Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aji Eka Qamara Yulianthy Dewi Hakim
"ABSTRAK
Studi ini menganalisis bagaimana proses pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan yang mengalami mekanisme kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik digunakan sebagai upaya menanamkan pemahaman atau kepentingan-kepentingan tertentu dengan mengatasnamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Studi ini bertujuan untuk menganalisis proses interaksi dalam kerangka pemberdayaan, mekanisme kekerasan simbolik yang berlangsung dan perjuangan simbolik para aktor yang terlibat dalam proses pemberdayaan. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode-metode: observasi partisipasi, wawancara mendalam, FGD, dokumentasi dan data sekunder. Penelitian dilakukan selama ± 2 tahun dengan pemilihan lokasi secara bertahap pada LSM Asih di Cengkareng, LSM Asah di Kutai Kartanegara dan LSM Asuh di Cibinong.
Temuan dalam studi ini adalah munculnya ?kelompok tanggung? sebagai hasil ?lain? dari proses pemberdayaan yang telah dilaksanakan oleh LSM Asih, LSM Asah dan LSM Asuh. Suatu kelompok ?baru? dari warga binaan yang telah berhasil menikmati pemberdayaan namun belum berdaya sepenuhnya, masih tergantung pada pemberdaya dan memiliki peran penting sebagai ?jembatan? antara pemberdaya dan warga yang akan dibina. Posisi menjadi serba tanggung karena tanggung untuk bisa maju dan tanggung untuk dikatakan telah maju. Ketiga kelompok tanggung tersebut memiliki persamaan dan perbedaan baik secara individu, relasi sosial, waktu dan lingkungan yang membentuknya.
Kesimpulannya adalah dialektika negara, LSM dan masyarakat, dialektika kepentingan pemberdaya dan peningkatan capital warga binaan, dan dialektika global dan lokal bukanlah diamati sebagai siapa atau mana yang lebih berkuasa atau dominan. Dialektika-dialektika tersebut justru menciptakan suatu (re)produksi sosial atau budaya yang terus berproses. Walaupun di dalamnya ada upaya penghimpunan habitus kolektif atau dominasi atau kepentingan melalui mekanisme kekerasan simbolik, namun tetap ada upaya-upaya perjuangan simbolik para aktor di dalamnya. Terlepas dari menjadi kelompok dominan atau kelompok terdominasi, perjuangan simbolik menjadi kekuatan bertahannya dialektika tersebut.

ABSTRACT
This dissertation analyzes how the empowerment process in urban poor community who experienced symbolic violence. Symbolic violence is used as an approach to instill an understanding or any particular interests in the name of social welfare improvement.
The study aims to analyze an interaction process within empowerment framework, process of symbolic violence mechanism, and symbolic struggle of actors who involved in empowerment process. The study uses a qualitative approach with participant observation, in-depth interviews, focus group discussion (FGD), documentation and secondary data. The study was conducted for about two years in gradually selected three NGO?s are The Asih NGO in Cengkareng, The Asah NGO in Kutai Kartanegara, and The Asuh NGO in Cibinong. The key finding from this study is the emerging of ?Tanggung Group? as the ?other? output of empowerment process that has been conducted by The Asih, Asah and Asuh NGO. This is a ?new? group in the empowered communities that has gained several benefits but not fully empowered yet, they still depend to the empowerment institution and hold an important role as a ?bridge? group between the empowerment institution and community. Their position became halfempowered, because they either could not fully step forward or to be called as totally being empowered. Those three ?tanggung groups? have both similarties and differences in term of in individual, social relation, time and environment condition that build them.
The main conclusions drawn from this research were that the state, NGOs, and society dialectic, dialectic of empowerment institution interest and improvement of empowered community capital, global and local dialectic are not been viewed as who or which one is more powerful or dominant. Those dialectics have created a social or cultural (re)production that continues processing. Although is has a collective habitus collection or domination or particular interest through symbolic violence mechanism, however there is still symbolic struggle among the actors. Apart from being a dominant group or being dominated group, symbolic struggle become the strength of the existing dialectic."
Depok: 2011
D1198
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Widiatmojo
"ABSTRAK
Penelitian kualitatif ini memaparkan pemikiran Pierre Bourdieu dan Theo van
Leuween dalam membongkar kekerasan simbolik terhadap perempuan melalui
medium fotografi di facebook. Pemaknaan foto melalui semiotika sosial Theo van
Leuween merupakan hasil objektif-subjektif peneliti yang dikonfirmasi oleh
informan, dilanjutkan dengan analisis mendalam dari pemikiran Pierre Boudieu
tentang Habitus, doxa, modal, dan arena sebagai struktur pembentukan kekerasan
simbolik. Bentuk-bentuk kekerasan simbolik yang dilihat dari semiotika sosial
adalah fokus utama foto ada pada bagian payudara, penggunaan atribusi fotografi
(kamera, lensa, tripod, tas kamera, warna kaos) untuk mendominasi perempuan,
kata-kata vulgar dalam group facebook KFI, serta jenis pakaian yang dikenakan
perempuan saat pemotretan. Hasil temuan dari penelitian ini adalah terbentuknya
habitus fotografi portrait sebagai medium untuk mendominasi perempuan serta
group facebook KFI sebagai arenanya yang dibangun atas dasar budaya patriarki,
dimana dalam KFI tidak terdapat fungsi sensor dalam pembatasan pornografi.
Kekerasan simbolik juga terpelihara karena adanya hubungan transaksional,
fungsi rekreasi, nilai ekonomi serta upaya pendakian status anggota KFI dengan
cara mengunggah foto perempuan seksi di group facebook KFI. Struktur habitus
ini dibentuk dari berbagai aspek, yaitu modal ekonomi, modal simbolik (edukasi),
sejarah fotografi, hunting model, industri kamera serta facebook

