Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amilia Rachma Aminy
"ABSTRAK
Struktur pengetahuan adalah suatu konsep yang mengacu pada bagaimana
pengetahuan dalam ingatan manusia diorganisasikan. Penelititan-penelitian struktur
pengetahuan menunjukkan bahwa struktur pengetahuan memiliki peranan yang penting
dalam berbagai aktivitas pemrosesan informasi. Seseorang yang memiliki struktur
pengetahuan yang kaya dalam suatu bidang (domain) - atau biasa disebut expert - mendapat
banyak keuntungan kognitif dalam menghadapi berbagai situasi yang berkenaan dengan
bidang yang ia kuasai. Sebagai contoh, mereka dapat mengingat dengan lebih mudah dan
cepat, dapat mencari penyelesaian masalah yang tepat, dan lain sebagainya. Hal itu
disebabkan struktur pengetahuan yang kaya dapat menjadikan penggunaan kapasitas mental
lebih efisien, sehingga kapasitas mental yang tak terpakai dapat digunakan untuk proses
kognitif yang lebih tinggi atau canggih.
Seperti juga orang dewasa, anak-anak yang memiliki struktur pengetahuan
mendalam juga memperoleh keuntungan-keuntungan kognitif, dalam bidang yang ia
kuasai. Mereka bahkan menampilkan kemampuan kognitif yang lebih matang daripada
yang selama ini diperkirakan orang pada umumnya. Melihat bahwa struktur pengetahuan
yang kaya memungkinkan anak usia prasekolah menampilkan kemampuan kognitif yang
Iebih matang, maka membantu anak usia prasekolah untuk mengembangkan struktur
pengetahuan yang dimilikinya tampaknya akan mernberikan banyak keuntungan bagi anak.
Karena dengan demikian anak akan terbantu untuk mencapai kemampuan kognitif yang
Iebih tinggi, yang berarti juga membuka kesempatan bagi anak untuk sejak dini secara
optimal menggunakan kemampuan kognitifnya.
Struktur pengetahuan yang kaya, terbentuk melalui proses yang panjang. Namun
para ahli kini mengembangkan metoda untuk mengajarkan struktur pengetahuan, sehingga
orang yang awam (novice) dalam suatu bidang dapat mengembankan struktur pengetahuan
yang sama seperti expert, dan dalam waktu yang singkat. Dari berbagai metoda, Semantic
Features Analysis (SFA) yang paling mungkin diberikan kepada anak usia prasekolah.
Dikatakan paling mungkin bagi anak usia prasekolah karena metoda ini paling tidak
membutuhkan kemampuan membaca dan menulis - suatu kemampuan yang umumnya belum
dikuasai oleh anak prasekolah - dibandingkan dengan metoda lain. Namun selama ini belum
pernah dilakukan suatu penelitian mengenai penerapan SFA pada anak usia prasekolah

Penelirian ini dilakukan untuk melihat bagaimana struktur pengetahuan anak usia
prasekolah khususnya yang berusia 5 tahun hingga 5 tahun 11 bulan, jika mereka diberikan
aktivitas SFA. Secara lebih khusus penelitian ini ingin melihat dua hal. Pertama, seberapa
jauh anak usia prasekolah menggunakan hal-hal yang diekspose dalam SFA (atribut target),
setelah mereka mendapat aktivitas SFA. Kedua, seberapa jauh peningkatan penggunaan
atribut target oleh anak usia prasekolah alam menggambarkan suatu konsep, setelah mereka
melakukan aktivitas SFA.
Subyek penelitian ini adalah anak usia prasekolah, berusia rata-rata 5 tahun. Jumlah
subyek dalam penelitian ini adalah 13 orang, diperoleh dari 2 taman kanak-kanak yang ada
di wilayah Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik insidental sampling.
