Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Traditional calendar of Batak, ethnic group of North Sumatra"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
899.224 62 PAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Apul
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1986
899.21 SIM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Alfian Syahmadan
"Disertasi ini merupakan hasil penelitian terhadap dua ritual mangampar ruji, yaitu mangampar ruji Sitamiang dan mangampar ruji Pargarutan Baru di wilayah adat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara. Penelitian dilaksanakan untuk melihat bagaimana teks, formula, simbol dan narasi ritual yang dilaknsakan sebagai bagian ari upacara perkawinan pada masyarakat Batak Angkola tersebut dapat diwariskan ke generasi yang akan dating. Disertasi ini menggunakan gabungan metode etnografi (Spreadly) dengan teori formula (formulaic theory Parry-Lord). Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan sebagian besar data yang diperoleh adalah data lapangan. Sebagai data pendukung, penulis juga melakukan penelitian dan studi pustaka. Tahapan-tahapan pengambilan data dilakukan secara etnografis secara berkala dan berulang-ulang melalui survey, wawancara, dengan informan kunci dari pelaku tradisi lisan lokal, sumber data primer pada ritual mangampar ruji dan data sekunder dengan mengumpulkan data lapangan, menganalisis data. Setelah itu, peneltian ini menggunakan teori formulaik Parry-Lord terutama pada konsep transmisi, pewarisan, formula, oralitas, piranti mnemonik (alat pengingat) dan pembentuk tema. Kesimpulan yang menarik yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa ritual mangampar ruji, sacara adat dan diyakini secara sadar oleh masyarakat Batak Angkola, mengawali hubungan interpersonal suami – istri, mengawali hubungan pemberi istri – pengambil istri, menjadi dasar hubungan interpersonal dalam extended family, dan menjadi faktor utama pembentuk dan pemberi sifat pada hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Batak Angkola. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa ritual tersebut adalah dasar dari pembentukan dalihan natolu, falasafah manat mardongan tubu, somba, marhulahula, dan elek marboru, tiga tujuan hidup; hamoraon, hagabeon, dan hasangapon, serta etika dan etiket masyarakat batak Angkola.

This dissertation is the result of research on two rituals of mangampar ruji, namely mangampar ruji Sitamiang and mangampar ruji of Pargarutan Baru in the Batak Angkola traditional area in South Tapanuli Regency, North Sumatra Province. The research was carried out to see how the texts, formulas, symbols and ritual narratives that were carried out as part of the marriage ceremony in the Angkola Batak community could be heir on to the next generations. This dissertation is conducting by using a combination of ethnographic methods (Spreadly) with the formulaic theory by Parry-Lord. This research is a field research and most of the data obtained is field data. As supporting data, the writer also conducted research and literature study. The stages of data collection are carried out ethnographically periodically and repeatedly through surveys, interviews, with key informants from local oral tradition actors, primary data sources on the mangampar ruji ritual and secondary data by collecting field data, analyzing data. After that, this research uses Parry-Lord's formulaic theory, especially on the concepts of transmission, inheritance, formulas, orality, mnemonic devices and forming themes.
An interesting conclusion that can be drawn from this research is that the mangampar ruji ritual initiates the interpersonal relationship between husband and wife, initiates the relationship between wife and wife, becomes the basis for interpersonal relationships in the extended family, and become the main factor forming and characterizing social relations in the daily interactions of the Angkola Batak people. In the end it can be concluded that the ritual is the basis for the formation of dalihan natolu, the philosophy of manat mardongan tubu, somba, marhulahula, and elek marboru, the three goals of life of Batak Angkola (hamoraon, hagabeon, and hasangapon), as well as etics and etiquettes of the Angkola Batak community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
BAS 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Tridah
Jakarta: Kesaint Blanc, 1986
306 TRI a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Pahala Rizky
"Tulisan ini memaparkan mutuality of being yang tampak melalui tradisi mangain (mengangkat anak) dalam masyarakat Batak Toba yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Mangain akrab bagi orang Batak Toba yang hendak melakukan pernikahan campuran dengan Suku Bangsa non-Batak. Keutuhan fungsi mangain kenyataannya berakar pada ‘mengangkat anak kecil’. Tradisi ini mengarahkan para penerima marga Batak Toba—saya sebut “orang Batak baru”—, tidak hanya masyarakat keturunan asli Batak Toba, kepada kehidupan kekerabatan Dalihan Na Tolu yang saling bergantung satu sama lain. Mangain, di sisi lain, tidak mendorong mereka untuk melupakan jasa orang tua yang telah melahirkan dan merawat mereka sampai dewasa. Mangain alhasil menjadi contoh tradisi yang dapat mengeratkan persatuan Indonesia yang merupakan negara plural karena kekerabatan tidak hanya dipandang dari keturunan darah. Keberagaman selama ini dipandang menjadi sumber konflik kepentingan antarkelompok di Indonesia. Hasil akhir tulisan ini menunjukkan bahwa tradisi mangain mengakomodasi orang Batak Toba untuk mengasihi orang-orang non-Batak, begitu juga sebaliknya, yang terlihat dari implikasi mutuality of being di dalamnya. Data arsip, tulisan para akademisi dari berbagai bidang sampai bentuk karya tulis lainnya, menjadi basis penelitian kali ini. Wawancara informan yang telah terlibat langsung dalam proses mangain, bahkan ditulis dalam sebuah buku, kemudian melengkapi karya tulis ini.