ABSTRACT
This qualitative research examined to investigate symbolic violence against
women on Indonesian Photography Community online (KFI) on facebook through
portrait photography. The meaning of image (portrait of women) were profoundly
and critically analyzed by, both subjectivity and objectivity, expending Habitus,
doxa, modal and field theory by Pierre Bourdieu, utilizing van Leuween‟s social
semiotic and confirmed by spokesperson. The form of symbolic violence against
women done within various areas. Breast is the main focus of the images,
photography attribution (camera, telephoto lens, tripod, camera bag, shirt) use as a
symbols of domination, dirty comment on facebook, and obviously the fashion
were threaded as symbolic violence. The main result of this research argue that
photography is the core medium to dominate women and facebook group KFI as
the central field without pornography censorship as constructed by culture of
patriarchy. Symbolic violence were continued in KFI as transactional relationship,
refreshing, economic value, and social climb, by upload various photograph of
sexy women. This structure of Habitus shape by economic modal, symbolic
modal, education, history of photography in Indonesia, hunting model, camera
industry and facebook."
2016
T45739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Agnes Praditya
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas novel seorang pengarang asal Afghanistan, yaitu Khaled
Hosseini yang berjudul A Thousand Splendid Suns (2010). Novel A Thousand Splendidi Suns
menampilkan tema kekerasan dalam rumah tangga yang menjadi isu dalam novel. Untuk itu
penelitian ini akan berfokus mengungkap bentuk dominasi yang dilakukan Rasheed kepada dua
istrinya dan perlawanan terhadap dominasi tersebut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa latar
belakang budaya patriarkis membentuk pola pikir tokoh perempuan sehingga menginternalisasi
secara ideologis yang menyebabkan mereka mengalami kekerasan simbolik maupun kekerasan
fisik dalam rumah tangganya. Dengan demikian, relasi yang terbentuk adalah relasi
ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan serta menampilkan laki-laki sebagai pihak yang
dominan.

