga dengan perangkat mobile yang lain. Hal ini ditunjang oleh teknologi jaringan wireless sehingga video streaming dapat dilakukan dalam kondisi mobile.
Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan pengukuran terhadap parameter-parameter kualitas layanan jaringan dan parameter-parameter data multimedia selama user melakukan streaming Hasil pengukuran akan digunakan untuk menganalisa kinerja jaringan wireless untuk aplikasi video streaming.
Pengukuran dilakukan terhadap aktifitas video streaming menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan Microsoft Visual Basic pada sisi server dan Microsoft Embedded Visual Basic pada sisi client. Pengukuran juga dilakukan terhadap parameter-parameter kualitas layanan menggunakan Program Sniffer Pro 4.5 dan Bandwidth Controller. Kedua pengukuran di atas dilakukan pada indoor dan outdoor. Pengaruh mobilitas user terhadap unjuk kerja streaming juga diuji dalam penelitian ini.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kapasitas bandwidth dari server harus lebih besar dari bit rate file yang akan di stream. Packet loss dan Delay sebagai akibat dari adanya keterbatasan bandwidth sangat mengganggu aktifitas streaming yang sedang berjalan. Mobilitas user selama dalam daerah jangkauan dengan kualitas link lebih besar dari 10% dan kecepatan mobilitas kurang dari 5 km/jam tidak mengganggu proses streaming.

Video Streaming is an application that has strong dependency on the network condition, which now can be accessed by the user not only from a PC, but also can be done from another mobile devices. This purposed is supported by wireless network technology so that video streaming application can be access in mobile condition in this research, the application of video streaming than is accessed from mobile terminal will be designed and some parameters of the network services such as the network quality will be measured. The results will be used to analyze the performance of the video streaming application in wireless network.
The measurement is proposed for video streaming activity using Microsoft Visual Basic at server and Microsoft Embedded Visual Basic at client. The parameter of the service quality is also measured using Snifter Pro 4.5 and Bandwidth Controller. Both of the above measuring is proposed at indoor and outdoor environment. User mobility effect for the performance of streaming is evaluated in this research.
As the result, bandwidth capacity of the system should be greater than bit rate of the streamed file. The packet loss and the delay as the effect of the limited bandwidth disturbed the running streaming activity. From the experiment, the experiment, the link quality is 10% greater when the position of the user is in coverage area and if the velocity of user less than 5 km/hours, if is no effect for the streaming process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Dimas Hardo Trihatmoko
"ABSTRAK
Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberikan kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Hal ini dikarenakan mendukung perpindahan mobile node dari titik akses satu ke titik akses lain. Dua buah skenario diimplementasikan untuk mengetahui kinerja dari jaringan Mobile IPv6. Parameter QoS untuk pengukuran adalah throughput, delay dan packet loss. Aplikasi yang diukur adalah Video
Streaming, dimana kualitas dari video streaming juga diukur menggunakan parameter bit rate dan frame rate. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa parameter packet loss mengalami peningkatan ketika mobile node melakukan perpindahan, dari home network ke foreign network, dibandingkan ketika mobile node berada di home network. Besar packet loss mencapai 20,340%.

ABSTRACT
Mobile IPv6 is a network of networks that can provide easy access to the user in making the transition from one network to another. This is because the mobile node supports the transfer of a single access point to another access point. To determine the performance of Mobile IPv6 network, can use some QoS parameters such as throughput, delay and packet loss. Applications that are measured Video Streaming, where the quality of video streaming is also measured using the parameter bit rate and frame rate. That the results of measurements of packet loss parameters increased when the mobile node to move, from the home
network to foreign network, compared to when the mobile node in home network. Large packet loss reached 20.340%"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42645
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Supriyatna
"Perkembangan internet berbasis IP telah meningkat dengan pesat yang menyebabkan berkembangnya teknologi pengiriman media streaming. Streaming memungkinkan menampilkan media tanpa harus menunggu keseluruhan media diterima lengkap terlebih dahulu oleh client. Pada skripsi ini telah dibuat sebuah jaringan kecil yang berbasiskan mobile IPv6. Pembangunan jaringan mobile IPv6 sesuai dengan RFC 3755. Komponen-komponen dari jaringan mobile IPv6 tersebut yaitu Home Agent, Correspondent Node, Mobile Node, Foreign Network, dan Home Network. Tiga buah skenario dilakukan untuk mengetahui performansi aplikasi video streaming. Pengukuran parameter Quality of Service berupa delay, jitter, packet loss dan throughput dilakukan pada saat mobile node tidak berpindah network (pada skenario satu dan dua) maupun pada saat proses handover (pada skenario tiga). Pengukuran dilakukan dengan cara streaming video dari server ke client dengan menggunakan aplikasi VLC, kemudian menangkap paket-paket tersebut dengan menggunakan aplikasi wireshark. Dari hasil percobaan diketahui bahwa Quality of Service pada parameter delay saat proses handover dari home network ke foreign network dan begitu juga sebaliknya sangat rendah sebesar 8,3% jika dibandingkan pada saat mobile node tidak berpindah network. Hal ini disebabkan adanya pemutusan koneksi dengan network yang lama sebelum membangun koneksi dengan network yang baru.

