Ditemukan 5229 dokumen yang sesuai dengan query
Tawalinuddin Haris
"
ABSTRAKDalam penelitian ini diungkapkan sejumlah nama-nama tempat yang disebutkan dalam berbagai sumber sejarah seperti prasasti,kitab Nagarakertagama dan sumber-sumber lokal yang sering dikaitkan dengan pulau Lombok. Permasalahannya adalah sejak kapan nama-nama itu mulai dikenal dan seberapa jauh hasil penelitian para sarjana sebelumnya dapat dibenarkan. Oleh karena itu penelitian ini selain; bertujuan untuk mengkaji ulang asumsi-asumsi yang dilontarkan oleh para sarjana sebelumnya, Juga berusaha mengidentifikasi dan melokalisir nama~nama tempat tersebut berdasarkan data top,nim dan bukti-bukti arkeologi.
Untuk menjawab permasalahan penelitian dilakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan berkenaan dengan nama-nama tempat dan bukti-bukti arkeologi yang dianggap relevan. Hasil penelitian sebagian dapat memperkuat asumsi-asumsi yang sudah ada, tapi sebagian lagi meragukannnya"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Lea Runita Latuminasse
"Artikel ini bertujuan untuk memaparkan gaya arsitektur Indis pada Gedung Balaikota Bogor. Penelitian deskriptif ini akan menguraikan bagian-bagian eksterior Gedung Balaikota Bogor yang menerapkan gaya arsitektur Belanda dan arsitektur lokal. Kedua unsur arsitektur itulah yang membentuk arsitektur Indis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka dan tinjauan lapangan.
The aim of this article is to explain architecture style of Indies which are located in Balaikota Bogor building. This descriptive research will give informations about the exterior parts of Balaikota Bogor building which applied an architecture of the Netherlands and a local architecture style. Aspects of both styles formed the Indies architecture. The method that is used in this research are methods of book learning and survey from the field."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Albertus Bramantya Wijaya
"
Sebuah bangunan maupun sekadar reruntuhan memiliki sebuah memori yang terkandung di dalamnya, dimana ia menjadi saksi bisu dalam peristiwa – peristiwa yang pernah terjadi di dalam maupun di sekitarnya. Kandungan memori tersebut dapat disebut juga dengan embodiment of memory. Dalam tugas akhir ini, saya mencoba untuk memanfaatkan embodiment of memory tersebut untuk menjadi basis dalam menghadirkan narasi sesuai dengan sejarah bangunan yang terkait. Dalam antisipasi melestarikan sejarah colonial Belanda di Indonesia, Pulau Onrust dapat dijadikan sebagai alternative dalam pembelajaran sejarah tersebut. Melalui banyak bangunan dan reruntuhan bersejarah di pulau tersebut, banyak sekali memori yang dapat dimanifestasikan menjadi sebuah narasi. Narasi tersebut pada akhirnya mengakomodasi pengunjung dalam merasakan memori secara lebih imersif dan menambah value bersejarah bangunan/reruntuhan terkait.
A building or even ruins contains memories that are embedded, where the building itself become a silent witness of events occurring inside or around it. Those embedded memories can also be called as embodiments of memory. In this final project, I try to utilize the embodiments of memory as a basis for creating spatial narrative according to its corresponding building. In anticipation of preserving the Dutch colonial history on Indonesia, Onrust Island can be made as an alternative on studying the history. Through its buildings and ruins on the island, there are many memories that can be manifested into a spatial narrative. These narratives can accommodate visitors on witnessing immersive memories and enhance the building’s or ruin’s historical value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ardianto Rusly
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48003
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ivan Darmanto
"Gedung Perintis Kemerdekaan adalah sebuah bangunan perkantoran berlantai 5 yang terletak di Jalan Proklamasi no.56 Jakarta. Ketika penulis mengunjungi bangunan ini penulis merasa sangat terkesan dengan pengalaman termal ruang dalamnya. Kesan baik yang didapat ini didukung lagi dengan sedikit digunakannya peralatan mekanis-elektris untuk mencapai kenyamanan termal tersebut.
