Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darto Harnoko
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
920.715 98 DAR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jap, kim Siong
Deventer: Kluwer, 1971
BLD 343.04 JAP d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Puspitasari
"Laporan magang ini menjelaskan mengenai perlakuan akuntansi biological asset dan audit atas biological asset pada PT JAP. Auditor telah melaksanakan subtantive test of details of transactions, analitical prosedur, dan test of detail balance terhadap akun biological asset tersebut. Selama proses audit, auditor mengacu terhadap PSAK No. 16 atas Aset Tetap dan Standar Profesional Akuntan
Publik. Biological asset PT JAP telah disajikan secara wajar. Prosedur audit yang dijalankan telah sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

This Report describe about accounting treatment for biological asset and audit of the biological asset in PT JAP. Auditor have carried out subtantive test of details of transactions, analitical prosedur, and test of detail balance. During the audit process, auditor refers to PSAK 16 Fixed Asset and Standar Profesional Akuntan Publik. The biological assets of PT JAP have fairly stated. Audit procedures have been undertaken in accordance with the applicable standards in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Puspitasari
"Laporan magang ini menjelaskan mengenai perlakuan akuntansi biological asset dan audit atas biological asset pada PT JAP. Auditor telah melaksanakan subtantive test of details of transactions, analitical prosedur, dan test of detail balance terhadap akun biological asset tersebut. Selama proses audit, auditor mengacu terhadap PSAK No. 16 atas Aset Tetap dan Standar Profesional Akuntan Publik. Biological asset PT JAP telah disajikan secara wajar. Prosedur audit yang dijalankan telah sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

This Report describe about accounting treatment for biological asset and audit of the biological asset in PT JAP. Auditor have carried out subtantive test of details of transactions, analitical prosedur, and test of detail balance. During the audit process, auditor refers to PSAK 16 Fixed Asset and Standar Profesional Akuntan Publik. The biological assets of PT JAP have fairly stated. Audit procedures have been undertaken in accordance with the applicable standards in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ali Zaidan
Jakarta : Sinar Grafika, 2015
345 ALI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lie, Tjwan Sioe
Jakarta: [publisher not identified], 1954
651.75 LIE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Giddens, Anthony
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1999
335 GID t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rukman Sardjadidjaja
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005
355 RUK t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyanto Seno Adji
Jakarta: Kompas, 2009
344.049 IND h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suhariyono A.R.
"ABSTRAK
Pidana denda sebenarnya sudah dikenal sejak Iama, namun baru pada abad ini dapat dimulai masa keemasan pidana denda. Sebab itu pula, kemudian pidana denda ini berhasil menggeser kedudukan pidana badan dari peringkat pertama, terutama di negara-negara Eropa dan beberapa negara maju Iainnya yang telah menentukan dan menerapkan kebijakan pidana denda sebagai alternatif pidana hilang kemerdekaan. Pidana denda merupakan perkembangan pemidanaan generasi ketiga seteiah generasi pertama yang dimulai dengan pidana perampasan kemerdekaan sebagai pidana utama untuk mengganti pidana mati dan generasi kedua yang ditandai dengan perkembangan pidana kemerdekaan itu sendiri yang di berbagai negara ada beberapa alternatif dan sistem yang berbeda.
Pidana denda sebagai salah satu pidana pokok yang ditentukan dalam Pasal 10 KUHP yang digunakan sebagai pidana alternatif atau pidana tunggal dalam Buku ll dan Buku III KUHP daiam perjalanannya dipengaruhi oleh faktor eksternal, antara Iain menurunnya nilai mata uang yang mengakibatkan keengganan penegak hukum untuk menerapkan pidalia denda. Selain itu, piclana penjara masih dijadikan primadona dalam penetapan ydan penjatuhan pidana dalam kaitannya dengan tujuan pemidanaan, terutama pencapaian efek jera bagi pelaku dan pencapaian pencegahan umum. Padahal pencembangan konsepsi baru dalam hukum pidana, yang menonjol adalah perkembangan mengenai sanksi aiternatif (altemative sanction) untuk pidana hilang kemerdekaan dengan pidana denda, terutama terhadap tindak pidana ringan atau tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara di bawah satu tahun.
Selain itu, peraturan perundang-undangan yang ada kurang memberikan dorongan dilaksanakannya penjatuhan pidana denda sebagai pengganti atau altematif pidana penjara atau kurungan. Sebaliknya, faktor kemampuan rnasyarakat juga menyebabkan belum berfungsinya pidana denda iika suatu undang-undang memberikan ancaman pidana denda yang relatif tinggi. Demikian pula piidana denda yang ditentukan- sabagai' ancaman kurnulaiif akan mengakibatkan peran dan fungsi pidana denda sebagai pidana alternatif atau pidana tunggal belum mempunyai tempat yang wajar dan memadai dalam kerangka tujuan pemidanaan, terutarna untuk tindak pidana yang diancam pidana penjara jangka pendek dan tindak pidana yang bermotifkan atau terkait dengan hafta benda atau kekayaan.
Pidana denda dapat disetarakan dengan pidana penjara karena pidana penjara selama ini diakui sebagai pidana yang efektif untuk penjeraan. Pidana denda juga dapat menciptakan hasil yang diinginkan oleh pembentuk undang-undang sesuai dengan tujuan pemidanaan yang diharapkan. Pidana denda akan selalu menjadi pertimbangan oleh penegak hukum, terutama hakim dalam memutus perkara pidana, dan piclana denda harus dapat dirasakan sebagai penderitaan bagi pelaku tindak pidana (dalam bentuk kesengsaraan karena secara materi yang bersangkutan merasa kekurangan, jika mungkin menyita harta benda untuk menutupi denda yang be1um atau tidak dibayar dengan cara pelelangan). Pidana denda yang dibarengi dengan sistem keadilan restoratif diharapkan dapat menyelesaikan konfiik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat. Pidana denda diharapkan pula dapat membebaskan rasa bersalah kepada terpidana dan sekaligus memberikan kepuasan kepada pihak korban.
Selain pidana denda, perlu diintrodusir mengenai sanksi ganti kenugian (restitutif) daniatau denda administratif untuk perkara-perkara tertentu yang memerlukan pemulihan dan perbaikan, dalam hal ini perlu dikembangkan adanya keadilan restoratif yang secara turun temurun telah dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia berdasarkan adat dan budaya bangsa.
Keseluruhan upaya di atas pada dasamya ingin mewujudkan sila ke-2 Pancasila yakni "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama. Penerapan teori tujuan pemidanaan yang integratif yang dapat memenuhi fungsinya dalam rangka mengatasi kerusakan yang diakibatkan oleh tindak pidana, pidana denda dapat mendekatkan pada kedua pandangan yakni retributive view dan utilitarian view yang diintegrasikan dengan konsep kemanusia n yang adil dan beradab untuk memenuhi humanitarian concerns combined with a greater awareness of the destructive effects of imprisonment. Lembaga pemasyarakatan (penjara) sedapat mungkin dijadikan tempat bagi terdakwa yang rnelakukan tindak pidana herat (serious crime) dan tindak pidana lainnya yang sangat membahayakan bagi masyarakat."
Depok: 2009
D1023
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>