Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Kumalasari
"Komedi merupakan suatu diskursus yang menyenangkan. Sebagai suatu diskursus, komedi mempersilahkan yang berbeda turut hadir dan merayakan keberbedaan subjek dalam empersepsi segala hal. Keunikannnya yang mampu membangkitkan tawa membuka ruang logika di dalam pikiran untuk menguji coba pelanggaran yang dilontarkan lewat permainan kata menjadi suatu bentuk kemungkinan baru yang bisa jadi irasional sekaligus rasional. Humor dan lelucon hadir sebagai elemen dalam diskursus komedi yang mampu merombak dan menjungkirbalikkan penggunaan bahasa pun makna umum yang mengejan dalam kehidupan sosial manusia. Komedi hadir sebagai suatu diskursus yang tak bertujuan kepada kebenaran universal, melainkan merayakan kebodohan manusia.

Abstract
Comedy is very exhilaration discourse. As a discourse, comedy present the different come and join to celebrate the differences of subject perception about all of thing. The uniqueness of comedy can raised laughter, opened logic in our mind to transgress and recognize language game as a new possibility that could be something irrational and also rational at the same way. Humor and jokes present as element in comedy discourse that could be destruct and reverse the way of language and common meaning of social life. Comedy present as a discourse which not toward universality, but joyous stupidity. "
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S480
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Toni Hansen
"ABSTRAK
Komedi situasi, pada umumnya, menggambarkan tokoh ibu sebagai karakter yang bersifat positif, namun tidak demikian dengan Arrested Development. Serial televisi ini menggambarkan tokoh-tokoh ibu sebagai karakter negatif. Hal ini bukan berarti bahwa serial televisi tersebut dapat dikatakan sebagai sepenuhnya inovatif secara tematis, sebab di dalam kedua tokoh, Lucille dan Lindsay, masih terkandung representasi hegemonik wanita yang seringkali ditemukan di dalam komedi situasi. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa sebenarnya kedua tokoh ini digambarkan secara multidimensi. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan stereotipe yang terkandung pada keduanya bersifat disengaja untuk menghasilkan efek komedi. Penelitian ini kemudian menyimpulkan bahwa Arrested Development, dengan stereotipe perempuan yang ditemukan dalam tokoh Lucille dan Lindsay, sesungguhnya menantang representasi hegemonik wanita yang sering terkandung dalam teks populer.

ABSTRACT
While traditional situational comedy employs likeable mother figures, Arrested Development puts negative mother characters into its highlight. This does not necessarily position the critically-acclaimed TV series as thematically innovative in its time since the characters Lucille and Lindsay still contain numerous hegemonic representation of female in situational comedies found within their traits and actions. This study, however, finds that in spite of that, the two characters are proved to be multidimensional in their characterization, indicating that the stereotyping is, in fact, deliberately used to achieve comedic effect. This research then concludes that Arrested Development, through the intentional stereotyped portrayal of Lucille and Lindsay, actually challenges hegemonic representation of female characters itself."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saroyan, William, 1908-1981
Djakarta: Balai Pustaka, 1965
899.29 SAR ht
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifari Abror Iswara
"Kawasan Sawah Besar merupakan perkembangan dari Kota Batavia (Jakarta) merupakan kota yang dibangun untuk warga kulit putih, dan pernah memiliki daerah Prancis seperti Rijswijkstraat. Daerah ini dulunya adalah permukiman di pinggiran Batavia dengan persawahan yang kemudian berganti nama menjadi Jalan Hayam Wuruk. Pada masa Belanda, Jalan Hayam Wuruk hanya sampai di Jembatan Besi, Sawah Besar. Di era tersebut, kawasan Harmoni, Rijswijk, dan Noordwijk merupakan pusat kegiatan dengan berbagai macam hiburan di Jakarta. Sejarah komedi di Indonesia memiliki tiga periode, dengan era 1960-1970an fokus pada penguatan karakter dan ekspresi lucu. Di era 1980-1990an, muncul Warkop DKI dengan humor intelektual dan politik satir. Sedangkan di era 2000an, komedi mengusung situasi komedi, dengan tayangan seperti Bajaj Bajuri dan Office Boy (OB). Industri stand-up comedy juga berkembang pesat, dengan komedian terkenal seperti Raditya Dika dan Ernest Prakasa. Latar belakang Sawah Besar adalah distrik padat penduduk di Jakarta Pusat, terkenal dengan pasar tradisionalnya seperti Pasar Pagi dan Pasar Baru dengan adanya penambahan isu pembangunan Fase 2 MRT Jakarta diharapkan memberikan dampak positif dengan mengurangi kemacetan dan memperbaiki akses transportasi. Pengembangan berorientasi masyarakat di Sawah Besar melibatkan prioritas terhadap ruang hijau, pusat komunitas, dan lembaga budaya untuk menciptakan kota yang dinamis dan berkembang bagi semua orang. Pusat Komedi Sawah Besar diharapkan tidak hanya mampu menjadi wadah inkubator aktivitas masyarakat Sawah Besar namun Jakarta serta Indonesia di masa depan.

