Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priyanto Wibowo
"ABSTRAK
Setelah usai Perang Dunia Kedua, Cina berada dalam posisi di antara dua negara kuat; Uni Soviet dan Amerika Serikat. Sementara RRC sendiri sebagai sebuah negara yang baru melewati perang saudara, masih perlu melakukan pembenahan dalam berbagai sektor; industry, transportasi, pertanian, pendidikan, dan lain-lain. Untuk membangun semua itu, Mao Zedong, sebagai pemimpin negeri itu, akhirnya memutuskan bantuan dana dan meminta bantuan teknis kepada Uni Soviet, dan bukan ke Amerika.
Nyatanya, Uni Soviet lebih banyak memberikan bantuan teknis dibandingkan bantuan dana sebagaimana yang telah disepakati kedua negara. Begitu juga, Pelita I yang dananya dan bantuan tenaga ahlinya didatangkan dari Uni Soviet, tidak sepenuhnya berhasil. Menghadapi situasi itulah, Mao lalu mencanangkan gagasan "Gerakan Lompatan Jauh Ke Depan". Penelitian ini mengungkapkan latar belakang munculnya gagasan tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto Wibowo
"ABSTRAK
Peristiwa gerakan Lompatan Jauh ke Depan (Dayuejin) menjadi penting dalam sejarah Cina, karena gerakan tersebut dilakukan oleh pemerintah baru RRC untuk mencapai komunis_me dan meningkatkan status perekonomiannya. Segala cara dan upaya dilakukan oleh pemerintah RRC dalam mencapai tujuan ini melalui gerakan Lompatan Jauh ke Depan. Dalam skripsi ini akan digambarkan bagaimana pemerintah RRC mengingin_kan kemajuan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan poli_tik dalam waktu singkat melalui gerakan yang melibatkan massa rakyat ini..
Skripsi ini bertujuan memaparkan kembali peristiwa gerakan tersebut. Dengan dipaparkannya kembali peristiwa tersebut, maka paling tidak akan diperoleh dua manfaat: dapat lebih memahami peristiwa sejarah yang terjadi pada periode Cina modern tersebut.

"
1986
S13093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surryanto Djoko Waluyo
"Munculnya Mao Zedong sejak sebelum terbentuknya PKC sampai dengan terbentuknya PKC pada tahun 1921 telah menyemarakkan perebutan kekuasaan antara PKC dan Guomindang. Mao kemudian selalu berperan aktif dalam setiap momentum perjuangan melawan musuh baik yang berasal dari dalam maupun dari luar Cina. Melalui pola strategi perjuangan dan kepemimpinannya yang ampuh Mao berhasil membangun basis-basis merah yang kokoh. Taktik perang gerilya yang dikembangkannya semasa perang melawan Jepang merupakan taktik ampuh untuk melumpuhkan kekuatan musuh. Keberhasilan Mao dalam mengindoktrinasi anggota partai dan tentara telah mewujudkan PKC yang handal yang pada akhirnya mampu melumpuhkan kekuatan Guomindang serta berhasil meniadikan PKC berkuasa di seluruh negeri sejak tahun 1949. Semuanya ini merupakan wujud nyata hasi perjuangan Mao yang didukung oleh unsur rakyat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S12703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Marjorie Herbayuning
"ABSTRAK
Cina menganut sistem sosial patriarki, yang berarti laki-laki menjadi poros utama dalam kehidupan masyarakat Cina. Hal ini membuat peran perempuan Cina tidak terlalu dianggap. Namun, ketika Mao Zedong berkuasa 1949 mdash;1976 , ia memiliki beberapa kebijakan yang dapat mengembangkan peran perempuan Cina khususnya di bidang politik dan ekonomi. Jurnal ini berfokus pada pemaparan alasan Mao membuat kebijakan untuk mendukung peran perempuan, menjelaskan cara Mao dalam meimplementasikannya, serta memaparkan perkembangan perubahan partisipasi perempuan Cina pada saat itu. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk melihat perubahan partisipasi perempuan Cina saat Mao memimpin.

ABSTRACT
China adopts the patriarchal social system, which means men become the main axis in the life of Chinese Society. This makes Chinese women rsquo;s role not so much considered. But, when Mao Zedong came to power 1949 mdash;1976 , he has some policies to developed Chinese women rsquo;s role especially in politics and economics. This Journal focus on the explanation of the reasons Mao makes policies to support women rsquo;s role, how he implementing it, and also the explanation of the development of Chinese women rsquo;s participation at that time. The writer will be using qualitative method with historical approach. The aim of this journal is to see the changes of Chinese women rsquo;s participation during the reign of Mao. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Astuti Wahyu Revolusiningrum
"ABSTRAK
Keadaan politik di Cina menjelang kematian Mao Zedong diwarnai adanya krisis kepemimpinan dimana dua kubu kekuatan yang dominan saat itu bersaing untuk berebut pengaruh dan kekuasaan di Cina. Pada saat itu orang tak menduga bahwa yang akhirnya memenangkan pertarungan kekuatan politik tersebut adalah Hua Guofeng karena pada saat itu yang meniadi tokoh dominan adalah Deng Xiaoping yang memang dipersiapkan oleh Zhou Enlai untuk menggantikannya dan salah satu dari Kelompok Empat yang disponsori oleh Mao Zedong. Hua Guofeng terpilih sebagai tokoh tak terduga pengganti Mao Zedong agaknya karena peranannya dalam menjembatani dua kubu kekuatan yang saling bersaing itu sehingga tertipta kesatuan dalam negeri pada saat itu.

"
1989
S12832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto Wibowo
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2003
352.23 PRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto Wibowo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
951 PRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Solomon, Richard H.
Berkeley: University of California Press, 1971
320.95105 SOL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Eugene Richir
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk nenggambarkan secara jelas peristiwa Revolusi Kebudayaan (1965-1969), yang menitik beratkan pada pertentangan antara Mao Zedong dan Liu Shaogi. Revolusi Kebudayaan adalah suatu revolusi untuk mentransformasikan pera_daban bangsa dan untuk merubah sikap manusia agar tercipta seorang manusia kolektif yang sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada perjuangan kelas, garismassa, dan pendekatan Maois menuju transformasi sosialis.Dalam perkembangan selanjutnya Revolusi Kebudayaan yang dilancarkan oleh - Mao lebih merupakan suatu kekuatan untuk menghancurkan bangunan atas atau penguasa Partai yang mengambi] jalan kapitalis..Periode tahun 1965 merupakan periode pengkonsolidasian kediktatoran proletar.'Periode tahun 1966-1969 merupakan periode persaingan atau perebutan ke_kuasaan (power struggle) antara elit politik dan penguasa di Cina. Pada perio_de ini Mao mencari dukungan di luar Partai seperti Pengatral Merah, yaitu para pemuda-pemudi yang diorganisir menjadi kelompok yang bersifat militer dan mili_tan. Selain itu, Mao juga mengandalkan kekuatan Tentara Pembebasan Rekyat/TPR yang ditandai dengan pembentukan Komite Revolusioner. Kekuatan-kekuatan Pengawal Merah dan TPR digunakan Mao untuk membangun kembali supremasi otoritasnya dan memastikan keabadian ideologi serta pemikiran Mao yang mulai memudar pada awal Revolusi Kebudayaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Revolusi Kebudayaan sesungguhnya dirancang oleh Mao untuk memurnikan gagasan ideologi dan menciptakan masyarakat sosialis berdasarkan pikiran-pikiran Mao. Namun, jalan yang ditempuh untuk men_capai tujuan itu secara tak terelakkan harus melalui perebutan kekuasaan...

"
1986
S12831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>