Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasyid Sartuni
"ABSTRAK
Romantisme di Indonesia dan Malaysia tidak seheboh munculnya di Eropa. Di Eropa romantisme muncul sebagai gerakan suatu zaman sedangkan di Indonesia dan Malaysia cenderung merupakan suatu visi dan gaya dalam penulisan karya sastra. Walaupun romantisme di Indonesia merupakan pengaruh dari romantisme Eropa, ciri-ciri romantisme Indonesia tetap memperlihatkan visi dan gaya tersendiri. Warna romantisme demikian terlihat pada perubahan bentuk, pilihan kata, lukisan alam, deskripsi masa silam, dan gaya diafan yang penuh pesona. Romantisme demikian menguatkan pada deskripsi sentimental dari pada deskripsi ideology. Namun, kedua romantisme itu? romantisme sentimental dan romantisme idealis tumbuh subur pada masa Pujangga Baru (1933-1942). Romantisme Pujangga Baru ini berpengaruh pada gaya penulisan yang ada di Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyiatul Islamiyah
"Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis citraan terhadap saja-sajak Latif Mohidin yang termuat di dalam Kembara Malam (1974), Sungai Mekong (1981), dan Pesisi Waktu (1981). Umumnya sajak-sajak yang terdapat di dalam ketiga kumpulan ini, citraannya tergarap dengan cukup baik. Pemilihan katanya tepat, perinciannya cermat, dan hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain cukup jelas, sehingga memberikan gambaran yang lebih tajam dan konkret. Hal ini menyebabkan sajak-sajak tersebut lebih mudah dibaca dan dipahami, karena ide-ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya dapat ditangkap dengan mudah..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Obor , 1995
899.212 08 SAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"show that Indonesian and Malaysian literatures grew and developed out of the same old tradition, namely Malay tradition. Indonesian and Malaysian languages are also rooted in the same language, namely, the Malay language. It only makes sense that there a number of similarities This paper discusses the nationalist ideas found in the poems of M. Yamin published in Indonesia Tumpah Darahku and a number of poems produced by 10 Malaysian poets. These Malaysians? poems are found in a poetry anthology titled Puisi-puisi Kebangsaan 1913?1957 (nationalist poems 1913?1957) compiled by Abdul Latif Abu Bakar and published in 1987. Based on a comparison of these two sets of poems, some similarities can be discerned, such as admiration of natural beauty, admiration of past heroes and glories, and appeal by the poets for national unity. These similarities are made possible by similar political and cultural situations prevailing in both Indonesia and Malaysia in certain period of time. The relation between Indonesia and Malaysia that is tied by a common language (Malay) and a sense of being in the same situation (colonial oppression) are other factors that allow a number of Indonesian and Malaysian poets to write poems of similar themes in similar styles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Betalina Intan Kartikaningrum
"Romantisme Modern di Cina berkembang pesat dalam masa kesusastraan modern yang diawali dengan terjadinya Revolusi Sastra pada tahun 1917. Revolusi Sastra ini antara lain menganjurkan Para penyair untuk menggunakan bahasa sehari-hari dalam karyanya. Salah satu penyair Cina yang beraliran Romantis modern ini adalah Ai Qing. Skripsi ini mengetengahkan beberapa puisi Ai Qing, kemudian puisi-puisi tersebut dianalisa untuk ditarik kesimpulan bahwa dalam puisi-puisi itu terkandung ciri-ciri Romantisme"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Safiati Amurwani
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan tiga fase dialektika yang terkandung dalam lima sajak karya Bertolt Brecht, yaitu Lob der Dia1ektik, Das Lied vom Wasserrad, Der >Aus Nichts wird Nichts< Song, Ballade yon Tropfen auf den hei_en Stein dan Der Schneider von Ulm.Teori yang digunakan untuk mendukung analisis lima sajak diatas adalah teori dialektika Marx dan juga pendapat Brecht sendiri mengenai sastra dan dialektika. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap sajak-_sajak tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa ke lima sajak ini mengandung elemen-elemen dialektika, yaitu tesis, antitesis dan sintesis. Elemen-elemen dialektika yang dipergunakan Brecht ini berguna untuk mendukung tema Klassenkampf yang disampaikannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Dewi
"Fyodor Ivanovich Tyutchev merupakan salah seorang dari penyair-penyair besar di Rusia dan dikenal sebagai pencipta sajak-sajak romantik. Sebagaimana umunya pada karya-karya romantik, alam merupakan ciri utama dalam mengungkapkan segala perasaan dan pemikiran penyair. Berbagai tema tentang kehidupan manusia yang diungkapkan. Kebahagiaan, cinta, semangat, keindahan, kerinduan, kemalangan dan segala pemikirannya tentang manusia, dapat ditemukan di dalam larik-larik sajaknya. Dan humanism yang ada pada sajak-sajaknya tersebut, tampil dalam bentuk kreasi seni yang berbeda. Dalam masa kepenyairannya selama 54 tahun, Tyutchev telah menciptakan sekitar 300 sajak. Dan karya-karyanya tersebut mengalami perkembangan, mulai dari sajak-sajak alam yang dibuat pada awal masa kepenyairannya sampai pada sajak-sajak realis. Melalui penyajian sajak-sajaknya, ia tetap dikenal sebagai penyair besar, karena ia telah menggali suatu makna kehidupan bagi manusia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Savitri
"ABSTRAK
Victor Hugo (1802-1885), salah seorang sastrawan besar Perancis, dikenal sebagai Bapak Romantisme. Aliran tersebut tumbuh dan berkembang di Perancis dan negara-negara Eropa lainnya pada abad ke-19 serta -- menurut Rene Jullian -- memiliki ciri-ciri tertentu yang membeda_kannya dengan aliran seni lainnya.