Sawah Besar area is a development of the City of Batavia (Jakarta), a city built for white citizens, and once had French areas such as the Rijswijkstraat. This area used to be seen on the outskirts of Batavia with rice fields which later changed its name to Jalan Hayam Wuruk. During the Dutch era, Jalan Hayam Wuruk only reached the Iron Bridge, Sawah Besar. In that era, the Harmoni, Rijswijk, and Noordwijk areas were centers of activity with various kinds of entertainment in Jakarta. The history of comedy in Indonesia has three periods, with the 1960-1970s focusing on strengthening characters and humorous expressions. In the 1980-1990s, Warkop DKI appeared with intellectual humor and satirical politics. Meanwhile, in the 2000s, comedy carried situation comedy, with shows such as Bajaj Bajuri and Office Boy (OB). The stand-up comedy industry is also growing rapidly, with well-known comedians such as Raditya Dika and Ernest Prakasa. Background Sawah Besar is a densely populated district in Central Jakarta, famous for its traditional markets such as Pasar Pagi and Pasar Baru with the additional issue of the construction of Phase 2 of the Jakarta MRT which is expected to have a positive impact by reducing congestion and improving transportation access. Community-oriented development in Sawah Besar involves prioritizing green spaces, community centers and cultural institutions to create a dynamic and thriving city for everyone. It is hoped that the Sawah Besar Comedy Center will not only be able to become an incubator for community activities in Sawah Besar, but also for Jakarta and Indonesia in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.Sg. Dwinta Kuntaladara
"Jika kawasan pada umumnya memilih untuk hanya mendukung universalitas HAM, maka tidak demikian bagi ASEAN. Ia mendukung prinsip universal melalui instrumen-instrumen HAM internasional. Dengan bersamaan, ia membuat AHRD yang turut mengatur bahwa HAM harus ditegakkan dengan mempertimbangkan partikularitas regional maupun nasional. Penelitian ini menganalisis bagaimana diskursus kontestasi HAM menjelaskan pembuatan AHRD tersebut. Penelitian ini berupaya mendapatkan penjelasan yang mendalam dan tuntas melalui pendekatan kualitatif dan interpretatif. Penelitian ini juga menggunakan logika dari Queer Theory yang memungkinkan untuk mengalisis kasus tersebut. Ternyata ditemukan bahwa ketika AHRD dianalisis dengan menggunakan teori tersebut, AHRD dapat dipahami sebagai dokumen yang menawarkan jawaban bagi kebutuhan realita sosial ASEAN.

