Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138542 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Agussalim A.J.
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas mengenai ?makna simbolik pertunjukan ēlongkēlong ma?biola: interaksi dan interpretasinya dalam masyarakat Bugis Wajo?. Disertasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang: (1) makna simbolik pertunjukan ēlong-kēlong ma?biola dalam interaksi dan interpretasi masyarakat Bugis Wajo, dan (2) cara makna simbolik pertunjukan ēlong-kēlong ma?biola diproduksi dalam proses interaksi dan interpretasi masyarakat Bugis Wajo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan metode etnografi dan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara etnografik, observasi partisipasi, dan dokumentasi.
Hasilnya, bahwa (1) pertunjukan ēlong-kēlong ma?biola dalam interaksi dan interpretasi masyarakat Bugis Wajo merupakan simbol keutuhan hidup yang dimaknai sebagai suatu kemapanan, kesuburan, keharmonisan, keseimbangan, ketenangan, dan ketenteraman hidup. Keutuhan hidup tersebut terbentuk dari kepahaman dan keberterimaan mereka atas kehadiran diri sebagai bagian, ikatan, dan sekaligus sebagai pembentuk ?dunia? di bawah satu otoritas tertinggi yaitu Tuhan (Allah Ta?ala); (2) makna simbolik pertunjukan ēlong-kēlong ma?biola diproduksi melalui saluran kesadaran dan keyakinan dengan cara, yaitu: pelaku dan khalayak terlebih dahulu menaruh perhatian pada simbol-simbol pertunjukan yang hanya dapat terjadi bila pelaku dan khalayak memiliki pengalaman dan pengetahuan terkait dengan pertunjukan ēlong-kēlong ma?biola; pelaku dan khalayak menghubungkan simbol-simbol pertunjukan itu dengan cara pandangnya terhadap dunia yang dilanjutkan dengan membuat pengategorisasian; dan pelaku dan khalayak menjadikan pengategorisasian itu sebagai satuan simbol yang mewakili kestabilan dirinya.

ABSTRACT
This study discusses the ?symbolic meaning of performing ēlong-kēlong ma?biola: interaction and its interpretation in Wajo Buginese society". This study aims to describe and explain: (1) symbolic meaning of the performing ēlongkēlong ma?biola in the interaction and interpretation Wajo Buginese society, and (2) show how the symbolic meaning of the performing ēlong-kēlong ma?biola produced in the process of interaction and interpretation of Wajo Buginese society. This study is a qualitative research by using approach of ethnography method with technique of collecting data through ethnographic interviews, participatory observation, and documentation.
The results, that (1) the performing ēlong-kēlong ma?biola in interaction and interpretation of Wajo Buginese society is a symbol of wholeness of life which is defined as an establishment, fertility, harmony, balance, tranquility, and appeasements of life. Wholeness of life forms from those of understanding and acceptance of living for them as part of, union, and at the same time as forming the "world" under one supreme authority of God (Allah); (2) symbolic meaning of the performing ēlong-kēlong ma?biola which produced through confidence and consciousness in a way, that is: first, performer and audiences beforehand full attention to the symbols performance which can only happen when audiences and performer have the experience and knowledge related to performing ēlong-kēlong ma?biola; second, audience and performer connect the symbol of the performance with his perspective on the world, followed by making of category; and thirst, audience and performer make it category as a symbol that represents the stability of the unit itself."
Depok: 2010
D1196
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Ningrum
"ABSTRAK
Portal sastra merupakan suatu bentuk transformasi dari sastra cetak ke elektronik yang memudahkan akses para pembaca. Penelitian ini memfokuskan pada perkembangan cerita anak di dunia digital. Melalui tiga buah kisah bertema mercusuar dalam blog www.366geschichten.de milik Marco Wittler, terdapat korelasi tematik tentang makna mercususar yang melambangkan tuntunan moral. Permasalahan yang diangkat seputar bagaimana makna simbolik bagi para tokoh dalam cerita serta bagaimana struktur narasi dari kisah yang ditulis oleh Marco Wittler dalam blog. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan makna simbolik mercusuar bagi para tokoh dalam cerita serta perspektif narasi dari kisah yang ditulis oleh Marco Wittler dalam blog. Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori semiotik Peirce dan struktur narasi, sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Konsepsi moralitas terwakili melalui simbolik mercusuar sebagai sebuah pedoman kehidupan yang dituliskan dalam format naratif yang singkat.