ABSTRACT
Domination Patriarchy on Women On Female Lead Character in the Novel A Thousand Splendid Suns ABSTRACTThis research discusses a novel by Khaled Hosseini a male author from Afghanistan titled A Thousand Splendid Suns 2010 The novel expresses domestic violence in household which is increasingly prevalent and becomes an issue in Afghan society Therefore this study focuses on revealed to domination by Rasheed to two of his wife and of resistance to the domination This research found that the cultural background of patriarchy forms mindset of women and ideologically internalized so the female characters in this novel experiences symbolic and physical violence in the household Thus the relation that is formed is inequality between men and women and show men as the dominant party Key words domination patriarchy symbolic violence resistance"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabilla Tri Ananda
"Penelitian ini menganalisisbagaimanakekerasan simbolik terjadi melalui komentar di Instagram dengan menggunakan metode semioika Barthes. Kekerasan simbolik terjadi dalam pemaksaan nilai-nilai yang diangap ideal dalam suatu kelompok tertentu. Teks yang dipertukarkan dalam Instagram ditempatkan sebagai norma pembenar dengan memanfaatkan otoritas seperti kitab suci agama Islam, untuk mengatur bagaimana cara perempuan berpakaian. Mitos yang disosialisasikan dalam arena Instagram adalah bagaimana penanda nilai moralitas seorang perempuan dapat diamati melalui pakaian yang dikenakannya dan mitos perempuan sebagai pemicu hasrat seksual serta mitos ibuisme. Mimikri terjadi dalam bentuk peniruan terhadap karakter maskulin ketika perempuan yang melakukan kekerasan simbolik mencoba berdiri sebagai subjek dengan cara mendominasi perempuan lainnya.

This research analayze how symbolic violence happens through Instagram. Using Rholand Barthes semiotic as methode, research foound that symbolic violence happens thorugh the the coercion of value ideals that believed by majority. Text legitimized by trustworthy authorithy such as holly book of Islam. Those who utterthe power words exert to controlling other’s way of dressing. Myths that socialized through Isntagram are women’s moral judgement based on their way of dressing myth, women as a trigger of sexual harrasment myth and ibuisme myth. Mimikri take a form ini mimickin gmasculinity values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Aryanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelenggaraan pelayanan publik lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) pada penanganan KDRT di DKI Jakarta. Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat tingginya tingkat kekerasan dalam rumah tangga di provinsi DKI Jakarta dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Terdapat tiga langkah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu reduksi data, penyajian data, serta pengambilan keputusan dan verifikasi. Temuan di lapangan memperlihatkan bahwa pelayanan lembaga sudah sesuai dengan asas-asas pelayanan publik seperti memiliki kemudahan akses melalui jalur online dan offline, kesesuaian pelayanan dengan peraturan prosedur, pelayanan kondisional yang sesuai kebutuhan dan keinginan klien, serta pelayanan yang adil dan tidak mendiskriminasi. Walau begitu masih terdapat beberapa faktor yang menghambat pelayanan, diantaranya: kurangnya sumber daya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya dukungan dari sisi hukum, kondisi klien, kurang diketahuinya keberadaan lembaga, minimnya pelibatan masyarakat, dan pelayanan yang cenderung kuratif daripada preventif.

This study aims to analyze the implementation of public services at the Integrated Service Center for the Empowerment of Women and Children (P2TP2A) in handling domestic violence in DKI Jakarta. This research is important to do considering the high level of domestic violence in DKI Jakarta province compared to other provinces. The method used in this study is using a qualitative approach. The data in this study were obtained through in-depth interviews, observations, and literature studies. There are three steps of data analysis techniques in this study, namely data reduction, data presentation, and decision making and verification. Findings in the field show that the institution's services are in accordance with the principles of public services such as having easy access through online and offline channels, conformity of services with procedural regulations, conditional services according to the needs and desires of clients, as well as fair and non-discriminatory services. However, there are still several factors that hinder services, including: lack of human resources, limited facilities and infrastructure, lack of legal support, client conditions, lack of knowledge of the existence of institutions, lack of community involvement, and services that tend to be curative rather than preventive."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Dewa Barata
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas penempatan kapital simbolik pengendara Harley Davidson di Indonesia dalam mencari dan menggunakan kapital simbolik tersebut secara efektif dalam konteks kebebasan dan persaudaraan dalam komunitas Harley Davidson. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa kapital simbolik dibutuhkan oleh suatu komunitas sebagai bagian dari identitas dan digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan posisi sosial anggotanya baik di dalam komunitas maupun di masyarakat.