Dalam penelitian ini pertama-tama akan dilakukan elisitasi terhadap struktur
pengetahuan subyek. Kemudian subyek akan melakukan aktivitas SFA. Setelah menerima
metoda SFA. struktur pengetahuan subyek kembali dielisitasi. Dengan demikian dapat
dilihat bagaimana struktur pengetahuan subyek sebelum dan sesudah pemberian metoda
SFA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan SFA yang dilakukan oleh subyek telah
membantu mereka menyadari atribut target yang diekspose merupakan konsep-konsep
penting dalam pengetahuan mengenai burung. Kegiatan SFA juga membantu subyek
mengorganisasikan pengetahuan yang mereka miliki dengan menggunakan atribut target
sebagai konsep-konsep kuncinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberian SFA
cukup dapat membantu subyek menggunakan atribut target dalam mengelompokkan konsep
utama. Lebih lanjut, data-data hasil penelitian mengindikasikan bahwa setelah kegiatan SPA
dilakukan oleh subyek, subyek mampu lebih banyak mengidentifikasi hubungan antara
konsep-konsep utama dengan atribut target. Atau, setelah melakukan kegiatan SFA subyek
mengetahui lebih banyak mengenai karakteristik apa saja yang dimiliki oleh suatu konsep
utama sehingga mereka dapat lebih Iengkap dalam menggambarkan suatu konsep utama.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seberapa jauh
metoda SFA dapat membantu anak mengembangkan struktur pengetahuan yang mereka
miliki. Ditinjau dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
di bidang pengetahuan kognitif, terutama kaitannya dengan struktur pengetahuan anak usia
prasekolah. Sedang dari segi praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
metoda mengajar sehingga dalam membantu anak usia prasekolah memperluas
pengetahuannya, mereka tidak hanya menambah jumlah informasi tetapi juga dapat
mengorganisasikan pengetahuan mereka tersebut dengan baik."
1997
S2549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmi
"Salah satu tugas perkembangan pada masa prasekolah adalah berkembangnya kemampuan motorik kasar anak. Pada saat ini tubuh anak berkembang pesat, terutama perkernbangan otot-otot besar yang memungkinkan perkembangan motorik kasarnya. Anak juga sangat aktif dan energik, sehingga membutuhkan latihan kegiatan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan kognitif, emosi dan sosial pada anak. Pentingnya perkembangan motorik kasar sudah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan motorik kasar anak prasekolah belum mendapat perhatian yang sesuai. Penelitian pada 212 Taman Kanak-kanak (TK) di DKI Jakarta pada tahun 2002, ditemukan bahwa hanya 57,3 % sekolah yang memberi kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan motorik kasar.
Program Pendidikan Rumah Bagi Orangtua Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Prasekolah ini disusun sebagai alternatif pendidikan untuk anak prasekolah. Pada masa prasekolah anak tidak harus mengikuti pendidikan di sekolah atau institusi tertentu di luar rumah. Kebutuhan anak adalah memperoleh Stimulasi yang kaya dan beragam, sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan sendiri oleh orangtua rnelalui pendidikan rumah. Dengan peran aktif orangtua sebagai guru di rumah dapat terjalin hubungan yang lebih akrab antara anak dengan orangtua.
Dengan demikian, program ini disusun agar anak dapat mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal. Program ini menggunakan teori perkembangan motorik dari Gallahue dan Ozmun yang dirangkum dengan teori-teori dari ahli-ahli lainnya, seperti Berk, Miller dan Feldman. Perkembangan motorik kasar disebut juga perkembangan gerak, dibagi menjadi tiga aspek, yaitu stabilitas, lokomosi dan manipulasi. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa kemampuan yang nantinya akan dilatihkan pada anak.
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan yang sederhana, material yang mudah didapat Serta tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga aplikatif untuk digunakan oleh orangtua. Untuk penyempurnaan program ini selanjutnya dapat dilakukan dengan uji coba di lapangan serta evaluasi. Perbaikan terhadap hasil evaluasi akan menghasilkan program baru yang telah teruji. Kemudian diberikan pelatihan untuk orangtua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Itabiliana
"Calam penelitian oleh Suradijono, S.H. (1998), terhadap sejumlah siswa Sekolah Menengah Obiijm di Jakarta, mengidentifikasi 16 strategi, yaitu : sadar-tahu, evaluasi teks, baca-ulang, pengulangan, tanya-apa, pengartian, tanya-informasi, evaluasi pengetahuan, senjang-masalah, tanya-hipotesa, pengetahuan-baru, verifikasi, parafrase, penyircpulan, elaborasi, dan antisipasi. Perbedaan antara keenambelas strategi belajar ini dapat ditinjau dari peitiahaman bacaannya.
