Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79417 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Eka Naya Dewi
"ABSTRAK
Sejak adanya krisis moneter banyak bank yang
mengalami kesulitan operasional. Untuk itu Pemerintah
mengambil berbagai kebijaksanaan untuk melakukan
restrukturisasi dan reformasi di bidang perbankan, antara
lain dengan cara meningkatkan persyaratan mengenai modal
minimum dan melikuidasi bank-bank yang bermasalah. Upaya
pemerintah tersebut ternyata belum membawa hasil. Karena
ternyata pertumbuhan bank pasca likuidasi, masih belum
cukup memadai dan karenanya Pemerintah menghimbau kepada
bank-bank untuk melakukan merger. Pelaksanaan merger tidak
hanya dilakukan oleh bank-bank swasta, tapi juga
dilakukan oleh Bank-Bank BUMN. Diawali dengan pendirian
Bank Bali Tbk, akhirnya dilaksanakan merger Bank Universal
Tbk, Bank Artamedia, Bank Prima Ekspress, Bank Patriot
ke dalam Bank Bali yang kemudian mengganti namanya menjadi
Bank Permata, yaitu dengan ditandatanganinya perjanjian
merger, pada 27 September 2002. Namun tidak dapat
dipungkiri masih adanya permasalahan-permasalahan hukum
yang berkaitan dengan merger tersebut, seperti dapatkah
merger kelima bank tersebut dalam Bank Permata memenuhi
persyaratan sebagai bank hasil merger yang sehat serta
telah sesuaikah merger yang dilakukannya itu dengan Undang-
Undang Perbankan maupun Undang-Undang lain yang berkaitan
dengan merger bank tersebut. Melalui penelitian
kepustakaan yang bersifat yuridis normative dengan hasil
penelitian yang berbentuk evaluatif analitis maka
pelaksanaan merger yang dilakukan kelima bank tersebut ke
dalam Bank Permata, ternyata telah memenuhi kriteria
sebagai bank yang sehat dan pelaksanaannya disesuaikan
dengan Undang-Undang Perbankan dan peraturan lainnya yang
berkaitan dengan Merger Bank.

ABSTRACT
Since the monetory crisis, many bankers had been
facing operationalproblems. To overcome the situation,
the government took several justification and actions in
structural alteration and improvement by upgrading the
requirement in minimum stock capitals and liquidated the
bankers having problems. The government effort however
was still not success. The bank development after
liquidation was still below expected level and the
government called the banks for merger. This requirement
included not only the private banks but the government
banks were involved. It began the establishment of Bank
Bali that merged with Universal Bank, Artamedia Bank,
Prima Express Bank, and Patriot Bank into Bank of Bali
(now Permata Bank) those were recognized on September
27,2002. From the judicial point of view, the merger met
the established procedure and requirement both in the
banking and commercial laws. Relating to the above cases,
we feel it necessary to restudy more detail of mergering
the middle class private banks into Bank of Bali (now
Permata Bank)."
2007
T37049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Eka Maya Dewi
"ABSTRAK
Sejak adanya krisis moneter, banyak bank yang mengalami kesulitan operasional. Untuk itu Pemerintah mengambil berbagai kebijaksanaan untuk melakukan restrukturisasi dan reformasi di bidang perbankan, antara lain dengan cara meningkatkan persyaratan mengenai modal minimum dan melikuidasi bank-bank yang bermasalah. Upaya pemerintah tersebut ternyata belum membawa hasil. Karena ternyata pertumbuhan bank pasca likuidasi, masih belum cukup memadai dan karenanya Pemerintah menghimbau kepada bank-bank untuk melakukan merger. Pelaksanaan merger tidak hanya dilakukan oleh bank-bank swasta, tapi juga dilakukan oleh Bank-Bank BUMN. Diawali dengan pendirian Bank Bali Tbk, akhirnya dilaksanakan merger Bank Universal Tbk, Bank Artamedia, Bank Prima Ekspress, Bank Patriot ke dalam Bank Bali yang kemudian mengganti namanya menjadi Bank Permata, yaitu dengan ditandatanganinya perjanjian merger, pada 27 September 2002. Namun tidak dapat dipungkiri masih adanya permasalahan-permasalahan hukum yang berkaitan dengan merger tersebut, seperti dapatkah merger kelima bank tersebut dalam Bank Permata memenuhi persyaratan sebagai bank hasil merger yang sehat serta telah sesuaikah merger yang dilakukannya itu dengan Undang-Undang Perbankan maupun Undang-Undang lain yang berkaitan dengan merger bank tersebut. Melalui penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif dengan hasil penelitian yang berbentuk evaluatif analitis maka pelaksanaan merger yang dilakukan kelima bank tersebut ke dalam Bank Permata, ternyata telah memenuhi kriteria sebagai bank yang sehat dan pelaksanaannya disesuaikan dengan Undang-Undang Perbankan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan Merger Bank.