The development of IP-Based Internet has been growing rapidly and impacted the data streaming technology. Streaming allows the user to see the video without any compulsion to wait for the video to be full downloaded on the client side. The aim of this thesis is to implement the mobile IPv6 network and to analyze the performance of the video streaming application that runs through the mobile IPv6 network. A small mobile IPv6 network has been built in this project and the network was configured according to the RFC 3755 IETF standard, this network contains several nodes such as Home Agent, Correspondent node, Mobile node, foreign network, and home network. Application performance was tested through three scenarios. The parameters that used to analyze the Quality of Service are delay, jitter, packet loss, and throughput. At the first and the second scenario the parameters were analyzed when the mobile node was fixed (static) while at the third scenario analysis was conducted when the mobile node was moving (handover). The parameters were measured by running the streaming video from server to client using VLC application, and the packets ran through the network were captured with wireshark. The Result shows that when the mobile node is in the handover process, the delay parameter of the QoS is very low approximately 8,3% compared with the delay when the mobile node is in static condition. This difference is caused by the extra time spent at the turnover process of the network from the previous one to the new network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"Virtual Private Network adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang terkoneksi ke jaringan lokal melalui jaringan komputer publik dan membentuk suatu jaringan pribadi. Teknologi VPN dapat dibentuk dengan menggunakan tunneling. Ada beberapa teknologi tunneling yaitu GRE dan IPSecurity. Untuk mengetahui performansi tunneling yang terbaik maka akan dilakukan analisis dengan mengukur beberapa parameter QoS seperti throughput, packet loss dan delay.
Jaringan yang digunakan pada tesis ini menggunakan aplikasi video streaming. Pengujian akan dilakukan dengan cara memutar video dengan format .mpg dan .mp4. Pengukuran performansi dilakukan pada saat video streaming berjalan dari server ke client.
Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan performansi tunneling GRE lebih baik dibandingkan dengan performansi tunneling IPSecurity. Namun secara kehandalan tunneling IPSecurity lebih baik daripada tunneling GRE. Selisih performansi untuk tunneling GRE dan tunneling IPSecurity untuk parameter throughput,packet loss dan delay adalah 0.54%, 13.30%, dan 0.0015% untuk format video .mpg dan 3.17%, 7.06%, dan 0.032% untuk format video mp4.

Virtual Private Network is a technology that allows one to connect to the local network via a public computer networks and form a private network. VPN technology can be formed by using tunneling. There are several technologies that GRE tunneling and IPSecurity. To determine the performance of the best tunneling then be analyzed by measuring some QoS parameters such as throughput, packet loss and delay.
Network used in this tesis using a streaming video application. Testing will be done by rotating the video format. Mpg and. Mp4. Performance measurements made at the time the video stream running from the server to the client.
From QoS measurements, it can be seen that the overall performance is better than the GRE tunneling with tunneling IPSecurity performance. But the realibility of tunneling IPSecurity better than GRE tunneling Difference in performance for GRE tunneling and tunneling parameters IPSecurity for throughput, packet loss and delay is 0:54%, 13.30%, and 0.0015% for the video format. Mpg and 3:17%, 7.06%, and 0.032% to mp4 video format.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Farhan Fauzi
"Mobile IPv6 merupakan teknologi jaringan komputer yang dapat memberikan suatu kemudahan mobilitas kepada pengguna untuk berpindah dari suatu jaringan ke jaringan lainnya dengan tetap mempertahankan koneksi. Empat buah skenario dengan satu buah serangan, yaitu Denial of Service dirancang dan diimplementasikan untuk dilakukan pengukuran dan mengetahui kualitas Video Streaming serta performa kemanan jaringan Mobile IPv6. Parameter QoS yang digunakan adalah Throughput, Delay, dan Packet Loss. Sedangkan parameter video streaming yang digunakan adalah Bit Rate dan Frame Rate.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa semua parameter QoS pada saat dilakukan serangan maupun saat terjadinya perpindahan jaringan mobile node dari home network ke foreign network mengalami penurunan kualitas, jika dibandingkan dengan ketika belum terjadi serangan dan ketika mobile node masih berada pada home network. Besar Packet Loss mencapai 22.35%, penurunan Throughput mencapai 90.70% dan Delay meningkat sampai 61.09%. Hal serupapun terjadi pada parameter Video Streaming, bit rate menurun sampai 42.23%. Hasil tersebut terjadi ketika jaringan diserangan dengan Denial of Service sebesar 1800kb dan jumlah thread sebesar 12.