Menurut Perfetti (1989), pemahaman bacaan dibedakan menjadi dua, yaitu mencapai arti teks dan mencapai interpretasi teks. Berdasarkan p^hkiran Perfetti tersebut, Suradijono, S .H. (1999), mengemukakan bahwa strategi-strategi yang terrnasuk dalam mencapai arti teks adalah sadar-tahu, tanya-apa, baca-ulang, pengulangan, evaliaasi teks, pengartian, dan tanya-informasi. Di sini, siswa hanya terfokus pada simbol-sirtibol dalam teks dan kurang inferensial atau dengan kata lain, siswa kurang berusaha mengaitkan apa yang dibacanya dengan apa yang ada di luar teks, yaitu pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki. Sedangkan strategi elaborasi, penyimpulan dan antisipasi pemahaitiannya telah mencapai interpretasi teks yang sifatnya lebih luas, tidak hanya terbatas pada simbol-simbol dalam teks dan lebih inferensial. Dalam hal ini, usaha lebih besar dilakukan siswa untuk mengikutsertakan pengetahuan terdahulunya dalam menginterpretasi apa yang dibacanya dalam teks.
Strategistrategi belajar yang lain, tanya-hipotesa, verifikasi, senjangmasalah, pengetahuan-baru, evaluasi pengetahuan dan parafrase digolongkan ke dalam strategi peralihan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam dua kelortpok strategi belajar di atas. Dari penjelasan di atas, nanpak bahwa strategi belajar yang memiliki pemahaman interpretasi teks atau paling tidak strategi peralihan besar perannya untuk keberhasilan pendidikan siswa. Karena itu, alangkah baiknya jika penggunaan strategi-strategi belajar tersebut lebih dominan dibanding strategi yang hanya memiliki pemahaman arti teks. Strategi belajar ini harus diajarkan, bukan bawaan dan tidak bisa ditunggu sairpai siswa dengan sendirinya merrperoleh strategi tersebut karena akan memakan waktu lama sedangkan strategi belajar akan lebih banyak meraberikan keuntungan bagi siswa jika digunakan sedini mungkin dalam jenjang pendidikannya.
Ketika siswa duduk di kelas 6 Sekolah Dasar tarrpaknya merupakan waktu yang paling tepat untuk siswa menerima pengajaran strategi belajar ini karena pada saat ini siswa telah menpunyai kemairpuan raembaca yang balk dan kemampuan raengolah inforrtiasi yang lebih jauh daripada siswa dari kelas-kelas di bawahnya. Selain itu, siswa sebentar lagi akan menginjak jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dunana siswa akan berhadapan dengan pelajaran yang lebih banyak dan korpleks lagi. Untuk itu, perlu dicari suatu cara yang dapat mertibantu mengernbangkan strategi belajar siswa kelas 6 Sekolah Dasar. Reciprocal teaching merupakan metode yang paling mungkin untuk diberikan kepada siswa kelas 6 SD karena metode ini memang disusun untuk siswa grade 1 (Moore, 1991) yang range usianya hairpir sama dengan usia siswa kelas 6 SD.