Kesan inilah yang mendorong penulis untuk menyelidiki lebih lanjur mengenai bangunan ini, terutama mengenai aspek perancangan yang menyangkut pencapaian kenyamanan termal bagi penggunanya.
Di sini penulis berusaha menganalisis beberapa aspek perancangan bangunan ini ditinjau dari sudut pandang fisika bangunan yang berhubungan langsung dengan kenyamanan termal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48462
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amalia Nurul Rizky
"
ABSTRAKDalam upaya pengoptimalan bangunan bersejarah tidak hanya bagaimana bangunan tersebut dirubah agar tetap dapat digunakan hingga masa datang, namun juga mencakup nilai yang terkandung dalam bangunan tersebut. Perubahan fisik bangunan menyebabkan kaburnya nilai sejarah, sehingga terdapat kemungkinan adanya pengikisan makna dari bangunan asli. Makna bangunan dapat ditangkap melalui visual yang didukung oleh konteksnya. Karena lingkungan sekitar merupakan penguat identitas bangunan tersebut, bagaimana bangunan memiliki makna bagi orang yang melihat. Sebagai contoh Masjid Cut Meutia Menteng berdiri selama lebih dari satu abad dan mengalami perubahan fisik sesuai fungsi baru bangunan tersebut. Dalam perubahannya, Masjid Cut Meutia mengalami kendala dalam penyampaian sejarah masa lampau. Pemaknaan bangunan sebagai gerbang kawasan Menteng sedikit demi sedikit terkikis dan hampir hilang seiring perkembangan lingkungan sekitar Masjid Cut Meutia. Hal tersebut yang memengaruhi Masjid Cut Meutia secara visual sebagai sebuah gerbang kawasan Menteng. Namun kesesuaian fungsi dalam proses perubahannya, menjadikan bangunan tersebut mampu mempertahankan identitasnya sebagai tengeran suatu wilayah dan dapat menciptakan citra kawasan Menteng.
ABSTRACTIn an attempt to optimizing historical buildings, the purpose of transformation is to make building can used until the future also keeping historical values the building. It becomes very vulnerable to development and modernization. The physical modifications to the building causing the distortion of the history, so there is the possibility of displacement of value from the original building. The meaning of the building can be captured through the visual supported by its context. Because the environment is help to define the identity of the building, how the building has meaning for people who see. Cut Mutia Menteng Mosque was established for more than a century and changes according to the new function. In the process of transformation, the mosque of cut Mutia experienced constraints of the building and its surroundings. The meaning of the building as Gates Menteng area gradually neglected because Cut Meutia Mosque rsquo s surounding. But compliance function in the process of conservation, make this building was able to maintain its identity as a landmark and also as an image of Menteng. "
2017
S68705
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febby Diasry Nesita
"Tiga bale adat peninggalan turun temurun suku Sasak yang ada di tiga dusun di pulau Lombok, yaitu dusun Sade, Bayan, dan Senaru, masih berdiri tegak dalam keunikan wujud arsitektur dan budaya lokal. Bale adat dalam masyarakat tradisional dapat dilihat sebagai cerminan budaya setempat dalam bentuk simbol arsitektural. Melalui, orientasi bangunan, bentuk, dan susunan ruang, nilai nilai tradisi disampaikan kepada masyarakat. Sikap masyarakat yang terbuka menyebabkan terjadinya dinamika pergeseran dan perubahan kebudayaan seiring dengan berjalannya waktu. Demikian pula yang terjadi pada masyarakat suku Sasak. Skripsi ini mempertanyakan sejauh mana telah terjadi penyesuaian antara bale adat dan perubahan pola hidup dan pandangan masyarakat di masing masing desa. Penelusuran langsung dilakukan di tiga dusun. Data terkumpul dalam bentuk sketsa, foto, dan wawancara dengan pengurus bale adat. Pendekatan arsitektural dan antropologis terutama mengenai teori perubahan kebudayaan digunakan untuk melihat perubahan sikap yang terjadi. Hasil analisis menyimpulkan bahwa arsitektur bale adat tidak lagi terbaca sebagai simbol yang memiliki makna nilai tradisi oleh masyarakatnya. Ada kekuatiran bahwa arsitektur bale adat lama kelamaan akan diperlakukan sama dengan bangunan lainnya yang ada.
