Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Balai Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementerian P dean K
050 MB 1-2 (1951/52)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Balai Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementerian P dean K
050 MBS 4
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Balai Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementerian P dean K
050 MBD 2 (1957)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Balai Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementerian P dean K
050 MBM 1 (1957)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ujang Pandang : Balai Penelitian Bahasa. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen P & K
050 SAW 1:(1993)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Reduplikasi merupakan bagian dari kajian linguistik, khususnya dalam tataran morfologi. tulisan ini membahas tentang reduplikasi dalam dialek Binongko. Sebagaimana dalam Bahasa Indonesia, dalam bahasa daerah khususnya dialek Binongko ditemui pula bermacam-macam reduplikasi. Reduplikasi berdasarkan bentuknya berupa reduplikasi seluruh, reduplikasi sebagian, reduplikasi yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks. Reduplikasi berdasarkan kategori kata berupa reduplikasi nomina, verba, adjektiva, numeralia. Makna reduplikasi yang terjadi dapat bermakna menyerupai, bermakna saling, dan bermakna perbuatan yang dilakukan berkali-kali."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perulangan (reduplikasi) merupakan suatu proses morfologis yang terdapat dalam bahasa-bahasa Nusantara ternasuk bahasa Wolio. Adapun yang dimaksud dengan perulangan adalah perulangan bentuk, baik seluruhnya maupun sebagian baik dengan variasi maupun tidak. Hasil perulangan itu disebut kata ulang, sedangkan yang diulang merupakan bentuk dasar. oleh karena itu, tulisan ini akan membahas macam-macam bentuk dan makna perulangan yang ditimbulkan oleh bentuk perulangan."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam bahasa Muna dialek Mawangsa dikenal juga kelas kata nomina. Nomina dalam bahasa Muna dialek Mawasangka ada yang terbentuk dari proses afikasasi, baik yang bersifat infleksional maupun derivasional. Proses pembentukan nomina yang derivasional inilah yang disebut dengan nominalisasi, yaitu proses pembentukan nomina yang berasal dari morfem atau kelas kata lain. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan nominalisasi dalam bahasa Muna dialek Mawasangka "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fautngil, Christ
"Penelitian ini memitiki dua tu.juan pokok, yaitu peme¬taan dan sebaran unsur-unsur leksikal bahasa-bahasa daerah di lima wilayah kecamatan Kotamadya Jayapura dan sekitar¬nya. Pendekatan yang digunakan ialah perhitungan jarak kosa kata yang dikemukakan Seguy dengan persentase yang disaran¬kan Guiter. Perhitungan ini diperkuat puler dengan penarikan garis-garis isoglos sehagai rnan.Y digunakan oteh ChaffiberE Trudgill. Interpretasi dipakai unsur-unsur bahasa, yaitu gejala-gejala kebahasaan, baik fonologis maupun morfologis dan Tatar belakang sejarah, geografi, dan social budaya.
Hasil yang diperoLeh antara Lain (1) terdapat tujuh bahasa dalam lima wilayah kecamatan itu, (2) terdapat saling pengaruh antara bahasa-bahasa itu, (3) bahasa-bahasa yang ada sekarang ini merupakan basil asimilasi dan basil perkembangan bahasa-bahasa pada mass lalu. Dalam kaitan dengan tujuh bahasa itu, penelitian terdahulu menyatakan bahwa antara Kayu Pulau dan Tobati merupakan bahasa tersen¬diri, demikian halnya Kemtuk di Sabron dan Moi di Dosai. Hasil perhitungan jarak kosa kata dalam penelitian ini hanya sebesar 51% untuk Sabron-Dosai dan 64% untuk Kayu Pulau-Tobati.
Terdapatnya rumpun bahasa Austronesia di Tetuk Yos Sudarso, menurut penelitian terdahulu (yakni Ormu, Kayu Pulau, dan Tobati), diasumsikan sebagai akibat pengaruh 0 yang kuat dari sebelah barat, yakni pengaruh Ternate-Tidore melalui Raja Ampat dan Biak. Dengan pengaruh-pengaruh kuat tersebut, bahasa-bahasa di teluk itu yang dulunya diperki¬rakan serumpun dengan bahasa-bahasa di balik gunung Dobon¬solo (yakni bahasa-bahasa Irian), akhirnya didominasi oleh rumpun Austronesia.
Sebaran penduduk berdasarkan sejarah dimulai dari bagian timur, selatan, dan barat. Sebaran tersebut di¬perkirakan dalam dua tahapan besar, yakni kelompok timur, selatan, dan barat (dekat --> Dem.ta) merupakan kelompok pertama dan kelompok yang datang dari daerah barat dan jalinan kembali hubungan timur-barat seperti dikemukakan di atas sebagai kelompok kedua. Hubungan timur dan barat yang dekat masih berjatan terus hingga sekarang.

This study has two main objectives: the mapping and distribution of lexical elements in five districts in Jayapura and the neighbouring areas. This study used the technique created by Seguy for counting word distance, and word percentage created by Guiter (dialectometry). The dialectometry is also supported by techniques for drawing isglossis as used by Chambers and Trudgill.
The interpreta¬tion of the results was based on Linguistic phenomena both phonologically and morphologically, as well as and histori¬cal, geographical, and socio-cultural background.The results of the study are: (1) there are seven Languages in the five districts, (2) there are Linguistic influences among these languages, (3) the existing languag¬es now are the results of the distribution of languages and the migration of the people in the past.
In relation to seven languages, earler studies claimed that the languages in Kayu Pulau and Tobati are separate languages and so are the Kemtuk Language in Sabron and the Moi language in Dosai. The calculation and percentage of dialectometry is 51% for Sabron-Dosai and 64% for Kayu Pulau-Tobati.The languages in the Yos Sudarso Bay, that is, the Ormu language, the Kayu Pulau Language, and the Tobati language, according to earlier studies, belong to the Austronesian group because of the influences from western languages, Like the Ternate-Tidore Languages, which came through the Raja Ampat and Biak. Because of these strong influences, these languages around the bay, which were once the same group as those at the other side of Mount Dobonsolo namely the Papuan Languages, then changed to belong to the Austro¬nesian group.
The migration of people, according to history, began from the east, the south, and the west. This migration is thought to occur twice: the first group which is called the east, south, west group (Demta); the second group migration from the west and east as described above. The contact between east and west still exists today.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T38826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>