Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"ABSTRAK
Penelitian arkeologis yang pamah dilakukan di DKI Jakarta menunjukan bahwa
daerah ini penuh' dengan situs-situs yang sarat dengan sisa-sisa budaya rnanusia masa
lampau sejak dari masa prasejarah. Situs-situs itu umumnya berada di sepanjang aliran
sungai yang berasal di pedalaman Jawa Barat dan berrmuara di pantai utara Jawa Barat.
Salah satu sungai yang melewati wilayah DKI Jakarta adalah sungai Ciliwung. Penelitian ini
hanya akan mengaji 3 (tiga) buah situs yang berada pada daerah aiiran sungai Ciliwung
yang berada dalam wilayah administratif.fDKI Jakarta, yaitu situs Condet,! Balckambang dan
situa Kampung Kramat, kedua-duanya berada dalam wilayah administraiif Kecamatan
Kramat Jati (Jakarta Timur), dan situs Pejaten yang terletak di wilayah administratif
Kecamatan~Pasar Minggu (Jakarta Sclatan). Dari ketiga situs ini ditemukan sekitar 2500
pecahan tembikar. Banyaknya pecahan tembikar ditambah dengan kenyataan bahwa ketiga
situs itu terradapat di daerah aliran sungai yang berlokasi pada dataran wilayah yang kaya
akan tanah lempung, mendorong dilakukan penelitian ini yang berupaya menjawab apakah
manuai apmsejmahpemhuattembikarmaaalampauimmenggmnakantanahymg ada di
sekitar mereka untuk dijadikan bahan pokok tembikar, ataukah mereka mengunakan tanah
dari nm daerah befmulamnya.
Untuk memperolah jawaban atas pertanyaan tsfscbut, pcnclitian ini menggunakan
beberapa mctode kczja. Hal pertama yang dilakukan adalah mengenali kembali benmk-
bentuk asli pecahan tsmbikar. Untuk itu digunakan analisis khusus (specific anabvsis), yang
memusatkan pcngamatan pada unit-unit analisis terkeoil yang disebut atribut bentuk dermal
attribute). Hasil analisis bentuk juga dipcrbandingkan dengan bcntuk-bcntuk serupa yang
masih dibuat dan dipergunakan oleh beberapa kelompok masyarakat yang maaih sederhana.
Pembandingan ini diperlukan mengingat rekonstruksi bcntuk yang mengunakan peoahan-
pccahan tembikar tentunya mempunyai keterbatasan, arlinya belum tcntu kita bisa
mcmperoleh garnbaran tiga dimcnsional benda karma peoahan yang sampai kepada kita
sebagai data arkeologi itu terbatas sifatnya baik dalam scgi kuantitas maupun kualitas.
Langkah berikumya adalah menganalisia bahan tembikar, yang dalam hal ini dilakukan
dcngan bantuan laboraiorium, agar dapat disehxsuri unsur-unsur tanah Iiat yang
dipetgunakan sebagai bahan pokok tembikar. Haail analiais bahan ini kemudian
diperbandingkan dangan analisis tanah claerah alimn sungai Ciliwung. I-Iasil psmbandingan
ini menunjukkan bahwa tanah Iiat yang dipezgxmakan scbagai bahan pokok tembikar dari
situs-sims Condct Balekambang, Kampung Kramat, dan Pcjatsn mcnunjukkan kesamaan
dvngan chi geologic tanah di mana situs barada. Ini memmjukkan bahwa sumber tanah
yang dipakai olch pembuat tembikar pemukim ketiga situs tzrsebut bcrasal dari sckitar
mereka atau dengan kata lain: tembikar terscbut adalah produksi lokal. Kalaupun ketiga
sims itu bukan tempat pembuatan tcmbikar, maka tcmbikar dari kctiga sims penciitian ini
didalangkan dari tempat lain (mungkin sekali iempat-tempat yang juga bcrada pada dacrah
aliran sxmgai Ciliw1mg)dengan menggunakan sungai Ciliwung sebagai sarana transportasi.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mashuri
"Berbagai daerah di Indonesia dalam periode 1947-1949 terlibat dalam perlawanan bersenjata dalam rangka menegakkan kedaulatan Indonesia yang terancam oleh kehadiran Belanda yang berkeinginan menguasai kembali Indonesia. Daerah Malang Selatan menjadi salah satu basis perjuangan sebagai akibat keputusan perjuangan diplomasi dalam bentuk Persetujuan Renville, namun yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana para pejuang dan rakyat menjalankan strategi untuk melawan Belanda, tanpa mengabaikan kebijakan yang digariskan oleh pemerintahan pusat dan Masrkas Besar Komando Djawa (MBKD). Kegiatan penelitian disesuaikan dengan langkah-langkah yang terdapat dalam metode sejarah. Langkah yang dimaksud meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan penyajian. Data yang terkumpul berupa data deskriptif. Sumber data berupa arsip, arsip yang diterbitkan, catatan kenang-kenangan yang tidak diterbitkan, hasil wawancara, surat kabar, majalah dan buku.
