Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Kusparyati Boedhijono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Jaman dahulu lontar merupakan salah satu media yang digunakan untuk menulis tulisan Bali. Lontar-lontar tersebut digunakan untuk mendokumentasikan sesuatu yang dianggap penting baik berupa cerita sejarah, silsilah keluarga maupun teknik pcngobatan. Masih banyak warisan lontar yang disimpan oleh masyarakat Bali hingga saat ini. Karena cara penyimpanan yang kurang baik serta dipengaruhi oleh cuaca dan waktu, lontar-lontar peninggalan tersebut banyak yang mengalami penurunan kualitas. Untuk menangani hal ini diperlukan sebuah sistem yang dapat meningkatkan kualitas lontar yang disimpan secara digital. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem adalah Wavelet Denoising, dimana sistem bekerja dimulai dari tahap mencerahkan gambar, mengkonversi gambar menjadi grayscale, kemudian gambar dihaluskan dan dicerahkan kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Tahapan akhir adalah menghilangkan noise yang hadir pada citra, yang diketahui melalui penelusuran intensitas setiap pikselnya. Dari beberapa percobaan, sistem ini terbukti memberikan hasil yang baik, terutama ketika input yang diberikan dalam kualitas yang cukup baik pula."
005 JEI 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
IBM Jata Martha
"Daun lontar (selanjutnya disebut lontar saja) merupakan media untuk menulis karya sastra Ball kuno. Dengan bidang tulis yang memanjang biasanya berukuran 3 x 40 Cm dan ditulis dari kiri kekanan. Alat tulis yung dipergunakan adalah pisau berujung runcing yang diberi nama 'pengutik' sehingga huruf terbentuk dari torehan pada lontar tersebut. Satu topik bisa terdiri dari puluhan lembar daun lontar disimpan sebagai satu kesatuan yang disebut 'keropak'. Pemeliharaan lontar ini secara tradisional menggunakan minyak hasil perasan kemiri yang dibakar dan dioles dipermukaan lontar. Minyak ini akan memperjelas torehan di daun lontar dan melindungi lontar dari kerusakan akibat dimakan serangga..
Karya-karya sastra yang tertuang pada lontar ini merupakan hasil pemikiran pujangga pada masa kejayaan kerajaan Hindu atau ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh 'pedanda' (pendeta agama Hindu), 'balian' (dukun), raja atau cendikiawan Hindu. Kesulitan pemeliharaan lontar dan kurangnya minat generasi muda untuk mempelajah tata nulis huruf Bali menyebabkan perkembangan kebudayaan yang tinggi ini berjalan sangat lambat bahkan nyaris terhenti. Ilmu wariga (perhitungan baik-buruknya hari), asta kosala-kosali, pengobatan tradisional dan lain-lain menjadi tidak berkembang dan dikuasai beberapa orang saja tanpa adanya proses alih pengetahuan ke generasi berikutnya secara memadai karena usaha untuk menterjemahkan ke dalam huruf Latin dirasakan sangat kurang. Penterjemahan ke hurut Latin juga akan mengurangi kesempatan berkembangnya pengetahuan, pemahaman dan pemakaian huruf Bali.
"
1995
LESA-25-Jan1995-60
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Rai Sudharta
"ABSTRAK
Memang benar peryataan J.A. Scheterman dalam tulisannya berjudul "An Introduction to old Javanese Sanskrit Dictionaries and Grammars"(BKI 137/IV,1981,hlm.439) bahwa lontar-lontar Krtabhasa masih banyak dan terus diperbanyak yang berupa Lexicography. Krtabhasa yang diperbanyak itu untuk dipakai membantu mereka yang senang kebebasan, yaitu membaca Kekawin berbahasa Jawa Kuno. Setelah dibaca atau dilagukan Kekawin itu diterjemahkan ke bahasa daerah oleh salah seorang yang mengelilingi pembaca itu, disaksikan oleh banyak orang. Tetapi lantar yang berisi pelajaran bahasa Sanskerta masih sangat sedikit dan terus menurun jumlahnya dari hari ke hari.