ABSTRACT
Literary portal is a form of transformation from printed literature to be electronic literature which provides easier access to the reader. This research focuses on the development of children literature in the digital world. Referring to three stories with same main theme lighthouse in the blog www.366geschichten.de by Marco Wittler, there are thematic correlations on the meaning of each lighthouse which symbolizes the moral guidance. The issues of this research related to the symbolic meaning of the characters in the story and the structure of the narrative of the story written by Marco Wittler in the blog. The purpose of this research is to describe the symbolic meaning of the lighthouse for the characters in the story as well as the narrative perspective of the story written by Marco Wittler. This research used semiotic theory of Peirce and narrative structure, whereas the method used is qualitative descriptive. The conception of morality is represented by the symbolic of lighthouse as a guideline of life that written in narrative format."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Restituta Driyanti
"Pentingnya pengaruh tato bagi manusia Dayak menunjukan bahwa tato sudah menjadi sesuatu yang bersifat religius dan magis, karena gambar yang digunakan berupa simbol-simbol yang terkait dengan alam dan kepercayaan masyarakat. Tato bagi manusia Dayak merupakan simbol dalam berinteraksi sosial antar komunitas. Oleh karena itu pemaknaan tato sebagai sebuah teks yang sarat akan makna simbolik diuraikan menggunakan metode hermeneutika Paul Ricoeur untuk mengungkap pengertian-pengertian mengenai apa yang ada di balik tato tersebut baik tersurat maupun tersirat.

The importance of the human influence of Dayak tattoo shows that tattoos have become something that is religious and magical, because of the images used in the form of symbols associated with nature and the confidence of the public. Dayak tattoos for men is a symbol of the social interaction between the communities. Therefore the meaning of tattoos as a text that will be full of symbolic meaning using the methods described Paul Ricoeur hermeneutics to reveal notions about what is behind the tattoo is either express or implied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28858
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kamelia Dewi
"Ritual Mapag Panganten merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Sunda. Sebagai sebuah ritual adat, Mapag Panganten termasuk ke dalam tradisi lisan karena telah diturunkan lebih dari dua generasi, menjadi identitas dari kelompok, dan terus dikembangkan hingga saat ini. Selain sebagai sebuah ritual adat, Mapag Panganten juga menyajikan bobodoran (lucu-lucuan) untuk menghibur para tamu dalam acara pernikahan adat sunda. Dari tradisi ini banyak hal menarik yang ditemukan, salah satunya adalah makna simbolik. Terkait hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan dan mendeskripsikan makna simbolik di dalam ritual Mapag Panganten dalam pernikahan adat Sunda di Dusun Ciseda, Desa Citimun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan ritual Mapag Panganten yang diadakan pada tanggal 23 Februari 2020 di Dusun Ciseda, Desa Citimun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sebagai data penelitian. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, sedangkan analisis isi dilakukan dengan pendekatan tradisi lisan dan pendekatan semiotik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penelitian menghasilkan tiga makna simbolik, yaitu makna religius, makna historis, dan makna estetis. Penelitian ini dapat menjadi kontribusi untuk bahan pengetahuan budaya mengenai makna simbolik dalam Mapag Panganten dari sudut pandang tradisi lisan dengan pendekatan semiotik.

Ritual Mapag Panganten is one of the procession in Sundanese wedding ceremony. As a tradition ritual, Mapag Panganten included in oral tradition because it has been passed down over two generations, became identity to the community, and continues to be developed currently. Beside as a ritual tradition, Mapag Panganten also shows bobodoran to entertain the guests. From this tradition, there are many interesting things, one of them is symbolic meaning. Related to this, the aim of this study is describe the symbolic meaning in ritual Mapag Panganten in Sundanese wedding ceremony in Ciseda Hamlet, Citimun Village, Sumedang District, West Java. The data used is ritual Mapag Panganten that has been held on February 23rd 2020 in Ciseda Hamlet, Citimun Village, Sumedang District, West Java. This research uses qualitative method. Furthermore, this research uses oral tradition approach and semotic approach to analyze the data. The result of this study yields three symbolic meanings, which are religius meaning, historical meaning, and aesthetic meaning. This study can be a contribution to cultural knowledge material about symbolic meaning in Mapag Panganten from oral tradition point of view with semiotic approach."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Musthofa Hadi
"ABSTRAK
Konflik agraria di Indonesia masih menjadi salah satu masalah yang cukup pelik. Kajian-kajian sebelumnya menjelaskan bahwa motif yang melatarbelakangi konflik agraria dapat dikelompokan menjadi dua: dominasi dari korporasi dan pemerintah terhadap masyarakat lokal; serta motif ekonomi dan kerusakan lingkungan yang terjadi pada lahan masyarakat. Namun kedua jenis kajian tersebut kurang menggali lebih jauh terkait pemaknaan masyarakat lokal atas lahan mereka yang menjadi penyebab munculnya konflik agraria. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menggali perubahan makna terhadap tanah tersebut lewat penjelasan struktur kognitif. Penulis berargumen bahwa makna tersebut adalah salah satu penyebab dari resistensi masyarakat dan munculnya konflik. Selain itu, artikel ini juga menjelaskan perlawanan simbolik oleh masyarakat lokal akibat dari realisasi makna tersebut dalam konflik. Artikel ini merupakan tulisan dari penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada konflik pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta
ABSTRACT
Agrarian conflict is one of the quite complicated problem in Indonesia. Previous studies found that the motives behind the agrarian conflict can be catagorized into two major groups: corporations and governments domination against local communities; and economic motives and environmental damage. However, both major studies haven rsquo;t further exploring about the meaning of the land for local communities which causes the emergence of agrarian conflicts. Therefore, this article is intended to explore about the change of meaning to the land through the explanation of cognitive structure formation. The author argues that the meaning is one of the causes of community resistance and conflict. In addition, this article also explains the symbolic opposition by local community as a result of the realization of their meaning in the conflict. This article is written based on a study that uses a qualitative approach with case studies on the development conflict of Kulon Yogyakarta International Airport"
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Saidi
"Disertasi ini ingin menunjukkan Djawi Sunda, di Cigugur, Kuningan. Sebuah komunitas Adat yang berhasil membangun keruku melalui prinsip:yang penting Melalui penelitian etnografi dan teori interaksi simbolik telah menunjukkan bahwa Seren Taun sebagai alat pengingat yang berisi tuntunan yang penuh makna simbolik dan berhasil merawat tran yang ditempuh lebih mengutamakan arti pentingnya sebuah kebebasan berkeyakinan, penegasan identitas, daripada transmisi tingkat keluarga. Kombinasi antara: resistensi dan adaptasi dalam menghadapi dominasi negara dan hegemoni agama resmi, merupakan perlawanan kultural yang paling mengesankan.