Regions in general choose to only support universality in human rights. However, ASEAN supports universality through various international instruments. At the same time, the region also supports particularity through its AHRD by considering both regional and national particularities. This research aims to see how the contestation between both principles explain this case. In doing so, this research uses qualitative and interpretative approaces to achieve deep and thorough explanations. It also uses the logics of Queer Theory in realising such goal. When AHRD is analysed using that logic, it is found, that the document offers answers to ASEAN’s social reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Sanjifa
"MADILOG merupakan buku yang ditulis oleh Tan Malaka untuk memberi sedikit pemikiran tentang kemerdekaan yang seharusnya adalah sesuatu yang sudah melekat di dalam diri manusia. Tan Malaka meletakkan epistemologi sebagai dasar dari perjuangan untuk menjadi negara dan individu yang merdeka. Ia berpendapat bahwa manusia yang bebas untuk berpikir sesuai dengan fakta, nalar dan sangat objektif, merupakan landasan untuk manusia dan negara itu merdeka. Sebagaimana Tan Malaka meletakkan materialisme, dialektika dan logika dari Karl Marx, Hegel, dan Aristoteles sebagai dasar teorinya, skripsi ini juga menggunakan teori tersebut untuk membedah pemikiran Tan Malaka digunakan dalam skripsi ini.

MADILOG the book authored by Tan Malaka offered some of his thought about an independence that should be naturally sticked in a human being. Tan Malaka laid the epistemology as a fundamental of a stand-up fight to become a selfdetermining person and an autonomous nation. He considered that citizens declared themself free and objectively with facts and common sense, is the major to pursue a liberated people and country. Similar to Tan Malaka?s critics, positioned materialism, dialectic and logic from Karl Marx, Hegel and Aristoteles as his essential theory, this study also handled them to investigate Tan Malaka's critical thinking."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43683
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Kaya Hanjani
"Perkembangan industri hiburan dalam penyiaran Indonesia telah melahirkan satu profesi baru yaitu penonton bayaran Fenomena ini menginspirasi penulis untuk mengangkat fenomena ini kedalam sebuah tayangan televisi Hasil riset menunjukan bahwa format terbaik untuk mengembangkan ide cerita tentang penonton bayaran ini adalah drama dan bentuk tayangan yang paling sesuai adalah komedia situasi Untuk itu penulis memutuskan untuk membuat prototype program komedi situasi tentang penonton bayaran Manfaat utama pengembangan prototype ini adalah untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat yang menontonnya karena bercerita tentang perjuangan mimpi Tujuan utama pembembangan prototype ini adalah untuk membuat suatu program hiburan di televisi Indonesia yang tidak hanya menghibur namun juga menginspirasi Prototype yang dikembangkan adalah prototype tayangan komedi situasi berjudul ldquo The Penontons rdquo yang bercerita tentang perjuangan mimpi tiga sekawan penonton bayaran yaitu Ririn Oncom dan Benita Program ini diproyeksikan untuk tayang di Trans TV pada jam 17 00 17 30 Untuk mendapatkan pembuktian ilmiah bagi pengembangan prototype ini dilakukanlah pre test dan evaluasi Pre test dilakukan dengan mengolah data Nielsen dan melakukan wawancara pakar Sementara evaluasi dilakukan dengan metode survey kepada 50 sample target khalayak walaupun pada prakteknya metode evaluasi prototype semacam ini jarang dilakukan kecuali program tersbut bersifat eksperimental Anggaran pembuatan prototype ini sebesar Rp 1 200 000 Rencana anggaran produksi program untuk satu episode sebesar Rp 76 800 000 Penghitungan pendapatan program bukannya dihitung melainkan ditetapkan berupa Target Revenue Anggaran pelaksanaan evaluasi prototype sebesar Rp 2 640 000