Demikian antara lain pernyataan J.A. Schoterman setelah diberitahu oleh Ida Bagus Gde Griya dari Sidewan (Karangasem, Bali). Pernyataan ini memang benar, karena di Gedung Kirtya, Singaraja yang merupakan tempat penyimpanan ribuan lontar, dari empat lontar Krtabhasa, hanya satu lontar yang berisi pelajaran kahasi Sanskerta. Di samping itu dari tigapuluh tuju judul Krtabhasa yang dicantumkan oleh Juynbell, hanya ada sepuluh Krtabhasa yang berisi pelajaran Tata bahasa dan bacaan prosa dan puisi Sanskerta. Walau pun demikian sebenarnya Gedung Kirtya memiliki juga lontar-lontar yang berisi soal Tata bahasa Sanskerta tanpa memakai judul Krtabhasa. Lontar-lontar itu berjudul antara lain berjudul Aji Krakah, Krakah Aji, Krakah Sangraha, Catur Sandhi, Jnana Sandhi dan Krakah Puja, Lontar-lontar ini membantu Krtabhasa dalam bidang Tata Bahasa dan bacaan prosa dan puisi Sanskerta. Rontal Krakah Puja ini isinya bukan tuntunan tata cara pemujaan tetapi berisikan hal Vibhekti. (Deklinasi Sanskerta). Mungkin karena pada permulaan isi lontar itu mencantumkan kata Dewa, maka lontar itu dinamai Krakah Puja.
Demikian pula ada lontar dengan judul Svarasambita jangan mengira bahwa rontal itu adalah Kamus sesuai dengan judulnya yang berarti 'kumpulan kata-kata terutama vokal: Karena sebenarnya isi lontar Svarasamhita adalah puisi Sanskerta terkenal, yaitu JanakTharuna yang dikarang oleh Pangeran Kumaradasa dari Sri Langka yang pernah mendapat suwaka politik di Sriwijaya.
Juga sama halnya dengan lontar berjudul Svaravyanjana (Codex.1159) yang tidak berisi hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan Vokal dan Konsonan sebagai mana tertera sebagai judulnya. Lontar Svaravyanana tersebut ini berisikan fragmen puisi Sanskerta juga yaitu, puisi Trayaatakam dikarang oleh raja Bhartrhari.
Memang benar Krtabhasa yang berisikan pelajaran Bahasa Sanskerta sedikit sekali jumlahnya. Tetapi karena ada bantuan oleh lontar-lantar lain yang tidak berjudul Krtabhasa, pelajaran tata Bahasa dan pembacaan prosa dan puisi Sanskerta di dalam lontar masih cukup, Walau tidak ada pelajaran Tasrifan Kata Kerja dalam lantar-lontar yang dibahas dalam tesis ini.
Cara mengajarkan Bahasa Sanskerta kira-kira baik jika urutan penyajiannya sesuai dengan urutan yang ada dalam buku Sarasvatavyakarana yang ada di halaman 30-32 pada tesis."
1986
D332
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
959.847 LON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Putu Sri Aryani
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses preservasi pengetahuan mengenai sistem pengelolaan koleksi dan layanan pada Perpustakaan Gedong Kirtya, usaha-usaha preservasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Gedong Kirtya baik yang menyangkut preservasi fisik maupun preservasi pengetahuan lontar sebagai bagian dari kebudayaan Bali, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Gedong Kirtya dalam rangka melakukan presevasi terhadap berbagai koleksi yang dimilikinya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang dititikberatkan pada deskripsi serta interpretasi perilaku manusia dalam melakukan preservasi pengetahuan mengenai pengelolaan perpustakaan Gedong Kirtya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Gedong Kirtya memiliki sistem preservasi pengetahuan secara internal yaitu transfer pengetahuan yang dilakukan antar pegawai, serta preservasi pengetahuan secara eksternal yang dilakukan dengan pihak luar Gedong Kirtya.