Penelitian ini bertujuan melihat seberapa jauh pelatihan dengan modul yang disusun peneliti berdasarkan metode reciprocal teaching dapat membantu siswa kelas 6 SD untuk mengernbangkan strategi belajar. Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, teoritis dan praktis. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama penelitian mengenai penggunaan metode-metode lain dalam pengembangan strategi belajar. Sedangkan dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat roemberikan sumbangan dalam dunia pendidikan, khususnya sumbangan metode pengajaran yang dapat menbantu siswa kelas 6 SD mengernbangkan strategi belajamya. Sebelum penerapan metode reciprocal teaching dalam pelatihan yang berlangsung sebanyak 8 kali sesi pelatihan, akan dilakukan pretest terhadap subyek dengan menggunakan tehnik think-aloud agar dapat diketahui bagaimana strategi belajar subyek sebelum mendapat metode reciprocal teaching. Tehnik yang sama akan dipakai untuk posttest setelah subyek mendapat metode reciprocal teaching.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dengan modul metode reciprocal teaching telah membantu subyek mengernbangkan strategi belajamya dari dcminansi strategi belajar dengan pemahaman arti teks ke arah doninansi strategi belajar peralihan dan strategi belajar dengan pemahaman interpretasi teks, kecuali strategi antisipasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Wulandari
"Anak melakukan tantrum di Pusat Perbelanjaan atau di ruang tunggu Rumah Sakit adalah suatu pemandangan yang biasa dilihat, namun tingkah laku tantrum harus segera diatasi pada usia dini agar tidak menjadi tingkah laku yang menetap pada usia selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan ibu dalam mengatasi tantrum pada anak usia prasekolah sebelum dan sesudah pelatihan. Penelitian ini menggunakan desain pelatihan one group pretest posttest design. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelatihan komunikasi efektif untuk mengatasi tantrum pada anak usia prasekolah. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi karakteristik dan tugas perkembangan anak prasekolah, perkembangan tantrum, komunikasi efektif dan mengatasi tantrum. Setelah pelatihan dilakukan evaluasi untuk melihat manfaat pelatihan yang dirasakan oleh ibu untuk melaksanakan hasil pelatihan di rumah dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Analisis data dalam pelatihan ini merupakan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan paired sample t-test dan wawancara. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan mengenai tantrum dan komunikasi efektif untuk mengatasi anak tantrum sebelum dan setelah intervensi. Hasil analisa kualitatif dengan wawancara terhadap empat orang partisipan menunjukan bahwa semua pelatihan dirasakan sangat bermanfaat dan partisipan dapat melakukan komunikasi efektif untuk mengatasi anak tantrum.

Children's temper tantrum is a common behavior problem that can be seen in any place in public service areas such as in shopping centre, hospital, etc. However, temper tantrum should be handled in earlier age to protect children from permanent temper tantrum behavior. The objective of this research is to know any differences in mother's knowledge in dealing with temper tantrum in preschooler's before and after receiving the training. The design of this research is one group pretest posttest design with Effective Communication Method intervention. The moduls of this training were including: characteristics and development task in preschoolers, temper tantrum, effective communication, and dealing with preschooler's temper tantrum. The evaluation after the training also has been done to know the benefit of the training to participants to implement the moduls in the real activity situations and the obstacle they found. Data analysis has been done with quantitative and qualitative data analysis by using paired sample t-test from questionaire and interview. The results shown there is a significantly difference before and after training intervention in mothers's knowledge of how to dealing with the tantrum. The qualitative result shown that the training is usefull and participants can do effective communication in dealing with preschooler's tantrum.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sayriyani
"Pada era globalisasi, berbagai informasi dapat masuk dengan cepat dan mudah, baik yang bersifat positif maupun negatif. Setiap individu harus memiliki kemampuan untuk menyaring semua informasi yang diterimanya sehingga tidak terbawa kepada hal-hal yang negative melainkan menuju kepada kemajuan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk berpikir secara kritis, yaitu kemampuan untuk mempertimbangkan semua alasan serta bukti yang tepat untuk menghasilkan keputusan dan tindakan yang tepat pula.
Seorang yang kritis, tidak akan mudah terbawa arus informasi yang diperolehnya. Ia akan memikirkan segala kemungkinan serta untung rugi dari perubahan tersebut bagi dirinya. Berpikir kritis merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan pada semua orang. Banyak psikolog pendidikan berpendapat bahwa keterampilan ini dapat dan harus dikembangkan di sekolah. Bahkan, akan lebih baik jika kemampuan ini dikembangkan sedini mungkin. Untuk itu Depdiknas di dalam kurikulum 2004 menetapkan kemampuan berpikir kritis sebagai salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan prasekolah.