This paper explains mutuality of being that is seen through the tradition of mangain (adopt a child) in Batak Toba society which has progressed over time. This tradition is familiar for the Batak Toba people who want to do mixed marriage with non-Batak ethnic groups. In the reality, the whole function of mangain is rooted on ‘child adoption’. This tradition directs people who receive a Batak Toba clan—I called it the “orang Batak baru”—, not only Batak Toba people, to a Dalihan Na Tolu life which is mutually dependent on each other. On the other hand, mangain does not encourage them forget their parents who gave birth to, and nurturanced for, them. Mangain has become an example of a tradition that can strengthen the unity of Indonesia, a plural country, because kinship in here is not only seen from procreation. Diversity has been seen as a source of conflict of interest between groups in Indonesia. The final result of this article showed that mangain tradition accommodates the Batak Toba people love non-Batak people, and vice versa, which can be seen from the implications of the mutuality of being in it. Archival data, writing of academics from various fields up to other forms of writing, became the basis of this research. Interviews of informants who have been directly involved in the mangain process, even wrote it in a book, then completed this paper."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Mawindra
"Masuknya Kristen Protestan ke Tanah Batak-Toba didominasi oleh ajaran Martin Luther dari Jerman, yang melalui lembaga penyiarannya yaitu Rheinische Missionsgesellschaft dan tokoh utama dalam penyebaran Kristen di Tanah Batak-Toba adalah I.L Nommensen. Dalam prosesnya I.L Nommensen dan RMG menemui tanggapan yang berbeda dari masyarakat Batak-Toba, yang terbagi pada tiga tipe tanggapan: Menolak, Menerima secara murni, Menerima namun mempertahankan adat Batak-Toba. Permasalahan yang muncul pada kalangan elite tradisional yang posisinya terancam akibat dari kristenisasi. Perlawanan yang dilakukan oleh Si Singamangaraja XII adalah bentuk penolakan atas usaha Zending yang berlangsung dari 1887- 1907 di kawasan Lembah Silindung. Selain penolakan secara ekstrim, usaha perlepasan dari bentuk dominasi Barat juga dilakukan pada awal abad ke-20 melalui pembentukan gereja yang mempertahankan adat Batak-Toba. Artikel ini akan berfokus pada reaksi masyarakat Batak-Toba terhadap usaha Zending, dan bagaimana Zending membawa injil sebagai moderenisasi masyarakat Batak-Toba. Pada studi-studi sebelumnya lebih banyak berfokus pada cara penginjil menjalankan kristenisasi, pada artikel ini akan lebih melihat terciptanya kalangan baru pada masyarakat Batak akibat dari penginjilan sebagai kebaharuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, dengan mengolah arsip dari ANRI dan koran-koran sezaman untuk diintepretasikan menjadi suatu karya ilmiah yang historis.

The Christianization in Toba-Batak’s Land dominated by the Lutherian from Germany. Rheinische Missionsgesellschaft became the key organization in spreading the Christianity with their prominent figure I.L. Nommensen. RMG and Nommensen met several responses from the indegeous of Toba-Batak’s according to their work. There are three types of responses from the indegeous: Resist, accepting, and accepting the Christian but defend their identity as the Toba-Batak’s. . The fight who led by Si Singamangaraja XII is aimed toward the zending, the war started at 1887 and end in 1907 in the Silindung Valley. Beside the radical fight, the fight to realese from the European supremacy in the church organization began in early 20th century, by forming a church who still show Batak’s identity. This article will focus on responses from the Batak’s on christianization by the evangelist on their land, also will take a look at the rise of new elite in the Toba-Batak’s who caused by the christianization as a novelty. This research using history method, heuristic, review, interpretation, and historiography. Using archieves from ANRI and contemporary newspapper in time to be implemented as a history scientific work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Rumiris S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vergouwen, J.C.
Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2004
340.53 VER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>