This study aims to understand the process of knowledge preservation on collection management systems and library services in Gedong Kirtya, preservation efforts undertaken by the Gedong Kirtya Library both concerning on physical and knowledge of lontar as part of Balinese culture, and the constraints faced by this library in order to perform preservation to its various collections.
This research was conducted by using qualitative methods that focused on the description and interpretation of human behavior in conducting knowledge preservation concerning to Gedong Kirtya libarary management. The results show that Gedong Kirtya Library has knowledge preservation system that is internally performed by knowledge transfer among employees, as well as the preservation that is done externally with outside parties of Gedong Kirtya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Lestari
"Berbicara mengenai lingkungan dalam perkembangan kepribadian seorang anak, tentunya yang pertama kali kita ingat adalah lingkungan keluarga di mana anak itu hidup dan tinggal sejak ia dilahirkan ke dunia ini.
Terkait dengan pembentukan karakter anak, keteladanan dan kasih sayang orang tua merupakan dua unsur yang diperlukan dalam membimbing dan mengarahkan anak agar mereka dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut agama dan masyarakatnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keteladanan dan kasih sayang orang tua dalam pembentukan karakter anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang murid di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Keteladanan merupakan metode efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak, karena sifat anak yang peniru. Teori social learning (belajar sosial) Bandura menyebutkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Menurut Bandura, usia mempengaruhi dalam proses belajar seorang anak. Apabila fisik dan mental sudah matang, panca indera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan. Oleh karena itu, dalam hal pemberian stimulus kepada anak berupa keteladanan, maka harus diperhatikan perkembangan ranah kognitif anak. Sebab ranah kognitif adalah ranah kejiwaan yang berkedudukan di otak, yang dalam perspektif psikologis merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa).
Sedangkan kasih sayang orang tua, rnerupakan sumber bagi sehatnya lahir dan batin seorang anak, karena anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat lahir dan batin. Fromm mengiklasifikasikan cinta dalam lima tipe, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Cinta keibuan, menurut Erich Fromm adalah penguatan cinta tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan Mubarok, memasukkan cinta orang tua kepada anak termasuk dalam cinta rahmah dan cinta kulah, di mana dalam kedua cinta ini terdapat kasih sayang yang tulus dan kesadaran untuk mendidik anaknya.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa orang tua yang dapat memberikan keteladanan dan kasih sayang yang tulus dengan disertai kesadaran untuk mendidik anaknya terbukti dapat membentuk 9 karakter anak.

Talking about environment in the personal development of children, the first thing comes up to our mind is family circumference where children have lived and stayed since they were born in the world.
With respect to children's character development, parents' modeling and affection are the two elements needed to guide and direct children so they can behave in accordance with the moral values in their religion and community.
The objective of this research is to find out the role of parents' modeling and affection in developing children's character. This research makes use of qualitative method using case study approach to four students of SDIT (Integrated Islamic Elementary School) Insan Mandiri Jakarta. Good modeling is an effective method for teaching moral values to children for their characteristic as imitators. Bandura's social learning theory states that most of the things human beings learn occur through imitating and modeling. According to Bandura, age affects a child's learning process. When physic and mental are already mature, the five senses are ready to receive stimulus from the environment. Therefore, in giving a child stimulus in the form of good modeling, we must pay attention on the development of child's cognitive domain. This is true since cognitive domain is a spiritual domain located in the brain, which is in the perspective of psychology constitutes a source and at the same time controller of the other spiritual domains, namely affective domain (feeling) and psychomotor domain (intention).
Meanwhile, parents' affection is the source physical and spiritual health of a child. Therefore, a child educated with full affection will grow to become an adult human being that is healthy physically and spiritually. Fromm classifies Love into five types, namely brotherhood love, motherhood Love, erotic love, love to one self and love to God. Motherhood love, according to Erich Fromm, is reinforcement to love without condition to the lives and needs of her children. While Mubarok includes love of parents to their children in rahmah love and kulfah love, in which there exist a sincere affection and consciousness to educate their children.