Penulisan ini dimaksudkan untuk melihat peran pendekatan pembelajaran anak usia 4 - 6 tahun yang diterapkan dalam kurikulum 2004 terhadap perkembangan kemampuan berpikir kritis anak. Metode penulisan yang digunakan adalah studi literatur, dimana penulis akan menganalisis pendekatan pembelajaran kurikulum 2004 dan mengaitkannya dengan aspek-aspek dari berpikir kritis serta karakteristik kemampuan kognitif anak usia 4 - 6 tahun. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa pendekatan pembelajaran yang disarankan Depdiknas sangat berperan dalam keberhasilan sekolah untuk mendidik anak-anak menjadi manusia kritis. Namun demikian, dari analisa tersebut didapatkan informasi bahwa tidak cukup hanya dengan pelaksanaan pendekatan pembelajaran saja tetapi dibutuhkan juga guru yang kompeten, yaitu guru- guru yang memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. Oleh karena itu, akan sangat baik jika dibuat suatu modul pelatihan berpikir kritis bagi guru-guru yang mengajar anak-anak TK."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui dimensi pola asuh orangtua untuk membantu kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini, (2) menerapkan perkembangan membaca permulaan melalui pembicaraan tentang alfabet mengenal huruf besar dan huruf kecil, eksplorasi kata, mengenal posisi, membuat cerita sederhana, dan mengenal kata dengan huruf awal yang sama untuk anak usia dini 4-5 tahun, (3) mempraktikkan pembelajaran program Bailey's Book House untuk anak usia dini melalui komputer tablet. Subjek penelitian ini yaitu 15 anak, berusia 4-5 tahun dan orangtuanya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Miles dan Huberman. Temuan-temuan penelitian ini meliputi: (1) dimensi pola asuh responsifitas yaitu orangtua menuntut anak untuk mampu berkomunikasi secara jelas melalui upaya pengasuhan dalam mengenal alfabet mengenal huruf huruf besar dan huruf kecil; (2) dimensi pola asuh tuntutan (demanding) yaitu orangtua menuntut anak untuk bersikap dewasa untuk mampu mengoptimalkan aspek perkembangan membaca permulaan melalui program Bailey's Book House ini mampu: (1) mengembangkan rasa percaya diri dan motivasi pada anak, (2) belajar nama huruf, (3) mengenal huruf besar dan huruf kecil, (4) menyusun kalimat, (5) mengembangkan keterampilan mendengarkan, (6) memasangkan kata, dan (7) mengembangkan kreativitas menyusun huruf menjadi kata."
TEKNODIK 19:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Airin Yustikarini Saleh
"ABSTRAK
Adanya konilik di beberapa daerah di Indonesia menimbulkan
banyak penderitaan, terutama bagi anak-anak. Pertumbuhan anak akan
menjadi terhambat bahkan dapat terhenti akibat situasi lingkungan yang
harus dihadapinya. Pada saat konflik dan pengungsian atau situasi
kedaruratan lainnya anak mengalami peristiwa traumatis seperti
menyaksikan pembunuhan atau kekerasan yang dilakukau oleh dan kepada
orang yang dekat dengan anak. Anak bahkan tidak hanya menjadi saksi atau
nngamat peristiwa saja, melainkan juga menjadi target kekerasan, dimana
hal tersebut dapat menimbulkan trauma pada anak.
Banyak kenyataan menunjukkan bahwa seringkali anak rnenjadi
pihak yang diabaikan, padahal anak memegang peranan penting dalam
membangun masa depan yang penuh damai. Proses perdamaian tidak dapat
berjalan dengan efektif apabila terjadi kegagalan untuk membantu anak
memberikan kontribusi yang positif terhadap perdamaian itu sendiri.