ABSTRAK
Since the monetary crisis, many bankers had been facing operational problems. To overcome the situation, the government took several justification and actions in structural alteration and improvement by upgrading the requirement in minimum stock capitals and liquidated the Bankers having problems. The government effort however was still not success. The bank development after liquidation was still below expected level and the government called the banks for merger. This requirement included not only the private banks but the government banks were involved. It began the establishment of Bank Bali that merged with Universal Bank, Artamedia Bank, Prima Express Bank, and Patriot Bank into Bank of Bali (now Permata Bank) those were recognized on September 27, 2002. From the judicial point of view, the merger met the established procedure and requirement both in the banking and commercial laws. Relating to the above cases, we feel it necessary to restudy more detail of merge- ring the middle class private banks into Bank of Bali (now Permata Bank).
Kata kunci : Merge-ring Bank Law; Permata Bank

Since the monetary crisis, many bankers had been facing operational problems. To overcome the situation, the government took several justification and actions in structural alteration and improvement by upgrading the requirement in minimum stock capitals and liquidated the Bankers having problems. The government effort however was still not success. The bank development after liquidation was still below expected level and the government called the banks for merger. This requirement included not only the private banks but the government banks were involved. It began the establishment of Bank Bali that merged with Universal Bank, Artamedia Bank, Prima Express Bank, and Patriot Bank into Bank of Bali (now Permata Bank) those were recognized on September 27, 2002. From the judicial point of view, the merger met the established procedure and requirement both in the banking and commercial laws. Relating to the above cases, we feel it necessary to restudy more detail of merge- ring the middle class private banks into Bank of Bali (now Permata Bank)
Kata kunci : Merge-ring Bank Law; Permata Bank
"
2007
T19614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hastarina
"Dalam usaha untuk menyehatkan perbankan nasional, Pemerintah melalui Bank Indonesia, mengharuskan bank-bank yang mengalami kesulitan usaha untuk melakukan langkah-langkah perbaikan. Merger merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil untuk tujuan penyehatan bank. Salah satu persyaratan dalam melaksanaan merger bank adalah bahwa merger dilakukan dengan memperhatikan kepentingan (hak-hak) karyawan bank yang akan melakukan merger, karena merger bank selalu menimbulkan dampak terhadap karyawan bank.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan dengan didukung oleh alat pengumpulan data wawancara di PT Bank Permata Tbk dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya karyawan bank yang mengabungkan diri akan beralih ke dalam bank hasil penggabungan, namun tetap saja terdapat kemungkinan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Beberapa tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh bank untuk melindungi kepentingan karyawannya, baik karyawan yang dialihkan maupun karyawan yang mengalami PHK. Bagi karyawan yang dialihkan akan mendapatkan upah yang layak, serta pembinaan di bank hasil penggabungan. Sedangkan bagi karyawan bank yang mengalami PHK akan mendapatkan kompensasi sesuai dengan ketentuan dibidang ketenagakerjaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S24017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2000
S23680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Jenny M. B.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S24243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyza Rovina
"ABSTRAK
Krisis moneter yang melanda lndonesia dengan diawali oleh depresíasi nilai rupiah
terhadap dollar Amerika pada bulan Juli 1997 telah melumpuhkan sektor perbankan nasional.
Sektor rill yang mengalami kehancuran mengakibatkan hilangnya sumber pendapatan bank,
disamping meningkatnya jumlah kredit bermasalah bank. Keadaan díperparah dengan tingkat
bunga yang sangat tinggi, yang mengakibatkan timbulnya kondisi negative spread dikalangan
perbankan nadonu1. Nibi bcbun opcraaianal bank tenis nnngkat, híngga pada akhirnya
mengik iii modal bank. SiIát ekspaniif perbankan Indonesia yang sebelumnya didukung oleh
kondiii ekonomi yang booming, kini mcnjadi bumerang bagi perbankan sendiri. Tampak
hahwa prin5ip kehati-hatian bank telama ¡ni tidak dijalankan dengan benar. Tampak juga
bahwa kondisi permodalan perbankan Indonesia sangat lemah.
Dalam rangka melakukan restrukturisasí perbankan nasional, Pemerintah kemudian
mengeluarkan sejumlah peraturan yang mempersyaratkan peningkatan permodalan bank.
Pemerintah tidak segan-segan menutup bank yang dianggap memiliki kinerja demikian buruk
sehingga tidak dapat diselamatkan bagi, juga bank yang tidak dapat memenuhi persyaratan
permodalan baru yang telah ditetapkan. Tentu saja kondisi ini mengakíbatkan perbankan
nasional berusaha menekan jalan keluar secepat mungkin. Merger merupakan salah satu
strategi yang dianggap ideal untuk dilakukan, dímana strategi ini pun memperoleh dukungan
Pemerintah. Dalam beberapa saat setelah Pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan
permodalan bank yang baru, banyak bank swasta nasional yang mengumumkan rencana
merger. Namun hanya sedikit yang benar-benar terealisasi, dari Bank XY adalah salah satu
diantara beberapa bank tersebut.