Three bale (traditional house) indigenous Sasak hereditary heritage existing in three hamlets on the island of Lombok, which Sade village, Bayan and Senaru that still standing upright in a unique form of architecture and local culture. Bale is customary in traditional societies can be seen as a reflection of the local culture in the form of architectural symbols. From building orientation, shape, and arrangement of space, the value of tradition conveyed around community. The soft attitudes of community led to the dynamics of culture shift and change over time. Similarly, what happened to the Sasak people. This skription questions the extent to which there has been an adjustment between the bale and the indigenous lifestyle changes and public opinion in their respective villages. Direct searches performed in three hamlets. Data collected in the form of sketches, photographs, and interviews with official custom bale. Architectural and anthropological approaches, especially regarding culture change theory is used to see the change in attitude occurred. The results of the analysis concluded that the custom bale architecture no longer be read as a symbol of traditional values that have meaning by society. There is concern that the custom bale architecture over time will be treated the same as other existing buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54886
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agustinus Wisnu Wardana
"
ABSTRAKPengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki banyak potensi sekaligus tantangan yang harus dihadapi mengingat fungsi dan lokasinya yang sangat penting untuk pengembangan Kota Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa identik dengan nilai sejarah dan ekonomi yang ditandai dengan lokasinya yang berdekatan dengan kawasan sejarah Kota Tua sekaligus dulunya merupakan pelabuhan aktif yang digunakan pada masa penjajahan Belanda di Kota Batavia. Pelabuhan Sunda Kelapa juga sangat identik dengan banjir karena lokasinya yang sangat rawan terhadap banjir yang disebabkan oleh hujan, luapan dari sungai, maupun dari naiknya air laut. Dengan demikian Pelabuhan Sunda Kelapa memerlukan desain pengembangan kawasan sebagai wujud pengembangan pelabuhan yang dapat merespon terhadap potensi sejarah, ekonomi, dan kemungkinan banjir.
Bangunan Recreational Harbour Office merupakan salah satu bangunan yang diajukan dalam desain kawasan pengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa yang menghadirkan bangunan kantor dengan bentuk bangunan kolonial yang dapat berfungsi sekaligus sebagai area rekreasi turis pelabuhan dan sebagai kantong air kawasan. Bangunan ini menjadi penting untuk memberikan edukasi mengenai gambaran perbedaan pelabuhan pada masa kolonial yang dibandingkan dengan pelabuhan masa kini. Bangunan ini akan memberikan gambaran bahwa pelabuhan masa kini tidak hanya erat terhadap nilai ekonomi seperti pelabuhan masa kolonial, namun juga terhadap nilai strategi untuk merespon terhadap kemungkinan adanya banjir pada kawasan sekitar.