ABSTRACT
This study focus on the placement of the symbolic capital of Harley Davidson riders in Indonesia. The purpose of this study is to understand how rider acquire, evaluate and use symbolic capital as their identity and use it to increase their social position. This research is qualitative descriptive. The data were collected by means of deep interview and observation. The results found that the symbolic capital needed by a community as part of its identity and used as a strategy to improve the social position of its members both within communities and in society."
Depok: 2011
D1290
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Akbar
"Sebagai negara yang menandatangani Deklarasi Umum PBB tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948 pemerintah Indonesia berkewajiban mengikuti berbagai mekanisme HAM Internasional. Salah satunya, Indonesia telah menyampaikan laporan dalam Universal Periodic Review 3rd Cycle, dalam laporan tersebut terdapat diskursus yang dibawa oleh pemerintah. Banyak diskursus yang dibawa oleh pemerintah, salah satunya adalah diskursus kekerasan terhadap anak yang berasal dari teks yang biasa disebut sebagai kekerasan diskursif. Berdasarkan konstitutif kriminologi wacana kekerasan dibangun melalui kontrol ideologi dan reproduksi diskursus, praktik diskursif, membangun realitas melalui dominasi legal dan membangun klaim. Proses konstruksi diskursus dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis. Wacana kekerasan yang dibangun merupakan pelanggaran HAM dan state crime, menggunakan pemikiran kriminologi kritis diskursus tersebut dianalisis sebagai sebuah kejahatan. Kekerasan diskursif tersebut dibangun dalam suatu struktur sosial di masyarakat sehingga dapat dilihat sebagai suatu kekerasan struktural.

As a party to the UN Delcaration on Human Rights in 1948 the Indonesian government is obliged to follow international human rights mechanisms. One of them, Indonesia has submitted a report in the Universal Periodic Review 3rd Cycle, in the report there are discourses brought by the government, one of the discourses is discourse of violence against Childrens derived from the text commonly referred as discursive violence. Based on constitutive criminology the discourse of violence is established through the control of the ideology and reproduction of discourse, discursive practice, building reality through legal domination and establishing claims. The discourse construction process is analyzed using critical discourse analysis methods. The violent discourse that is built is a violation of human rights and state crimes, using critical criminological thinking the discourse is analyzed as a crime. Such discursive violence is built in a social structure in society so it can be seen as a structural violence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Ananda
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan penelitian ini berjumlah 301 orang yang terdiri dari remaja laki-laki di komunitas umum dan remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan. Pengukuran paparan terhadap kekerasan menggunakan alat ukur KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) (Flowers et al., 2000) dan pengukuran sikap terhadap kekerasan menggunakan alat ukur Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki (r = 0.442; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi paparan terhadap kekerasan yang dialami seseorang, maka semakin positif sikapnya terhadap kekerasan. Analisis tambahan menemukan perbedaan paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan yang siginifikan antara partisipan yang berada di komunitas umum dan di lembaga pemasyarakatan.

This research was conducted to find the correlation between exposure to violence and attitude toward violence among adolescent boys. The participants of this research are 301 adolescent boys who lived in general community and correctional institution. Exposure to violence was measured using an adaptation of KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) scale (Flowers et al., 2000) and attitudes toward violence was measured using an adaptation of Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
The results showed that there is a significant correlation between exposure to violence and attitude toward violence (r = 0.448; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher the exposure to violence experienced, the more positive one’s attitude toward violence. Additional analysis also find significant differences in exposure to violence and attitude toward violence between participants who lived in general community and correctional institution.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pepi Hendrya
"Kekerasan terhadap perempuan khususnya dalam rumah tangga (KDRT) memberikan dampak yang sangat merugikan kaum perempuan, baik dari segi fisik, psikis maupun sosial korban. Dampak psikologis yang dominan dirasakan oleh perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga adalah timbulnya PTSD (Post-Traumatic Strees Disorder), seperti: stres, depresi, Dampak jangka pendek (rasa marah, terhina, kehilangan nafsu makan, susah tidur, turun berat badan), rasa tidak berdaya, sering menangis dan berbagai gangguan psikologis lainnya. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa KDRT memberikan dampak yang sangat mengganggu pada Ketahanan Individu seorang perempuan yang menjadi korban KDRT hingga beberapa diantaranya berdampak pada keinginan untuk bunuh diri. P2TP2A DKI Jakarta memberikan berbagai pelayanan, salah satunya di bidang pemberdayaan psikologis perempuan korban KDRT agar terciptanya Ketahanan Individu yang lebih baik dengan cara melakukan pendampingan psikologis, advokasi, informasi, mediasi serta rujukan ke rumah aman (Shelter).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan studi dokumentasi, dimana informannya adalah lima orang Perempuan korban KDRT dan tiga orang Petugas Pendamping/Konselor dan Psikolog yang bertugas pada Lembaga P2TP2A DKI Jakarta. Penelitian ini menemukan bahwa bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang paling banyak ditemui adalah kekerasan ganda (fisik,psikis, seksual & ekonomi), yang berdampak buruk pada kondisi fisik dan psikis korban sehingga akhirnya akan mengganggu Ketahanan Individu korban.
Berdasarkan hasil penelitian, bentuk pemberdayaan psikologis yang dilakukan oleh Psikolog yang bertugas di P2TP2A DKI Jakarta adalah dengan cara memberikan konseling psikologis, membentuk kelompok dukungan (support group) dan rujukan ke rumah aman (Shelter). Pemberdayaan psikologis yang dilakukan oleh P2TP2A ini bermanfaat dalam mendukung dan membantu korban agar kembali berdaya dan tidak terpuruk dalam kekerasan sehingga mampu bangkit dan menggunakan kembali mekanisme psikologiknya secara optimal dalam rangka menanggulangi permasalahan yang dimilikinya sebagai proses menuju Ketahanan Individu yang lebih baik agar dapat berpartisipasi di segala bidang kehidupan khususnya dan Pembangunan Nasional pada umumnya.