Development of the entertainment industry in Indonesia has made a new profession called paid audience This phenomenon inspired the writer to make a programme based on the story of the paid audience Research said the best television format of television programme is Drama and the best form of drama is situational comedy sitcom So the writer decided to produce a prototype of sitcom based on comedic experience of the paid audience The main benefits of the developing prototype is to inspire the viewer because this programme tells us the lessons learned of the paid audience The main goal of this developing prototype is to make a programme that not only entertaining but also inspiring The development of prototype is a sitcom narrates the stories of Ririn Oncom and Benita as paid audience This program called ldquo The Penontons rdquo and planned to be aired on Trans TV at 5 5 30 pm Pre test of this prototype is conducted to analyse the data from Nielsen and to emphasize the using sitcom by having interview with the experts Then evaluation is by handing out questionnaire to 50 respondents However this kind of evaluation is actually rare in the real television industry except if the programme is experimental The prototoype budget is Rp 1 200 000 The estimation of program production is Rp 76 800 000 for each episode The revenue estimation of a program doesn rsquo t need to be counted it is set and called as Target Revenue The prototype evaluation budget is Rp 2 640 000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54658
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Aziz
"BAGIAN SATU
Analisis Situasi: Program drama masih sangat digemari khalayak Indonesia. Terutama untuk drama sinetron dan FTV. Program drama juga menghasilkan belanja iklan paling banyak dibandingkan genre lain. Penulis ingin membuat program drama keluarga yang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari penonton untuk khalayak dengan SES A dan B. Drama komedi keluarga sudah tertidur selama dua tahun dan penulis menganggap, dengan tanggapan para pakar, bahwa drama komedi keluarga sudah siap dimunculkan lagi ke dalam belantika pertelevisian Indonesia.
BAGIAN DUA
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Pilot Episode: Manfaat utama pengembangan pilot episode ini adalah menjadi salah satu alternatif program drama yang berbeda dengan program-progam drama yang sedang tayang. Tujuan utama pengembangan pilot episode ini adalah nenjadi salah satu tayangan yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan dan mengingatkan pemirsa akan nilai-nilai kekeluargaan sebenarnya, kerja keras, dan kebersamaan.
BAGIAN TIGA
Pilot Episode yang Dikembangakan: Pilot Episode yang dikembangkan adalah program drama bergenre drama komedi berjudul “The Armands”. Program ini menceritakan tentang keluarga Armand yang anggotanya individualis, mencoba untuk mendekatkan diri dengan satu sama lain dan memecahkan masalahmasalah para anggota dengan bantuan keluarga.
BAGIAN EMPAT
Pre-Test dan Evaluasi: Pre-test dilakukan dengan mengolah data laporan riset Nielsen dan melakukan FGD kepada 18 khalayak sasaran.
BAGIAN LIMA
Anggaran: Anggaran pembuatan pilot episode ini sebesar Rp 2.290.000,-
Rencanaanggaran produksi penerbitan media satu episode sebesar Rp 73.376.000,-
Untuk pelaksanaan evaluasi pilot episode mempunyai anggaran sebesar Rp 490.000,-

CHAPTER ONE
Situation Analysis: Drama programs is still popular of Indonesian viewers. They watch mostly soap operas and films for TV. Drama also generates the most share of ad spend, compared with other genres. Producing a family drama can relate closely to the daily lives of the viewers, especially viewers coming from SES A and B. Family comedy-drama has been dormant for the last couple of years, with the opinions of experts, family drama-comedy is ready to air once again in Indonesia.
CHAPTER TWO
Benefits and Goals of the developing Pilot Episode: The main benefit of this pilot episode is to to be the alternative to other TV programs. The main purpose of the development of this pilot episode is not only to entertain but also to enlight and enrich the viewers about real family values, hard work, and togetherness.
CHAPTER THREE
The Development of Pilot Episode: The drama-comedy called “The Armands” whose stories are about individualist members of The Armand family living their lives and trying to solve one and each other’s problems as a family.
CHAPTER FOUR
Pre-Test and Evaluation: Pre-test was conducted by processing the Nielsen research report data and conducting FGD consisted of 18 models of the target market coming from SES A and B.
CHAPTER FIVE
Budgeting:
The budget of making this pilot episode is as big as Rp. 2.290.000,-.
Production budget plan of media publishing for one episode is as big as Rp. 73.376.000,-. And for the implementation for pil
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54183
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Anugrah Putranto
"Analisis Situasi Program drama dan komedi sangat diminati oleh masyarakat terutama sinetron dan komedi slapstick Dengan ini penulis menginginkan untuk membuat karya yang berbeda yaitu jenis program sitkom Program sitkom yang penulis buat akan membidik SES A B dengan isi cerita serta kualitas yang lebih baik dari program yang terlebih dahulu tayang BAGIAN 2 Manfaat dan Tujuan Pengembangan PilotManfaat utama pengembangan pilot adalah untuk memberikan program hiburan alternatif bagi masyarakat yang sudah jenuh dengan sinetron dan juga untuk mengubah kebiasaan menonton komedi slapstick Tujuan utama pengembangan pilot selain menyediakan program baru yang menghibur dan berkualitas adalah untuk menanamkan nilai nilai solidaritas antara pertemanan dalam kehidupan sosial BAGIAN 3 Pilot yang DikembangkanEpisode pilot yang dikembangkan adalah jenis program sitkom yang berjudul ldquo Indekost rdquo Program ini menceritakan tiga sekawan yang hidup dalam satu kosan dengan latar masing masing yang berbeda menghadapi permasalahan kehidupan pribadi dan kuliah penuh dengan tantangan BAGIAN 4 EvaluasiPre test media dilakukan dengan mengolah data Nielsen wawancara pakar media dan melakukan FGD kepada 18 khalayak sasaran BAGIAN 5 AnggaranAnggaran yang digunakan dalam pembuatan episode pilot sebesar Rp 1 675 000 Rencana anggaran produksi penerbitan media untuk satu episode adalah sebesar Rp 150 145 000 Sementara anggaran untuk rencana evaluasi episode pilot adalah sebesar Rp 640 000