ABSTRACTThe development of Sunda Kelapa Port has a lot of potential and challenge to be faced considering its function and location that is very important for the development of Jakarta. The port of Sunda Kelapa is identical with the historical and economic values characterized by its location adjacent to the historical area of the old City as well as the active port used during the Dutch colonial period in Batavia City. Sunda Kelapa Port is also very identical with flooding due to its location which is very prone to flooding caused by rain, overflow from the river, or from the rise of sea water. Thus, Sunda Kelapa Harbor requires the design of development of the area as a form of port development that can respond to the potential of history, economy, and possible flooding. Recreational Harbour Office Building is one of the buildings proposed in the design of the development area of Sunda Kelapa Port which presents an office building with the form of colonial building that can function as well as a tourist area of port tourists and as a water storage. This building became important to educate the differences of the harbor in the colonial period compared with the current port. This building will give an idea that todays port is not only closely related to economic value such as colonial era port, but also to the value of strategy to respond to the possibility of flooding in the surrounding area."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bondan Ramadhana Sendy
"Kawasan Pasar Ikan merupakan kawasan dimana artefak bersejarah (pasar ikan hexagon, menara syahbandar, museum bahari) menjadi cagar budaya bangunan. Dalam konteks sejarahnya, kawasan pasar Ikan sebagai gerbang dan cikal bakal kota Jakarta (Port Jacatra). Visi pengembangan kawasan ke arah pariwisata sebagai waterfront. Zona mixed used yang dikembangkan dalam kawasan ini memiliki potensi sebagai bangunan yang digunakan untuk komersil, mengingat konteks sejarah kawasan ini sebagai port perdagangan yang besar. Dalam konteks pariwisata, bangunan ditujukan sebagai atraksi. Bangunan memiliki akuarium besar untuk atraksi wisata sekaligus sebagai water treatment plant yang digunakan untuk memonitor kualitas air yang digunakan untuk karantina ikan hias. Tradefish Show Center dalam kawasan ini memiliki fungsi bangunan yang mengakomodasi pengguna bangunan yaitu turis sekaligus sebagai karantina ikan pra-ekspor.
Pasar Ikan Region where historical artefact (pasar ikan hexagon, menara syahbandar, bahari museum) preserved as cultural herritage. In the Historical Context this region is a gate and preceding Jakarta City (Port Jacatra). This Region vision towards tourism as a waterfront. Mixed Used zone that will be developed in this region have a larger portion of potential to the commercial building, as this region used to be the big trade port. In the tourism context this building developed as an attraction. Big aquarium in this building for tourist attraction and water treatment plant that used to monitored water quality for fish quarantine. Tradefish show center in this region have the function that accommodate user as a tourist and pre-export fish quarantine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fadiyah Adiraputri
"
ABSTRAKPelabuhan Sunda Kelapa mengandung nilai sejarah yang tinggi untuk Jakarta maupun Indonesia. Tidak berhenti di situ, Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai Pelabuhan juga memiliki nilai penting dalam industri dan ekonomi sebuah negara. Hal tersebut merupakan sebuah pengetahuan; nilai edukasi yang dapat diamati secara langsung mengingat wilayah Pelabuhan Sunda Kelapa masih aktif sebagai Pelabuhan. Di era yang terus berkembang, situs dan pengetahuan akan sejarah dapat dilestarikan berbarengan dengan bantuan teknologi. Ketiga hal tersebut (situs, edukasi, teknologi) memiliki potensi pariwisata yang dikemas menjadi Sunda Kelapa Observatory. Observatory yang berasal dari observe atau mengamati, berarti melihat secara harfiah dengan mata (melihat situs dan sekitarnya) dan juga melihat lebih dari itu, melihat sejarah, perkembangan, dan maupun masa depan dibantu dengan teknologi imersif.
ABSTRACTPelabuhan Sunda Kelapa has a high value of history for both Jakarta and Indonesia. Moreover, the idea of Pelabuhan Sunda Kelapa as a port holds an important role on a country in industry and economy field. These counts as a knowledge, an educational value that is able to be seen as it is, as Pelabuhan Sunda Kelapa is still active as a port. In this era where technology is evolving, the historical value in the form of site and knowledge can be developed simultaneously. The main three points stated (historical site, education, technology) has a tourism potential that preceding the project Sunda Kelapa Observatory. Observatory. from the word observe means to see, to see literally with the eyes (the historical site and the surroundings) and also to see beyond the vision; to see the history, development, and even the future with the touch of an immersive technology."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library