Agresi Militer Belanda tanggal 21 Juli 1947 membawa perubahan terhadap tatanan politik. Belanda yang menggunakan strategi pendadakan dan pemusnahan (annihililation) menyulitkan posisi tentara Indonesia yang menggunakan sistem Linier mengakibatkan jatuhnya Kota Malang dan sekitarnya. Aparat pemerintahan mengundurkan diri ke daerah Malang Selatan. Jumlah aparat pemerintahan dan rakyat serta tentara yang menuju ke Malang Selatan semakin bertambah setelah disepakatinya Persetujuan Renville yang memisahkan wilayah Republik dengan daerah pendudukan Belanda.
Menjelang berakhirnya tahun 1948 MBKD menetapkan pemilihan sistem wehrkreise sebagai upaya melanjutkan perjuangan. Sistem itu merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Perintah Siasat Nomor 1 dari MBKD. Wehrkreise hakekatnya adalah upaya memobilisasi rakyat demi kepentingan perjuangan. Mobilisasi dana dan tenaga dilakukan dalam bentuk dukungan yang bervariasi. Kebutuhan logistik gerilyawan diperoleh berkat partisipasi rakyat dalam bentuk sumbangan wajib, sistem maro penggarapan tanah milik negara (PPN) yang terlantar. Partisipasi rakyat dalam perjuangan juga berupa terbentuknya Pasukan Gerilya Desa yang koordinasinya dibawah Komando Militer Karesidenan Malang.
Penyempurnaan organisasi perjuangan yang dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan upaya pemberdayaan seluruh lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam, mampu meningkatkan operasi gerilya kedaerah pendudukan Belanda. Tekanan seperti itu membawa korban yang besar terhadap Belanda, lebih-lebih ketika dalam waktu yang sama mendapat tekanan diplomatik dari PBB. Perjuangan dalam diplomatik dan militer itu mampu memaksa Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Di Malang hal itu ditandai dengan kembalinya Walikota dan Bupati ke Kota Malang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prapto Yuwono
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"ABSTRAK
"Tekstil" termasuk benda yanq tidak hahah melawan gigi waktu. artinva benda ini mudah sekali lapuk dan hancur termakan oleh zaman, sehinqqa secara fisik dalam
peninggalan arkeologis boleh dikatakan jarang atau belum pernah ditemukan sisa-sisa pemakaian benda ini. Akibatnya gambaran mengenai panggunaan pakaian dan tekstil pada mesa lampau menjadi samar-samar pula.
Dari penelitian ini diketahui ada beberapa indikalor penqqunaan tekstil dan pakaian pada masa prasejarah di Indonesia, yaitu motif-motif anyaman, berdiri dari motif anyam kepang, hiker, haqur, dan kain yang tercetak sebagai motif hias tembikar dari situs Gununq Wingko, dan situs Anyer; alat pemukul kulit kayu
yang ditemukan di beberapa situs di Kalilimantan dan Sulawesi.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Barlan Setiadidjaja
Bandung: Departemen Angkatan Darat Sekolahn Staf dan Komando, 1964
959.8 BAR t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herimanto
Yogyakarta: Ombak, 2012
959.8 HER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tawalinuddin Haris
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini diungkapkan berbagai aspek berkenaan dengan situasi dan kondisi Jakarta (Batavia) masa Hindia Belanda, baik sebagai wilayah administratif maupun sebagai kota pusat pemerintahan kolonial selama kurun waktu sekitar satu seperempat abad. Selama itu telah terjadi perubahan dan perkembangan, baik dibidang
politik, pemerintahan, penataan wilayah, ekonomi dan sosial budaya. Namun karena luas Serta kompleksnya permasalahan, maka penelitian ini memfokuskan diri pada perkembangan wilayah dan penduduk Jakarta ( Batavia ) dalam sistim pemenintahan kolonial, sebab perubahan sistim pemerintahan dan berkembangnya fungsi Serta kedudukan Jakarta ( Batavia ) dalam sitim pemerintahan kolouial menjadi Salah satu
alasan dalam penataan wilayah administratif dan berkembangnya jumlah penduduk. Sejauh mana perubahan-porubahan yang dimaksud telah berlangsung Serta keterkaitannya satu sama lain menjadi permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Dengan demikian tujuan panelitian ini membermkan informasi berkenaan dengan perkembangan wilayah dan penduduk Jakarta ( Batavia ) pada kurun waktu tertentu sebagai sumbangan data dalam penu1isan sejarah Jakarta pada umumnya.
Untuk menjawab permasalahan penelitian, selain penelitian kearsipan sebagai data utama, dilakukan telaah pustaka terutama terhadap buku-buku atau artikel-artikel yang memiliki relevandi dengan obyek yang dikaji. Dari penelitian ini diperoleh gwnbaran bahwa perkembangan wilayah dan penduduk Jakarta ( Batavia ) selama pemerintahan Hindia Belanda, selain dipengaruhi oleh sistim, pemerintahan yang ada, juga karena diintrodusirnya birokrasi mouern ( kolonial )diberlakukannya Sistim Tanam Paksa dan politik Etis."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tuk Setyohadi
Jakarta: Rajawali Corporation, 2002
959.8 TUK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>