The outcome of this research shows that parents that are able to provide good model and sincere affection accompanied with consciousness to educate their children prove to be able to form 9 characters of children."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Jodi Rezki
"Stabilitas tegangan telah menjadi salah satu masalah terpenting dalam sistem tenaga listrik. Kemampuan sistem untuk mempertahankan tegangan bus yang dapat diterima sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Oleh karena itu, penelitian yang dapat menentukan batas kapasitas maksimum sebelum tegangan jatuh harus dilakukan sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat diambil untuk menghindari kegagalan sistem. Penelitian ini membahas kestabilan tegangan sistem transmisi listrik Jawa Barat pada subsistem Balaraja 3,4 - Lontar - Kembangan 1 150 kV menggunakan Indeks Stabilitas Tegangan Cepat (FVSI) dan Line Stability Factor (LQP). Saluran akan dikatakan rentan terhadap ketidakstabilan tegangan ketika nilai indeks stabilitas tegangan mendekati 1. Subsistem ini dimodelkan dengan perangkat lunak ETAP 12.6.0 untuk simulasi aliran daya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketika pasokan generator dihilangkan, ada beberapa saluran yang memiliki lebih dari 1 FVSI dan indeks LQP, yaitu saluran dari New Balaraja ke Balaraja dengan nilai masing-masing 1,43201 dan 1,42459.

Voltage stability has become one of the most important problems in the electric power system. The ability of the system to maintain an acceptable bus voltage is very important in the electric power system. Therefore, research that can determine the maximum capacity limit before voltage drops must be carried out so that necessary precautions can be taken to avoid system failure. This study discusses the voltage stability of the West Java electricity transmission system in the Balaraja subsystem 3.4 - Lontar - Kembangan 1 150 kV using the Fast Voltage Stability Index (FVSI) and Line Stability Factor (LQP). The channel will be said to be susceptible to voltage instability when the voltage stability index value approaches 1. This subsystem is modeled with ETAP 12.6.0 software for power flow simulations. The calculation results show that when the generator supply is eliminated, there are several channels that have more than 1 FVSI and LQP index, namely channels from New Balaraja to Balaraja with values ​​of 1.43201 and 1.42459, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masyarakat using Banyuwangi, khususnya Desa Kemiren, merupakan masyarakat yang memiliki aneka bentuk adat dan tradisi. Satu di antara tradisi yang hidup di desa Kemiren adalah tradisi macaan "Lontar" Yusup, yaitu pembacaan teks yang berisi kisah Nabi Yusup...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangsa ini sesungguhnya memiliki pahlawan-pahlawan dengan keagungannya sendiri dalam pelbagai bidang kehidupan, baik dari kalangan wong elit maupun wong alit. Tetapi kisah-kisah keteladanan mereka tidak terpublikasikan secara menarik dan meluas. Meskipun Indonesia melahirkan banyak sarjana lulusan S-1 hingga S-3, namun tingkat kualitas mereka layaknya pohon pisang, berbuah satu kali kemudian mati. Setelah mendapatkan gelar sarjana, mereka tidak mau berkarya kembali. Namun ada juga sarjana yang menunjukkan kualitasnya layaknya pelari jarak jauh. Selain memiliki nafas panjang untuk terus berkarya, mereka juga memiliki konsistensi dan ketekunan yang tinggi untuk menuliskan gagasannya mengenai realitas sosial di Indonesia menjadi satu buku utuh. Narasi mengenai keteladanan tentang kebangsaan, persatuan, toleransi, dan juga tindkaan keteladanan tokoh-tokoh bangsa, politik, dan orang biasa. Pancasila dinarasikan sebagai berikut: sila pertama dinarasikan sebagai mata air keteladanan dalam pengalaman ketuhanan ; sila kedua dinarasikan sebagai mata air keteladanan dalam pengalaman kemanusiaan ; sila ketiga dinarasikan sebagai pengalaman persatuan ; sila keempat dinarasikan sebagai pengalaman kerakyatan ; dan sila kelima dinarasikan sebagai pengalaman keadilan.... "
MAARIF 9:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>