Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bachelard, Gaston
Boston: Beacon Press, 1994
114 BAC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dinda Nugrahati Rahardi
"Ruang dialami oleh manusia melalui interaksi indera dan entitas dalam ruang. Pengalaman tersebut akan diolah melalui persepsi dan membentuk konstruksi ruang dalam pikiran manusia. Proses pembentukan anime sebagai media dua dimensi dapat dilihat sebagai hasil rekonstruksi pikiran kreator anime. Anime direkonstruksi melalui mental image, memori dan pengetahuan kreator dari dunia nyata yang dikomposisi melalui konfigurasi Teori Gestalt dalam multi-layers dan framing anime. Proses analisis dilakukan menggunakan cuplikan adegan anime guna melihat pembentukan ruang di dalamnya. Analisis dilakukan melalui bagaimana konfigurasi Teori Gestalt hadir dalam komposisi multi-layers dan framing guna membentuk visualisasi ruang anime sebagai proses rekonstruksi spasial kreator untuk menghasilkan visualisasi ruang tiga dimensi dalam media dua dimensi.

Human feels space through interaction of senses and entities inside space. The experience will be processed through perception and construct the space in the human's mind. The process of forming anime as a two-dimensional medium can be seen as a result of anime creators' mind reconstruction. Anime is reconstructed through creators' mental images, memory and knowledge from the real world. Then, it is arranged through Gestalt Theory configuration in its composition of multi-layers and framing. The analysis process is using anime scenes to see the formation of space in it. The analysis is generated with how configuration of the Gestalt Theory is presented in composition of multi-layer and framing anime to form the space. This process is seen as creator's spatial reconstruction in order to produce a visualization image of three-dimensional space in two-dimensional media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bollnow, Otto Friedrich
London: Hyphen Press, 2011
720 BOL mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Levinson, Stephen C.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2004
401.9 LEV s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evett, Arthur
New York : Publishers Creative Services, 1982
530.11 EVE u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Los Angeles : Sage, 2011
304.2 KEY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Topham, Sean
New York: Prestel, 2003
745.2 TOP w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Multi Purnomo
"Penelitian terdahulu menemukan pengembangan wisata kuliner akan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha bermodal kecil jika dikembangkan di pedesaan atau di tempat yang dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Penelitian ini dilakukan di kota dan tidak dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Ruang wisata akan menjadi produksi ruang yang bercirikan kontestasi dan selalu dimenangkan oleh pemodal besar. Makanan lokal merupakan daya tarik wisata yang akan membangun ruang wisata bagi pedagang bermodal kecil. Diajukan argumen, penambahan makanan lokal sebagai daya tarik wisata kuliner akan menjadi kekuatan pembentuk ruang lokal, ruang untuk pelaku usaha bermodal kecil penjual makanan lokal. Penelitian menggunakan analisis dialektika triadik conceived-perceived-lived produksi ruang Lefebvre, konsumsi dalam wisata Urry, pemetaan spasial kota dan survey online konsumsi pengunjung pada 1259 responden. Hasil penelitian menunjukkan Lefebvre gagal menjelaskan mengapa ruang wisata kuliner dominan tidak menghasilkan konsumsi dominan dan Urry gagal menjelaskan mengapa konsumsi dominan tidak menjadi ruang wisata dominan. Penambahan makanan lokal berhasil membangun ruang quasi dominan sebagai segmen dari ruang dominan. Penelitian ini mengajukan untuk memposisikan kembali pelaku usaha bermodal kecil sebagai kelompok yang tidak selalu setara dan kemungkinan makanan lokal sebagai komoditas bagi pedagang makanan lokal. Dua hal yang menyebabkan penambahan makanan lokal dalam produksi ruang wisata kuliner hanya membangun ruang quasi dominan dan gagal membangun ruang lokal.

Previous research has found that culinary tourism development will be providing opportunities for small capital entrepreneurs if it is developed in rural areas or in places that were specifically designed as culinary tourism destinations. This research was conducted in a city that is not specifically designed as a culinary tourism destination. The tourism space establishment will be a production of space characterized by contestation and always won by big capital entrepreneurs. Local food is a tourist attraction that will build a tourist space for traders with small capital. The argument is local food addition as a culinary tourism attraction would be a strength to forming local space, space for small-capital entrepreneurs to sell local food. This research used triadic dialectic analysis of conceived-perceived-lived production of space by Lefebvre, consumption in tourism by Urry, city spatial mapping, and an online survey of visitor consumption on 1259 respondents. The results showed that Lefebvre failed to explain why the dominant culinary tourism space did not produce dominant consumption and Urry failed to explain why dominant consumption did not become the dominant tourism space. Local food consumption has succeeded in building a quasi-dominant space as a dominant space segment but failed to build a local space. This study proposes to reposition small capital entrepreneurs as always an equal group and local food possibility for being a commodity in tourism. Those two things were causing the local food addition in tourism production space was only succeeded to build a quasi-dominant space and failed to prove a local space."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nazhira Idzni
"Keterbatasan fungsi indera pendengaran penyandang tunarungu menyebabkan munculnya budaya-budaya yang hanya dapat dirasakan oleh mereka. Dalam melangsungkan budayanya yang unik ini mereka membutuhkan ruang yang accessible layaknya penyandang difabel yang lain. Oleh karena itu, prinsip deaf space dihadirkan agar kebutuhan penyandang tunarungu dapat dipertimbangkan dalam perancangan ruang bangunan/urban.
Prinsip deaf space dirumuskan oleh komunitas tunarungu di Gallaudet University, Amerika Serikat. Prinsip deaf space ini dibuat berdasarkan pengalaman dan kondisi yang berlaku pada komunitas tunarungu yang merancangnya, padahal komunitas tunarungu dapat mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Salah satu bentuk perkembangan yang dialami komunitas ini adalah penggunaan alat bantu dengar dan perkembangan komunikasi verbal oleh pemanfaatan alat bantu dengar.
Perkembangan yang dialami oleh komunitas ini dapat mempengaruhi kebutuhan ruangnya, sehingga prinsip deaf space ini juga harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Pengetahuan tentang penyesuaian prinsip deaf space ini membuktikan bahwa pendekatan desain yang dibutuhkan oleh kedua tipe komunitas tunarungu tersebut sangat berbeda. Apabila pendekatan desain yang dibutuhkan oleh komunitas tunarungu yang berkomunikasi visual lebih berfokus pada pengoptimalan kualitas visual oleh bukaan, komunitas tunarungu yang berkomunikasi verbal lebih berfokus pada pengoptimalan kualitas akustik ruang.

Their sense of hearing limitation causes the forming of cultures that can only be felt by their own community. In carrying out this unique culture they need an accessible space like the other difable. Therefore, deaf space is presented so deaf rsquo s needs can be considered in the building urban design.
Deaf space principle was formulated by Deaf community at Gallaudet University, USA. This principle is made based on experiences and conditions that apply to their own community, meanwhile Deaf community can evolve over time. One of the change that happened in Deaf community is the use of hearing aids and the development of verbal communication by it.
The development experienced by this community can affect their needs of space, so the deaf space principles is also need to be adapted with these developments. Knowledge on the adaptation of deaf space principle proves that design approach required by the two types of Deaf communities is very different. If the design approach required by the visual communicating community is more focused on optimizing the visual quality by the openings, the verbal communicating community is more focused on optimizing the acoustic quality of space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>