Mobile IPv6 is a computer network technology which allow users to easily move from one network to another without terminating the connection. Four scenarios and one attack, which is Denial of Service, are designed and implemented to measure the quality of video streaming and the performance of mobile IPv6's network security. QoS indicator that used in this paper is delay, throughput, and Packet Loss. Meanwhile, bit rate and frame rate are used as video streaming indicator.
Result shows that all QoS indicator encounter a decreasing quality when an attack is being implemented and the mobile node network is being moved from home network to foreign network. The packet loss reaches 22.35%, throughput decreases for 90.70%, and the delay increases for 61.09%. The same results also found in video streaming indicator, the decresion in bit rate is 42.23%. The result occur when the network is attacked by Denial of Service as much as 1800kb and the amount of thread is 12.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vamik Heriawan
"Saat ini telah dikembangkan baik melalui riset maupun implementasi jaringan wireless yang tidak bergantung pada suatu infrastruktur yang dikenal dengan mobile ad hoc network (Mamet). Manet mempakan jaringan yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengorganisasi secara mandiri, yang terbentuk dari sekumpulan node yang menggunakan wireless interface mereka untuk melakukan komunikasi antara satu node dengan node yang lain. Setiap node bisa menjadi host ataupun router, sehingga node mampu memforward paket ke node berikutnya.
Video streaming merupakan metoda untuk mentransmisikan video dengan sifatnya yang real time, yang artinya pada sisi penerima bisa menyajikan video yang diterima tanpa harus menunggu data keseluruhan secara lengkap. Karakteristik dari video itu sendiri merupakan data yang berukuran besar sehingga dalam pentramisiannya membutuhkan bandwidih yang cukup besar pula. Pada dasarnya, untuk mengatasi keperluan akan jumlah bit yang tinggi ini ada dua cara, Pertama, dengan memperbesar bandwidth pada jaringan, sehingga dapat menyalurkan laju bit tinggi, Kedua, dengan melakukan kompresi atau pemampatan data, yaitu data yang akam ditransmisiskan dikompresi dengan metode tertentu, sehingga membutuhkan jumlah bit yang lebih sedikit. Mengingat keterbatasan bandwidth yang umumnya terjadi pada wireless network, maka untuk pentransmisian video bisa menggunakan cara kedua, yakni menggunakan teknik kompresi, yang salah satunya adalah MPEG.
Dari basil pengujian menunjukkan bahwa end-to-end delay dan jitter, baik total maupun rata-rata, untuk MPEG-4 lebih kecil dari MPEG-1 dan MPEG-2, sebelum dan sesudah implementasi TCP SACK_ Packer loss hanya tetjadi pada MPEG-1 transfer rate 236 Kbps, sebelum implemenatsi TCP SACK, yakni sebesar 0.03 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salmon Hardani
"Aplikasi video streaming yang dijalankan pada jaringan dapat mempengaruhi bandwidth dari jaringan tersebut. Aplikasi ini dapat diterapkan pada perusahaan maupun dunia pendidikan yang memiliki kendala dalam hal jarak dan waktu sehingga aplikasi video streaming ini dapat menghubungkan dari satu client ke server. Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang berada pada kondisi top secret, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi dengan menggunakan protokol tunneling untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan.
Skripsi ini membahas tentang analisa unjuk kerja aplikasi video streaming saat dijalankan pada jaringan VPN. Pengukuran parameter Quality of Service (QoS) meliputi, delay, throughput dan packet loss. Nilai video loss yang diperoleh dari pengujian jaringan melalui VPN ini adalah berkisar antara 0,64% sampai 7,02% sedangkan nilai voice loss nya adalah berkisar antara 0,21% sampai 2,18%.

Video streaming application that run in network can influence bandwidth from network. this application applicable in company also education that has obstacle in the case of distance and time so that application of video streaming can connect from client to server. For information delivery in secret need network that present in condition top secret, one of the way with build virtual private network (VPN). In VPN technology, data current will be encrypth by using protocol tunneling to wrap up network protocols with can protect stripe that used.
This research discusses about analysis procedure of application video streaming moment run in network vpn. measurement quality of service (QoS) cover, delay, throughput and packet loss. Video loss values obtained from measurements of the network through a VPN is range from 0,62% to 7,02 while the value of his voice is a loss range from 0,21% to 2,18%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>