Yang patut untuk dipertanyakan adalah, apakah merger yang dilakukan dengan latar
belakang desakan keadaan akan memperoleh hasil yang sama dengan merger yang
dilatarbelakangi oleh perencanaan strategis. Pada kasus Bank XY, rencana merger telah
menjadi bagian perencanaan strategi tim manajemen, dan telah disiapkan feasibility study-nya.
Ketika peraturan permodalan muncul, tim manajemen memutuskan untuk mempercepat
realisasi merger tersebut. Hasil feasibility study menunjukan bahwa melalui merger terdapat
keuntungan sinergi yang bisa dimanfaatkan oleh bank, disamping menambab nilal modal
banic sehingga memenuhi ketentuan Pemerintah.
Namun setelah Bank XY berdiri selama satu tahun, tidak terdapat perbaikan kinerja.
Sinergi yang seyogyanya terjadi, belum terealisasi hingga saat ini. Perencanaafl strategis yang
telah disusun untuk bank hasil merger, belum diimplementasikan. Justru yang terjadi adalah
penyatuan masalah warisan masing-masing bank, seperti misalnya kredit macet. Semua pihak
beranggapan bahwa hal ini disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi makro.
Namun, apakah benar demikian?
Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan diatas, proses evaiuasi diawali dengan
evaluasi atas faktor-faktor yang menurut teori merger adalah faktor-faktor kunci keberhasilan
suatu merger. Faktor ini meliputi waktu realisasi merger, partner merger, komunikasi dan
informasi, serta proses konsolidasi. Disamping itu dilakukan pula penilaian atas implementasi
terhadap perencanaan strategis pasca merger yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi kemudian menunjukan bahwa memang terdapat pengaruh faktor
eksternal yaitu kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan yang mengakibatkan
konsentrasi tim manajemen terfokus pads masaIah-masalah yang dihadapi saat ini, seperti
masalah kredit macet dan likuiditas. Walaupun demikian faktor-faktor tersebut bukan satu
satunya faktor penyebab kegagalan merger Bank XV.
Faktor lain yang ikut menyebabkan kurang berhasilnya proses merger inii adalah
ketidaksiapan tim manajemen dari sisi teknis operasional, untuk mengimplementasikan
perencanaan stiategis bank hasil merger yang telah disusun. Diantaranya yang terpenting
adalah faktor sumber daya manusia, serta pembentukan satuan tugas yang bertanggung jawab
atas imp lementasi perencanaan strategis dan pencapalan sinergi.
Agar merger tidak sia-sia, tim manajemen harus sesegera mungkin mengambil
langkah-langkah kearah pencapaian sinergi serta implementasi atas perencanaan strategis yang
telah ditetapkan. Beberapa hal yang dapat segera dilakukan adalab pembentukan satuan tugas,
guna mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi, dalam hal ini berkaitan dengan hubungan
sumber daya manusia, serta mengambil kebijakan yang nyata guna merealisasikan sinergi
potensial yang ada, seperti mìsalnya rasionalisasi karyawan, serta penutupan duplikasi cabang."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan secara bersama-sama melalui persetujuan para pihak yang akan bergabung. Ada tiga kategori penggabungan yaitu penggabungan horizontal antarperusahaan yang bersaing dalam pasar; vertikal antraperusahaan yang mempunyai hubungan sebagai pelanggan dan pemasok...."
JHB 24 : 1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suci Ratnaningsih
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan substantive test sebagai bentuk penilaian yang dilakukan oleh otoritas pengawas persaingan usaha di berbagai Negara untuk menilai apakah suatu merger dapat berdampak terhadap persaingan atau tidak. Ada tiga jenis substantive test yang dikenal di dunia, yaitu Market Dominance Test, Substantial Lessening Competition Test atau Significant Impediment to a Competition Test dan Public Interest Test. Penilaian merger dituangkan dalam sebuah merger guidelines yang dikeluarkan oleh otoritas persaingan yang memuat berbagai kriteria penilaian merger. Merger dua raksasa petrokimia Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT. Barito Pacific Tbk., PT. Chandra Asri dan PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. mengakibatkan threshold yang sangat besar sehingga banyak kalangan menilai merger kedua pelaku usaha ini dapat berdampak terhadap persaingan.

This thesis discusses about the application of substantive tests as a form of assessment conducted by business competition supervisory authorities in various countries to assess whether a merger may affect competition or not. There are three types of substantive tests which is well-known in the world, namely the Market Dominance Test, Substantial Lessening Competition Test atau Significant Impediment to a Competition Test and Public Interest Test. Assessment of the merger set forth in a merger guidelines issued by competition authorities that includes a variety of merger assessment criteria. Merger of two giant petrochemical Indonesia, which is a subsidiary of PT. Barito Pacific Tbk., PT. Chandra Asri and PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. resulted in a very large number of its threshold, so many people thinks that there should be an assessment merger towards them because their merger plan can give an impact on competition. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S318
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S23234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>