This dissertation aims at indicating survival strategies carried out by Djawi Sunda, Cigugur, Kuningan. It is a community succeeding to establish a peaceful religious life relationship. It suggests that the members have tolerance (sepengertian ethnographic research and symbolic interaction have indicated as a mnemonic device meanings?and a creative performance has worked to mai transmission. The strategy emphasizes more on faith freedom and identity insistence in public than in family. The combination of resistance and adaptation to cope with state domination and formal religious hegemony works impressively."
2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Andriyana
"Jamu yang berasal dari olahan tanaman herbal telah menjadi obat alternatif yang digunakan oleh masyarakat Jawa untuk mencegah dan meredakan gejala penyakit. Kemasan jamu yang menarik mampu memberikan kesan visual yang baik terhadap jamu agar konsumen tertarik untuk mengonsumsinya. Penelitian ini akan berfokus pada analisis terhadap 8 kemasan jamu yang mengandung unsur-unsur budaya Jawa, yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan makna yang terkandung di dalamnya. Beberapa nama jamu yang dianalisis adalah jamu sri putih, jamu sari asih dan sari asmara, jamu arum bulan dan candra dewi, jamu sepet wangi, jamu serbuk kunir super semar, dan jamu candik ayu. Artikel ini juga berusaha mengetahui setiap konteks yang ada di balik penggunaan ikon, simbol, dan indeks yang ada pada kemasan. Judul kemasan jamu merujuk pada kamus Bausastra dengan mencari makna dasar yang digunakan di dalam penamaan jamu tersebut. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kemasan jamu memiliki makna simbolik berdasarkan metode semiotika Charles Sanders Peirce yang memberikan sugesti kepada calon konsumen untuk mengonsumsinya. Makna simbolik dalam kemasan jamu dapat memengaruhi konsumen melalui ikon, simbol, dan indeks yang terdapat pada kemasan jamu tersebut.

Jamu derived from processed herbal plants has become an alternative medicine used by the people of Java to prevent and relieve symptoms of disease. Attractive herbal packaging is able to give a good visual impression of herbal medicine so that consumers are interested in consuming it. This study will focus on the analysis of 8 herbal medicine packaging containing elements of Javanese culture, which is then interpreted in accordance with the meaning contained therein. Some of the names analyzed are jamu sri putih, jamu sari asih dan sari asmara, jamu arum bulan dan candra dewi, jamu sepet wangi, jamu serbuk kunir super semar, dan jamu candik ayu. This article also seeks to know each context that is behind the use of icons, symbols and indexes present on the packaging. The title of the herbal medicine packaging refers to the dictionary Bausastra by looking for the basic meaning used in naming the herbal medicine. Finally, it can be concluded that herbal medicine packaging has a symbolic meaning based on Charles Sanders Peirce's semiotic method, which gives suggestions to potential consumers to consume it. Symbolic meaning in herbal medicine packaging can affect consumers through icons, symbols, and indices contained in the herbal medicine packaging."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ari Respati
"Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Jakarta Pusat adalah salah satu gereja bersejarah dari awal abad ke-20 di Batavia yang memiliki kekayaan ornamen atau ragam hias yang khas dan bervariasi. Ragam hias tersebut membentuk pola atau motif yang diaplikasikan pada berbagai elemen arsitektur gereja, seperti dinding, langitlangit, pilar, altar, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna simbolik dari ragam hias yang terdapat di Gereja GPIB Immanuel, Jakarta Pusat, baik berdasarkan bentuk dan konteks dari ragam hias tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui tahap formulasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Melalui analisis bentuk dan kontekstual diketahui bahwa ragam hias yang terdapat pada Gereja Immanuel terdiri dari ragam hias geometris, floral, figuratif, dan lambang suci. Bentuk simbolis tesebut pun memiliki makna secara khusus berdasarkan ajaran Protestan yang didalamnya terdapat aliran Lutheran, Evangelis, dan Calvinisme serta pengaruh arsitektur kolonial yang berkembang di awal abad ke-19 di Batavia. Representasi kepercayaan, kesejarahan, maupun media dakwah tercermin lewat berbagai ragam hias. Adapun ragam hias yang tidak memiliki makna secara khusus menjadi bagian dari elemen estetika dari pengaruh arsitektur kolonial.