ituation Analysis Drama and comedy are the most popular genres among Indonesian television viewers especially soap operas and slapstick comedy With regard to the statement above the writer wishes to create and produce a different kind of program namely the sitcom The sitcom that the writer is going to make is targeted towards an A and B socioeconomic audience SES A and B as it will have better content and quality than previous comedy programs PART 2 Benefits and Goals of Developing The Pilot EpisodeThe main benefit of developing this pilot episode is to provide an alternative entertainment program for viewers already saturated with soap operas and alter their habit of watching slapstick comedy Aside from providing quality entertainment the purpose of the program is to instill the viewers with the values of solidarity in society PART 3 Development of The Pilot EpisodeAs was noted earlier from its developed pilot episode the genre of the show ldquo Indekost rdquo is that of a sitcom This program recounts the story about three freshmen who became friends and live in the same college dorm with classmates from various backgrounds The show recounts how the challenges of college and life in generalPART 4 EvaluationThe pre test was conducted using data from Nielsen and media expert interviews We also based the pretest on a focus group discussion with 18 people BAGIAN 5 BudgetDevelopment of the pilot episode costs Rp 1 675 000 the media publishing plan costs Rp 150 145 000 per episode whereas the pilot episode evaluation plan costs Rp 640 000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Surya Darmawan
"Penelitian ini membahas persebaran dan fungsi makna dan tanda dalam iklan berbahasa Jerman BVG-Arie dari perusahaan Berliner Verkehrsbetriebe (BVG) terkait penyampaian iklan yang dilihat dari perspektif ilmu semiotika. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan teori tanda dari Charles S. Peirce dan juga teori keterkaitan gambar dan teks dalam iklan dari Hartmut Stöckl, untuk mengidentifikasi tanda dan makna yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat makna konotatif dan unsur komedi ironi dalam unsur-unsur iklan yang berperan penting dalam pembuatan makna baru yang menunjukkan kesatuan makna dalam iklan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam iklan, berbagai jenis paduan makna dapat digunakan untuk membangun citra iklan yang tidak selalu memberikan kesan positif kepada konsumen.

The focus of this study is the distribution and the function of signs and meaning in a german advertisement BVG-Arie from Berliner Verkehrsbetriebe (BVG) related to the communicative form through semiotic perspective. This research was conducted using descriptive analitic method using the theory of signs by Charles S. Peirce and the theory of picture relation type by Hartmut Stöckl. The results show that there are connotative meaning and ironic humour elements in this advertisement’s structure, that have an important role to make a new meaning that shows the real meaning of the advertisement. It indicates that there could be many more combinations of signs and meanings to build up the imagery of the products or companies that does not always give postive impressions to the consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>