Pokok pembicaraan dalam skripsi ini adalah bagaimana struktur sajak L'Enfant dapat memperlihatkan adanya ciri-ciri karya romantik.
Sajak L'Enfant adalah sebuah sajak naratif karena dianggap lebih menekankan segi cerita. Dengan demikian, teori Todorov mengenai ketiga aspek dalam sebuah karya naratif -- aspek verbal, aspek sintaks naratif dan aspek semantik -- digunakan untuk memperlihatkan adanya ciri_-ciri karya romantik dan perwujudannya dalam sajak tersebut. Namun demikian, aspek semantik tidak dibahas kedua aspek sebelumnya. Pembahasan tentang tokoh dan latar disertakan pula untuk melengkapi pembahasan-pembahasan sebelumnya.
Pembahasan aspek verbal sajak lebih ditekankan mengingat aspek ini mencakup masalah tuturan dan panu_turan sajak, yaitu pemilihan kata, tatakalimat, versifi_kasi (metrik dan bunyi), penutur dan sudut pandang. Adapun aspek sintaks naratif serta aspek tokoh dan latar, dibahas untuk mendukung hasil permbahasan aspek verbal.
Adanya ciri-ciri karya romantik dalam sajak L 'Ehfant karya Victor Hugo menegaskan bahwa sajak tersebut merupakan sebuah sajak romantik, yang ditulis oleh seo_rang penyair romantik.

"
1990
S16194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mariadewi Puspitasari Soeprapto
"
ABSTRAK
Pokok pemikiran dan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement, yang merupakan sajak panjang dengan komposisi tiga belas bait karya Alphonse de Lamartine. Sajak L'Isolement, yang diangkat menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini, merupakan sajak yang ditulis pada tahun 1818, tepatnya ketika penyair ini berusia dua puluh delapan tahun.
Skripsi ini menempatkan metode struktural sebagai landasan penelitiannya. Guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu mengungkapkan tema sajak, maka segi semantik sajak mendapat penekanan utama dalam pembahasannya, karena unsur utama yang ingin digali dari sajak ini adalah segi maknanya. Namun pembahasan mengenai bentuk sajak, yakni segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan dilakukan terlebih dahulu secara berurutan, mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural. Setelah itu, penelitian terhadap segi isi akan dilaksanakan kemudian.
Adapun segi metrik akan membahas cepat-lambat irama dalam sajak yang dapat diketahui melalui penghitungan jumlah suku kata dalam lank, cesure, coupe, dierese, synerese, hiatus dan enjambement. Pembahasan segi bunyi akan mambahas perulangan bunyi baik konsonan maupun vokal, rima serta konotasi bunyi, sementara segi sintaksis akan meneliti kalimat-kalimat yang membentuk sajak ini serta motivasi penggunaan kalimat.
Analisis terhadap segi semantik, yang menjadi fokus utama dalam skripsi ini, akan didahului dengan pembahasan terhadap bait per bait sajak. Penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis isotopi. Melalui penelitian mengenai isotopi, akan diperoleh gambaran mengenai nnakna sajak melalui penguraian komponen-komponen makna dari kata-kata yang membentuk sajak. Pembahasan akan dilanjutkan pada penelitian mengenai motif isotopi-isotopi yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan lagi ke dalam motif-motif yang merupakan tema-tema kecil. Dan motif motif tersebut, akan diperoleh tema utama sajak, yang merupakan tujuan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam meneliti sajak yang panjang ini, pada bab analisis akan ditampilkan penggalan bait per bait sajak L'Isolement, guna memperjelas pembahasan yang dilakukan.
Hasil penelitian terhadap segi semantik, bersama-sama dengan hasil analisis terhadap segi metrik, segi bunyi dan segi sintaksis, akan mengungkapkan tema dalam sajak L'Isolement secara menyeluruh, guna mencapai tujuan dalam penulisan skripsi.
"
1998
S14470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>