Protestant Church in Western Indonesia (GPIB) Immanuel, Central Jakarta is one of the historic churches from the early 20th century in Batavia which has a wealth of unique and varied ornaments or decorations. These decorations form patterns or motifs that are applied to various elements of church architecture, such as walls, ceilings, pillars, altars, and so on. This study aims to analyze the symbolic meaning of the decorations found in the GPIB Immanuel Church, Central Jakarta, both based on the shape and organizational structure in the room. This study used a descriptive analysis method through the stages of formulation, data collection, data processing, analysis, and interpretation. Through form and contextual analysis it is known that the decoration found in Immanuel Church consists of geometric, floral, figurative, and sacred symbols. These forms have special meaning based on the teachings of Protestant, Lutheran, Evangelical, and Calvinism as well as the influence of colonial architecture that developed in the early 19th century in Batavia. Representation of beliefs dan history is reflected through various decorations of the ornaments. As for decoration that has no special meaning, it becomes part of the aesthetic elements of the influence of colonial architecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kelentangan is a kind of music used in a sequence of Belian Sentiu ceremony, one of healing rites of Dayak Benuaq Society led by the pemeliatn. The ceremony can be held when Kelentangan does also come. Kelentangan itself has two meanings, as an instrument or as an ensemble. The performance of Kelentangan in Belian Sentiu ceremony is a representation of the myth about belief toward ghosts and the Dayak Benuaq ancestor?s spirits. The performance of Kelentangan has a very important role in the healing procession or also known as ngawat. All of Kelentangan performances in the Belian Sentiu ceremony are meaningful and contain symbolical meanings in it. They functioned normatively as social adjustment in Dayak Benuaq of Tanjung Isuy, in individual and environmental, and spiritual relationships. The later concerned with ghosts and the ancestors? spirits."
JKSUGM 1:1 (2014) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Jena Bungsu
"Skripsi ini membahas makna-makna simbolik yang terdapat dalam tradisi pernikahan masyarakat Rusia dari periode Rusia Kuno sampai periode Federasi Rusia. Selain analisis makna simbolik dalam bentuk tindakan yang terdapat pada prosesi pernikahan, skripsi ini juga menganalisis makna simbolik pada benda-benda pendukung yang digunakan dalam prosesi pernikahan. Data yang dipergunakan berasal dari buku, artikel, majalah dan internet yang berhubungan dengan tradisi pernikahan masyarakat Rusia. Tradisi pernikahan masyarakat Rusia dijabarkan melalui deskripsi terhadap prosesi dan benda-benda pernikahan, sekaligus analisis dari makna simbolik yang terdapat di dalamnya. Makna-makna simbolik yang terdapat pada tindakan-tindakan dan benda-benda pada prosesi pernikahan masyarakat Rusia pada setiap periode memiliki makna harapan dan doa yang baik kepada kedua pengantin agar selalu hidup dalam kebahagiaan, kesejahteraan dan selalu dalam lindungan Tuhan.

This thesis discusses the symbolic meanings embedded in Russian society wedding traditions from the Old Russian period up to the period of the Russian Federation. In addition to analysis of symbolic meanings in the form of actions contained in the wedding procession, this paper also analyzes the symbolic meanings to objects which is used in a wedding procession. The data used comes from books, articles, magazines and internet-related wedding tradition of Russian society. Wedding traditions of Russian society are translated through the description of the procession and wedding items, as well as the analysis of symbolic meanings contained therein. Symbolic meanings contained in the actions and objects in a wedding procession at every period of Russian society has the meaning of hope and prayer to both the bride and groom in order to always live in happiness, prosperity, and always in the shelter of God."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14896
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>