Domestic violence against women has resulted in considerable detriment to them of physical, psychological and social disadvantages. The most dominating psychological effect occurs to women due to the abuse in their domestic situation which causes Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). This can cause stress and depression. The short-term consequences appear in the form of anger, feeling humiliated, loss of appetite, sleep disorder, losing weight, powerlessness, feeling sorrow as well as other psychological matters. It becomes obvious that domestic violence has attributed to women's individual resilience in the way of their roles in society and the worst case scenario is that some women even attempt suicide. The P2TP2A DKI Jakarta provides assistance in the form of counseling. One of the skills taught is self-empowerment of abused-women. This should assist them with being able to get on their feet. The victimized women will be assisted to gain their resilience through psychological support, advice, information, mediation and access to shelter.
The research method that was used to gain information consisted of a qualitative approach using in-depth interviews, observations, and library research. The subjects were five victimized-women suffering from domestic violence and the counselor as well as psychiatrist who worked at P2PT2A Institution DKI Jakarta. The research found that multi-forms of violence were common involved physical, psychological and sexual abuses as well as economic reasons. Those abusive matters leave unbearable consequences on the victims both physical and mentality and finally disturb the victims individual resilience.
Based on the research, the psychiatrist at P2TP2A DKI Jakarta have suggested that counseling, establishing support groups and shelters are the best forms of psychological empowerment. The psychological empowerment is useful in support and helping the victims to regain their capabilities so they are to get on their feet. They are supposed to reconnect their psychological mechanisms to optimum level to assist in coping with the problems they face. Having achieved the better individual resilience, they will be able to participate in their social life in particular and generally in the National Development.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29670
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ayu Permatasari
"Tesis ini membahas mengenai kekerasan simbolik heteroseksual terhadap homoseksual yang terjadi di lingkungan kerja. Penelitian dilakukan melalui metode studi kasus dengan paradigma critical social science (CSS). Teori yang digunakan dalam penelitian ini elaborasi dari teori modal sosial Piere Bourdieu dan teori queer Judith Butler. Hasil dari penelitian menunjukkan kekerasan simbolik terhadap homoseksual terjadi melalui reproduksi doxa heteronormativity dan legisitimasi doxa tersebut dalam habitus, kapital dan field untuk meneguhkan posisi kelompok dominan. Ketidaksesuaian antara gender pervormity dengan heteroseksual matriks yang berlaku di masyarakat menjadi pemicu dari kekerasan simbolik terhadap homoseksual.

This thesis discusses about symbolic violence occured in workplace from heterosexual toward homosexual. This research is done by study case through critical social science paradigm. This study elaborates a social capital theory by Pierre Bourdieu and queer theory from Judith Butler. The results of this study indicate that symbolic violence happened through the reproduction of heteronormativity doxa and legitimation doxa inside of habitus, capital and field to strengthen the domination of heterosexual group. Discrepancy between gender pervormity with heterosexual matrix becomes the symbolic triggers of violence towards homosexual.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>