Perdamaian membutuhkan perubahan dalam memandang dan
mempersepsikan lawan, dengan kemampuan untuk memaafkan lawan
sebagai titik awal. Tindakan memaafkan (forgiveness) dan rekonsiliasi
merupakan komponen esensial dalam transformasi kekerasan ke arah
perdamaian.
Oleh karena ilu dibutuhkan suatu program pendidikan nntuk
mengembangkan sikap memaafkan pada anak-anak. Program ini berlujuan
memberikan informasi mengenai tindakan memaaikan kepada anak. Selain
itu memberikan ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk membentuk pola
perilaku memaafkan.
Kekurangan yang terutama adalah program ini belum pemah
diujicobakan pada kelompok anak, terutama pada mereka yang tinggal di
daerah konflik. Dengan demikian, belum diketahni apakah materi serta cara
penyajian yang digunakan benar-benar efektif nntuk mengembangkan sikap
memaafkan pada anak-anak. Selain im surnher materi yang digunakan
dalam program ini masih kurang bervariasi. Analisa kebutuhan yang
digunakan sebagai dasar penyusunan program juga masih terlalu luas,
belum spsifik dalam menggambarkan proses memaafkan secara lebih
mendalam. Hal ini menyebabkan materi program belum menyenluh
karakteristik perilaku anak yang tinggal di daerah konflik herkaitan dengan
perilaku memaafkan.
Berkaitan dengan kekurangan-kekurangan tersebut, penulis
menyarankan agar pengguna program ini terlebih dahulu menguji coba
program ini sebelum menggunakannya. Dengan demikian dapat dilakukan
modiiikasi program jika memang dipérIukan. Tambahan aktivitas juga
dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di daerah konflik
yang berbeda-bedn, disesuaikan dengan adat istiadat dan Icehudayaan
setempat. Untuk penggunaan yang lebih luas, pada kelompok anak yang
lebih besar, penulis sangat menyarankan adanya analisa kebutuhan pada
setiap kelompok anak yang akan mengikuti program Hal ini disebabkan
setiap program pendidikan selalu bersifat tailor made, yaitu penyusunan
program disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta agar
program lebih mengenai sasaran. Dengan analisa kebutuhan, maka materi
dan penyajian program dapat disesuaikan dengan kbutuhan yang muncul
pada tiap-tiap kelompok anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan generasi yang berkualitas. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagammaa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak yang mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Agustini
"Dalam makalah ini penulis melinat bahwa alam disekitar kita sesungguhnya adatan sumber informasi yang sangat berarti dalam mengembangkan kreativitas anak, sehingga hal yang perlu ditingkatkan adalah bagaimana pendidik (orang tua atau guru) dapat memanfaatkan alam sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas anak."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, [Date of publication not identified]
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dimotivasi oleh pentingnya permainan bagi kehidupan anak usia dini untuk membantu menciptakan iklim yang kondusif yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk: mengembangkan penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide-ide, perasaan, dukungan untuk solusi masalah, membuat keputusan yang tepat, praktek baru perilaku dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model bimbingan untuk mengembangkan karakter anak usia dini melalui permainan. Studi penelitian ini menggunakan dan pengembangan pendekatan dengan cumpuran desain metode penelitian. Penelitian ini jelaskan dalam tahapan sebagai berikut: (1) mempelajari konsep teoritis dan kebutuhan pembangunan, (2) mengembangkan model panduan hipotesis untuk mengembangkan karakter anak usia dini, (3) menguji model hipotesis, (4) merevisi hipotesis menjadi model bimbingan yang efektif dalam mengembangkan karakter anak usia dini melalui permainan, (5) mengembangkan panduan guru untuk menerapkan model diuji dan (6) mengembangkan program pelatihan bagi para pengguna model. Studi ini muncul dengan temuan utama bahwa model yang dibangun terbukti efektif untuk mengembangkan karakter anak usia dini. Tiga buklet yang disediakan untuk para pengguna model yang diuji: (1) deskripsi mode diuji, (2) pedoman untuk menggunakan model diuji dan (3) program pelatihan bagi pengguna model yang diuji."
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>